Pedoman Umum Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pemerintahan Daerah Masa Jabatan Kepala Desa dan Penentuan Sekretaris Desa

ii dikatakan masih “hijau” yaitu sekitar kurang lebih 5 lima tahun kenyataan yang terjadi, ditengah perkembangannya direvisi dengan Undang-Undang Pemerintahan yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Dengan membandingkan pengaturan desa menurut kedua Undang-Undang tersebut maka dapat diperoleh materi perubahannya yang menurut penulis meliputi :

a. Pedoman Umum Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pemerintahan Daerah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Pedoman” berarti hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu. “Petunjuk” berarti ketentuan-ketentuan yang patut dituruti untuk melaksanakan sesuatu. Kata “Umum” berarti mengenai seluruhnya atau semuanya. Jadi Pedoman Umum dapat diartikan ketentuan-ketentuan yang patut dituruti yang menerangkan atau menjelaskan cara melaksanakan sesuatu hal. 33 Melihat penjelasan pengertian diatas bahwa aturan pelaksana yang dipakai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 Tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa yang berisi tetang tata cara pengaturan dan mekanisme kepemerintahan desa. Sedangkan untuk Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memang sudah terdapat Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tetapi hanya mengatur tentang mekanisme pelaksanaan pilkada, sedangkan untuk Peraturan Pemerintah Tentang Kepemerintahan Desa diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Ini sesuai dengan ketentuan Penutup Pasal 238 butir 1 bahwa semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemerintah daerah sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dinyatakan tetap berlaku. Peraturan pelaksanaan atas Undang-Undang ini ditetapkan selambat-lambatnya 2 dua tahun sejak Undang-Undang ini ditetapkan butir 2. Maka dari penjelasan di atas penulis 33 Tim Pentusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hal : 103 dan 740. ii memprediksikan bahwa substansi pokok perubahan akan tetap mengalami perubahan dengan melihat substansi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang berbeda dengan substansi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dengan aturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001.

b. Masa Jabatan Kepala Desa dan Penentuan Sekretaris Desa

Hal krusial yang disorot terkait dengan masa jabatan kepala desa dapat diuraikan sebagai berikut: a. Ketentuan Pasal 96 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyebutkan bahwa masa jabatan kepala desa ditetapkan selama 5 lima tahun dan dapat dipilih untuk 1 satu kali masa jabatan berikutnya dengan ketentuan perekrutan melalui proses pencalonan sampai dengan mekanisme pengangkatan kepala desa dimana acuan pelaksanaannya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001; b. Pasal 204 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 berubah menjadi 6 enam tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 satu kali masa jabatan berikutnya melalui proses pencalonan sampai mekanisme pengangkatan kepala desa pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Sedangkan ketentuan bagi Sekretaris Desa menurut kedua Undang-Undang di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Untuk Sekretaris Desa menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 ditentukan dengan mekanisme rangkaian ujian bagi perangkat desa sekretaris desa sehingga untuk menduduki jabatan ini perlu pengorbanan yang sangat besar; b. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ketentuan Sekretaris Desa diangkat dari Pegawai Negeri Sipil dengan mekanisme pengangkatan dilakukan secar bertahap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal yang nantinya akan menimbulkan pertanyaan bagaimana mekanisme penentuan sekretaris desa dari unsur PNS karena secara garis koordinasi desa berbeda dengan kelurahan terkait proses pengisian personil terkhusus posisi sekretaris desa.

c. Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa