METODOLOGI PENELITIAN

I. Etika Penelitian Total

  Penelitian ini menggunakan obyek manusia yang memiliki kebebasan

  Menurut Hidayat (2007), ada 3 jenis etika penelitian yaitu :

  1. Informent Consent

  Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.

  2. Anonimity (Kerahasiaan nama identitas)

  Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.

  3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

  Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang

  dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta yang beralamat di jalan Dr. P. Lumban Tobing No. 10 Tlp. (0271) 632024. Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan meliputi ruang poli kandungan, penyakit umum, gigi, mata, penyakit dalam, ruang bersalin, ruang nifas, dan rawat inap penyakit umum.

  Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur,

  1 ruang periksa, 2 ruang nifas dengan 12 tempat tidur. Jumlah tenaga kesehatan di RSUD Surakarta sebanyak 52 orang. Keadaan tenaga kesehatan menurut jenis tenaga di RSUD Surakarta dapat dibagi sebagai berikut :

  1. Dr. SpOG.

  2. Dokter umum 4 orang.

  3. Dokter gigi 3 orang.

  4. Bidan 20 orang.

  5. Perawat 15 orang.

  6. Analisis kesehatan 2 orang.

  7. Pelaksana gizi 4 orang.

  8. Apoteker 4 orang.

B. Hasil Penelitian

  Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang datang ke RSUD Surakarta dengan jumlah responden adalah sebanyak 30 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti untuk diolah.

  Hasil Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan luka perineum yang benar dapat dilihat pada tabel dibawah ini

  Tabel. 4. 1 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang benar.

  No

  Tingkat Pengetahuan

  2 Cukup Baik

  3 Kurang Baik

  Sumber : Data Primer, 2012

  Berdasarkan hasil penelitian dalam hal tingkat pengetahuan yang telah disajikan dalam bentuk tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan cukup baik tentang perawatan luka perineum yang benar yaitu 23 responden (76,7), sedangkan yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 3 responden (10) dan 4 responden (13,3) mempunyai pengetahuan kurang baik.

  Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu nifas di RSUD Surakarta mempunyai pengetahuan cukup baik mengenai perawatan luka perineum yaitu 23 responden ( 76,7).

C. Pembahasan

  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang benar di RSUD Surakarta sebanyak 10 (3 responden) adalah berpengetahuan baik, sedangkan berpengetahuan cukup baik adalah 23 responden (76,7) dan berpengetahuan kurang baik 4 responden (13,3).

  Menurut Notoatmodjo (2005), faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, makin tinggi tingkat pendidikan sesorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai- nilai baru yang diperkenalkan.

  Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannnya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, sehingga seseorang semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan, ketrampilan dan pendidikan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Faktor pengetahuan memegang peranan penting dalam menjaga kebersihan dan hidup sehat.

  kemaunan yang ditujukan terutama kepada ibu nifas. Sehingga orang yang berpengetahuan mampu memahami arti hidup, mampu menjalani hidup dengan terarah, masalah yang muncul dalam dirinya mampu dikelola dengan pemikiran yang lebih rasional.

  Menurut Mubarak (2007), bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. Sependapat dengan Notoadmodjo (2005), pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupaun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

  Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Hamilton, 2006). Dampak dari perawatan luka perineum yang tidak benar adalah infeksi, komplikasi dan kematian ibu postpartum

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 22 Mei - 10 Juni 2012, didapatkan hasil yang paling banyak adalah pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang benar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 23 responden (76,7), dan dari soal kuesioner yang tersedia, banyak ibu nifas yang belum mengetahui tentang perawatan luka perineum yang benar. Hal ini kemungkinan terjadi disebabkan karena faktor pendidikan yang kurang dan kurangnya sumber informasi yang didapatkannya. Selain itu juga dikarenakan letak tempat tinggalnya, dimana seseorang yang bertempat tinggal di kota akan lebih mudah dalam memperoleh informasi dibandingkan daerah pedesaan. Selain itu ibu nifas yang berpengetahuan baik masih memiliki pemahaman yang kurang tentang pengertian dan dampak tentang perawatan luka perineum yang benar, sedangkan responden yang berpengetahuan cukup masih terdapat kekurangan pemahaman dalam pengertian dan langkah – langkah perawatan luka perineum yang benar, dan responden yang berpengetahuan kurang baik belum mengerti tentang pengertian, langkah – langkah dalam perawatan luka perineum dan dampak dari perawatan luka perineum.

D. Keterbatasan Penelitian

  1. Kendala penelitian Memerlukan waktu yang lama dalam penelitian untuk mencapai jumlah

  responden yang ditentukan penelitian.

  2. Kelemahan selama penelitian Kurangnya pemahaman responden dalam cara pengisian kuesioner karena

  kurang paham dengan bahasa tulis yang digunakan dalam kuesioner.

  3. Keterbatasan Penelitian

  a. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil