peraturan, maka akan nampak hukum.perilaku hukum merupakan manifestasi dari kesadaran hukum yang relatif
tinggi. Di katakan relatif oleh karena ketaatan hukum merupakan perwujudan dari suatu taraf kesadaran hukum
tertentu, yang mungin disebabkan : -
Rasa takut sanksi negatif sebagai akibat melanggar hukum
- Ada rasa keinginan kuat untuk memelihara hubungan
baik dengan lingkungan. -
Ada rasa keinginan kuat untuk memelihara hubungan dengan penguasa.
- Sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.
- Sebagian besar dari kepentingan-kepentingan dijamin
dan dilindungi hukum.
4. Pengertian Parkir dan Pengendalian Penyediaan ruang Parkir
4.1. Pengertian Parkir
Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri ditempat parkir , ruang parkir tersebar di tempat asal perjalanan bisa digarasi
mobil, dihalaman,di gedung parkir, ataupun di tepi jalan. Sebelumnya kita mengetahui lebih dulu tentang Definisi Parkir menurut Peraturan Daerah kota
Salatiga nomor 15 tahun 2013 Pasal 1 ayat 20, Parkir adalah keadaan suatu
kendaraan tidak bergerak yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya.
Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan kendaraannya parkir di tempat, dimana tempat mudah
dicapai.Kemudahan tersebut salah satunya Parkir dibadan jalan.Penyediaan tepat parkir baik di pinggir jalan pada lokasi jalan tertentu baik di badan jalan maupun
dengan menggunakan sebagian perkerasan jalan mengakibatkan turunnya kapasitas jalan, sehingga menyebabkan penggunaan jalan menjadi tidak
efektif.Menurut statusnya lahan Parkir dibedakan menjadi 5 lima , antara lain:
5
Parkir umum, biasanya dikelola oleh Pemerintah Daerah. Parkir khusus, dikelola oleh swasta.
Parkir darurat, diselenggarakan karena adanya kegiatan incidental. Taman Parkir, dikelola oleh pemerintah daerah.
Gedung Parkir, biasanya diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan pengelolaannya oleh swasta.
4.2 Pengendalian penyediaan ruang parkir
Pengendalian parkir dilakukan untuk mendorong penggunaan sumberdaya parkir secara lebih efisien serta digunakan juga sebagai alat untuk
5
Wkipedia.orgwikiparkir
membatasi arus kendaraan ke suatu kawasan yang perlu dibatasi lalu lintasnya. Pengendalian parkir merupakan alat manajemen kebutuhan lalu lintas yang biasa
digunakan untuk mengendalikan kendaraan yang akan menuju suatu kawasan ataupun perkantoran tertentu sehingga dapat diharapkan akan terjadi peningkatan
kinerja lalu lintas di kawasan tersebut.Pengendalian parkir harus diatur dalam Peraturan Daerah tentang Parkir agar mempunyai kekuatan hukum dan
diwujudkan rambu larangan, rambu petunjuk dan informasi. Untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan yang diterapkan dalam pengendalian
parkir perlu diambil langkah penegakan hukum yang tegas dalam menindak para pelanggar kebijakan parkir.
Salah satu langkah penting dalam pengendalian lalu lintas adalah dengan membatasi ketersediaan ruang parkir dengan cara:
6
1. Pengurangan fasilitas parkir di pinggir jalan sebagaimana diamanatkan
didalam Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam pasal 43 ayat 3 yang berbunyi Fasilitas Parkir
di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus
dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas, danatau Marka Jalan. atau lebih ekstrem menghilangkan fasilitas parkir dipinggir jalan.
2. Merubah pendekatan dalam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan
untuk tempat-tempat umum, perkantoran atau pertokoan dengan
6
Tood Litman, Transportation Elastities : How Prices and Other Factor Affect Travel Behavior, Victoria Transport Policy Institute, Victoria, 2010
merubah pendekatan dari jumlah ruang parkir minimal menjadi jumlah ruang parkir maksimal.
3. Bangunan tidak diperkenankan untuk menyediakan fasilitas ruang
parkir, agar pengguna bangunan tersebut menggunakan angkutan umum.
Pelaksanaan pengawasan yang disertai dengan penegakan hukum yang tegas merupakan langkah yang penting dalam pengendalian parkir untuk
mempertahankan kinerja lalu lintas. Langkah yang penting dalam pengawasan parkir antara lain meliputi penilangan pelanggaran parkir oleh Polisi Lalu Lintas,
pemasangan gembok roda sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi pelanggar terhadap larangan parkir ataupun penderekan terhadap kendaraan yang mogok
atau melanggar larangan parkir. Beberapa cara yang biasa dilakukan terhadap pelanggaran parkir khususnya parkir liar dipinggir jalan adalah sebagai berikut:
7
Tilang: Merupakan cara yang paling umum dilakukan terhadap pelanggaran parkir dipinggir jalan. Formulir tilang merupakan
perlengkapan standar petugas Polisis Lalu Lintas yang sedang patroli, dan kalau petugas yang bersangkutan menemukan
pelangaran parkir, langsung menerbitkan tilang kepada pelanggar. Yang menjadi masalah yang biasa ditemukan petugas patroli
adalah pengemudi meninggalkan kendaraan, dalam hal yang
7
Tood Litman, Transportation Elastities : How Prices and Other Factor Affect Travel Behavior, Victoria Transport Policy Institute, Victoria, 2010
demikian Polisi dapat menderek mobil yang melanggar parkir ataupun melakukan penggembokan roda.
Derek : Cara yang lain yang juga bisa dilakukan, terutama bila pengemudi
meninggalkan kendaraan
adalah melakukan
penderekan kendaraan yang melakukan pelanggaran parkir. Pengemudi selanjutnya mengambil ke pool tempat kendaraan
yang diderek dikumpulkan serta mendapatkan surat Tilang. Gembok roda : Seorang petugas melakukan penegakan terhadap
pelanggaran parkir dengan memasang gembok roda. Gembok roda adalah perangkat untuk menghambat kendaraan yang
melanggar aturan larangan parkir dijalankan dengan mengembok salah satu roda sehingga kendaraan yang melanggar terkunci.
Untuk membuka gembok roda, pelanggar harus melaporkan keinstansi terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk
membuka kunci setelah membayar denda atas pelanggaran yang dilakukannya.
Adapun juga sanksi administratifyang diatur dalam Bab XIV Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2013. Pasal 78 yang berbunyi :
1 Penyelenggaraan atas ketentuan dalam peraturan daerah ini
dikenakan sanksi administratif. 2
Sanksi admiinistratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan ;
c. Pembekuan izin ;
d. Pencabutan izin ;
e. Pembatalan izin ; dan atau
f. Denda administratif.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a sampai dengan huruf e diatur dalam Peraturan Walikota.
Pasal 79 yang berbunyi :
setiap orang atau badan yang menyelenggarkan fasilitas parkir tanpa izin sebgaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 1
dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Nilai Jual Objek Pajak NJOP dikalikan luas area fasilitas parkir.
B. Hasil Penelitian