Framing Sebagai Bagian dari Paradigma Konstruktivisme

Tabel 1.1 Variabel Independen dan Variabel Dependen pada Frame

Bentuk/Variabel

Frame Sebagai Variabel

Frame Sebagai Variabel

Independen

Dependen

Frame Media Bagaimana bentuk frame media Faktor apa saja (dalam internal yang mempengaruhi persepsi media)

yang menyebabkan khalayak dari sebuah wacana? perangkat frame tertentu ada Bagaimana proses pembentukan dalam pemberitaan? Bagaimana frame tersebut bekerja?

proses pembuatan frame dan frame apa yang digunakan media?

Frame Individu Apa pengaruh skema kognisi Faktor-faktor apa yang

individu pada pembingkaian? mempengaruhi

pembentukan Bagaimana

individu frame individu? Apakah frame menggunakan skema individu individu sama dengan frame untuk memproses informasi? media? Bagaimana cara khalayak Bagaimana efek realitas yang dalam

mengkonstruksi atau terbentuk oleh skema individu menolak frame media? tersebut?

Sumber: Olahan Peneliti 59

Scheufele membuat sebuah model proses framing, yang dibagi menjadi inputs, proses dan hasil (outcomes). Pada Gambar 1.1 dapat terlihat bahwa hasil dari sebuah proses, menjadi input untuk proses yang lain. Secara lebih spesifik Scheufele membagi proses itu menjadi empat yaitu : frame

59 Secara lengkap lihat penjabaran Scheufele dalam Eriyanto, Op.Cit, hal: 292-295 59 Secara lengkap lihat penjabaran Scheufele dalam Eriyanto, Op.Cit, hal: 292-295

Gambar 1.1

A Process Model of Framing Research

Frame Building . Pokok utama dari proses pembentukan frame adalah bagaimana nilai-nilai struktural dan organisasional dalam sistem media, serta karakteristik wartawan yang mana yang mempengaruhi isi berita. Ada tiga hal yang mempengaruhi frame building, yakni: Pertama, wartawan itu sendiri. Wartawan secara aktif mengkonstruksi frame dan membuat pemahaman tertentu terhadap informasi. Pembentukan frame ini dipengaruhi ideologi, aturan tingkah laku, dan norma profesional yang berlaku. Kedua, adalah frame sebagai hasil dari acuan kerja rutin organisasi media. Ketiga, adalah faktor eksternal dari media seperti: aktor politik, kekuasaan, atau kelompok

60 Dietram A. Scheufele, Op.Cit, hal: 115 60 Dietram A. Scheufele, Op.Cit, hal: 115

Frame Setting. Terminologi ini hampir sama dengan Agenda Setting yang dikemukakan McComb dan Shaw. Agenda setting dan frame setting, sebenarnya berdasarkan pada proses yang hampir sama. Agenda setting memusatkan perhatian pada isu mana yang lebih penting. Frame setting sebagai level kedua agenda setting, lebih memperhatikan pada hal-hal penting dari sebuah isu. Frame mempengaruhi opini publik dengan menekankan nilai- nilai yang spesifik, fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan lain, menjelaskan keterkaitan yang lebih jelas dengan isu.

Individual level effect of framing. Merupakan proses penghubung antara audience framing dan hal-hal yang ada dalam individu, seperti kebiasaan, ideology, tanggung jawab dan sebagainya. Kebanyakan penelitian menguji hasil pada individu dari framing media memiliki hubungan langsung, yang diantaranya dijembatani audience frame.

Journalis as Audience . Jurnalis juga merupakan audience. Ia memiliki serangkaian nilai, ideologi, norma-norma tingkah laku, dan sebagainya. Seperti khalayak biasa, hal itu mempengaruhi dalam menjelaskan sebuah peristiwa atau isu. Ia juga mudah terpengaruh frame dari media itu sendiri.

Dari model tersebut dapat dilihat bahwa antara media frames dan audience frames pada dasarnya merupakan proses yang saling berhubungan. Audience frame dipengaruhi oleh media frames dan begitu pula sebaliknya media frames sangat tergantung pada bagaimana individu melihat sebuah isu.

Keduanya berinteraksi dalam sistem yang lebih besar, yang dipengaruhi oleh ideologi, nilai-nilai, norma yang berlaku dan sebagainya

Perlu ditekankan disini, bahwa penelitian ini memusatkan perhatian pada audience frames, dengan tidak mengaburkan media frames. Dalam pemberitaan suatu peristiwa atau realitas sosial yang baru, seperti pelaksanaan Munas Golkar ke VIII, media tentu memiliki sudut pandang yang berbeda- beda. Frame yang dibentuk oleh media justru menegaskan bahwa media– dengan segala faktor yang melatarbelakanginya–berada pada posisi tertentu terhadap isu tersebut. Sedang pembaca, dengan latar belakang individualnya membuat sebuah frame tertentu atas sebuah isu, yang sedikit banyak juga mendapat pengaruh dari media frame tersebut.