Jenis Penelitian

A. Jenis Penelitian

Dalam khazanah ilmu-ilmu sosial, manusia menjadi subjek sekaligus objeknya. Manusia mempelajari manusia lainnya, bahkan manusia memperlajari dirinya sendiri.Sudah lebih dari berabad-abad lamanya, manusia serta keunikan dan kekhasannya menjadi suatu yang dibahas dan dikupas melalui ilmu pengetahuan yang menyikap tabir rahasia ras yang bernama manusia hingga ke inti yang terdalam.Pernyataan di atas sangat terkait sekali dengan istilah yang Weber sebut sebagai verstehen, yakni memahami. Dan inilah yang menjadi esensi dari penelitian kualitatif yang hendak peneliti gunakan untuk memahami fenomena yang hendak diteliti, karena dengan menggunakan penelitian kualitatif peneliti akan mampu memahami pola pikir dan sudut pandang orang lain serta sekelompok komunitas tertentu dalam setting ilmiah.

Menurut Denzin dan Lincoln (1994) definisi penelitian kualitatif itu sendiri dikatakan sebagai berikut:

Qualitative research is multi-method in focus, involving an interpretive naturalistic approach to its subject matter. This means that qualitative researches study things in their natural setting, attempting to make sense of or interpret phenomenon in

commit to user

terms of the meanings people bring to them. Qualitative research involves the studied use and collection of a variety of empirical materials-case study,

personal experience

introspective, life story, interview, observational, historical, interactional and visual text that describe routine and problematic moments and meaning in individual lives.

Bila kita mengartikan definisi di atas bahwa penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi.Penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan penjelasan tersirat mengenai struktur, tatanan dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu kelompok partisipan. Penelitian kualitatif juga disebut field research atau penelitian kancah. Penelitian ini juga menghasilkan data mengenai kelompok manusia dalam ruang atau latar sosial.

Lebih lanjut, Denzin dan Lincoln menegaskan bahwa penelitian kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendasar melalui pengalaman first-hand dari peneliti yang langsung berproses dan melebur menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dengan subjek dan latar yang akan diteliti berupa laporan yang sebenar-benarnya, apa adanya dan catatan-catatan lapangan yang aktual. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana para subjek penelitian mengambil makna dari lingkungan sekitar dan bagaimana makna-makna tersebut mempengaruhi perilaku subjek sendiri.

Karena merupakan first-hand, maka dalam melakukan penelitian kualitatif harus terjun langsung dan mengenal subjek penelitian yang bersangkutan secara personal dan tanpa perantara.Semaksimal mungkin pemisah (gap) atau topeng antara peneliti dengan subjek yang diteliti harus

commit to user

dihilangkan atau diminimalisasi agar peneliti dengan subjek yang dapat diteliti benar-benar memahami sudut pandang dan perasaan subjek penelitian dengan optimal dan secara mendalam.Ini pula yang menjadi ciri khas dari penelitian kualitatif.

Sejalan dengan Denzin dan Lincoln, Moleong (2005) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Masih banyak lagi definisi mengenai penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh beberapa ahli metodologi penelitian kualitatif yang tidak bisa disebutkan satu per satu di sini, namun terdapat kesamaan pola dan adanya benang merah dari setiap definisi yang dikemukakan. Bedasarkan serangkaian karakteristik, pendekatan masalah, dan paradigma yang mengkonstruksikan penelitian kualitatif maka peneliti mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif ialah suatu bentuk penelitian ilmiah yang mempunyai tujuan untuk memahami suatu gejala dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi serta komunikasi yang mendaam anatara peneliti dengan gejala yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan bedasarkan prinsip- prinsip umum.

commit to user

Penelitian kualitatif yang hendak dilakukan oleh peneliti kali ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi digolongkan ke dalam pendekatan penelitian kualitatif untuk membedakannya dari penelitian kuantitatif. Perbedaan lainnya terletak pada paradigma yang dipergunakan dalam melihat realita atau sesuatu yang menjadi obyek studi. Paragidma itu sendiri tidak lain adalah representasi konseptualisasi tentang sesuatu, atau pandangan terhdap sesuatu. Dengan kata lain paradigma merupakan suatu cara memahami realita. Dalam penelitian, hal ini mencakup keyakinan terhadap sifat dasar dari realitas (yang diamati), hubungan antara orang yang mencoba mengetahui sesuatu (peneliti) dan hal yang mereka coba ketahui (yang diteliti), peranan atau pengaruh dari nilai-nilai (yang dianut peneliti) dan variabel-variabel lainnya yang serupa itu.

1. Seputar Fenomenologi

fenomenologi (phenomenology) merupakan suatu model penelitian kualitatif yang dikembangkan oleh ilmuan Eropa bernama Edmund Husserl pada awal ke-20 (sekitar tahun 1935-an). Model ini berkaitan dengan suatu fenomena. Pada awalnya Husserl melihat adanya titik temu antara ilmu filsafat dengan ilmu sosial terapan, seperti psikologi, antropologi dan sosiologi. Menurut Husserl dalam setiap hal, manusia memiliki pemahaman dan penghayatan terhadap setiap fenomena yang dilaluinya dan pemahaman dan penghayatannya tersebut sangat berpengaruh terhadap perilakunya (Giorgi dan Giorgi dalam Smith, 2003).

Dalam pengembangan model fenomenologi, Husserl memulainya

commit to user

dengan suatu pertanyaan, ”bagaimana suatu objek dan suatu kejadian muncul bersamaan dan mempengaruhi kesadaran manusia, dan apakah suatu fenomena yang terjadi dapat dipisahkan dari kesadaran manusia?”. Itulah pertanyaan pertama yang menggelitik Husserl untuk meneliti dan mengembangkan fenomenologi (Herdiansyah, 2010:66).

Model fenonemologi lebih ditunjukkan untuk mendapatkan kejelasan dari fenomena dalam situasi natural yang dialami oleh individu setiap harinya daripada melakukan reduksi suatu fenomena dengan mencari keterkaitan atau hubungan sebab akibat dari variabel.

Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu hingga tataran keyakinan indivdu yang bersangkutan. Dengan demikian, dalam mempelajari dan memahaminya, haruslah bedasarkan sdudut pandang paradigma dan keyakinan langsusng dari individu yang bersangkutan sebagai subjek yang mengalami langsung (first-hand experiences) (Herdiansyah, 2010). Dengan kata lain, penelitian fenomenologi berusaha untuk mencari arti secara sosiologis dari suatu pengalaman individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam dalam konteks kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti. Disamping itu, dalam memahami dan mempelajarinya haruslah didukung oleh persiapan yang matang dan komprehensif dari peneliti untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari subjek yang diteliti, sehingga keterdekatan dapat diperoleh dan dapat mendukung penelitian.

commit to user

Secara sederhana, fenomenologi lebih memfokuskan diri pada konsep suatu fenomena tertentu dan bentuk dari studinya adalah untuk melihat dan memahami arti dari suatu pengalaman individual yang berkaitan dengan suatu fenomena tertentu. Polkinghorne (1989) mendefinisikan fenomenologi sebagai sebuah studi untuk memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman-pengalaman beberapa individu mengenai suatu konsep tertentu. Dengan penjelasan yang telah diberikan, kita dapat melihat bahwa suatu fenomena tertentu dapat mempengaruhi dan memberikan suatu pengalaman yang unik, baik bagi seorang individu maupun sekelompok individu.

Pengalaman seseorang yang luar biasa dan fenomenal secara umum akan terjadi suatu perubahan sikap, sudut pandang ataupun perilaku pada orang yang mengalami pengalaman tersebut. Terjadinya perubahan perilaku, sikap dan sudut pandang yang diakibatkan oleh suatu peristiwa yang tidak biasa atau fenomena tersebut menggelitik peneliti kualitatif untuk mengangkatnya sebagai bahasan dalam penelitian kualitatif dengan model fenomenologi. Pengalaman yang disebut di atas bukan sekadar pengalaman yang biasa, namun pengalaman yang terjadi tersebut berkaitan dengan ruang dan waktu yang mempengaruhi kesadaran individu secara langsung maupun tak langsung. Karena model fenomenologi memfokuskan pada pengalaman pribadi individu, maka subjek penelitiannya adalah orang yang mengalami langsung kejadian atau fenomena yang terjadi, bukan individu yang hanya mengeahui suatu

commit to user

fenomena secara tak langsung atau melalui media tertentu yang meliputinya.

Creswell (1998) mengemukakan beberapa prosedur dalam melakukan studi fenomenologi:

a. Prosedur pertama, peneliti harus memahami perspektif dan filosofi yang ada di belakang pendekatan yang digunakan, khususnya mengenai konsep studi bagaimana individu mengalami suatu

fenomena yang terjadi. Konsep epoche 1 merupakan inti ketika peneliti mulai menggali dan mengumpulkan ide-ide mereka mengenai fenomena dan mencoba memahami fenomena yang terjadi menurut sudut pandang subjek yang bersangkutan.

b. Prosedur kedua, peneliti membuat pertanyaan penelitian yang mengeksplorasi serta menggali arti pengalaman subjek dan meminta subjek untuk menjelaskan pengalamannya tersebut.

c. Prosedur selanjutnya adalah peneliti mencari, menggali dan mengumpulkan data dari subjek yang terlibat secara langsung dengan fenomena yang terjadi.

d. Setelah data terkumpul, peneliti mulai melakukan analisis data

yang terdiri atas tahapan-tahapan analisis.

e. Prosedur yang terakhir, laporan penelitian fenomenologi diakhiri dengan diperolehnya pemahaman yang lebih esensial denga

1 Epoche ialah mengesampingkan atau menghilangkan semua prasangka peneliti pada suatu fenomena.Artinya sudut pandang yang digunakan benar-benar bukan merupakan sudut pandang

peneliti, melainkan murni sudut pandang dari subjek penelitian.

commit to user

struktur yang invariant dari suatu pengalaman individu, mengenali setiap unit kecil dari arti yang diperolehya bedasarkan pengalaman individu tersebut.