Pedoman teknis

d. Pedoman teknis

  d.1Syarat Tumbuh

  d.1.1 Tanah Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase

  dan aerasi tanah yang cukup baik

  Gambar 69 Setelah penanaman padi dapat dilakukan penanaman kedele Perlakuan benih Untuk mencegah serangan hama lalat bibit, sebelum ditanam benih dicampur Marshall dengan dosis 100 gram5 kg benih. Benih dibasahi secukupnya lalu dibubuhi Marshall dan diaduk rata. d.2.2Penanaman Dianjurkan menggunakan benih bersertifikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kgha. Penanaman benih dengan cara ditugal, jarak tanam 40 x 10 cm atau 40 x 15 cm sesuai kesuburan tanah, setiap lubang tanaman diisi 2 butir benih lalu ditutup dengan tanah tipis-tipis.

  Gambar 70 Areal pertaanaman kedele

  d.2.3 Pengairan Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap kekurangan air adalah awal pertumbuhan vegetatif (15–21 HST), saat berbunga (25–35 HST) dan saat pengisian polong (55–70 HST). Dengan demikian pada fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah tidak turun lagi.

  d.2.4 Pemupukan Dianjurkan menggunakan pupuk Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCl 50 kgha atau sesuai anjuran setempat. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan yaitu saat pengolahan tanah terakhir. Mula-mula Urea dan TSP dicampur lalu disebar merata, disusul penyebaran KCl kemudian diratakan dengan penggaruan.

  d.2.5 Penyulaman Benih Benih yang tidak tumbuh segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas yang sama. Penyulaman paling lambat pada saat tanaman berumur 1 minggu.

  d.2.6 Penyiangan Penyiangan dilakukan paling sedikit dua kali, karena di lahan kering gulma tumbuh dengan subur pada musim penghujan. Penyiangan I pada saat tanaman berumur

  2 minggu, menggunakan cangkul. Penyiangan II bila tanaman sudah berbunga (kurang lebih umur 7 minggu), menggunakan arit atau gulma dicabut dengan tangan.

  d.2.7 Pengendalian hama Tidak kurang dari 100 jenis serangga dapat menyerang kedele. Pengendalian di tingkat petani terutama di daerah sentra produksi sering menggunakan insektisida secara berlebihan tanpa memperdulikan populasi hama. Hal ini selain menambah biaya juga merusak lingkungan dan menimbulkan kematian serangga berguna. Untuk mengurangi frekuensi pemberian insektisida adalah dengan aplikasi insektida berdasarkan pemantauan hama. Insektisida hanya akan digunakan bila kerusakan yang disebabkan oleh hama diperkirakan akan menimbulkan kerugian secara ekonomi, yaitu setelah tercapainya ambang kendali. Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pemantauan. Pengendalian hama secara bercocok tanam (kultur teknis) dan pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan. Pengendalian secara kultur teknis antara lain:

  penggunaan mulsa jerami

  pengolahan tanah - pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan - penggunaan tanaman perangkap jagung dan kacang hijau.

  Pengendalian secara biologis antara lain:

  - penggunaan

  parasitoid

  Trichogrammatoidea bactrae- bactrae

  penggunaan Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV) dan untuk ulat buah Helicoverpa armigera (HaNPV)

  - Penggunaan feromonoid seks yang mampu mengendalikan ulat grayak.

  - Beberapa jenis hama kedele adalah:

  Lalat Kacang atau lalat bibit (Ophiomya phaseoli tryon).

  - Larva menyerang seluruh bagian

  tanaman, terutama daun-daunnya

  Hama ini memiliki ciri-ciri:

  sehingga menjadi rusak tidak

  - berukuran 1.5-2.0mm, warna

  beraturan.

  hitam mengkilat. Berkembang Pengendalian biak cepat satu ekor betina dapat

  - Pengendalian non kimiawi antara

  menghasilkan telur 100-300 butir

  lain dengan pergiliran (rotasi)

  selama perode dua minggu.

  tanaman, mengatur waktu tanam

  - Bentuk telur lalat kacang adalah

  secara serempak pada areal

  lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar

  sehamparan, pengumpulan larva

  0.12-0.20mm, berwarna putih

  untuk dimusnahkan.

  mutiara. Telur menetas setelah

  - Penyemprotan insektisida selektif

  umur 2-4 hari.

  apabila populasi hama mencapai

  Gejala serangan

  85 ekor instar 1 atau 32 instar 2

  - Bercak-bercak tidak beraturan

  atau 17 ekor instar 3per 12

  pada biji dan daun

  tanaman. Jenis insektisida yang

  Lubang kecil bekas gigitan

  mangkus antara lain Dekasulfan

  Pengendalian

  350 EC, folimat 500 SL, Gusadrin

  - Pergiliran tanaman

  150 WSC, Hostathion 40 EC,

  - Insektisida

  atau Matador 25 EC sesuai

  Ulat Grayak (Spodotera litura F)

  konsentrasi yang dianjurkan.

  Ciri-ciri

  - ngengat berwarna gelap dengan Penggulung Daun

  garis putih pada sayap depan

  (Lamprosema Indica F.)

  - larva yang masih kecil hidup Ciri Biologi

  berkelompok

  - Larva berwarna hijau terang dan

  - pembentukan pupa diatas

  hidup dalam gulungan daun

  permukaan tanah

  muda.

  daur hidup 30-61 hari

  - Pupa dibentuk dalam gulungan

  daun yang direkatkan satu sama

  Gejala serangan

  lain dengan zat perekat dari

  Ulat ini merusak seluruh bagian tanaman

  hama tersebut.

  Pengendalian

  - rotasi tanaman dengan memutus

  Gejala serangan

  siklus hidupnya

  Hama ini merusak kedele pada umur

  Ulat jengkal (chrysodeixis chalcites Esp)

  tanaman 3-6 minggu setelah tanam.

  Ciri biologi

  Bagian daun digulung dan dimakan

  - Imago serangga dewasa sampai tulang daunnya, sehingga daun

  meletakkan telurnya di rusak. permukaan bawah daun

  - Larva membentuk kepompong Pengendalian

  dan dalam anyaman daun,

  - Pergiliran tanaman yang bukan

  kemudian berubah menjadi pupa.

  sefamili ataupun dengan

  - Daur ( siklus hidup) hama ini

  mengumpulkan dan

  berlangsung selama lebih kurang

  memusnahkannya

  30 hari.

  - Pengendalian kimiawi dengan

  insektisida selektif.

  Gejala serangan

  Ulat polong atau buah

  - Hama ini bersifat pemangsa (Heliothis armigera Hbn)

  segala jenis tanaman (polifag)dan

  Ciri biologi

  stadium yang membahayakan

  - ngengat berwarna wawo matang

  adalah larva.

  kekuning-kuningan

  - telur kecil-kecil

  d.2.8.Panen

  larva berwarna merah tua

  Kedele harus dipanen pada tingkat

  pupa dibentuk diatas tanah

  kemasakan biji yang tepat.

  daur hidup 62 hari

  Panen terlalu awal menyebabkan banyak

  Gejala serangan

  biji keriput, panen terlalu akhir

  - larva melubangi polong kedelai menyebabkan kehilangan hasil karena biji

  sehingga rusak

  rontok.

  Pengendalian

  Ciri-ciri tanaman kedele siap panen

  - non kimiawi melalui pergiliran adalah :

  tanaman bukan sefamili, waktu

  - Daun telah menguning dan

  ranam yang serentak, dan

  mudah rontok

  mekanis dengan cara - Polong biji mengering dan mengumpulkan dan berwarna kecoklatan memusnahkannya

  Panen yang benar dilakukan dengan cara

  - kimiawi dengan insektisida menyabit batang dengan menggunakan

  misalnya durnban 20EC atu Dipel

  sabit tajam dan tidak dianjurkan dengan

  WP pada konsentrasi yang mencabut batang bersama akar. dianjurkan.

  Cara ini selain mengurangi kesuburan

  Penggerek polong

  tanah juga tanah yang terbawa akan

  (Etiella zinckenella treit)

  dapat mengotori biji.

  Ciri biologi hama

  ngengat warna abu-abu - sayap belakang ditutup sisik

  jarang warna agak cerah - serangga betina mampu bertelur

  73-300 butir diletakkan pada kelopak bunga kedelai

  - telur berwarna lonjong dengan

  ukuran panjang 0.6mm.

  daur hidup hama 18-41 hari

  Gejala serangan

  - larva menggerek polong dan

  tinggal di dalamnya - kerusakan pada bunga

  menyebabkan tanaman tidak membentuk polong.

  Penyakit Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi, busuk batang, dan akar Schlerotium rolfsii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida Mancozeb. Penyakit busuk batang dan akar dikendalikan menggunakan jamur antagonis Thrichoderma harzianum. Pengendalian virus dilakukan dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida Decis. Waktu pengendalian adalah pada saat tanaman berumur 40, 50 dan 60 hari.

  BAB IX TEKNIK BUDIDAYA

  HORTIKULTURA