Pemantauan, Pelaporan dan

6.3 Pemantauan, Pelaporan dan

Pemberantasan Korupsi dan Pengadilan Tindak

Verifikasi Keuangan (F-MRV)

Pidana Korupsi. Kedua lembaga ini menyediakan mekanisme kelembagaan yang efektif untuk

Setelah pemerintahan Soeharto, khususnya

menyelidiki, menuntut, dan mengadili sejumlah

selama pemerintahan Yudhoyono, pemerintah

kasus korupsi tingkat tinggi yang terpisah dari

telah mengambil langkah-langkah penting untuk

proses hukum dan peradilan biasa (yang sering

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

rentan terhadap korupsi). Namun ketegangan saat

administrasi DR dan sumber keuangan negara

ini antara KPK dan unsur-unsur dalam tubuh Polri

lainnya, terutama dengan memperkuat BPK.

telah menggarisbawahi batas kekuatan KPK dan ancaman potensi kemandirian dan keefektifan

Pemberdayaan BPK sebagai auditor independen lembaga ini (Harwell 2009).

lembaga negara, dengan jangkauan kekuatan legal yang luas, mengandung arti bahwa Kementerian

Sebagai bagian dari proses ‘kesiapan’ REDD+’, Kehutanan dan lembaga negara lainnya yang perlu diambil langkah-langkah untuk

terlibat dalam pengelolaan DR saat ini menjadi meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

sasaran audit rutin. Sejauh ini BPK telah melakukan di antara lembaga-lembaga kunci yang akan

setidaknya 29 audit yang terkait langsung terlibat dalam pengelolaan dana REDD+. Secara

maupun tidak langsung dengan administrasi DR umum, diperlukan investasi sumber daya untuk

selama tahun 2004-2008. Informasi mengenai mengembangkan kemampuan KPK, Pengadilan

kasus-kasus ini tersedia untuk siapapun yang Tipikor dan badan-badan lain yang terlibat dalam

mengajukan permintaan kepada BPK. Laporan ini memberantas korupsi dan kejahatan keuangan yang

menyediakan layanan umum yang penting dengan berkaitan dengan hutan dan karbon. Investasi ini

mendokumentasikan sejumlah penyimpangan khususnya diperlukan untuk Pusat Pelaporan dan

administrasi DR dan menawarkan berbagai Analisis Keuangan Khusus (PPATK), yang memiliki

rekomendasi cara penanganannya.

mandat khusus untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang antipencucian uang di Indonesia.

Kenyataan bahwa DR dan sumber-sumber Kemauan politik yang kuat sangat diperlukan

keuangan negara lainnya sekarang menjadi untuk memastikan bahwa lembaga ini mampu

sasaran audit rutin BPK menunjukkan perbedaan mempertahankan kemandirian kelembagaan dan

nyata dari cara-cara yang sangat buram dalam wewenang yang diperlukannya untuk berfungsi

pengelolaan dana selama pemerintahan Soeharto. secara efektif dalam menghadapi kelompok

Di bawah pemerintahan Orde Baru, pengawasan kepentingan yang kuat.

administrasi DR oleh lembaga eksternal sangat sedikit, jika ada. Kondisi ini menyebabkan

Dalam setiap kasus, fokus berbagai upaya Kementerian Kehutanan memiliki tingkat penguatan kemampuan adalah untuk memastikan

keluwesan yang tinggi dalam penggunaan DR. bahwa badan-badan ini sudah disiapkan dengan

Perlu ditekankan di sini bahwa satu-satunya audit

54 | Christopher Barr, Ahmad Dermawan, Herry Purnomo dan Heru Komarudin

baik, dan penegakan hukum keuangan yang efektif sangat cepat muncul sebagai elemen utama keunggulan kompetitif dalam ekonomi karbon global yang baru. Dari perspektif pembiayaan yang berkelanjutan, masing-masing elemen ini diperlukan untuk memastikan bahwa dana yang ada dikelola dengan baik dan pendapatan REDD+ di masa depan akan terus mengalir. REDD+ merupakan inisiatif global yang didanai dalam tahap uji coba oleh sebagian besar sumbangan dana publik dari negara-negara donor internasional dan lembaga-lembaga multilateral.

Karena itu, untuk mempertahankan komitmen dari berbagai donor ini, mereka harus mampu menjamin pemangku kepentingan mereka sendiri bahwa dana yang diinvestasikan dalam REDD+ telah dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola keuangan yang sehat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Selain tahap uji coba, proyek REDD+ kemungkinan akan dibiayai melalui pasar karbon. Jika dana yang dialokasikan untuk proyek- proyek REDD+ di Indonesia lenyap karena korupsi atau dialihkan untuk tujuan lain atau dikelola secara buruk, maka para investor dapat dengan mudah beralih ke negara lain atau pasar lain dimana berlaku standar pengelolaan dan tata kelola keuangan yang lebih baik.