Pasca Perang Dunia II (1945-1948 M)

2. Pasca Perang Dunia II (1945-1948 M)

Menjelang berakhir perang dunia ke II, raja membubarkan Partai al-Wafd tepatnya pada tahun 1944 akhir dan sejak itu sampai 1951, memerintah Mesir melalui serangkaian pemerintahan minoritas yang tidak representatif dalam suasana tumbuhnya kekerasan dan konflik. Posisi Ikhwanul Muslimin jadi mendua; Menentang kebijaksanaan raja yang menyangkut kepentingan nasional, religius dan sosial, juga menentang Partai al-Wafd terutama karena keberpihakannya kepada aliran kiri dan komunis yang muncul dan menjadi kokoh pada akhir peperangan, akibat makin meluasnya rasa ketidakpuasan ekonomi dan disamping meningkatnya kewibawaan dan pengaruh Uni Soviet. Al-Banna sendiri tampaknya berharap raja bersedia mengadakan persetujuan dengannya dan memberikan kepada tokoh Ikhwan posisi penting dalam negara, sementara sebagian penasehat raja masih berfikir untuk memfungsikan gerakan ini sebagai media untuk melawan Partai al-Wafd, namun tak satupun pihak yang bersedia membuat suatu konsesi politik, bagaimana pun

41 Tepatnya pada tanggal 24 Februari 1945 ketika meninggalkan gedung Parlemen. David Sagiv, Fundamentalism

and Intelectuals in Egypt, (London, Frank Cass, 1995), h. 33.

42 Dua senior Ikhwanul Muslimin juga berusaha meng- konfirmasikan masalah ini. Muhammad al-Isawi memang

anggota Ikhwan, tapi ia melakukan pembunuhan karena sebuah pergerakan (pengaruh pergerakan). David Sagiv, Fundamentalism and…, h. 34.

MADANIA Vol. XVIII, No. 2, Desember 2014

publik yang mengikuti Ikhwanul Muslimin belum meninjau kembali hasil perjanjian 1936. Tapi siap berkompromi. 43 Inggris tetap beranggapan bahwa perjanjian

Pada bulan Desember 1945, Ikhwanul Muslimin yang pernah dilaksanakan sangat menguntungkan mengadakan kongres besar mirip muktamar ke

pihak Mesir (kesejahteraan masyarakat terjamin).

V, tidak lain dalam rangka meyakinkan pendirian Mendengar hal ini, para mahasiswa tidak dapat anggota akan posisi dan tujuan dasar gerakan.

mentolerir sikap Inggris, spontan mengadakan Dalam kongres ini ditetapkan beberapa langkah

demonstrasi sebagai ekspresi sikap sentimen dan penting yaitu: disempurnakannya mekanisme

ketidakpuasan terhadap kolonial Inggris dan sikap tugas (antara ketua umum, internal kantor

loyal pemerintah. Terjadilah serangan besar-besaran pusat dan badan pelaksana), ditetapkannya

terhadap istana Abidin pada tanggal 9-10 Februari beberapa amandemen untuk diusulkan kepada

1946. Kabinet al-Nuqrashi mengundurkan diri dan pihak pemerintah, departemen pelayanan sosial

berkuasa sesudahnya Ismail Shidqi pada tanggal (salah satu departemen dalam keorganisasian

15 Februari 1946. 46 Kemudian muncul beberapa Ikhwanul Muslimin) terdaftar di Kementerian

lembaga yang dimobilisir oleh partai-partai yang Urusan Sosial dan mendapat subsidi untuk

ada sebagai langkah antisipatif terhadap situasi pelaksanaannya. Tidak ada lagi rasa khawatir dan

ini. Kelompok al-Wafd dan komunis menyayangkan cemas dalam pengembangan organisasi ini pada

ketidakterlibatan Ikhwanul Muslimin dalam tahap selanjutnya. 44 Lebih dari itu upaya untuk

peristiwa-peristiwa tersebut. Beberapa delegasi menciptakan kemerdekaan Mesir mengalami

menuntut al-Banna untuk bekerjasama. Ia kemudahan. Pada masa kepemimpinan al-

tetap berpendirian bahwa organisasinya adalah Nuqrashi, Ikhwan mencoba membangkitkan

organisasi gerakan dakwah dan tidak akan ikut semangat publik, mengadakan beberapa aktifitas

andil dalam rencana demonstrasi. Juru bicara seperti ceramah, publikasi, surat-menyurat

Ikhwanul Muslimin menegaskan bahwa para musuh (murâsalah), dan tak lupa beberapa pertemuan

kehilangan cara kecuali mengambil sikap menuduh di desa-desa dan kota-kota di Mesir.

al-Banna sebagai pemicu demonstrasi dan selalu bersitegang dengan Ismail al-Shidqi. Al-Ikhwan

Pada periode ini beberapa pertemuan dan berpikir bahwa keterlibatannya dalam demonstrasi

rapat umum Ikhwanul Muslimin menghasilkan akan mengeliminer sikap misunderstanding musuh

momentum menjelang tahun akademi Universitas.

terhadap mereka.

Karenanya menggiring Ikhwanul Muslimin dapat berperan aktif dalam kancah pergerakan

Al-Banna mengusulkan kepada pihak nasional dan mempersiapkan anggotanya sebagai

pemerintah untuk membentuk persatuan pemimpin masa depan. Di Universitas Fu’ad

perhimpunan pada tanggal 4 Maret 1946 untuk terbentuk beberapa organisasi pemuda yaitu

menetralisir rencana demonstrasi yaitu Yaum pendukung partai Hizb al-Watan dan Mishr al-

al-Hidâd al-Watanî. Ikhwânul Muslimin tidak Fatât. Disamping itu bermunculan beberapa partai

peduli dengan al-Wafd yang bersikap menentang kecil yang saling silang pendapat dengan partai

bahkan terus melanjutkan kampanye nasional lainnya. 45 Kesemuanya memiliki interes politik

didukung oleh minoritas partai. Al-Banna lalu terhadap pemerintah.

membentuk Badan Pelaksana Tinggi (Higher Pemerintah Mesir mengeluarkan sebuah

Executive Committee). Hari-hari demonstrasi memorandum menuntut Inggris agar segera 47 berjalan dengan tenang tanpa ada sikap kasar.

Kegiatan ritual keagamaan di tempat-tempat mempersiapkan pertemuan antar kedua negara

ibadah juga dilaksanakan sebagai bentuk lain partisipasi politik gerakan ini. 48

43 Edward Mortimer, Islam dan Kekuasaan, terj. oleh M. Nahdi dari,”The Police of Islam”, (Bandung: Mizan, 1984), h. 239.

44 Bayûmî, al-Ikhwân al-Muslimûn wa al-Jamâ`ât al 46 Ushama, Hasan al-Banna: Vision..., h. 54. Islâmiyah, h. 101.

47 Ushama, Hasan al-Banna: Vision..., h. 55 45 Bayûmî, al-Ikhwân al-Muslimûn wa al-Jamâ’ât al

48 Berbagai sarana partisipasi politik yang dikembangkan Islâmiyah, h. 102.

untuk meredam emosi para Ikhwan dan menuju persatuan

Rusydi Sulaiman: Ikhwanul Muslimin dan Politik Kenegaraan Mesir

Ikhwanul Muslimin mendapat beberapa dan perhimpunan lain mengingatkan Shidqi, kemudahan pada masa kepemimpinan Shidqi

sejauhmana asumsi dan komitmennya terhadap antara lain keluarnya aturan yang membolehkan

perundingan. Bersamaan dengan hal itu, tersebar penerbitan jurnal (Mei 1946), konsesi pembelian

beberapa artikel dalam jurnal, menyerang segala peralatan cetak dengan harga cukup murah, bebas

bentuk dan proses perundingan dan mengklaim mengatur al-Jawalah dan propaganda paramiliter,

pemerintah Inggris telah melanggar kesepakatan. bebas memiliki tanah di kawasan penting dan

Beberapa seminar digelar untuk malakukan studi perkampungan. Respon positif pemerintah

dan analisa terhadap posisi kedua belah pihak terbukti dengan dilantiknya Muhammad Hasan al-

(Ismail Shidqi dan pihak Inggris) dan bahan-bahan Usmawi sebagai menteri pendidikan. Departemen

materi perundingan.

Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial memberi Ikhwanul Muslimin tidak puas dengan hasil hak-hak khusus kepada gerakan ini.

perundingan yang cenderung menguntungkan Ketika Ismail Shidqi melakukan perundingan

pihak kolonial dan merugikan pihak jajahan. dengan Inggris, al-Banna menyambut baik rencana

Al-Banna—al-Mursyid al-‘Am—kemudian me- itu dan menasehatinya agar bersikap serius,

ngeluarkan statemen yang menyebutkan terfokus pada dua persoalan yaitu kemerdekaan

beberapa kerugian bila perundingan dilanjutkan Mesir dan peninjauan kembali perjanjian 1936.

dan menyarankan pihak pemerintah Mesir Ikhwanul Muslimin menghimbau Shidqi untuk

untuk memikirkan beberapa solusi, karena tidak memperlambat proses perundingan, me-

hak-hak masyarakat telah dirampas dan sulit nyampaikan kepada Inggris akan kebutuhan

dikembalikan. Statemen tersebut ternyata dapat rakyat Mesir kepada kemerdekaan penuh

memobilisir dan mengarahkan opini publik dan atau perlu berjuang dan menghadapi segala

organisasi politik lain terhadap pemerintah. Hal konsekwensinya. 49 Pengikut gerakan ini benar-

ini juga disponsori para Ikhwan. 50 Pemerintah benar menyadari implikasi dari tuntutan dan

terus melakukan tekanan dan membatasi ruang sugesti mereka dan mengkanter serangan.

gerak gerakan ini.

Usulan Ikhwanul Muslimin juga disampaikan Al-Banna tetap berusaha mengingatkan dalam bentuk publikasi beberapa artikel ditujukan

pemerintah atas sikap negatif, antagonistik, kepada Raja Faruq dan partai politik lain untuk

dan terlalu agresif terhadap masyarakat muslim melakukan upaya-upaya dan memperbaharui

khususnya Ikhwanul Muslimin yang sungguh- program kerja berorientasi ke masa depan.

sungguh berjuang demi kepentingan agama Ikhwan juga bekerjasama dengan partai politik

Islam. Ia juga tidak lupa mengingatkan partai al-Wafd yang selama ini melemparkan tuduhan

dan solidaritas Islam adalah membaca qunut bersama. Pada

terhadap Ikhwanul Muslimin dan mengklaim

tahun 1936, setiap cabang Ikhwan diinstruksikan untuk

sikap menduanya (ambiguitas). Selama ini

mengkoordinir pembacaan qunut bersama. Juga pada tanggal

telah dilakukan beberapa pertemuan antara

10 oktober 1946, al-Banna memimpin pembacaan qunut bersama untuk kehancuran kaum imperialis. Bentuk sarana

kedua belah pihak yang bertikai, tapi belum

lain yang dilakukan adalah membaca do’a bersama di masjid,

membuahkan hasil.

seperti yang telah terjadi pada tanggal 3 Agustus 1947. Do’a tersebut ditujukan untuk kebaikan Mesir (saat masalah Mesir

Ikhwanul Muslimin kemudian menuntut raja

dikemukakan di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada

Faruq dan Shidqi untuk mengumumkan jihad

tanggal 5 Agustus 1947). Para perempuan dau ibu rumah

melawan kolonial Inggris dan memutuskan

tangga juga diinstruksikan untuk membaca do’a bersama di kediaman mereka masing-masing. Disamping itu, perayaan

hubungan ekonomi, budaya dan sosial dengannya.

hari-hari besar sejarah Islam juga diperingati sebagai sarana

Ismail Shidqi dianggap belum mewakili masyarakat

pendidikan politik, seperti peringatan Perang Badr, peristiwa hijrah, maulud Nabi dan lain sebagainya. Para pemimpin

Mesir karena tidak menghargai pendapat mereka.

menyampaikan penjelasan politik dengan metode yang sangat

Sikap politik gerakan ini mendapat simpati

menggugah perasaan dan emosi anggota dan simpatisan

masyarakat dan memotivasi mereka untuk

Ikhwan. Muiz Ruslan, al-Tarbiyah al-Siyasiyah, h.392 49 Bayûmî, al-Ikhwân al-Muslimûn wa al-Jamâ’ât al

Islâmiyah, h. 107. 50 Ushama, Hasan al-Banna: Vision and, h. 57.

MADANIA Vol. XVIII, No. 2, Desember 2014

melakukan reformasi di Mesir. Sepulangnya Mesir. Akibatnya, beberapa anggota Ikhwan juga (Ismail Shidqi) dari perundingan di London ia

dieksekusi. 53 Ini merupakan partisipasi politik mendapat oposisi dari beberapa pihak diantaranya

Ikhwanul Muslimin yang paling menonjol, sebagai

aplikasi konsep politik tentang jihâd fi sabîlillâh setelah kepulangannya terjadilah pemberontakan

tujuh anggota partai politik al-Wafd. 51 Sebulan

dan kemerdekaan. 54

besar di Mesir. Pemerintah kemudian meliburkan Pada akhir tahun 1948 organisasi gerakan Universitas untuk sementara waktu dan me-

ini menjadi kokoh dan mengakar kuat bagaikan nangkap beberapa anggota partai al-Wafd,

sebuah pemerintahan dalam pemerintahan. komunis dan Ikhwanul Muslimin. Al-Banna saat itu

Nuqrashi Pasha yang diandalkan memimpin sedang berada di Hijaz untuk menunaikan ibadah

negara Mesir 20 hari kemudian terbunuh. haji. Sedangkan Ismail Shidqi mengundurkan diri

Hasan al-Banna juga meninggal beberapa bulan pada 4 Desember 1946.

kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Februari Ikhwanul Muslimin tetap berpegang pada

1949 oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.. pendirian dan tujuan dasar organisasi serta

Sejak itu beberapa kekerasan pun terjadi di tidak akan bersikap keras terhadap pemerintah

bumi Mesir melawan kekuatan Inggris. 55 Par- sebagaimana yang telah dilakukan partai-partai

tisipasi politik gerakan ini kemudian menyulut lain, sepanjang pemerintah bersikap konsekwen

bentuk-bentuk pasrtisipasi lainnya, seperti aksi dalam menjalankan pemerintahan. Ikhwan

mobilisasi senjata, aksi yang menyerukan untuk juga menuntut kabinet baru untuk mencari

menjadi relawan, operasi pelatihan relawan dan jalan meraih simpati masyarakat, mengakhiri

sebagainya. Kesemuanya sangat berpengaruh negosiasi dan menyeru kepada jihad melawan

terhadap realitas politik di Palestina dan juga kolonial Inggris. Artikel-artikel dalam beberapa

berpengaruh positif terhadap kebijakan-kebijakan jurnal menuduh pemerintah dan partai politik

politik di Mesir. Pertempuran-pertempuran Suez serta perhimpunan lain hanya mementingkan

memaksa Inggris keluar dari Mesir dan menuju kekuasaan dan enggan memikirkan kesejahteraan

kemerdekaan negara ini.

masyarakat. Al-Banna—al-Mursyid al-‘Am-- menegaskan bahwa persoalan yang paling aktual

Penutup

adalah persoalan masyarakat, bukan negosiasi, Demikianlah situasi politik di negara Mesir perundingan, membentuk departemen dan

menjelang masa kebangkitannya. Suatu peristiwa sibuk dengan urusan pemilu. Maka menurutnya

yang sempat menggoreskan luka-luka yang pihak pemerintah harus menetapkan konstitusi

tetap membekas hingga saat ini, tidak hanya kaitannya dengan persoalan ummat berdasarkan

52 Alquran dan Sunah. melanda masyarakat kota, tetapi masyarakat Aspirasi masyarakat harus relevan dengan Alquran sebagai satu-satunya

53 Sagiv, Fundamentalism and Intelectuals, h. 237.

sumber konstitusi Mesir juga negara muslim 54 Ikhwanul Muslimin melibatkan diri dalam Perang lainnya. Palestina sebelum dan sesudah masuknya tentara-tentara

Arab di Palestina pada tahun 1948 ini dengan jumlah lebih

Untuk membahas tentang kedudukan kolonial

dari 300 pasukan yang siap tempur. Bahkan al-Banna sebelum

Inggris di bumi Mesir, al-Banna mengutus Musthafa

tragedi pembunuhannya oleh pihak tertentu, ia sempat menawarkan 10.000 pasukan sukarelawan kepada pemerintah

Mu’min pada tanggal 26 Juli 1947 mendampingi

Mesir dan pemimpin Arab lain. Lihat Muiz Ruslan, al-Tarbiyah

Nuqrasi ke PBB. Musthafa menuntut PBB agar

al-siyasiyah, h. 391

55 bersikap tegas terhadap Inggris. Kemudian Pasca pembekuan perjanjian 1936, pada tahun1951

Ikhwanul Muslimin mengobarkan perang gerilya melawan

pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin terlibat

kekuatan Inggris di zona terusan Suez, menggunakan dua

perang melawan Inggris dan telah membunuh

bendera: Pertama, bendera Ikhwanul Muslimin sebagai

banyak pasukan diantaranya beberapa warga gerakan keagamaan, kedua bendera mahasiswa sebagai

simpatisan Ikhwanul Muslimin yang tergabung dalam front universitas pimpina Hasan Dauh yang ketika itu adalah ketua mahasiswa Ikhwan. Pada bulan Nopember tahun 1948, gerakan

51 Bayûmî, al-Ikhwân al-Muslimûn, h. 110. pembentukan katibah telah sampai gaungnya ke kampus- 52 Ushama, Hasan al-Banna: Vision..., h. 59. kampus universitas. Muiz Ruslan, al-Tarbiyah al-Islâmiyah, h. 391

Rusydi Sulaiman: Ikhwanul Muslimin dan Politik Kenegaraan Mesir

yang posisinya marginal sekali pun. Terdapat Bayumi, Zakaria Sulaiman Al-Ikhwân al-Muslimûn beberapa faktor--baik positif maupun negatif--

wa al-Jamâ`ât al-Islâmiyah fi al-Hayât al-Siyâsah yang memberi pengaruh terhadap perkembangan

al-Misriyah (1928-1948), (Kairo: Maktabah situasi politik di Mesir, yaitu: lahirnya sejumlah

Wahbah, 1979.

pemimpin politik, gerakan pers yang kuat dan Esposito, Jhon L, Ancaman Islam: Mitos atau bebas, terbentuknya berbagai organisasi dan

Realitas, terjemahan dari The Islamic Threat: partai politik dengan orientasinya masing-masing,

Myth or Reality, Bandung: Mizan, 1994. dan berbagai peristiwa dan jihad politik. 56

Esposito, John. L, (Editor), Identitas Islam Pada Hasan al-Banna dan gerakannya, Ikhwanul

Perubahan Sosial Politik, terjemahan dari Islam Muslimin merupakan front yang menyikapi

and Development;Religion and Socio Political situasi tersebut, dari awal kebesaran tokoh

Change, oleh A. Rahman dan Zainuddin, utamanya, pembentuk an, perkembangan,

Jakarta: Bulan Bintang, 1986. dan persentuhannya dengan kebijakan politik

Halim, Mahmud Abdul, Al-Ikhwân al-Muslimûn pemerintah Mesir ketika itu. Walaupun politik

Ahdâts Shughât al-Târîkh, Iskandariyah: Dâr bukan tujuan utama, namun peran dan kontribusi

al-Da`wah, 1984.

gerakan keagamaan tersebut cukup signifikan Harahap, Syahrin, Al-Qur’an dan Sekularisasi: di Mesir dan juga terhadap sebagian dunia Kajian Kritis terhadap Pemikiran Thaha Husein, Islam. Sebelum terdepaknya kekuatan Ikhwanul Yogyakarta: Tiara Wacana, 1974. Muslimin belakangan ini, gerakan tersebut

sempat mendominasi suara di parlemen yang Hisket, Mervin, The Course of Islam in Africa, berakhir dengan terpilihnya seorang presiden

(Edinburgh: Edinburgh University Press, 1994. versi Ikhwanul Muslimin.

Hourani, Albert, Thought in the Liberal Age, 1798- 1939, Oxford: Oxford University Press, 1962.

Pustaka Acuan

Jeeha, Duna, Religious and Political Trend in Ahsan, Abdullah al-, Ummah or Nation: Identity

Modern Egypt, Washington: 1950. Crisis in Contemporary Moslem Society

Lapidus, Ira. M, a History of Islamic Society, New Markfield: United Kingdom of Islamic

York: Cambridge University Press, 1998. Foundation, Markfield Dakwah Centre, 1992.

Mitchell, Richard P, The Society Of The Muslim Aziz, Jum`ah Amin Abdul, Zhurûf al-Nasy’ah wa

Brothers, London: Oxford University Perss, Syakhshiah al-Imâm al-Mu’assis, Kairo; Dâr

al-Tauzi` wa al-Nasy al-Islâmiyah, 2002. Mulkhan, Abdul Munir, Ideologisasi Gerakan Banna, Hasan al-, al-Ikhwan wa al-Intikhabat, dalam

Dakwah: Episode Kehidupan M. Natsir dan koran al-Ikhwân al-Muslimûn, tahun III. No.119,

Azhar Basyir, Jogjakarta: Sipress, 1996.

5 September 1948. Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam, Banna, Hasan al-, Da`watunâ fî Thaur Jadîd, dalam

Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan Majmû`ah Rasâil li al-Imâm al-Syahîd Hasan

Bintang, 1996.

al-Banna, Kairo: Al-Mu’assasah al-Islâmiyah li Qardawi, Yusuf, Al-Shahwah al-Islâmiyah baina al- al-Thibâ`ah wa al-Shahâfah wa al-Nasyr, t.th.

Ikhtilâf al-Masyrû` wa al-Tafarruq al-Madmûm, Banna, Hasan al-, Mudzâkarât al-Da`wah wa

Kairo: Dâr al-Shahwah li al-Nasyr wa al-Tauzi`, al-Dâ`iyah li al-Imâm al-Syahîd Hasan al-

Banna,Kairo: Dâr al-Tauzî` wa al-Nasyr al- Qardawi,Yusuf, Sistem Kaderisasi Ikhwanul Islâmiyah, 1966.

Muslimin, terjemahan dari al-Tarbiyah al- Banna, Hasan al-, Risâlah al-Mu`tamar al-Sâdis,

Islâmiyyah wa Madrasah Hasan al-Banna, oleh Manshurah, Mesir: Dâr al-Wafâ’, t.th.

Ghazali Mukri, Solo: Pustaka Mantiq, 1992. Rahmena, Ali (Ed.), Para Perintis Dunia Islam,

56 Muiz Ruslan, al-Tarbiyah al-Siyâsiyah, h. 77-79.

Bandung: Mizan, 1995.

MADANIA Vol. XVIII, No. 2, Desember 2014

Rizqi, Jabir, Pemerintah dan Politik dalam Konsep Ushama, Tameem, Hasan al-Banna, Vision and Hasan al-Banna, terjemahan dari al-Daulah

Mission, Kuala Lumpur: Syarikat R&S, 1995. wa al-Siyâsah fî Fikri Hasan al-Banna oleh

Wa’i, Taufiq Yusuf al-, Pemikiran Politik Imamuddin, dkk., Surabaya: Bina Ilmu, 1993.

Kontemporer al-Ikhwan al-Muslimun; Studi Ruslan, Utsman Abdul Muiz, al-Tarbiyah al-Siyâsiyah

Analitis, Observatif, Dokumentatif, terjemahan `inda al-Ikhwân al-Muslimîn; fî al-Fatrah min

dari Al-Fikr al-Siyâsi al-Mu`âshir `inda Ikhwân 1928 ilâ 1954 fî Mishr, ( Kairo: Dâr al-Tauzî`

al-Muslimîn; Dirâsat Tahlîliyat Maidaniyât wa al-Nasr al-Islâmiyah, 1989.

Muwâtsaqât, oleh Wahid Ahmadi, dkk., Solo: Sagif, David, Fundamentalism and Intelectuals in

Era Intermedia, 2003.

Egyp (1973-1993), London: Frank Case, 1995.