Komite di bawah Dewan Komisaris

A. Komite di bawah Dewan Komisaris

Dalam menjalankan tugas pengelolaan perusahaan, Komisaris dibantu oleh 3 (tiga) Komite yaitu: Komite Audit (KA), Komite Pemantau Risiko (KPR), dan Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN). Keberadaan komite-komite di bawah Komisaris tersebut telah sesuai dengan ketentuan PBI tentang GCG serta bertujuan untuk menyempurnakan implementasi prinsip Tata Kelola Perusahaan dalam kegiatan operasional BNI Syariah.

1. Komite Audit

Komite Audit dibentuk dengan berpedoman antara lain pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SE 15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Komite Audit menjalankan tugasnya berdasarkan mandat Piagam Komite Audit yang ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Piagam Komite Audit ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif dan independen sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.Piagam Komite Audit dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap ketentuan OJK dan peraturan terkait lainnya. Revisi terakhir piagam Komite Audit dilakukan pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris nomor KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September 2014.

a) Dasar Pembentukan & Piagam Komite Audit

Komite Audit dibentuk dengan berpedoman antara lain pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SE 15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Komite Audit menjalankan tugasnya berdasarkan mandat Piagam Komite Audit yang ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Piagam Komite Audit ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif dan independen sehingga dapat dipertangungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Piagam Komite Audit dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap ketentuan OJK dan peraturan terkait lainnya. Revisi terakhir Piagam Komite Audit dilakukan pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September 2014.

b) Persyaratan Umum

1) Anggota Komite paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang akuntansi keuangan, dan seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan syariah;

2) Anggota Komite wajib memiliki integritas dan reputasi keuangan yang baik;

3) Komite diketuai oleh Komisaris Independen;

4) Anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite;

5) Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota Komisaris harus merupakan Komisaris Independen;

6) Mantan anggota Direksi Bank Umum Syariah tidak dapat menjadi pihak independen sebelum yang bersangkutan menjalani masa tunggu palin kurang 6 (enam) bulan;

7) Ketua komite hanya dapat merangkap sebagai ketua komite paling banyak pada 1 (satu) komite lainnya pada BUS yang sama.

c) Persyaratan Kemampuan dan Pengalaman

1) Memiliki integritas yang baik;

2) Anggota Komite yang berasal dari pihak independen memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi;

3) Anggota Komite yang berasal dari pihak independen memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankan;

4) Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan;

5) Memiliki

tentang peraturan perundang-undangan Pasar Modal dan peraturan yang terkait usaha perbankan;

6) Memiliki kebenaran seluruh dokumen atau data pendukung pemenuhan persyaratan pihak independen, antara lain surat pernyataan pribadi mengenai integritas yang bersangkutan.

d) Persyaratan Independensi

Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas dan pemberi pendapat, rekomendasi maupun saran kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota Komite tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali BNI Syariah, bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afillasi maupun bisnis dengan BNI Syariah. Anggota Komite tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan BNI Syariah sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun pegawai Kantor Akuntan Publik yang memeriksa pembukuan BNI Syariah.

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan pemberian saran, seluruh anggota komite audit BNI Syariah memiliki latar belakang keuangan dan/atau akuntansi. Dengan demikian seluruh persyaratan independensi anggota komite audit yang sesuai dengan peraturan dan kaidah praktik terbaik GCG, telah dipenuhi.

e) Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Audit

Komite dibentuk oleh Dewan Komisaris dan oleh karenanya Komite bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Komite bekerja secara kolektif dan melaksanakan tugasnya secara independen terhadap manajemen Bank BNI Syariah dan Komite berkewajiban melaporkan hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris.

Anggota Komite dapat diangkat atau diberhentikan melalui rapat dewan komisaris dan pengesahannya dituangkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris. Anggota Komite Audit dapat berhenti atau diberhentikan meskipun jabatannya belum berakhir, apabila:

1) Mengundurkan diri.

2) Kehilangan kewarganegaraan.

3) Meninggal dunia.

4) Melakukan sesuatu yang bersifat merugikan Bank.

5) Melanggar atau tidak memenuhi persyaratan sebagai anggota Komite Audit, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

6) Tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang dinyatakan oleh Dewan Komisaris.

f) Susunan Komite Audit

Komite Audit BNI Syariah terdiri dari 5 (lima) orang anggota, 2 (dua) orang anggota merupakan Komisaris Independen yang salah satunya menjabat sebagai Ketua Komite, 1 (satu) orang Komisaris sebagai anggota, dan 2 (dua) orang pihak independen sebagai anggota. Rangkap jabatan Komite Audit telah memperhatikan kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masingmasing sesuai ketentuan yang berlaku. Susunan Komite Audit per

31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Ketua/Komisaris

Akuntasi, Keuangan

Independen

Syariah

2 Subarjo Joyosumarto Anggota/Komisaris Akuntansi, Utama/Independen Keuangan Syariah,

Manajemen

4 Alexander Zulkarnaen Anggota/Pihak Akuntansi &

Independen

Keuangan, Audit

5 Vivin Heryadi

Anggota/Pihak

Akuntansi &

Independen

Keuangan, Audit

g) Profil Anggota Komite Audit Non Komisaris

1) Alexander Zulkarnain

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI Syariah sejak tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah anggota Komite Audit di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2001-2010). Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup gelar Doktoral (S3) di Universitas Negeri Jakarta (2013), Magister Manajemen (S2) jurusan Manajemen Keuangan STIE IPWI Jakarta, dan Akuntan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Beliau juga seorang Chartered Accountant- Indonesia.

2) Vivin Heryadi

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI Syariah semenjak April 2013. Sebelumnya beliau adalah Wakil Pemimpin Divisi Umum PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2006-2011). Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup lulusan Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor jurusan Finansial Agribisnis (2001-2002) serta Sarjana jurusan Administrasi Niaga, Spesialisasi Financial Management dari Universitas Brawijaya (1976-1981).

h) Independensi Komite Audit

Anggota Komite Audit terdiri dari pihak-pihak yang independen yaitu tidak memiliki saham di BNI Syariah, serta tidak memiliki hubungan keluarga dan keuangan di antara mereka, juga terhadap pemegang saham. Ketua Komite Audit juga merupakan Komisaris Independen.

i) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Audit Hubungan Keuangan

Hubungan Keluarga

yang Direksi Dewan lain

1 Harisman (Ketua/Komisaris

Independen)

2 Subarjo Joyosumarto

(Anggota )

3 Fero Poerbonegoro

(Anggota)

4 Alexander Zulkarnaen

(anggota)

5 Vivin Heryadi

X X X X X (anggota) X

j) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Rincian tugas dan tanggung jawab Komite Audit didasarkan pada Piagam Komite Audit BNI Syariah, sebagai berikut:

1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan baik yang telah maupun yang akan dikeluarkan oleh perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.

2) Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan audit dari auditor internal dan eksternal termasuk independensi dan objektivitas auditor eksternal serta hasil pemeriksaan yang dilakukannya untuk memastikan semua risiko penting telah dipertimbangkan serta kecukupan proses pelaporan keuangan.

3) Mengevaluasi laporan manajemen atas kepatuhan BNI Syariah terhadap segala peraturan perundang-undangan dan aturan lain yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan BNI Syariah.

4) Memantau dan mengevaluasi atas perencanaan dan pelaksaanaan audit serta memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal dan eksternal oleh Direksi. Paling kurang dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:

a. Pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal (SPI);

b. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SPI, akuntan publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia.

5) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.

6) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris

atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan.

7) Menelaah laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

k) Pelaksanaan Tugas Komite Audit tahun 2015

Sepanjang 2015, Komite Audit telah melakukan berbagai aktivitas untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan atas aktivitas dan operasional BNI Syariah. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1) Mengevaluasi hal-hal sebagai berikut:

a. Rencana kerja Satuan Pengawas Intern (SPI);

b. Pelaksanaan rencana kerja SPI dan pokok-pokok hasil audit;

c. Tindak lanjut manajemen atas laporan SPI, Bank Indonesia, Management Latter Kantor Akuntan Publik dan Dewan Pengawas Syariah;

d. Efektivitas pelaksanaan auditor ekstern.

2) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.

3) Menelaah hal-hal sebagai berikut:

a. Laporan tahunan 2014;

b. Informasi keuangan triwulan I, II, dan III 2015;

c. Indepedensi dan objektivitas auditor ekstern;

d. Kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko yang penting telah dipertimbangkan;

e. Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Tahun 2014;

f. Pengaduan yang berkaitan dengan BNI Syariah;

g. Hasil Audit Internal Audit Division.

4) Melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka efektivitas pelaksanaan audit ekstern

5) Membuat pengungkapan Komite Audit pada laporan tahunan.

6) Melakukan review Piagam Komite Audit.

7) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Dewan Komisaris.

8) Kunjungan ke Unit Perseroan dan Cabang.

9) Mengikuti Pelatihan

10) Menyusun rencana Kerja 2016 10) Menyusun rencana Kerja 2016

Selama 2015, Komite Audit telah melakukan 24 (dua puluh empat) kali pertemuan dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Jumlah Jumlah

Nama

Jabatan

Rapat Kehadiran

Harisman

Ketua/Komisaris

Anggota/Komisaris

Utama

Imam Budi Sarjito

Anggota Komiisari (s/d

bulan Agustus)

Alexander

24 24 Zulkarnain Vivin Heryadi

2. Komite Pemantau Risiko

a) Susunan Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko BNI Syariah terdiri dari 5 (lima) orang anggota, 2 (dua) orang anggota merupakan Komisaris Independen yang salah satunya menjabat sebagai Ketua Komite, 1 (satu) orang Komisaris sebagai anggota, dan 2 (dua) orang pihak independen sebagai anggota. Rangkap jabatan Komite Pemantau Risiko telah memperhatikan kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku. Susunan Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Akuntansi, Keuangan Joyosumarto

Ketua / Komisaris

Syariah, Manajemen Harisman

Independen

Anggota / Komisaris

Akuntansi, Keuangan

Syariah Fero Poerbonegoro

Utama/Independen

Tresuri & Perbankan Internasional Ibrahim Husain

Anggota

Manajemen Risiko & Keuangan Bambang Eko

Anggota

Anggota

Manajemen Risiko

b) Profil Anggota Komite Pemantau Risiko Non Komisaris

1) Ibrahim Husain

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau Risiko pada tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah Anggota Komite Pemantau Risiko di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup gelar Sarjana Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.

2) Bambang Eko Priyantono

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau Risiko pada tahun 2013. Sebelumnya beliau adalah Pemimpin Unit Policy Governance. Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup lulusan Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

c) Independensi Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko senantiasa mengedepankan independensi baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam melaporkan hasil kerja kepada Dewan Komisaris. Semua anggota ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.

Anggota Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki kompetensi cukup dibidangnya masing-masing dengan sudah berpengalaman. Para profesional ini tidak memiliki hubungan dengan perseroan ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris dan Direksi lainnya. Latar belakang para anggota Komite Pemantau Risiko beragam,

manajemen risiko, perbankan/keuangan dan akuntansi dan dimaksud untuk menjamin kualitas rekomendasi serta menjadi narasumber perbaikan pelaksanaan manajemen risiko BNI Syariah.

d) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Pemantau Risiko

Hubungan Keuangan