58
PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
2.1.7 Demografi
Pertumbuhan penduduk dapat dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta mencapai 10.177.924 jiwa.
Dilihat dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki Provinsi DKI Jakarta tahun 2015 sebanyak 5.115.357 jiwa atau 50,25 persen dari jumlah
keseluruhan penduduk, lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan yaitu sebanyak 5.062.567 jiwa atau 49,74 persen. Oleh karenanya, Provinsi DKI Jakarta pada
tahun 2015 memiliki sex ratio sebesar 101,04 penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Rincian perkembangan komposisi penduduk dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 5 Perkembangan Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 s.d. 2015
No. Uraian
Satuan SP2000
2012 2013
2014 2015
1 2
3 4
5 6
7 8
1. Laki-laki
Jiwa 4.223.125
4.976.100 5.023.400
5.069.900 5.115.357
2. Perempuan
Jiwa 4.123.958
4.886.000 4.946.500
5.005.400 5.062.567
3. Jumlah
Jiwa 8.347.083
9.862.100 9.969.900
10.075.300 10.177.924
4. Pertumbuhan
0,78 1,13
1,09 1,06
1,09 5.
Densitas Ribu jiwa
Km
2
12,60 14,89
15,05 15,23
15,37 6.
Sex Ratio 102,00
101,80 101,60
101,70 101,04
Sumber: Jakarta Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2016
Jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan laju pertumbuhan pada tahun 2012 sebesar 1,13 persen, tahun 2013
sebesar 1,09 persen, tahun 2014 sebesar 1,06 persen, dan tahun 2015 sebesar 1,09 persen. Dengan kepadatan penduduk 15,37 ribu jiwaKm
2
, Provinsi DKI Jakarta merupakan Provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan
Provinsi lainnya di Indonesia. Struktur penduduk Provinsi DKI Jakarta menunjukkan dominasi penduduk usia
produktif 15-64 sebagaimana terlihat pada Gambar di bawah. Pada tahun 2015, penduduk usia produktif tercatat sebanyak 7.278.316 jiwa atau sebesar 71,51 persen
dari total penduduk, penduduk yang belum produktif 0-14 tahun sebanyak 2.523.715 jiwa atau 24,80 persen, dan penduduk yang tidak produktif lagi atau melewati masa
pensiun sebanyak 375.893 atau 3,69 persen. Dengan struktur penduduk tersebut,
59
PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
angka ketergantungan dependency ratio DKI Jakarta pada tahun 2015 sebesar 28,49 persen yang berarti dari 100 penduduk usia produktif DKI Jakarta akan menanggung
secara ekonomi sebesar 28,49 penduduk usia tidak produktif. Struktur penduduk Provinsi DKI Jakarta tahun 2015 dapat dilihat melalui piramida penduduk pada gambar
berikut:
Gambar 2.16 Piramida Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2016
Secara umum, komposisi penduduk menurut jenis kelamin memiliki tren yang hampir sama antar wilayah KotaKabupaten Administrasi, yaitu penduduk laki-laki
cenderung berjumlah lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan, hanya Kota Administrasi Jakarta Pusat dan Kota Administrasi Jakarta Utara yang memiliki penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk tertinggi adalah Kota Administrasi Jakarta Timur yaitu sebanyak 2.843.816
jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yaitu sebanyak 23.340 jiwa. Rincian jumlah penduduk menurut
KotaKabupaten Administrasi sebagaimana ditampilkan dalam Tabel berikut:
60
PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin di KotaKabupaten Provinsi DKI Jakarta Tahun 201
5
No KotaKab.
Administrasi Jumlah Penduduk
Rasio Jenis
Kelamin L
P Total
1 2
3 4
5 6
1 Jakarta Pusat
457.025 457.157
914.182 99,97
2 Jakarta Utara
867.727 879.588
1.747.315 98.65
3 Jakarta Barat
1.246.288 1.217.272
2.463.560 102,38
4 Jakarta Selatan
1.096.469 1.089.242
2.185.711 100,66
5 Jakarta Timur
1.436.128 1.407.688
2.843.816 102,02
6 Kep. Seribu
11.720 11.620
23.340 100,86
Jumlah 5.115.357
5.062.567 10.177.924
101,04
Sumber: Jakarta Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2016
Kelahiran dan Kematian Penduduk
Faktor utama yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta yaitu jumlah kelahiran dan kematian. Secara keseluruhan, dari data registrasi kelahiran
kematian perkawinan perceraian dan pengesahanpengakuan anak BPS Provinsi DKI Jakarta, jumlah kelahiran dan kematian di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 tercatat
sebanyak 146.284 kelahiran dan 49.710 kematian. Jumlah kelahiran tertinggi pada tahun 2015 terdapat pada Kota Administrasi Jakarta Timur sebanyak 42.586 kelahiran,
sednagkan jumlah terendah terdapat pada Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sebanyak 1366 kelahiran. Selanjutnya jumlah kematian terbanyak di Kota Administrasi
Jakarta Timur sebanyak 14.885 kematian. Detil jumlah registrasi kelahiran dan kematian di masing-masing KotaKabupaten Administrasi adalah sebagai berikut:
61
PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
Tabel 2.8
Registrasi Kelahiran dan Kematian
Menurut KotaKabupaten Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015
No KotaKabupaten
Administrasi Kelahiran
Kematian Umum
1 2
3 6
1 Jakarta Pusat
13.869 6.284
2 Jakarta Utara
26.339 8.186
3 Jakarta Barat
33.134 9.785
4 Jakarta Selatan
29.990 10.476
5 Jakarta Timur
42.586 14.885
6 Kep. Seribu
366 84
Jumlah 146.284
49.710
Sumber: Jakarta Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2016
2.2. Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Pada bagian ini dijabarkan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi DKI Jakarta sesuai amanat Permendagri No.54 Tahun 2010 dan format
urusan sesuai amanat Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2.2.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Indikator kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam melihat kemajuan suatu wilayah.
2.2.1.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggi merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap daerah. Namun manfaat tersebut harus juga dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat. Dengan kata lain, aspek pemerataan juga menjadi pertimbangan penting dalam keberhasilan pembangunan. Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa
indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Provinsi DKI Jakarta.