Laporan GCG BNI Syariah 2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Komitmen BNI Syariah dalam menerapkan praktik terbaik Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) bukan semata hanya untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga dengan melakukan inovasi dan penyempurnaan pengelolaan secara berkelanjutan guna meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Dengan berlandaskan pada penerapan prinsip-prinsip GCG, BNI Syariah berpartisipasi dalam menjalankan sistem perbankan ysng sehat di Indonesia.
Penerapan prinsip-prinsip GCG yang tercermin di setiap kegiatan usaha merupakan perwujudan visi BNI Syariah untuk menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja, serta misi BNI Syariah untuk menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. BNI Syariah meyakini bahwa pelaksanaan GCG yang menyeluruh di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung upaya BNI Syariah dalam mewujudkan sasaran bisnis serta memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam jangka panjang.
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah pada tahun 2015 telah memasuki babak baru. Tantangan yang dihadapi oleh BNI Syariah semakin beragam dan kompleks. Walaupun begitu, BNI Syariah terus berupaya menerapkan praktik terbaik GCG dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melakukan perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan GCG secara berkelanjutan guna mewujudkan visi dan misi perusahaan.
B. Dasar Acuan Implementasi GCG
Sebagai dasar acuan penerapan tata kelola terbaik, BNI Syariah berpedoman pada berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah;
2. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,;
4. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
6. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan
7. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan GCG pada BUMN
Dalam praktIknya, BNI Syariah senantiasa mengikuti perkembangan terkini dan best practice GCG yang berlaku antara lain Pedoman Umum GCG oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance, Pedoman GCG Perbankan Indonesia serta memperhatikan etika dan praktik bisnis terbaik.
BNI Syariah melalui seluruh jajarannya meyakini bahwa semangat menerapkan GCG pada perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Profesionalitas, serta Kewajaran dan Kesetaraan, akan meningkatkan kualitas perusahaan. Kualitas tersebut utamanya dapat dinilai dari keberdayaan fungsi dan kemandirian organ perusahaan, keputusan-keputusan manajemen yang dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, serta nilai perusahaan yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
C. Prinsip-Prinsip GCG
Untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan diperlukan landasan yang kuat bagi sebuah perusahaan. Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari pertumbuhan
konsisten dan berkesinambungan
prinsip Transparansi (Transparency),
Pertanggungjawaban (Responsibility), Profesional (Professional), dan Kewajaran (Fairness). Penerapan prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah dapat diuraikan sebagai berikut:
Akuntabilitas
(Accountability),
1. Transparansi (Transparency)
Perusahaan memiliki inisiatif dalam pengungkapan informasi material dan relevan baik yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan serta informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Informasi tersebut disampaikan dengan cepat, akurat, dan mudah diakses oleh siapapun. Komitmen dalam mewujudkan prinsip Transparansi ditunjukkan oleh BNI Syariah melalui:
a. Memiliki Sekretaris Perusahaan yang memiliki kewajiban untuk memastikan informasi perusahaan yang relevan telah tersampaikan kepada pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham dan masyarakat.
b. Memiliki website resmi perusahaan yang selalu diperbarui dalam menyajikan informasi sesuai standar transparansi dan publikasi yang ditetapkan oleh Badan Regulator.
c. Senantiasa mengedepankan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan dan pengungkapan kondisi keuangan dan non keuangan secara tepat waktu kepada pemangku kepentingan.
d. Mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem d. Mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem
e. Senantiasa menyajikan dan menyampaikan laporan kepada otoritas yang berwenang dan kepada pihak-pihak lainnya sebagaimana ketentuan hukum yang berlaku secara tepat waktu.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Pengelolaan BNI Syariah harus dilakukan secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Bank dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Perwujudan dari prinsip akuntabilitas di BNI Syariah tercermin melalui hal-hal sebagai berikut:
a. Memiliki pedoman atau kebijakan yang menjadi pegangan bagi setiap organ perusahaan dan semua pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua pegawai secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.
c. Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua pegawai memiliki kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
d. Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.
e. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan serta rencana kerja lainnya.
f. Memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Pengelolaan usaha Bank harus dipastikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat, termasuk juga prinsip-prinsip Syariah. Selain itu Pertanggungjawaban Bank juga berbentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Dalam hal ini BNI Syariah mewujudkan prinsip Pertanggungjawaban melalui hal-hal sebagai berikut::
a. Senantiasa bertindak dengan prinsip kehati-hatian dan berpegang teguh pada hukum yang berlaku.
b. Memiliki sistem teknologi informasi internal yaitu Electronic Corporate Guideline yang menjadi panduan bagi pegawai mengenai kebijakan internal BNI Syariah.
c. Memiliki Divisi Internal Audit, selain itu Bank memiliki Satuan Kerja Kepatutan yang berfungsi sebagai second line of defense (ex ante) yaitu senantiasa memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan c. Memiliki Divisi Internal Audit, selain itu Bank memiliki Satuan Kerja Kepatutan yang berfungsi sebagai second line of defense (ex ante) yaitu senantiasa memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
d. Senantiasa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan melalui implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
4. Professional (Professional)
Dalam mewujudkan prinsip Profesional, manajemen dan seluruh individu dalam Bank memiliki kompetensi, mampu bertindak objektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan Bank Syariah. Prinsip ini dipegang teguh oleh BNI Syariah dalam hal:
a. Komposisi Direksi, Komisaris, maupun Dewan Pengawas Syariah tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua.
b. Mayoritas anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Direktur Utama maupun Direktur lainnya berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali, karena tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali.
c. Telah memiliki aturan mengenai Benturan Kepentingan yang diatur di dalam Kode Etik Insan BNI Syariah.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) dipegang teguh oleh BNI Syariah yang diwujudkan dalam setiap keputusan yang diambil senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas dan memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan lainnya dari rekayasa dan transaksi yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara keseluruha , perwujudan prinsip Kewajaran dan Kesetaraan di BNI Syariah mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
b. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
D. Kebijakan Dasar GCG
Berangkat dari regulasi sebagai dasar acuan dan prinsip-prinsip dasar GCG sebagai pedoman, BNI Syariah telah menyusun dan menerapkan kebijakan-kebijakan operasional bagi seluruh unit kerja untuk meningkatkan kualitas dan cakupan implementasi GCG secara berkelanjutan. Kebijakan dasar GCG BNI Syariah antara lain terdiri dari:
1. Pedoman Pelaksanaan GCG berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No. KP/DIR/397, KP/10/DK/2010, tanggal 21 Desember 2010;
2. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang terakhir diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016, KP/DI/DK/2013 tanggal 12 Nov 2013;
3. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengawas Syariah No. BNISy/DPS/SK/XII/2014/001, tanggal 11 Desember 2014;
4. Internal Audit Charter berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/002/DIR/R tanggal 2 Juni 2014 tentang Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah.;
5. Kebijakan Umum Manajemen Risiko berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/005/DIR/R, tanggal 21 September 2015.
6. Kode Etik Insan BNI Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, tanggal 23 Desember 2010;
7. Kebijakan Program Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (Kebijakan Program Penerapan APU-PPT) yang ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris 4 Juni 2013.
8. Aturan mengenai larangan menerima dan/atau memberi hadiah dalam rangka pelaksanaan GCG melalui Surat Edaran Direksi BNI Syariah nomor SE/BNISy/DIR/002 tanggal 5 Agustus 2011.
9. Strategi Anti Fraud berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/006/DIR/R tanggal 26 Oktober 2015;
10. Serta berbagai kebijakan operasional bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.
E. Kilas Balik Implementasi GCG
1. Tahun 2010-2011 (Peletakan Dasar-Dasar GCG)
Sejak awal pendiriannya, BNI Syariah sudah menerapkan GCG dengan berpedoman kepada ketentuan hukum yang berlaku. Tahun 2010-2011 disebut juga sebagai tahun GCG Commitment dimana jajaran manajemen berusaha membangun pondasi GCG (Aspek Governance Structure dan Governance Process) yang ditandai dengan beberapa langkah yaitu:
1) BNI Syariah telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku dalam hal komposisi dan persyaratan anggota Direksi, Dewan Komisaris, anggota DPS, serta unit kerja lainnya.
2) BNI Syariah mengesahkan kebijakan terkait GCG seperti Pedoman Pelaksanaan GCG, Kode Etik Insan BNI Syariah, Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya.
3) Pembentukan Komite-komite di level Dewan Komisaris yaitu:
a. Komite Audit; a. Komite Audit;
c. Komite Remunerasi dan Nominasi.
4) Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Melaksanakan keterbukaan informasi secara tepat waktu, antara lain dalam publikasi Laporan Keuangan, informasi maupun peristiwa atau fakta material.
6) Menyusun Laporan Tahunan yang tepat waktu, memadai, jelas, dan akurat.
7) Melaksanakan self assessment terhadap penerapan GCG, dan menyusun
Laporan GCG setiap akhir tahun untuk pelaporan kepada OJK.
8) BNI Syariah memiliki satuan Kerja Kepatutan yang berfungsi sebagai 2 nd line of defense (ex ante) yaitu senantiasa memastikan bahwa kebijakan,
ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilekukan oleh Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Tahun 2012-2014 (Penerapan GCG Berkelanjutan)
Penerapan GCG secara berkelanjutan merujuk pada upaya untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas Aspek Governance Structure dan Aspek Governance Process sehingga menghasilkan
hasil yang diharapkan. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Bank selama 2012-2014 dalam rangka GCG berkelanjutan adalah:
1) Tahun 2014 OJK menerbitkan POJK No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, mewajibkan Bank melakukan self assessment GCG dengan metode yang baru dan sebagai bagian dari Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. BNI Syariah senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan self assessment ini setiap semester kepada OJK.
2) BNI Syariah melakukan penyempurnaan terhadap pedoman pelaksanaan program APU & PPT dan kebijakan penerapan program APU & PPT serta telah memiliki buku saku APU & PPT yang ditujukan bagi pegawai cabang/unit/divisi.
3) BNI Syariah telah memiliki Unit Anti Fraud yang senantiasa menjalankan strategi anti fraud antara lain dengan:
a. Penanganan fraud dan pelaporan kejadian fraud kepada otoritas yang berwenang secara rutin dan tepat waktu;
b. Penandatanganan pakta integritas oleh segenap Insan BNI Syariah;
c. Pelaksanaan strategi pengendalian fraud melalui program Monday Reminder (MORE), program Anti Fraud Sharing (AFSS), program Alert System (PAS), program Buku Suku BNI Syariah (BAS) serta Forum Anti Fraud (FAF);
d. Sosialisasi Whistle Blowing System (WBS) sebagai sarana pelaporan penyimpangan/pelanggaran yang bersifat rahasia dan memiliki mekanisme perlindungan pelapor.
3. Tahun 2015 (Masuk Pasar Modal)
1) Tanggal 26 Mei 2015 BNI Syariah menerbitkan sukuk pasar modal yang menimbulkan kewajiban-kewajiban baru sebagai emiten khususnya pelaporan-pelaporan kepada OJK Pasar Modal, Bursa Efek, Wali Amanat dan KSEI. Bank senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan di bidang Pasar Modal tersebut.
2) Bank telah melakukan Fine tuning organisasi BNI Syariah yaitu dengan:
a. Pembentukan unit/satuan/divisi yang berfungsi sebagai sekretaris perusahaan untuk memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG serta melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris Perusahaan
b. Pemisahan antara unit dana dengan unit yang melaksanakan pembiayaan konsumtif yang sebelumnya tergabung dalam satu unit guna terciptanya pengelolaan bisnis dan pengelolaan risiko yang lebih baik.
3) Memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam hal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan GCG yang tepat waktu.
4) Penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang BNI Syariah yang memiliki kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada cabang-cabang tersebut.
F. Tahapan Implementasi GCG (Roadmap GCG)
Implementasi GCG perlu dilakukan secara terencana dan terarah sesuai dengan standar terbaik dalam mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Tahapan Implementasi GCG di BNI Syariah mengacu kepada rencana Roadmap GCG yaitu tiga tahapan transformasi GCG yang akan dilalui oleh BNI Syariah hingga mencapai tujuannya yaitu GCG Excellence.
GCG SUSTAINABLE GCG COMMITMENT GCG EXELLENCE IMPLEMENTATION
Tahap GCG Commitment
1. Pada tahap ini Bank melalui manajemen membangun Governance Structure (yang terdiri dari struktur dan infrastruktur GCG) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan terkait GCG, ketentuan perundang-undangan lainnya atau berdasarkan kepada praktik terbaik.
2. Pemenuhan struktur dan infastruktur GCG diharapkan dapat mendorong efektivitas pelaksanaan prinsip GCG (Governance Process) di Bank secara keseluruhan .
3. Yang termasuk struktur GCG adalah Komisaris, Direksi, Komite, Dewan Pengawas Syariah, dan satuan kerja pada Bank, sedangkan infrastruktur GCG 3. Yang termasuk struktur GCG adalah Komisaris, Direksi, Komite, Dewan Pengawas Syariah, dan satuan kerja pada Bank, sedangkan infrastruktur GCG
Tahap GCG Sustainable Implementation
1. Pada tahap ini manajemen melakukan penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap struktur, infrastruktur, serta proses pelaksanaan GCG secara keseluruhan sehingga menghasilkan outcome yang diharapkan.
2. Bank menyempurnakan pengelolaan GCG berdasarkan kepada laporan Self Assessment GCG tiap tahun yang menunjukkan nilai/rating kepatuhan Bank terhadap GCG, selain itu juga kepada peraturan perundang-undangan yang terbaru, serta praktik terbaik GCG.
3. Penyempurnaan GCG didukung dengan kegiatan monitoring implementasi GCG secara terus menerus, peran aktif top management, sosialisasi budaya GCG, dan evaluasi terhadap pengelolaan GCG di perusahaan.
Tahap GCG Excellence
Tahap GCG Excellence adalah kondisi dimana BNI Syariah telah dapat merepresentasikan prinsip-prinsip GCG secara menyeluruh dalam setiap kegiatan usaha maupun operasional. Pencapaian GCG Excellence juga ditandai oleh implementasi
dengan diiringi oleh pengawasan/monitoring dan evaluasi secara berkala.
Tahap Akhir
GCG Excellent
Evaluasi
1 Pengukuhan
1 Terwujudnya GCG Komitmen
sebagai budaya GCG
pakta Integritas
2 Membangun
2 Keberiangsungan struktur GCG
Kode Etik BNIS
3 Membangun
3 Memberi nilai kelengkapan
3 Peran aktif Top
3 Evaluasi Kinerja
tambah bagi infrastruktur
Manajemen
Perusahaan
stakeholder 4 Menyusun
4 Service Excellent kelengkapan
4 Optimalisasi
4 Evalusasi
Organ pendukung:
rencana Bisnis
kebijakan dan
Manajemen
prosedur GCG
Risiko, Sistem Pengendalian Intern, Fungsi Kepatuhan, Fungsi Audit Eksternal/ Intern, Fungsi
APPU PPT
5 Penyempurnaan
5 Perusahaan yang
Struktur GCG
berintegritas, beretika,
dan bertanggung jawab
G. Implementasi GCG di Tahun 2015
BNI Syariah menyadari bahwa penerapan GCG merupakan proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga memerlukan komitmen penuh dari seluruh jajaran manajemen dan pegawai Bank. Untuk melanjutkan tahapan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 BNI Syariah memperkuat penerapan GCG yang antara lain berfokus kepada:
1. Pembentukan Unit Pengelolaan GCG
Bersamaan dengan pemenuhan kewajiban berdasarkan POJK No. 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik, perusahaan mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) serta unit pendukungnya yaitu Unit Investor Relations and Secretary yang salah satu tanggung jawabnya adalah memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG di perusahaan.
2. Pemenuhan Kewajiban-kewajiban di bidang Pasar Modal
Tahun 2015, BNI Syariah mendapatkan status baru sebagai Emiten karena kegiatan penawaran sukuk di Pasar Modal, sekaligus memiliki kewajiban-kewajiban baru di bidang Pasar Modal. Beberapa kewajiban tersebut adalah penyesuaian tata kelola perusahaan, anggaran dasar, kebijakan, serta kewajiban pelaporan-pelaporan terkait Pasar Modal seperti pelaporan keuangan yang harus disesuaikan dengan ketentuan Pasar Modal dan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Sukuk.
3. Sosialisasi GCG melalui Website dan Sistem Teknologi Informasi Internal
a. BNI Syariah memperbaiki konten Website Perusahaan sebagai wujud pemenuhan prinsip transparansi, dan ketentuan POJK No. 9/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik.
b. BNI Syariah telah memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam hal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan GCG yang tepat waktu.
4. Penyempurnaan Struktur GCG terkait APU & PPT di Cabang
Bank melakukan penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang BNI Syariah yang memiliki kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada cabang-cabang tersebut.
H. Sosialiasi GCG
Untuk mewujudkan Implementasi GCG yang merata di seluruh elemen perusahaan, BNI Syariah melakukan sosialisasi GCG yang menyeluruh. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Buku panduan GCG yang diberikan pada pegawai baru;
2. Kampanye GCG melalui media internal BNI Syariah secara berkala melalui email blast, stiker, WBS, kepada pegawai BNI Syariah di seluruh Indonesia;
3. Penyediaan Electronic Corporate Guidelines (ECG) di portal BNI Syariah sehingga seluruh pegawai dapat mengakses dan mempelejari GCG.
I. Penilaian GCG
BNI Syariah senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan terbaik GCG mengacu kepada ketentuan hukum yang berlaku bagi Bank dan yang sesuai dengan kebutuhan praktik di industri Perbankan Syariah, sehingga penerapan GCG di BNI Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hasil penilaian GCG yang dilakukan melalui self assessment menjadi masukan dalam memetakan dan meningkatkan praktik GCG di BNI Syariah berdasarkan hasil rekomendasi yang diberikan.
Penilaian (Self Assessment) GCG diatur berdasarkan POJK No. 8/POJK.0/2014 dan SEOJK No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan hal tersebut, BNI Syariah melakukan Self Assessment yang mencakup parameter/indikator penilaian terhadap:
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan Komisaris;
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;
5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan dan penyaluran dana serta pelayanan jasa;
6) Penanganan benturan kepentingan;
7) Penerapan fungsi kepatuhan;
8) Penerapan fungsi audit internal;
9) Penerapan fungsi audit eksternal;
10) Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD);
11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan GCG serta pelaporan internal.
Pada 2015, BNI Syariah telah melaksanakan 2 (dua) kali self assessment (setiap akhir semester seperti ketentuan berlaku) dan berdasarkan hasil self assessment BNI Syariah terhadap penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang diukur dari 3 (tiga) aspek Governance (Governance Structure, Governance Process, dan Governance
Outcome), dapat disimpulkan bahwa manajemen BNI Syariah telah melakukan GCG secara umum “BAIK”. BNI Syariah telah memenuhi ketiga aspek governance tersebut. Hal tersebut tercermin dalam hasil governance outcome dari masing-masing kriteria/indikator yang memberikan hasil yang memadai dan
berpengaruh terhadap pencapaian hasil kinerja sesuai ekspektasi pemangku kepentingan.
Kekuatan pelaksanaan GCG BNI Syariah ada pada kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh manajemen BNI Syariah serta pelaksanaannya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Selain itu BNI Syariah juga telah memenuhi 11 (sebelas) kriteria/indikator terhadap pelaksanaan GCG.
A. Governance Structure
1. Faktor-faktor positif aspek governance structure BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dari hasil self assessment terhadap governance structure pada kriteria ini dapat disimpulkan bahwa komposisi dan kriteria Dewan Komisaris telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders. Salah seorang anggota Dewan Komisaris bapak Imam Budi Sardjito mengundurkan diri dan resmi digantikan oleh Bapak Fero Poerbonegoro berdasarkan Surat Keputusan Pemegang Saham (RUPS-LB Sirkuler) tanggal 12 Agustus 2015. Bapak Fero Poerbonegoro telah lulus fit and proper test berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK No. Kep-59/D.03/2015 tentang Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Sdr Fero Poerbonegoro selaku Calon Anggota Dewan Komisaris PT Bank BNI Syariah. Keputusan pengangkatan Fero Poerbonegoro sudah diaktanotariskan kembali setelah lulus fit and proper test berdasarkan Akta Notaris di hadapan Notaris Fathiah Helmy No. 27, 26 Oktober 2015 (Surat Kemenkumham AHU-AH.01.03-0974865, 26 Otober 2015).
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Bahwa komposisi dan kriteria Direksi telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders.
(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Komposisi, kompetensi dan kriteria dari Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah
Komposisi, kompetensi reputasi dan independensi DPS BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga DPS BNI Syariah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan Komposisi, kompetensi reputasi dan independensi DPS BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga DPS BNI Syariah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Secara umum BNI Syariah telah melaksanakan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut didukung dengan kompetensi DPS BNI Syariah yang memadai.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan BNI Syariah telah memiliki kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Komposisi, kompetensi dan kriteria dari satuan kerja kepatuhan BNI Syariah telah memenuhi ketentuan yang berlaku. BNI Syariah telah menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Untuk menunjang kepatuhan Bank, BNI Syariah berkomitmen dalam RBB tahun 2016 untuk memperbaharui atau menyesuaikan pedoman-pedoman internal terkait GCG seperti Pedoman GCG, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, serta Pedoman Benturan Kepentingan.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern Struktur organsisasi Audit Internal BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BNI Syariah juga telah memiliki Piagam Internal Audit, panduan internal audit, SDM Audit Internal yang kompeten guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari satuan kerja audit internal.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BNI Syariah telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, yang dituangkan dalam :
a. Kebijakan Akuntansi dalam Laporan Keuangan yang direview oleh
Direksi setiap tahun;
b. Prosedur yang dituangkan dalam BPP : Jurnal Akuntansi Syariah, Stelsel Rekening Syariah dan Penjelasannya, Kebijakan Akuntansi Syariah, HB Aktiva dan Pasiva Selain Aktiva Produktif b. Prosedur yang dituangkan dalam BPP : Jurnal Akuntansi Syariah, Stelsel Rekening Syariah dan Penjelasannya, Kebijakan Akuntansi Syariah, HB Aktiva dan Pasiva Selain Aktiva Produktif
c. BNI Syariah sedang dalam proses pembuatan BPP Kebijakan Perencanaan Strategis Korporat & Pengendalian Keuangan.
2. Faktor-faktor negatif aspek governance structure BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:
BNI Syariah tidak memiliki faktor-faktor negatif aspek governance process BNI Syariah.
B. Governance Process
1. Faktor-faktor positif aspek governance process BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dari hasil self assessment terhadap governance process dapat disimpulkan bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka pengangkatan/penggantian anggota Dewan Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab termasuk tindakan pengawasan, evaluasi serta independensi dari Dewan Komisaris telah memadai.
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka dapat disimpulkan bahwa Direksi telah melaksanakan tugas dan
secara memadai. Pengangkatan/penggantian Direksi telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pelaksanaan terhadap GCG telah dioptimalkan salah satunya pembentukan coporate secretary untuk memastikan pemenuhan penerapan GCG di perusahan selain melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris perusahaan, temuan hasil audit telah ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi pihak terkait, serta hal-hal lain terkait dengan governance process telah dipenuhi dan memberikan hasil yang optimal.
tanggung
jawabnya
Terkait Manajemen Risiko, Direksi salah satunya telah mereview Kebijakan Manajemen Risiko (KUMR) September 2015 (cfm. Keputusan Direksi No. Kp/005/DIR/R tanggal 21 September 2015).
(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka Komite Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan tugas dan fungsinya secara memadai dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah
Pengangkatan/penggantian anggota DPS BNI Syariah serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya telah berjalan dengan Pengangkatan/penggantian anggota DPS BNI Syariah serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya telah berjalan dengan
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan
Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
DPS BNI Syariah telah melakukan pengawasan pada hal-hal yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa dengan melakukan diskusi dan review terhadap rencana kebijakan serta menilai pelaksanaannya dengan memberikan opini syariah.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan Selama Semester II tahun 2015, tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris maupun DPS baik secara langsung maupun tidak langsung.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Penerapan fungsi kepatuhan BNI Syariah telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan telah dilaksanakan dengan baik dan memadai.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, BNI Syariah telah menerapkan fungsi audit internal secara efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan BNI Syariah. Audit Internal BNI Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, BNI Syariah telah menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan yang mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan serta mampu berkomunikasi dengan otoritas yang berwenang.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka BNI Syariah telah mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur yang dimiliki terkait BMPD secara berkala, untuk disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku melalui penyampaian laporan keuangan dan non keuangan BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku melalui penyampaian laporan keuangan dan non keuangan
2. Faktor-faktor negatif aspek governance process BNI Syariah
Tidak terdapat faktor negatif pada aspek governance process BNI Syariah
C. Governance Outcome
1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Bahwa dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka setiap tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris menjadi optimal dan memenuhi ketentuan perundang-undangan, salah satunya adalah pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris menghasilkan pencapaian kinerja keuangan BNI Syariah terhadap target proporsional RBB sampai dengan Desember 2015.
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Governance outcome pada kriteria ini adalah dengan telah dilaksanakannya tugas dan tanggung jawab Direksi secara optimal, maka efektivitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi tersebut adalah memadai. Hal ini dapat dilihat dengan tercapainya target-target financial maupun non financial.
Dari sisi non financial, BNI Syariah juga telah melakukan serangkaian kebijakan antara lain pengembangan bisnis internasional dan remittance dengan menyempurnakan struktur organisasi divisi Treasury dan International, pembentukan Divisi FTD (Funding & Transaction Division) dan CCD (Corporate Secretary & Communication Division), serta mengoptimalkan sinergi dengan induk (BNI). Rencana pengembangan produk dan aktivitas baru juga telah dilakukan dengan diluncurkannya produk Tabungan Siswa Syariah (SimPel iB), dan akan menyusul Reposisi Tabungan iB Prima Hasanah, General payment system, Griya Swakarya, Griya HOP iB Hasanah, dan OTO COP iB Hasanah. Target pembukaan jaringan juga sudah terpenuhi hampir 75%.
(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Dengan terpenuhinya governance structure serta governance process pada kriteria ini, maka efektifitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite memberikan hasil yang optimal.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah
Komposisi, kompetensi, dan kriteria DPS BNI Syariah yang memadai, maka tugas dan tanggung jawab sebagai DPS BNI Syariah dapat dilaksanakan dengan ketentuan yang berlaku.
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan
Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa BNI Syariah telah memiliki SOP yang sesuai dengan prinsip syariah.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka BNI Syariah tidak mengalami benturan kepentingan yang dapat mengurangi aset BNI Syariah atau mengurangi keuntungan BNI Syariah telah diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. Operasional BNI Syariah bebas dari intervensi Pemegang Saham /pihak terkait/pihak lainnya.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka penerapan terhadap fungsi kepatuhan BNI Syariah memberikan hasil yang memadai salah satunya adalah dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka telah terpenuhinya tugas dan tanggung jawab dari Audit Internal BNI Syariah secara memadai. Audit Internal BNI Syariah dalam melaksanakan auditnya telah memenuhi ketentuan independensi dan obyektivitas pelaksanaan audit.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit. Hasil audit dan management letter telah menggambarkan permasalahan BNI Syariah yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada OJK oleh KAP yang ditunjuk.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang BMPD kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu. Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang berlaku tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/ diversifikasi portofolio penyediaan dana.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan, laporan pelaksanaan GCG kepada pihak terkait secara tepat waktu sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang dan telah menerapkan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan, laporan pelaksanaan GCG kepada pihak terkait secara tepat waktu sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang dan telah menerapkan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi
2. Faktor-faktor negatif aspek governance outcome BNI Syariah (a) Penerapan Fungsi Kepatuhan
Cfm. Laporan penerapan fungsi kepatuhan pada posisi 1 Juli 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 disimpulkan bahwa secara nominal tingkat denda pelanggaran adalah sebesar 14.162.000 (empat belas juta seratus enam puluh dua ribu rupiah), terjadi kenaikan dari posisi Semester I/Juni 2015 (Rp. 2,3 juta). Tingkat denda ini masih masuk ke dalam kategori low (rendah). BNI Syariah ke depannya selalu berusaha untuk mematuhi segala ketentuan hukum yang ditetapkan oleh Badan Regulator.
J. Penghargaan Implementasi GCG
Selama tahun 2015 BNI Syariah menerima beberapa penghargaan terkait GCG yaitu:
1. Peringkat pertama Annual Report Award (ARA) 2015 kategori Private Keuangan Non Listed.
2. Peringkat pertama GCG dari Economic Review
K. Rencana GCG 2016
Berdasarkan RBB tahun 2016, dari aspek GCG, BNI Syariah berkomitmen untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1) Memutakhirkan pedoman tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris perusahaan sesuai dengan POJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;
2) Membentuk Pedoman Benturan Kepentingan sebagai pedoman pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya, serta menuangkan pedoman tersebut dalam sistem informasi online yang dapat diakses segenap pegawai;
3) Meninjau dan memutakhirkan pedoman GCG yang ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pedoman GCG lainnya;
4) Sosialisasi melalui media internal tentang tata nilai perusahaan seperti kode etik perusahaan, GCG, whistle blowing system, pengelolaan gratifikasi, perlindungan konsumen, dengan tujuan meningkatkan implementasi standar perilaku bisnis dan perilaku kerja yang etikal untuk menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan perusahaan.
L. Kebijakan Benturan Kepentingan
Kebijakan Benturan Kepentingan BNI Syariah diatur dalam Kode Etik Insan BNI Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, tanggal 23 Desember 2010;
M. Struktur GCG
RUPS (General Meeting of Sharefolder)
Elect and Dismiss
Elect and Dismiss
Dewan Pengawas Dewan Komisaris
Direksi (Board of Director
Syariah (Board of Commissioner)
Direktur Risiko & Kepatuhan
(Sharia Supervisory
(Risk & Compliance
Board)
Director)
Sekretaris Dewan
Check and Balance
Check and Balance
Komisaris (Commissioner Secretary)
Sekretaris Perusahaan
Komite Audit
(Corporate Secretary)
(Audit Committee)
Divisi Sekretaris Perusahaan
dan Komunikasi (Corporate Secretary & Communication Division)
Komite Kebijakan dan Risiko (Risk and Policy Committee)
Komite Pemantau Risiko (Risk Monitoring
Divisi Internal Audit
Committee)
(Internal Audit Division)
Komite Sumber Daya Manusia
Komite Remunerasi dan (Human Resources
Committee) (Remuneration &
Nominasi
Divisi Legal & Kepatuhan
(Legal & Compliance
Nomination Committee)
Division) Satuan Kerja Kepatuhan
Komite Modal, Investasi, dan
(Compliance Desk)
Teknologi (Capital, Investment, and Technology Committee)
Divisi Manajemen Risiko
Perusahaan (Enterprise Risk Management
Komite Asset, Liabilities
Division)
Management (Assets, Liabilities, Management Committee)
Divisi Strategi & Keuangan (Strategi & Finance Division)
Struktur dan mekanisme GCG di BNI Syariah mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, benchmark GCG di peers group yang memiliki reputasi bagus, serta praktik yang berlangsung di perusahaan. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, maka struktur GCG BNI Syariah utamanya terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah. Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite untuk membantu dan meningkatkan fungsi pengawasan yang dijalankan Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, masing-masing komite Dewan Komisaris bekerja sesuai dengan ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris. Sedangkan Direksi terutama Direktur Risiko dan Kepatuhan dibantu oleh jajaran manajemen bank yang bertugas untuk mengelola, mengendalikan, mengawal, dan Struktur dan mekanisme GCG di BNI Syariah mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, benchmark GCG di peers group yang memiliki reputasi bagus, serta praktik yang berlangsung di perusahaan. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, maka struktur GCG BNI Syariah utamanya terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah. Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite untuk membantu dan meningkatkan fungsi pengawasan yang dijalankan Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, masing-masing komite Dewan Komisaris bekerja sesuai dengan ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris. Sedangkan Direksi terutama Direktur Risiko dan Kepatuhan dibantu oleh jajaran manajemen bank yang bertugas untuk mengelola, mengendalikan, mengawal, dan
II. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham BNI Syariah terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB). Pemegang saham melalui RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas Laporan Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk dan menetapkan biaya jasa akuntan publik, menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas pengurus, serta kewenangan lain yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Sepanjang tahun 2015, BNI Syariah telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan dan 3 (tiga) kali RUPS Luar Biasa dengan agenda sebagai berikut.
A. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS-T)
BNI Syariah telah mengadakan RUPS Tahunan tahun buku 2014 pada tanggal 23 Februari 2015 dengan agenda sebagai berikut:
1) Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2014 (dua ribu empat belas), yang terdiri dari Laporan Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Keuangan Perseroan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.
2) Menyetujui Laporan Pelaksanaan Zakat Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31-12-2014 (tiga puluh satu Desember dua ribu empat belas).
3) Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku 2014 (dua ribu empat belas), sepanjang:
a. Tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana; dan
b. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014 (dua ribu empat belas).
4) Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2014 beserta penggunaannya.
5) Menyetujui dan menunjuk Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria Independen yang sama dengan yang digunakan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, selaku perusahaan induk untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima belas).
6) Menyetujui melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan 6) Menyetujui melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan
7) Menyetujui Tugas Manajemen Perseroan untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima belas).
8) Menyetujui remunerasi, gaji, fasilitas, dan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris akan ditentukan oleh pemegang saham mayoritas dalam waktu selambat-lambatnya satu bulan setelah ditutupnya rapat.
9) Menyetujui “Hasanah” tetap digunakan sebagai Corporate Campaign sebagai
bagian dari strategi pemenangan persaingan Bisnis Jangka Panjang.