Analisis Artikel “Go Gas!”

A. Analisis Artikel “Go Gas!”

1. Analisis Teks

Dalam sebuah teks pasti terkandung unsur-unsur maupun elemen-elemen yang merupakan suatu kesatuan yang saling menopang satu sama lain hingga terbentuk sebuah teks yang utuh. Untuk menganalisis sebuah teks, maka diperlukan beberapa hal yang akan diamati, meliputi tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Berikut analisis teks “Go Gas!”:

a. Tematik Elemen tematik merupakan gambaran umum pada teks. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks, topik akan didukung oleh subtopik

commit to user

didukung serangkaian fakta yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, sehingga subbagian yang lain saling mendukung antara satu bagian dengan bagian lainnya.

Tema yang ingin dikembangkan melalui artikel yang berjudul “Go Gas!” yang dimuat dalam rubrik “Green Page” Majalah GoGirl! edisi Juli 2011 adalah gas sebagai bahan bakar alternatif yang kemudian diturunkan ke dalam subtopik yang membahas tentang jenis-jenis gas yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan keuntungan jangka panjang konsumsi gas sebagai bahan bakar kendaraan. Sedangkan wacana yang ingin dikedepankan dalam artikel ini adalah gas sebagai bahan bakar alternatif. Berikut kutipannya:

“Makin besar anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) udah bikin pemerintah mulai mikirin bahan bakar alternatif. Please say welcome to

Liquified Gas for Vehicle! ” (Artikel “Go Gas!”: Paragraf 1, GoGirl! Juli 2011)

b. Skematik Dalam sebuah teks pasti memiliki skema atau alur yang menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun hingga membentuk kesatuan arti. Dalam konteks penyajian artikel, memiliki dua kategori skema besar, yaitu summary yang ditandai dengan dua elemen, yaitu judul dan lead , serta story yang memuat isi berita secara kesuluruhan.

Secara skematik, artikel “Go Gas!” memiliki 6 paragraf. Paragraf pertama berisi lead yang tergolong teras berita “apa” (what lead), paragraf kedua berisi jenis gas yang akan digunakan pemerintah sebagai bahan bakar alternatif, paragraf

commit to user

bahan bakar lain. Di paragraf empat berisi negara-negara yang sudah menggunakan LGV, paragraf berikutnya berisi alasan mengapa LGV belum banyak digunakan di Indonesia, dan di paragraf terakhir berisi perhitungan keuntungan jika menggunakan converter kit bahan bakar. Berikut uraian elemen

yang terkandung dalam artikel “Go Gas!”: “Makin besar anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) udah

bikin pemerintah mulai mikirin bahan bakar alternatif. Please say welcome to Liquified Gas for Vehicle! ” (Artikel “Go Gas!”: Paragraf 1, GoGirl! Juli 2011)

“Sebenernya ada dua bahan bakar jenis gas yang disiapin pemerintah, yaitu Liquified Gas for Vehicle (LGV) dan Compressed

Natural Gas (CNG).....” (Artikel “Go Gas!”: Paragraf 2, GoGirl! Juli 2011) “Apa aja sih kelebihannya? Dari segi ekonomi, LGV lebih

terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding Premium (Rp 4.500) dan Pertamax (8.900)...” (Artikel “Go Gas!”: Paragraf 3, GoGirl! Juli 2011)

“Di beberapa negara kayak US, Australia, China, Korea, India, dan beberapa negara Eropa, gas udah banyak digunakan sebagai bahan

bakar kendaraan ...” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4, GoGirl! Juli 2011)

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta. Inilah salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini...” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5, GoGirl! Juli 2011)

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun ekonomi.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6, GoGirl! Juli 2011)

commit to user

Struktur mikro dalam sebuah wacana yang disebut semantik merupakan makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks, bisa melalui elemen latar, detil,

maksud, praanggapan, nominalisasi. Dalam penulisan artikel “Go Gas!”, penulis memuat beberapa elemen, yaitu latar, detil, maksud, dan nominalisasi.

i. Latar Latar penulisan artikel ini adalah mengenai gas sebagai bahan bakar alternatif yang akan dikeluarkan pemerintah. Latar ini didasari pada sebuah bentuk keprihatinan pemerintah akan semakin besarnya anggaran subsidi jika masih menggunakan BBM lainnya. Sehingga pemerintah memberikan solusi dengan mengeluarkan gas sebagai bahan bakar alternatif. Hal ini terungkap dalam kutipan kalimat berikut:

“Makin besarnya anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)

udah bikin pemerintah mulai mikirin bahan bakar alternatif.

Please say welcome to Liquified Gas for Vehicle! ” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 1, GoGirl! Juli 2011)

ii. Detil Elemen detil berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan Penulis. Jika informasi tersebut akan menguntungkan Penulis, maka informasi tersebut akan tertulis dengan berlebihan, sebaliknya jika informasi dianggap merugikan Penulis, maka informasi akan ditampilkan dengan jumlah sedikit. Berikut kutipan

elemen detil dalam artikel “Go Gas!”:

commit to user

“Apa aja sih kelebihannya? Dari segi ekonomi, LGV lebih terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding Premium ( Rp 4.500) dan Pertamax (8.900).” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan tersebut, dijelaskan mengenai segala kelebihan gas dibandingkan dengan BBM lainnya. Semua informasi yang menguntungkan penulis, dalam hal ini memuat kelebihan gas sebagai bahan bakar alternatif dibanding dengan BBM lainnya cukup terlihat jelas dan diuraikan lebih mendetail.

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita

rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun

ekonomi .” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan paragraf ini, informasi yang disampaikan begitu menguntungkan penulis, karena memuat informasi kelebihan gas sebagai bahan bakar alternatif dengan penghitungan yang memuat hasil yang signifikan. Sebaliknya, informasi yang dirasa kurang menguntungkan penulis, ditulis dengan samar-samar. Berikut kutipannya:

“Sayangnya, LGV nggak sesukses „saudaranya‟. Belum banyak kendaraan pribadi yang pake LGV, padahal sebenernya jenis bahan

bakar ini punya banyak keunggulan lho dibanding BBM.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 5-6, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, nampak Penulis hanya menampilkan informasi yang dianggap kurang menguntungkan baginya. Tidak disebutkan lebih mendetail, mengapa LGV tidak sesukses CNG.

commit to user

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta. Inilah salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini. Alasan lain, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas

(SPBG) di Indonesia masih kurang banget. Baru ada di

Jakarta, itupun jumlahnya cuma sekitar 8 SPBG .” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1-4, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, tidak disebutkan lebih mendetail mengenai mengapa harga converter kit mahal, kemudian juga tidak disebutkan mengapa SPBG baru tersedia di Jakarta dengan jumlah yang sedikit yaitu 8 unit.

iii. Maksud Maksud merupakan bentuk uraian yang panjang, jelas, dan lebih mendetail tentang informasi yang dianggap menguntungkan Penulis. Sebaliknya, jika informasi dianggap kurang menguntungkan Penulis, maka informasi tersebut ditulis dengan samar-samar dan implisit. Berikut kutipan kalimat yang memuat elemen maksud:

“Apa aja sih kelebihannya? Dari segi ekonomi, LGV lebih

terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding Premium (Rp 4.500) dan Pertamax (8.900). Selain itu, jenis bahan bakar ini juga ramah lingkungan. Nggak menimbulkan

banyak polusi karena pembakarannya hampir sempurna .” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 1-4, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan tersebut, dijelaskan mengenai segala kelebihan gas dibandingkan dengan BBM lainnya. Semua informasi yang menguntungkan penulis, dalam hal ini memuat kelebihan gas sebagai bahan bakar alternatif dibanding dengan BBM lainnya di segala bidang cukup terlihat jelas dan diuraikan lebih mendetail.

commit to user

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita

rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun ekonomi. Sekarang coba itung-itung yuk, misal harga converter kit Rp 10 juta, kapan kita balik modal dan berapa keuntungan

kita per tahun? .....” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan paragraf ini, informasi yang disampaikan begitu menguntungkan penulis, karena memuat informasi kelebihan gas sebagai bahan bakar alternatif dengan penghitungan yang memuat hasil yang signifikan. Sebaliknya, informasi yang dirasa kurang menguntungkan Penulis, ditulis dengan samar-samar. Berikut kutipannya:

“Sayangnya, LGV nggak sesukses „saudaranya‟. Belum banyak kendaraan pribadi yang pake LGV, padahal sebenernya jenis bahan bakar ini punya ba nyak keunggulan lho dibanding BBM.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 5-6, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, nampak penulis hanya menampilkan informasi yang dianggap kurang menguntungkan baginya. Tidak disebutkan lebih mendetail, mengapa belum banyak kendaraan pribadi yang menggunakan LGV sebagai bahan bakarnya.

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta. Inilah salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini.

Alasan lain, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG)

di Indonesia masih kurang banget. Baru ada di Jakarta, itupun

jumlahnya cuma sekitar 8 SPBG .” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1-4, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat diatas, tidak disebutkan lebih mendetail mengenai mengapa harga converter kit mahal, kemudian juga tidak

commit to user

yang belum banyak, yaitu 8 unit.

iv. Nominalisasi Elemen nominalisasi merupakan suatu elemen yang memuat nominal atau angka yang mendukung dan mampu mempengaruhi makna dari informasi yang hendak disampaikan oleh penulis. Berikut kutipan kalimat yang menggunakan elemen nominalisasi di dalamnya:

“Dari segi ekonomi, LGV lebih terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding Premium (Rp 4.500) dan Pertamax (Rp 8.900 ).” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 2, GoGirl! Juli 2011)

Melalui kalimat ini, Penulis ingin menyampaikan bahwa nominalisasi yang terkandung di dalamnya memuat informasi yang memberi keuntungan penulis. Tertulis bahwa harga LGV lebih terjangkau dengan perbedaan harga yang lumayan besar dengan BBM lainnya, Premium dan Pertamax yaitu Rp 900 sampai Rp 5.300 per liternya.

“Dari hasil pengujian, emisi total LGV lebih kecil 15% dibanding emisi total Premium/Pertamax.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 5, GoGirl! Juli 2011)

Elemen nominalisasi yang termuat dalam kalimat di atas menjelaskan bahwa emisi total yang dihasilkan LGV lebih kecil dibanding emisi total Premium/ Pertamax. Ini merupakan penguatan informasi mengenai kelebihan dari LGV dibanding dengan BBM lainnya.

commit to user

“Tapi converter kit ini lumayan mahal, sekitar Rp 10-15 juta. Inilah salah satu alasan kenapa LGV belum banyak dipakai di sini.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kutipan kalimat di atas, elemen nominalisasi menguatkan maksud bahwa harga converter kit yang masih mahal dan ini merupakan salah satu alasan mengapa LGV belum banyak digunakan di Indonesia.

“Alasan lain, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Indonesia masih kurang banget. Baru ada di Jakarta, itupun

jumlahnya cuma sekitar 8 SPBG.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 3-4, GoGirl! Juli 2011)

Elemen nominalisasi yang terkandung di dalam kalimat di atas memberikan informasi bahwa jumlah SPBG di Indonesia baru tersedia 8 unit dan itupun di Jakarta. Sehingga minimnya SPBG dirasa sebagai alasan lain mengapa LGV belum banyak digunakan di Indonesia.

v. Praanggapan Elemen ini merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Praangapan merupakan fakta yang belum terbukti kebenarannya namun dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu. Berikut kutipan kalimatnya:

“Sekarang coba itung-itung yuk, misal harga converter kit Rp 10 juta, kapan kita balik modal dan berapa keuntungan kita per tahun? ” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 4, GoGirl! Juli 2011)

commit to user

Hal yang diamati dari struktur mikro ini adalah bagaimana suatu kalimat itu disusun atau dibentuk. Elemen sintaksis meliputi bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Berikut kutipan kalimatnya:

i. Bentuk kalimat “Di beberapa negara kayak US, Australia, China, Korea, India, dan

beberapa negara Eropa, gas udah banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan .” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Kalimat di atas berbentuk induktif, dimana inti kalimat diletakkan di akhir dan tersamar atau tersembunyi. Yang ingin ditonjolkan dalam kalimat di atas adalah penggunaan gas sebagai bahan bakar di beberapa negara.

“Makin besarnya anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) udah bikin pemerintah mulai mikirin bahan bakar 64lternative. ”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 1 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011) Bentuk kalimat di atas adalah kalimat aktif yang menonjolkan subjek, yaitu pemerintah.

“Sebenernya ada dua bahan bakar jenis gas yang disiapin pemerintah, yaitu Liquified Gas for Vehicle (LGV) dan Compressed

Natural Gas (CNG). LGV bentuknya cair dan tekanannya lebih rendah dibanding CNG. ” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Bentuk kalimat di atas adalah kalimat pasif yang menonjolkan objek, yaitu bahan bakar gas.

commit to user

“Di beberapa negara kayak US, Australia, China, Korea, India, dan beberapa negara Eropa, gas udah banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. ” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Bentuk kalimat di atas adalah kalimat pasif yang menonjolkan objek, yaitu bahan bakar gas.

ii. Koherensi Koherensi merupakan jalinan antarkata maupun antarkalimat dalam suatu teks. Kata penghubung merupakan kunci dalam penggabungan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Berikut kutipan kalimat yang menggunakan elemen koherensi di dalamnya:

“LGV bentuknya cair dan tekanannya lebih rendah dibanding CNG.” (Artikel “Go Gas!”: Paragraf 2 kalimat 2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam kalimat di atas, terdapat koherensi pembeda yaitu “dibanding”. Penulis memberikan penjelasan bahwa bahan bakar

jenis gas yang sudah disiapkan pemerintah sebagai bahan bakar alternatif, LGV dan CNG yang memiliki perbedaan. LGV berbentuk cair dan tekanannya lebih rendah dari CNG.

“Belum banyak kendaraan pribadi yang pake LGV, padahal sebenernya jenis bahan bakar ini punya banyak keunggulan lho

dibanding BBM.” (Artikel “Go Gas!”: Paragraf 2 kalimat 6, GoGirl! Juli 2011)

Kata “dibanding” pada kalimat di atas, digunakan penulis untuk menjelaskan sesuatu yang dibandingkan. LGV yang merupakan

commit to user

banyak keunggulan dari bahan bakar lainnya.

“Dari segi ekonomi, LGV lebih terjangkau, cuma Rp 3.600 per liter, lebih murah dibanding Premium (Rp 4.500) dan Pertamax (8.900). ”

(Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 2, GoGirl! Juli 2011) Kata “dibanding” digunakan kembali oleh penulis untuk

membandingkan harga LGV sebagai bahan bakar gas alternatif dengan bahan bakar lainnya.

“Dari hasil pengujian, emisi total LGV lebih kecil 15% dibanding emisi total Premium/Pertamax. ” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 3 kalimat 5, GoGirl! Juli 2011)

Penulis menjelaskan perbandingan hasil uji emisi dari LGV dengan bahan bakar lainnya. Terbukti LGV memiliki keunggulan selain harga yang lebih murah dari bahan bakar lainnya, hasil uji emisinya juga menunjukkan bahwa LGV menghasilkan 15% lebih kecil dari bahan bakar lainnya.

“Stok LGV juga lebih terjamin karena cadangan gas di perut bumi Indonesia jauh lebih banyak dibanding cadangan minyak.”

(Artikel “Go Gas!”: Paragraf 3 kalimat 6, GoGirl! Juli 2011) Setelah menuliskan keunggulan dari harga dan hasil uji emisi, penulis kembali membandingkan keunggulan LGV dengan

menggunakan kata “dibanding”. LGV memiliki persediaan lebih banyak dan lebih terjamin karena cadangan gas di perut bumi

Indonesia lebih banyak dari cadangan minyak.

commit to user

Elemen ini merupakan bentuk praktik wacana yang menggambarkan bagaimana Penulis menyembunyikan apa yang ingin diekspresikan secara implisit. Berikut kutipan kalimat yang menggunakan elemen pengingkaran di dalamnya:

“Sayang, diantara pabrikan terkenal itu belum ada yang jual mobil yang berbahan gas ke Indonesia. Jadi kalo pingin pakai LGV, kita

harus pasang converter kit dulu di mobil.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 3-4, GoGirl! Juli 2011)

Kata “jadi” digunakan penulis untuk menjelaskan kalimat yang intinya saling berseberangan. Pada kalimat pertama dijelaskan bahwa pabrikan mobil terkenal belum memproduksi dan menjual mobil berbahan gas ke Indonesia. Karena belum adanya mobil berbahan bakar gas di Indonesia, maka jika ingin menggunakan LGV, terlebih dahulu harus memasang converter kit pada mobil.

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun ekonomi. ” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 1, GoGirl! Juli 2011)

Penggunaan kata “tapi” di atas digunakan untuk menghubungkan kalimat kemudian rangkaian kalimat tersebut memberikan makna

yang berseberangan. Dijelaskan meskipun harga converter kit memang mahal, keuntungan yang akan didapat jika menggunakannya akan dirasakan dalam jangka waktu yang panjang baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.

commit to user

Kata ganti digunakan penulis untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Berikut kutipan kalimatnya:

“Jadi kalo pingin pakai LGV, kita harus pasang converter kit dulu di mobil.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 4, GoGirl! Juli 2011)

“Untuk masalah kurangnya SPBG, sekarang kita emang cuma bisa berharap sama keseriusan pemerintah untuk memperbanyak jumlah

SPBG.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 5 kalimat 7, GoGirl! Juli 2011)

“Harga converter kit emang mahal, tapi keuntungannya bisa kita rasain dalam jangka panjang dari segi lingkungan maupun ekonomi.

Sekarang coba itung-itung yuk, misal harga converter kit Rp 10 juta, kapan kita balik modal dan berapa keuntungan kita per tahun?” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 6 kalimat 1-2, GoGirl! Juli 2011)

Dalam beberapa kutipan kalimat di atas, penulis menggunakan kata ganti “kita” untuk memposisikan dirinya sama dengan pembaca. Kata ganti “kita” menimbulkan keintiman penulis dengan

pembacanya.

f. Retoris Dalam analisis teks, retoris menggambarkan bagimana dan dengan cara seperti apa, cara penekanan pada teks dilakukan. Penekanan pada teks bisa dilakukan dengan menganalisis elemen grafis, metafora, maupun ekspresi. Berikut uraiannya:

commit to user

Penulis menggambarkan ekspresinya dengan kata-kata yang sesuai dengan apa yang dirasakannya. Berikut kutipannya:

“Sayangnya, LGV nggak sesukses „saudaranya‟.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 5, GoGirl! Juli 2011)

“Sayang, diantara pabrikan terkenal itu belum ada yang jual mobil yang berbahan gas ke Indonesia.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 4 kalimat 3, GoGirl! Juli 2011)

Dalam dua kalimat di atas, penulis mengungkapkan rasa kecewa dan prihatinnya dengan menggunakan kata “sayang”. Pada kalimat

pertama, penulis menyayangkan LGV yang belum sesukses CNG, bahan bakar yang sudah digunakan beberapa transportasi umum. Kemudian pada kalimat kedua, penulis menyayangkan belum ada pabrikan mobil terkenal yang menjual mobil berbahan bakar gas ke Indonesia, hal inilah yang menyebabkan LGV belum banyak dikonsumsi.

ii. Grafis Dalam layout teks “Go Gas!”, penulis menambahkan beberapa grafis seperti foto bus Transjakarta, foto converter kit, dan foto mobil pribadi. Ditampilkannya beberapa grafis berupa foto untuk mendukung apa yang ingin disampaikan. Selain itu, ada yang mengundang perhatian yaitu background warna merah dengan warna pada teks yang kontras yaitu putih. Teks yang tertulis pada bagian

commit to user

Judul

Foto mobil sedan

Foto converter kit

penggunaan beberapa BBM secara material. Gambar 3.1

Layout Artik el “Go Gas!”

Sumber: Majalah GoGirl! Juli 2011

iii. Metafora Ornamen dari suatu berita yaitu kiasan, ungkapan, metafora digunakan penulis dalam menyampaikan pesan. Pemakaian metafora tertentu dapat menjadi petunjuk utama untuk memaknai suatu teks. Berikut kutipan kalimatnya:

“Sekarang, CNG udah digunain sejumlah angkutan umum kayak Transjakarta, beberapa bajaj dan taksi. Sayangnya, LGV nggak

sesukses „saudaranya‟.” (Artikel “Go Gas!” : Paragraf 2 kalimat 4, GoGirl! Juli 2011)

Foto Bus Trasnjakarta yang menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. Lead

commit to user

Penggunaan metafora “saudaranya” untuk menunjukkan bahwa LGV dan CNG merupakan jenis bahan bakar gas namun berbeda bentuk.

Dari analisis teks yang sudah dilakukan, peneliti menemukan beberapa elemen di dalamnya seperti latar, detil, maksud, nominalisasi, kata ganti, dan beberapa elemen lainnya yang digunakan van Dijk dalam menganilisis sebuah wacana. Yang muncul dari hasil analisis teks adalah mengenai kelebihan dan kekurangan LGV dan CNG sebagai bahan bakar alternatif.

2. Analisis Kognisi Sosial

Dalam analisis ini, peneliti mengadakan wawancara kepada penulis dalam rubrik “Green Page” majalah GoGirl! Juli 2011, dan dari proses wawancara

tersebut, peneliti mendapatkan hasil wawancara mengenai artikel yang sedang diteliti.

“Waktu itu awalnya cuma kebetulan aja sih, pas aku lagi ngobrol sama driver kantor, dia ngomongin tentang bahan bakar gas yang dipakai sama bus Transjakarta. Kemudian aku browsing, ternyata emang wacana pemerintah ingin mengubah penggunaan BBM jadi BBG itu udah lama ada, tapi emang belum terealisasikan karena beberapa hal. ” kata Starin Sani, penulis artikel “Go Gas!” dalam wawancara yang dilakukan pada 26 Maret 2012 lalu.

Setelah melakukan browsing, penulis menyatakan pendapatnya saat rapat tema dan mendapat persetujuan dari pimpinan redaksi. Penulis mendapatkan inspirasi dan referensi dari pembicaraannya dengan driver kantor dan internet. Menurut pandangan penulis, penggunaan BBG lebih murah dan ramah lingkungan

commit to user

saat ini masih sulit untuk diterapkan di Indonesia. Untuk saat ini memang pemerintah belum menyiapkan cukup SPBG sehingga akan menyulitkan bagi yang ingin menggunakan BBG.

“Tapi diharapkan saat pemerintah sudah siap nanti, pembaca Gogirl! sudah punya awareness tentang hal ini dan lebih mudah untuk beralih. ” tambah Starin.

Dari hasil analisis kognisi sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis ingin menyampaikan informasi kepada pembaca mengenai LGV dan CNG sebagai bahan bakar alternatif. Sehingga saat semua sudah siap untuk menggunakan bahan bakar alternatif tersebut, para pembaca sudah mengerti terlebih dahulu.

3. Analisis Konteks Sosial

Harga premium dan pertamax terus bergerak naik seiring meningkatnya harga minyak dunia. Sebagai pilihan lain, masyarakat dapat menggunakan Liquified Gas for Vehicle (LGV) yang harganya lebih murah dibanding premium maupun pertamax.

Dikutip dari situs resmi Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam Indonesia, dijelaskan bahwa LGV atau yang dikenal dengan nama dagang Vi-Gas, merupakan bahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor yang menggunakan spark ignition engine terdiri dari campuran propane (C3) dan butane (C4). beberapa keunggulan lainnya, LGV ramah terhadap lingkungan, menghasilkan pembakaran yang bersih, memiliki Oktan Number lebih dari (sama dengan) 98, memperpanjang umur mesin dan pelumas, suara mesin lebih halus

commit to user

lebih rendah 8-12 bar (http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5375-lebih- jauh-tentang-lgv-dan-cng.html ).

Harga LGV lebih tinggi dibandingkan dengan BBM bersubsidi, tetapi lebih rendah dari harga BBM non subsidi. LGV lebih fleksibel digunakan untuk daerah- daerah yang jauh dari sumber gas atau tidak memiliki pipa gas bumi. Sedangkan Compressed Natural Gas (CNG) merupakan bahan bakar gas yang dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. Bahan bakar ini sudah banyak digunakan oleh kendaraan umum seperti taksi dan angkutan kota. Kendaraan pribadi juga dapat menggunakannya. Harganya relatif murah yaitu Rp 3.600 per liter setara premium. Namun untuk menggunakan bahan bakar LGV, pemilik kendaraan harus membeli converter kit terlebih dahulu. Harganya sekitar Rp 10-15 juta.

LGV dan CNG yang disiapkan pemerintah sebagai bahan bakar alternatif memberikan banyak keuntungan bagi konsumen namun yang kini masih menjadi kendala adalah belum ada mobil yang menggunakan bahan bakar gas dijual di Indonesia, sehingga harus menggunakan converter kit terlebih dahulu. Hambatan dari belum banyaknya yang mengkonsumsi LGV adalah jumlah SPBG yang sedikit serta belum merata. Diharapkan kedepannya pemerintah mampu menyiapkan SPBG secara merata di seluruh Indonesia agar seluruh masyarakat bisa merasakan penggunaan LGV.

Dari hasil analisis konteks sosial, diambil kesimpulan mengenai apa yang terjadi di masyarakat ketika pemerintah mensosialisasikan bahan bakar alternatif.

commit to user

Indonesia dan juga belum adanya produsen mobil yang memproduksi mobil berbahan gas di Indonesia menjadi kendala.

Setelah dilakukan analisis dari teks, konteks sosial, hingga kognisi sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel “Go Gas!” memenuhi kriteria analisis

yang dilakukan dari ketiga dimensi wacana van Dijk. Dalam analisis teks, menganalisis bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang digunakan untuk mempertegas tema mengenai gas sebagai bahan bakar alternatif. Kemudian pada analisis kognisi sosial yang diteliti adalah bagaimana proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dan wartawan. Sedangkan pada dimensi konteks sosial, diteliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat terhadap suatu masalah. Ketiga dimensi analisis tersebut tidak dapat dipisahkan, masing-masing saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

Dokumen yang terkait

PENGARUH NHT BERBANTUAN BOOKLET MIND MAP TERHADAP RESPON DAN HASIL BELAJAR MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

0 0 10

EKSISTENSI KESENIAN TANJIDOR DI KOTA PONTIANAK Imam Azhari, Ismunandar, Chiristianly Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak Email: hidrakhairunnisa4gmail.com Abstract - EKSISTENSI KESENIAN TANJIDOR DI KOTA PONTIANAK

0 2 13

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA ISLAM HARUNIYAH PONTIANAK

1 1 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN MTS NEGERI SUNGAI PINYUH ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

1 ORIENTASI KARIR PADA PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA Yessiana Yolanda Saputri, Purwanti, Abas Yusuf Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email: yolandayessianagmail.com Abstract - ORIENTASI KARIR PADA PESERTA DIDIK DI SMA

0 0 9

Nina Afriyani, Luhur Wicaksono , Sri Lestari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email: ninaafriyani5gmail.com Abstract - PENGGUNAAN FACEBOOK DALAM KEGIATAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA HARUNIYAH PONTIAN

0 1 8

1 PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 9

1 PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI IPA

0 1 10

KELAYAKAN MAJALAH MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DARI BUAH BALADOK JEMPARI DAN TITIDAN ARTIKEL PENELITIAN

0 3 9

Pengaruh Ownership Structure dan Corporate Governance Terhadap Financial Performance Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 0 49