Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar

81 PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

2.2.2. Aspek Pelayanan Umum

2.2.2.1. Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar

2.2.2.1.1. Urusan Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan di DKI Jakarta diarahkan untuk mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat Provinsi DKI Jakarta, mewujudkan pendidikan yang kompetitif untuk menghadapi perubahan, meningkatkan standar kualitas layanan pendidikan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu urusan pemerintahan wajib yang terkait dengan p elayanan d asar yakni pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Daerah KabupatenKota memiliki kewenangan atas pengelolaan pendidikan dasar, pendidikan usia dini, dan pendidikan non formal. Sedangkan Daerah Provinsi memiiliki kewenangan atas pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus. Provinsi DKI Jakarta memiliki otonomi khusus dimana kewenangan pemerintahan berada terpusat di tingkat provinsi, sehingga pengelolaan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan usia dini, pendidikan non formal, dan pendidikan khusus dilakukan di tingkat Provinsi. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pendidikan Provinsi DKI Jakarta di arahkan pada perluasan dan pemerataan pendidikan. Hal tersebut diketahui melalui indikator Angka Partisipasi Sekolah APS, Rasio guru terhadap murid, Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah, Angka Kelulusan AL, Angka Melanjutkan AM dan Angka Putus Sekolah APS. Secara rinci perkembangan indikator pendidikan di DKI Jakarta periode 2013-2015 disampaikan dalam tabel di bawah ini. 82 PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Tabel 2.22 Hasil Kinerja Indikator Bidang Pendidikan Provinsi DKI Jakarta 2013- 2015 No. Indikator Tahun 2013 2014 2015 1 2 6 7 8 1 Pendidikan Dasar SDMI i. Angka partisipasi sekolah 99,35 99,47 99,56 ii. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 35,06 34,24 29,66 iii. Rasio guru terhadap murid 547,89 540,15 557,20 2 Pendidikan Menengah Pertama SMPMTs i. Angka partisipasi sekolah 95,28 96,69 97,19 ii. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 28,88 30,84 31,84 iii. Rasio guru terhadap murid 746,32 646,08 748,91 3 Pendidikan Menengah Atas SMASMKMA i. Angka partisipasi sekolah 65,54 70,23 70,73 ii. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 24,79 25,87 29,46 iii. Rasio guru terhadap murid 892,95 1001,88 914,53 iv. Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata 58,94 79,83 55,92 4 Jumlah Siswa Pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini PAUD 243.857 301.574 332.346 5 Angka Putus Sekolah i. Angka Putus Sekolah APS SDMI 0,02 0,01 0,01 ii. Angka Putus Sekolah APS SMPMTs 0,13 0,07 0,18 iii. Angka Putus Sekolah APS SMASMKMA 0,04 0,33 0,42 6 Angka Kelulusan i. Angka Kelulusan AL SDMI 100 99,32 100 ii. Angka Kelulusan AL SMPMTs 99,99 99,94 99,99 iii. Angka Kelulusan AL SMAMA 99,99 98,41 99,99 iv. Angka Kelulusan AL SMK 99,99 98,74 na 7 Angka Melanjutkan AM i. Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke SMPMTs 99,13 83,01 81,10 ii. Angka Melanjutkan AM dari SMPMTs ke SMASMKMA 98,47 97,78 95,88 Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta, 2016

2.2.2.1.2. Urusan Kesehatan

Pembangunan kesehatan berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia agar dapat mencapai derajat kesehatan yang lebih baik sehingga tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan 83 PENYELENGGARAAN PEMERINTAH pembangunan kesehatan yang termuat dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Rasio Posyandu Per Satuan Balita Perkembangan Posyandu di Provinsi DKI Jakarta dalam kurun waktu tahun 2011 hingga tahun 2015 mengalami tren peningkatan jumlah. Pada tahun 2011 rasio posyandu per satuan balita sebesar 5,11, yang bermakna 5 posyandu dapat menampung 1.000 balita 5:1.000, atau dengan kata lain satu posyandu dapat menampung 200 balita 1:200. Pada tahun 2015 rasio posyandu per satuan balita mengalami peningkatan menjadi 9,32, yang berarti 9 posyandu dapat menampung 1.000 balita 9:1.000 atau dengan kata lain satu posyandu dapat menampung 111 balita 1:111. Tabel 2.23 Rasio Posyandu Per Satuan Balita di DKI Jakarta Tahun 2011-2015 No Uraian Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 1. Jumlah Posyandu 4.241 4.297 4.330 4.362 4.490 2. Jumlah Balita 829.889 908784 843773 875558 481928 3. Rasio Posyandu per satuan balita 5,11 4,99 5,13 4,98 9,32 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2016 Rasio Puskesmas, Poliklinik, per Satuan Penduduk Rasio puskesmas di DKI Jakarta pada tahun 2015 sebesar 1:231.316 jiwa. Kondisi tersebut diimbangi dengan adanya poliklinik dan puskesmas pembantu yang pada tahun 2015 masing-masing memiliki rasio 1:12.247 jiwa untuk poliklinik dan 1:231.316 jiwa untuk puskesmas pembantu, sehingga dapat dikatakan mencukupi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat DKI Jakarta. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 84 PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Tabel 2.24 Rasio Puskesmas, Poliklinik Per Satuan Penduduk di DKI Jakarta 2013-2015 No Indikator Tahun 2013 2014 2015 1 2 5 6 7 1 Jumlah puskesmas Kecamatan 44 44 44

1.1 Rasio Puskesmas Kecamatan