Gambaran Kasus
A. Gambaran Kasus
1. Kronologi
Pemohon: Nama
: SIWAJIRAJA, S.T
Jenis Kelamin
Kebangsaan : Warga Negara Republik Indonesia Pekerjaan
: Wiraswasta
Tempat tinggal : Jalan Abdullah Lubis No.37 Medan
Yang saat ini sedang berada dalam Ruang Tahanan Polrestabes Medan. Dalam hal ini memberikan kuasa kepada: 1. Dr. Hj. ELSA SYARIF, S.H.,M.H, 2. Ir, VIDI GALENSO SYARIEF, S.H,.M.H, 3. RHONNY SAPULETTE, S.H, 4. ANDRIKO SAPUTRA, S.H.,M.H.,C.L.A, 5. MUALLIM TAMPA,S.H, 6. SUDHARMONO SAPUTRA.,S.H, 7. DENI BAKRI.,S.H, 8. SYAHRUL RAMADHAN SIHOTANG, S.H, 9. MHD IQBAL SINAGA, S.H, 10. YANTO JAYA,S.H, Adalah Advokad yang berkantor di Jl. Latuharhary No. 19, Menteng, Jakarta Pusat 10310, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 011/SK.ESL/I/2017 tanggal 25 Januari 2017.
68
Termohon: KAPOLRESTABES MEDAN Cq. KASAT RESKRIM POLRESTABES MEDAN C.q PENYIDIK RESKRIM POLRESTABES MEDAN, beralamat di Mapolrestabes Medan di Jalan H.M. Said No. 2, Gaharu, Medan Timur, Sidorame Barat I, Medan Perjuangan, Kota Medan, Sumatera Utara, yang dalam hal ini dikuasakan kepada: 1. AKBP. DADI PURBA,S.H, 2. AKBP. NOVIDA SITOMPUL, S.H, 3. KOMPOL ERDI,S.H.,M.H dan IPTU. RISMANTO J. PURBA,S.H.,M.H, masing-masing sebagai Anggota Polisi pada Bidkum (Bidang Hukum) Polda Sumut, berdasarkan Surat Kuasa Khusus masing-masing tertanggal
28 Februari 2017. Bahwa pada tanggal 18 Januari 2017 telah terjadi sebuah peristiwa penembakan di Kota Medan terhadap seseorang yang dikenal bernama Indra Gunawan Als. Kuna pada pukul 08.00 wib didepan tokonya yang beralamat di Jl. Ahmad Yani, Medan Barat, Kota Medan, yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Bahwa atas peristiwa penembakan tersebut telah dilaporkan oleh Sdr. Ruddy
E. Sitohang, S.H berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/04/K/l/2017/SU/POLRESTABESMEDAN/SEKTORMEDANBARAT/RESK RIM pada tanggal 18 Januari 2017 dan dilaporkan oleh Sdr/Sdri Kawida berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/161/K/l/2017/SPKT RESTABES MEDAN pada tanggal 21 Januari 2017 kepada Termohon dan kemudian Termohon telah menerbitkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp.
Sidik/190/l/2017/Reskrim tanggal 18 Januari 2017 dan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp. Sidik/190/l/2017/Reskrim tanggal 21 Januari 2017.
Berdasarkan Laporan Polisi tersebut Termohon telah mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan dan langsung melakukan Penyidikan terkait penembakan yang yang menewaskan Korban Indra Gunawan Als. Kuna. Berdasarkan keterangan Pers tanggal 20 Januari 2017 di Polrestabes Medan yang diberikan oleh Termohon kepada media, Termohon telah mendapatkan bukti berupa rekaman CCTV dan keterangan pemuda dilokasi kejadian yang mengenal dan mengetahui kediaman salah satu orang yang patut diduga adalah salah satu Tersangka penembakan tersebut.
Berdasarkan bukti CCTV dan keterangan pemuda tersebut Termohon kemudian melakukan penangkapan terhadap salah satu orang yang bernama Jo Hendra Als. Culun yang diduga adalah orang yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut. Atas keterangannya kemudian Termohon telah melakukan penangkapan terhadap tersangka lainnya yang diduga terlibat atas penembakan korban Indra Gunawan Als. Kuna.
Berdasarkan keterangan Pers tanggal 22 Januari 2017 yang diberikan oleh Kapolda Sumatera Utara Cq. Termohon kepada media. Termohon telah menangkap 7 orang yang diduga pelaku pembunuhan yaitu:
1. Rawidra Als. Rawi (otak pembunuhan, pemberi dana)
2. Putra (eksekutor)
3. Candra Als. Ayen (penyimpan senjata)
4. Jhon Marwan Lubis Als. Ucok (penyimpan senjata)
5. Jo Hendral Als. Zen (joki/penguntit)
6. Wahyudin Als. Culun (eksekutor2014)
7. M. Muslim (eksekutor2014)
Berdasarkan proses penyidikan pengembangan yang dilakukan Termohon, yang menjadi otak atas pembunuhan tersebut adalah Rawidra Als. Rawi yang memerintahkan Putra, Jo Hendra Als.Zen, Chandra Als. Ayen dan Jhon Marwan Lubis Als. Ucok untuk melakukan penembakan tersebut. Dan atas diri Tersangka Rawidra Als. Rawi dan Tersangka Putra telah ditembak mati oleh Termohon dengan alasan melakukan perlawanan.
Berdasarkan keterangan Pers tanggal 22 Januari 2017 di Rumah Sakit Bhayangkara Jl. Wahid Hasyim Kota Medan, Sumatera Utara tiba-tiba Kapolda Sumatera Utara Cq. Termohon menyatakan Pemohon adalah orang yang menjadi otak pembunuhan seseorang yang bernama Indra Gunawan Als. Kuna yang terjadi pada tanggal 18 Januari 2017 dan memerintahkan Rawidra Als. Rawi dan kawan- kawan untuk menjalankan aksi penembakan tersebut.
Karena kewenangan yang tidak terbatas yang dimiliki Termohon untuk melakukan penyidikan atas suatu perkara aquo Termohon langsung menetapkan Pemohon sebagai Tersangka sementara Termohon tidak pernah melakukan pemanggilan kepada Pemohon untuk didengar keterangannya sebagai saksi. Setelah Pemohon mendengar informasi dari media terkait pernyataan Termohon yang mengatakan Termohon adalah otak atas pembunuhan tersebut sedangkan saat yang bersamaan Pemohon sedang berada di Jambi. Mendengar informasi tersebut dan mendapatkan informasi lainnya yang mengatakan Pemohon menjadi target untuk ditembak ditempat apabila Termohon dapat menangkap Pemohon.
Pemohon langsung memohon perlindungan hukum kepada Kapolda Jambi, dan Kapolda Jambi yang sangat mengenal Pemohon dan yakin Pemohon Pemohon langsung memohon perlindungan hukum kepada Kapolda Jambi, dan Kapolda Jambi yang sangat mengenal Pemohon dan yakin Pemohon
Sebelum tiba di Medan Pemohon, Kapolda Sumatera Utara telah mengeluarkan statement kepada media baik media elektronik ataupun media cetak bahwa telah menangkap Pemohon, hal tersebut merupakan kebohongan publik. Pemohon bukan ditangkap oleh Termohon, melainkan Pemohon yang mendatangi Termohon untuk mendapat penjelasan soal berita yang beredar, karena Pemohon merasa tidak pernah melakukan hal tersebut yang dituduhkan.
Setelah sampai di Medan Pemohon tetap didampingi oleh Anggota Reskrim Polda Jambi hingga tiba di Polda Sumatera Utara dan kemudian diantarkan ke Polres Medan karena Pemohon dan pihak keluarga takut terjadi hal- hal yang tidak diinginkan terhadap nyawa Pemohon. Sesampainya Pemohon di Polres Medan pada tanggal 23 Januari 2017, Termohon langsung melakukan pemeriksaan terhadap diri Pemohon yang kemudian pada hari yang sama yaitu tanggal 23 Januari 2017 Termohon telah menetapkan Pemohon sebagai Tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp.Sidik/190/I/2017Reskrim
tanggal 18 Januari 2017 dan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp.Sidik/190/I/2017Reskrim tanggal 21 Januari 2017 perihal Penetapan Tersangka atas diri Pemohon dan menerbitkan Surat Perintah Penangkapan Nomor: SP.KAP/45/I/2017/RESKRIM atas diri Pemohon dan kemudian pada tanggal 18 Januari 2017 dan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp.Sidik/190/I/2017Reskrim tanggal 21 Januari 2017 perihal Penetapan Tersangka atas diri Pemohon dan menerbitkan Surat Perintah Penangkapan Nomor: SP.KAP/45/I/2017/RESKRIM atas diri Pemohon dan kemudian pada
Menetapkan Pemohon sebagai Tersangka kemudian melakukan Penangkapan dan Penahanan adalah cacat yuridis yang dianggap tidak sesuai dengan prosedur hukum dan tidak jelas darimana dasar-dasar Termohon menetapkan hal tersebut, tindakan Termohon tersebut masih diikuti dengan tindakan pembunuhan karakter yang berdampak tercemarnya nama baik Pemohon dan keluarga Pemohon.
2. Alasan Pemohon Mengajukan Praperadilan berdasarkan fakta-fakta hukum:
a. Bahwa karena kewenangan yang tidak terbatas yang dimilik Termohon untuk melakukan penyidikan atas suatu perkara ( in casu perkara aquo ) dan dalam perkara aquo Termohon langsung menetapkan Pemohon sebagai Tersangka, padahal belum memiliki 2 (dua) alat bukti yang sah sebagai alat bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan Pemohon sebagai Tersangka dan hal tersebut adalah suatu tindakan sewenang- wenang karena tanpa melalui prosedur hukum yang benar sebagaimana ditentukan dalam KUHAP.
b. Permohonan Praperadilan ini walaupun Penetapan Tersangka tidak diatur didalam KUHAP akan tetapi berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi No: 21/PUU-XII/2014, yang diucapkan dalam sidang Pleno Mahkamah Konstitusi terbuka untuk umum pada hari selasa tanggal 28 April 2015, yang pada pokoknya dalam Amar Putusan menyatakan bahwa Penetapan Tersangka, Penggeledahan dan Penyitaan merupakan Objek dari Praperadilan.
c. Pemohon melihat dalam perkara ini Termohon mencoba membuat seolah-olah ada 2 (dua) alat bukti yang sah sebagai alat bukti permulaan untuk membuktikan keterlibatan Pemohon dalam kasus penembakan aquo, dengan bukti-bukti keterangan Tersangka yang sudah ditembak mati (apabila ada keterangan tersebut patut diduga keterangan tersebut direkayasa oleh Termohon), bukti percakapan via aplikasi Whatsapp
dengan Tersangka Rawidra Als. Rawi untuk membayar penembakan tersebut (tidak ada 1 (satu) rupiah pun yang diberikan oleh Pemohon kepada Tersangka Rawidra Als. Rawi).
d. Bahwa kejanggalan yang Pemohon rasakan telah terbukti karena Pemohon telah mendapatkan bukti saat penangkapan Tersangka Rawidra Als. Rawi, berdasarkan foto penangkapan tersebut terlihat Tersangka Rawidra Als. Rawi dalam keadaan duduk bersimpuh dengan tangan terborgol kebelakang dan beberapa lebam dibagian muka. Yang menjadi kejanggalan adalah bagaimana mungkin seorang Tersangka Rawidra Als. Rawi dengan kondisi seperti itu dapat melawan sejumlah anggota Kepolisian (mungkin lebih dari 10 orang, dapat dilihat dari sprint yang dikeluarkan) yang menangkapnya. Disini timbul tanda tanya besar mengapa harus dutembak mati orang yang tidak melawan? Menilai hal tersebut sangat janggal karena Tersangaka Rawidra Als. Rawi harus sampai dilumpuhkan sampai dengan ditembak dibagian organ vitalnya (bagian dada dan bagian perut) sebanyak 3 (tiga) peluru yang bersarang pada bagian dada (2 peluru) dan perut (1 peluru).
e. Bahwa kejanggalan lainnya tidak berhenti pada kejadian tersebut, sang eksekutor yang bernama Putra juga harus dilumpuhkan dengan cara ditembak mati karena menurut Termohon Putra telah melawan saat dilakukan penangkapan terhadap diri yang bersangkutan.
f. Bahwa yang perlu diperhatikan didalam perkara Aquo adalah dengan penembakan yang dilakukan Termohon terhadap Tersangka Rawidra dan Tersangka Putra yang diduga menjadi Otak Pembunuhan dan Eksekutor, hal ini merupakan sesuatu yang sangat janggal karena Termohon ingin memutus mata rantai, agar Pemohon dapat ditetapkan jadi Tersangka Otak Pembunuhan korban Indra Gunawan Als. Kuna dengan alasan- alasan yang dibuat-buat oleh Termohon. Maka keterangan Tersangka Rawidra Als. Rawi dan Tersangka Putra yang sudah ditembak mati tidak dapat dijadikan bukti untuk menetapkan Pemohon sebagai Tersangka. Keterangan tersebut bukanlah alat bukti, karena keterangan tersebut bukan didepan pengadilan ataupun dibawah sumpah dan tidak ada keterangan saksi-saksi lain yang masih hidup, bukti-bukti surat dan lain- lain yang memperkuat alasan Termohon untuk menetapkan Pemohon sebagai Tersangka beserta bukti-bukti petunjuk sebagai alat bukti tambahan.
g. Pemohon juga telah mendapatkan bukti rekaman video Tersangka yang bernama Jo Hendal Als. Zen yang pada saat itu sedang berada didalam mobil yang patut diduga bersama Termohon yang sedang menggali informasi darinya dan menerangkan bahwa dia menjadi joki atas perintah Rawidra Als. Rawi yang kemudian memerintahkan Putra untuk menembak Korban Indra Gunawan Als. Kuna dibagian kaki untuk memberikan pelajaran.
h. Tidak ada 1 (satu) pun alat bukti yang sah sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP yang dimiliki Termohon untuk menetapkan Pemohon sebagai Tersangka, maupun Saksi Fakta yang dapat menjelaskan keterlibatan Pemohon karena Saksi Fakta tersebut telah ditembak mati oleh Termohon yakni Rawidra Als. Rawi dan Putra.
i. Pasal 184 ayat (1) KUHAP yaitu Surat maupun petunjuk-petunjuk, Pemohon Yakini bukti tersebut tidak ada karena memang Pemohon tidak pernah mengenal Tersangka kecuali Tersangka Rawidra Als. Rawi yang hanya sebatas mengenai Tersangka Rawidra Als. Rawi seperti mengenal teman-teman Pemohon yang lain dan tidak ada hubungan khusus antara Pemohon dengan Tersangka Rawidra Als. Rawi. j. Termohon mengungkapkan adanya kasus percobaan pembunuhan yang pertama sekitar 2014 dengan Tersangka Wahyudin Als. Culun dan M. Muslim yang ditangkap bersamaan dengan Tersangka lainnya, pada kejadian pertama tersebut dikatakan bahwa terjadi pemukulan terhadap Sdr. Wiria yang katanya jadi korban salah pukul, akan tetapi dari pernyataan ini dapat dilihat kejanggalan lain karena seolah-olah kejadian ini sudah sejak lama dan kemudian baru dapat diungkap oleh Termohon saat Korban Kuna sudah meninggal. Kuna sangat dikenal didaerah tersebut dan tidak mungkin terjadi korban salah pukul. k. Atas kasus Tahun 2014 tersebut Pemohon melihat Termohon mencoba untuk menghubung-hubungkan agar terlihat seperti dendam lama padahal kejadian tersebut tidak ada hubungan sama sekali dengan Pemohon, karena Termohon menerangkan motif pembunuhan tersebut adalah dendam antara Pemohon dengan Indra Gunawan Als. Kuna.
l. Bahwa Termohon menyatakan adanya uang bayaran yang dijanjikan oleh Pemohon kepada orang-orang yang menjalankan aksi pembunuhan tersebut sebesar Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) dan Pemohon telah memberikan uang tanda jadi sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), pernyataan tersebut adalah pernyataan yang sesat dan dibuat-buat karena Termohon juga sudah meminta keterangan dari Sdr. Darma yang bekerja kepada Pemohon, karena diduga ada uang yang diberikan oleh Sdr. Darma Kepada Tersangka Rawi. Darma telah menjelaskan uang-uang yang diberikan oleh Pemohon adalah untuk keperluan bisnis dan pribadi seperti memperbaiki rumah yang akan disewa oleh orang, membayar tagihan cicilan mobil dan membeli alat-alat bangunan dan semua uang tersebut ada bukti nota pembayaran dan seluruh uang tersebut dikirimkan Pemohon dengan cara ditransfer dan bukti transfer tersebut telah cocok dengan bukti pembayaran yang dilakukan oleh Sdr. Darma.
m. Pasal 1 angka 2 KUHAP meny atakan: “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”. Dalam praktik telah menimbulkan pengertian yang sifatnya multi tafsir dan ini melanggar asas lex certa dan asas lex stricta sebagai asas umum dalam pembentukan undang-undang pidana, karena mengakibatkan ketidakpastian hukum yang bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 dan dapat menimbulkan kesewenang-wenangan yang secara nyata bertentangan dengan prinsip m. Pasal 1 angka 2 KUHAP meny atakan: “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”. Dalam praktik telah menimbulkan pengertian yang sifatnya multi tafsir dan ini melanggar asas lex certa dan asas lex stricta sebagai asas umum dalam pembentukan undang-undang pidana, karena mengakibatkan ketidakpastian hukum yang bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 dan dapat menimbulkan kesewenang-wenangan yang secara nyata bertentangan dengan prinsip
3. Jawaban Termohon
a. Dalam Eksepsi
1) Tentang Peristiwa Pidana Yang Terjadi
2) Tentang Kegiatan Penyidikan Yang Dilakukan
3) Tentang Penangkapan Terhadap Pemohon Dan Telah Ditemukannya Bukti Yang Cukup Yang Dimaknai Minimal 2 (dua) Alat Bukti Sesuai Putusan MK NO. 21/PUU-XII/2014 Sebelum Dilakukannya Penangkapan Terhadap Pemohon
4) Tentang Pemeriksaan Terhadap Pemohon Dengan Status Sebagai Tersangka
5) Tentang Penahanan Terhadap Pemohon
6) Kutipan Pendapat Yahya Harahap Terkait Praperadilan
b. Dalam Pokok Perkara
1) Bahwa pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2017 pukul 08:37 Wib di Jln. Ahmad Yani Kesawan Medan Petisah, tepatnya didepan Restoran Tip Top telah terjadi tindak pidana dengan sengaja 1) Bahwa pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2017 pukul 08:37 Wib di Jln. Ahmad Yani Kesawan Medan Petisah, tepatnya didepan Restoran Tip Top telah terjadi tindak pidana dengan sengaja
18 Januari 2017, kemudian atas peristiwa yang sama pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2017 telah diterima laporan polisi Model
dilaporkan masyarakat) Nomor: Lp/161/K/l/2017/SPKT Restabes Mdn a.n. Pelapor Kawida (Istri korban Indra Gunawanan Als. Kuna).
B (Kejahatan
yang
2) Dalam rangka membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya, maka Termohon menerbitkan surat perintah tugas Nomor: Sprint.Gas/221/l/2017/Reskrim tanggal 18 Januari 2017, surat perintah penyelidikan Nomor: Sprint.Lidik/169/l/2017/Reskrim tanggal 18 Januari 2017. Atas ada dasarnya laporan polisi Model B Nomor: Lp/161/K/l/2017/SPKT Restabes Mdn tanggal 21 Januari 2017 a.n. Pelapor Kawida maka kembali diterbitkan surat perintah penyidikan Nomor: Sp.Sidik/199/l/2017/Reskrim tanggal 21 Januari 2017. Adapun kegiatan penyidikan yang dilakukan secara umum adalah sebagai berikut:
a. Otopsi mayat
b. Pemeriksaan saksi-saksi b. Pemeriksaan saksi-saksi
d. Pemeriksaan data ke PT. Telkomsel
3) Sebelum dilakukan penangkapan terhadap Siwajiraja sebelumnya telah dilakukan gelar perkara untuk menentukan status dari Siwajiraja dengan didasarkan pada fakta-fakta penyidikan yang sudah ditemukan terkait peristiwa penembakan terhadap Indra Gunawan Als. Kuna yang terjadi pada hari Rabu 18 Januari 2017 pukul 08:37 Wib di Jl. Ahmad Yani Medan. Dan memperoleh alat bukti keterangan saksi vide Pasal 184 ayat (1) huruf a KUHAP, bukti surat seperti dijelaskan pada Pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP yang memenuhi persyaratan Pasal 187 KUHAP, bukti petunjuk sebagaimana rumusan Pasal 184 ayat (d) huruf d KUHAP yang diartikan adanya perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya baik antara satu dan yang lain maupun dengan tindak pidana itu sendiri.
4) Bahwa dalam proses pemeriksaan terhadap Pemohon Siwajiraja dengan status Tersangka yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2017 pukul 18:30 wib.
5) Kutipan pendapat Yahya Harahap yang menyatakan Hakim tidak memiliki wewenang untuk menguji pembuktian dari alat bukti. Hal itu tidak dapat diuji di Praperadilan lantaran sudah masuk kepada arah substansial. Hakim praperadian hanya menguji persyaratan mengenai alat bukti, persyaratan yang dimaksud yaitu mengenai 5) Kutipan pendapat Yahya Harahap yang menyatakan Hakim tidak memiliki wewenang untuk menguji pembuktian dari alat bukti. Hal itu tidak dapat diuji di Praperadilan lantaran sudah masuk kepada arah substansial. Hakim praperadian hanya menguji persyaratan mengenai alat bukti, persyaratan yang dimaksud yaitu mengenai
4. Para Saksi dan Saksi Ahli
Keterangan Saksi dan Keterangan Saksi Ahli Pemohon Para Saksi:
1. Saksi Marimutu
2. Saksi Markos Kenfery
3. Saksi Romeo Agustiando Tampubolon, S.H
4. Saksi Radika
5. Saksi Fahrizal Ardillah
6. Saksi Mathena Kesri
7. Saksi Sarda
8. Saksi Hairul
9. Saksi Jusprit, S.H
10. Saksi Ananda Kumar
Para Saksi Ahli:
1. Dr. Silverius Y. Soeharto, SE.,MM
2. IR. Andik Avianto Soedarsono, MSIE, Ph.D
3. Dra. Udiati Widiastuti, M.Hum
4. Hasbullah, SH.,MH
Keterangan Saksi Termohon Para Saksi:
1. Saksi Kawida
2. Saksi Endru Wijaya
5. Pertimbangan Hakim
TENTANG HUKUMNYA DALAM EKSEPSI
Hal yang menjadi pertimbangan Hakim secara garis besar antara lain adalah:
1. Bahwa apabila mencermati pasal-pasal dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP pada Bab X Bagian Kesatu, Bab XII Bagian Kesatu dan Bagian Kedua, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi objek/materi Praperadilan selain yang tersebut secara limitatif dalam Pasal 77, Pasal 95 ayat (1) dan Pasal 97 ayat (3) KUHAP. Dalam perkembangannya, Mahkamah Konstitusi melalui Putusannya Nomor 21/PUU/-XII/2014 tanggal 28 April 2015 telah menambah yang menjadi obyek praperadilan yaitu Penetapan Tersangka, Penggeledahan dan Penyitaan. Bagaimana disebutkan diatas alasan Permohonan Praperadilan Pemohon adalah merupakan dan menjadi ruang lingkup dari objek/materi praperadilan menurut Undang-undang
2. Bahwa oleh karena Pemohon mendalilkan sesuatu yang negatif, maka sesuai Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung, maka pihak yang lebih mudah membuktikanlah diberikan beban pembuktian dalam hal ini adalah Termohon
3. Jika memang Penyidik (Termohon) memandang Almarhum Rawidra Als. Rawi sebagai saksi kunci untuk mengungkap perkara penembakan Almarhum Indra Gunawan Als. Kuna secara benar dan transparan, sesungguhnya Termohon harus menjaga keselamatan dari Almarhum Rawidra Als. Rawi sebagai saksi.
4. Introgasi-introgasi dalam KUHP tidak dikenal, jika keterangan introgasi untuk dijadikan sebagai alat bukti untuk alat bukti, maka tidak dianggap sebagai alat bukti dan penetapannya menjadi tidak sah.
5. Pasal 340 KUHP menyatakan adanya sebab akibat, dan adanya motif, teori dalam konteks pidana menggunakan teori rikuit, maksudnya dia mempunyai motif, mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan harus dibuktikan secara keseluruhan, seandainya tidak ada tujuan untuk membunuh maka orang gila yang bunuh karena tidak bisa bertanggung jawab
6. Hal-hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan, berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh Termohon di persidangan, ternyata Termohon tidak ada mempergunakan alat bukti keterangan ahli dalam menetapkan Pemohon sebagai Tersangka dalam perkara terkait dengan penembakan Almarhum Indra Gunawan Als. Kuna tersebut. Menimbang bahwa bukti-bukti lain yang diajukan Termohon 6. Hal-hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan, berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh Termohon di persidangan, ternyata Termohon tidak ada mempergunakan alat bukti keterangan ahli dalam menetapkan Pemohon sebagai Tersangka dalam perkara terkait dengan penembakan Almarhum Indra Gunawan Als. Kuna tersebut. Menimbang bahwa bukti-bukti lain yang diajukan Termohon
7. Hakim praperadilan berpendapat bahwa tuntutan Pemohon yang menyatakan bahwa penangkapan dan penahanan yang telah dilakukan oleh Termohon terhadap Pemohon adalah sah dan tidak mempunyai kekuatan bukti beralasan hukum dan oleh karenanya harus dikabulkan, maka surat perintah penyidikan, penangkapan dan penahanan adalah Batal dan atau tidak Sah serta agar Termohon Mengeluarkan Pemohon dari Ruang Tahanan Polrestabes Medan
6. Putusan Dalam Eksepsi:
Menolak Eksepsi Termohon untuk seluruhnya.
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan Permohonan Praperadilan Pemohon Sebagian
2. Menyatakan Penetapan Tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp. Sidik/190/l/2017/Reskrim Tanggal 18 Januari 2017 dan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp. Sidik/199/l/2017/Reskrim Tanggal 21 Januari 2017 dan Surat Perintah Penahanan Nomor: SP.Han/23/l/2017/Reskrim Tanggal
24 Januari 2017 TIDAK SAH dan tidak benar berdasar atas hukum dan oleh karenanya Penetapan, Penangkapan dan Penahanan Aquo tidak mempunyai kekuatan mengikat
3. Menyatakan Penetapan Tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp. Sidik/190/l/2017/Reskrim Tanggal 18 Januari 2017 dan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sp. Sidik/199/l/2017/Reskrim Tanggal 21 Januari 2017 dan Surat Perintah Penahanan Nomor: SP.Han/23/l/2017/Reskrim Tanggal
24 Januari 2017 adalah BATAL DAN ATAU TIDAK SAH dan oleh karenanya Penetapan, Penangkapan dan Penahanan Aquo tidak mempunyai kekuatan mengikat
4. Memerintahkan TERMOHON untuk segera mengeluarkan PEMOHON dari Ruang Tahanan Polrestabes Medan segera setelah Putusan ini diucapkan
5. Menghukum TERMOHON membayar uang pengganti sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
6. Memerintahkan TERMOHON untuk merehabilitasi nama baik PEMOHON dalam 1 (satu) Media Cetak Nasional dan 1 (satu) Media Televisi Swasta Nasional
7. Menolah permohonan Praperadilan Pemohon untuk selebihnya
8. Membebankan biaya perkara kepada TERMOHON sebesar NIHIL