Konsep Penilaian Ekonomi

3. Konsep Penilaian Ekonomi

a. Konsep Nilai

Penilaian ekonomi sumberdaya mencakup identifikasi perubahan- perubahan dalam biaya dan manfaat ekonomi akibat perubahan dampak lingkungan. Nilai dinyatakan dalam satuan moneter sehingga tercipta tolak ukur untuk membandingkan nilai relatif manfaat komponen ekosistem dan kegiatan ekonomi.

Nilai dapat diamati atas dasar pilihan orang dalam pasar. Seberapa banyak individu-individu bersedia membayar barang atau jasa dapat dianggap sebagai petunjuk tentang nilai pada komoditi yang bersangkutan. Tetapi apa yang benar-benar dibayar sering kurang dari kebersediaan individu membayarnya bagi barang dan jasa yang dikonsumsinya. Perbedaan antara kebersediaan membayar dan apa yang benar-benar dibayarkan disebut surplus konsumer, dan digunakan sebagai indikator dari nilai suatu komoditi. Kebersediaan membayar sering digunakan dimana harga pasar tidak ada atau tidak dapat diamati (Ramdan dkk, 2003).

Bila kita membicarakan lingkungan atau sumberdaya alam, kita membicarakan tentang perubahan kesejahteraan yang diperoleh manusia dari lingkungan atau sumberdaya alam. Perubahan kualitas lingkungan merupakan pengurangan nilai manfaat atau kerugian ekonomi, besarnya Bila kita membicarakan lingkungan atau sumberdaya alam, kita membicarakan tentang perubahan kesejahteraan yang diperoleh manusia dari lingkungan atau sumberdaya alam. Perubahan kualitas lingkungan merupakan pengurangan nilai manfaat atau kerugian ekonomi, besarnya

Berdasarkan landasan konsep ekonomi, bahwa nilai ekonomi mencakup konsepsi kegunaan, kepuasan atau kesenangan yang diperoleh individu atau masyarakat tidak terbatas kepada barang dan jasa yang diperoleh dari jual beli, tetapi semua barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia. Baik barang publik maupun privat akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan demikian manfaat fungsi ekologis pada hakekatnya juga nilai ekonomi, karena jika fungsi ekologis terganggu maka akan menimbulkan ketidakmanfaatan (disutility) atau terjadi kerugian akibat adanya bencana atau kerusakan (Ramdan, dkk, 2003).

Pendekatan barang dan jasa secara ekonomi biasanya melalui pendekatan nilai pasar yaitu berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Namun para pemerhati lingkungan, juga para ekonom percaya bahwa sumberdaya alam belum dapat dinilai secara memuaskan dalam perhitungan ekonomi. Masih banyak masalah-masalah penilaian yang terjadi atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam tersebut. Banyak manfaat hutan seperti nilai hidrologis, biologis, dan estetika yang masih luput dari penilaian pasar. Lantas bagaimana cara memberikan nilai manfaat yang tidak dapat ditunjukkan oleh mekanisme pasar. Berbagai pakar telah mengembangkan konsepsi penilaian ini. Cara penilaian yang lazim, mengelompokkan nilai menjadi tiga kelompok besar (McNelly,1993 dan Fakultas Kehutanan IPB, 1999) meliputi :

1) Nilai pasar (market value) Nilai pasar merupakan nilai yang diperoleh dari harga pasar hasil suatu proses transaksi. Pada pasar bersaing sempurna, harga ini mencerminkan kesediaan membayar setiap orang (willingnes to pay). Nilai yang diperoleh dari pasar persaingan sempurna merupakan nilai baku karena memenuhi keinginan penjual dan pembeli serta memberikan surplus kesejahteraan yang maksimal.

2) Nilai kegunaan (value in use) Penggunaan sumberdaya oleh seseorang atau individu merupakan nilai kegunaan sumberdaya. Nilai kegunaan sumberdaya dapat digunakan oleh penjual maupun pembeli untuk memberikan nilai kegunaan lahan dan potensi tegakan hutan.

3) Nilai sosial (social value) Nilai sosial adalah nilai yang ditentukan oleh individu atau seseorang atau masyarakat berdasarkan suatu kesepakatan secara sosial. Bentuk-bentuk nilai sosial ini dijabarkan dalam berbagai hal seperti undang-undang, regulasi, anggaran dll yang menetapkan bobot atau nilai sosial.

b. Nilai Ekonomi Total Sumberdaya Hutan

Konsep ekonomi dalam menilai sumberdaya alam dimulai dengan mengetahui keinginan membayar tiap individu (individual willingnes to pay) sebagai nilai dari selera (tastes”) dan (preferences) atas barang dan jasa yang di konsumsi. Selanjutnya nilai agregat dari sumberdaya hutan tersebut adalah jumlah dari semua nilai-nilai bagi semua individu. Penilaian barang dan jasa biasanya diperoleh melalui pendekatan nilai pasar yaitu berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran, namun baik para pakar lingkungan maupun para ekonom percaya bahwa sumberdaya alam (terutama sumberdaya hutan) belum mampu dinilai secara memuaskan melalui pendekatan pasar. Masih banyak manfaat hutan seperti nilai hidrologis, biologis, dan estetika yang masih luput dari penilaian pasar (non-marketable). Ketidakmampuan penilaian tersebut menjadikan rendahnya nilai (under valuation) dari sumberdaya hutan, yang pada akhirnya hal tersebut menjadi pendorong kerusakan dan hilangnya sumberdaya hutan tersebut (Davis , et al, 1987).

Penilaian yang rendah ini menyebabkan sumberdaya hutan seringkali harus tersisih manakala sumberdaya hutan tersebut harus diperbandingkan dengan sumberdaya lain yang mempunyai nilai ekonomi pasar (markatable) yang lebih tinggi, contohnya dalam penilaian kelayakan finansial proyek hutan rakyat dengan tanaman hortikultura. Penilaian yang rendah terhadap sumberdaya hutan dan lingkungan menyebabkan perhitungan GNP (Gross National Product) yang kurang pas, sebagaimana kita tahu bahwa perhitungan GNP tidak memasukkan adanya degradasi sumberdaya alam, yang sesungguhnya merupakan biaya yang harus ditanggung. Penilaian sumberdaya hutan secara total melalui penilaian semua fungsi dan manfaat hutan baik yang punya nilai pasar maupun yang tidak punya nilai pasar merupakan upaya peningkatan informasi yang dapat memberikan kontribusi terhadap manajemen sumberdaya hutan yang lestari (Davis, at al, 1987) Secara konseptual nilai ekonomi total dari sumberdaya hutan terdiri dari nilai guna (use value) dan nilai bukan guna (non-use value). Nilai guna dari sumberdaya hutan ini dapat berupa nilai guna langsung (direct use value), dan nilai guna tidak langsung (indirect use value). Sedangkan nilai bukan guna dari sumberdaya hutan terdiri dari nilai pilihan (option value) dan nilai keberadaan (existence value) seperti disajikan pada Gambar 1 (Pearce dan Turner, 1990, Monasinghe dan Mc Neely,1993 dalam Ramdan, dkk, 2003).