Keberadaan Kereta Api Solo-Baturetno

B. Keberadaan Kereta Api Solo-Baturetno

Kereta api sebagai sarana transportasi perkotaan paling utama dan terpenting dikota Solo dalam hal pengangkutan maupun transportasi penumpang pada akhir abad 19 awal 20, dikarenakan kereta api sebagai transportasi yang lebih efektif dan bersifat massal pertama di kota Solo. Keberadaan transportasi kereta api menjadi alternatif pilihan utama masyarakat kota Solo ketika mulai terhentinya jalur transportasi air yang disebabkan oleh pendangkalan air sungai Bengawan Solo. Pendangkalan air sungai yang setiap harinya proses pendangkalanya semakin bertambah sedikit demi sedikit sehingga kapal besar sulit melewati jalur sungai lagi, khususnya kapal yang dari Wonogiri menuju Solo, Sragen dan daerah Jawa Timur lainya. Dahulu perdagangan dipusatkan di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo dengan adanya pendangkalan sungai Bengawan Solo maka kegiatan perekonomian lebih banyak dialihkan ke tengah kota, melihat kemajuan yang pesat dalam perekonomian, transportasi kereta api semakin penting. Sekaligus membuka jalur perdagangan antar kota dan

pedalaman maupun dari daerah ke daerah lainnya. 15

Perkembangan transportasi kereta api di kota Solo selalu mengalami perkembangan ke arah moderenisasi. Jalur rel di Wilayah Solo menjadi semakin

15 http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_Api_(perusahaan)Kelas_Argo/2011/7/23

commit to user

jalur ke barat yang menuju ke arah Jogjakarta, dan jalur kereta api yang menuju ke arah timur yaitu menuju ke Surabaya. Ada juga kereta api sekunder (Kelas II) yang rute perjalananya menuju ke Boyolali. Di dalam kota Solo terdapat juga rute kereta api dan berpusat di stasiun Sangkrah (stasiun dalam kota) yang menuju di berbagai macam daerah yang terdapat di Karisidenan Soerakarta seperti Solo-

Boyolali dan Solo-Wonogiri-Baturetno. 16 Pembangunan jalur kereta api rute Solo-

Wonogiri-Baturetno merupakan wujud kepentingan ekonomi pemerintah Hindia Belanda karena terdapat tambang batu gamping yang tersebar di daerah Selomarto, Nguntoronadi, Gamping (Betal), Baturetno dan dikawasan pegunungan kapur selatan lainnya.

Pembangunan jalur kereta api ini bagi perkembangan kota Solo sangat penting karena mengubah moda transportasi tradisional ke modern. Saat itu transportasi kereta api di kota Solo dan sekitarnya menjadi satu-satunya angkutan penumpang dan barang jarak dekat yang dikelola NISM. Tidak dimungkiri, adanya jalur kereta api di dalam kota Solo ikut memengaruhi ada perubahan sosial dam kesibukan kota menjadi meningkat.

Dalam perkembangannya setelah pergantian kepemilikan jalur trem dari STM (Solosche Tramweg Maatschappij) ke NISM juga telah selesainya jalur trem Solo-Boyolali, maka pembangunan dilanjutkan dan diperluas sampai daerah selatan kota Solo. Pembangunan jalur kereta api itu dimulai dari Solo menuju ke Wonogiri dan dilanjutkan ke jalur yang menuju ke barat laut dengan titik akhir di

16 Berkas tentang NIS dan SS. Koleksi Arsip Rekso Pustoko Mangkunegaran.P.2446

commit to user

pembangunannya sudah berjalan dari tahun 1899. Lintasan Solo-Wonogiri- Baturetno sampai Wonogiri-Baturetno selesai dengan jarak 29km dan total dari

Solo-Wonogiri-Kakap 79km. 18

Dengan biaya pembangunan jaringan kereta api sampai ujung selatan di daerah Kakap mencapai f.8.317.000, jadi f.105.278 tiap km. 19 Berdasarkan

Gouvermant Besluit Nomor 1 Tahun 1862 Tanggal 28 Agustus 1862, Pemerintah menyerahkan tanah dan memberi konsesi kepada NISM untuk membangun jalan kereta api di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan wilayah kerja sebagai berikut:

17 Wasino, Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran, (Yogyakarta: LKIS, 2008), hal. 269.

18 Berkas tentang NIS dan SS. Koleksi Arsip Rekso Pustoko Mangkunegaran. hal 16- 18. Kode Arsip. 01.252. STM pada tahun 1880-1900-an dan seiringnya dengan waktu perusahaan

ini mengalami kemunduran, dikarenakan mengalami kesulitan dalam mencari penambahan modal bagi pengembangan usahannya, sehingga perusahaan ini tidak mampu bertahan dan menyerahkan pengelolaanya kepada perusahaan lain. Akhirnya STM melakukan kerjasama dan pengelolannya dialihkan menjadi milik NISM, sebuah perusahaan swasta kereta api yang tertua dan terkuat dalam segi modal di Jawa.

19 Th.M.Metz, Mangkunegaran Analisis Sebuah Kerajaan Jawa, Terjemahan Moh.Husodo (Surakarta Rekso Pustoko, 1987), hal. 68.

commit to user