86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab sebelumnya, dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Gambaran kondisi karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman berdasarkan lima kategori pada kurva normal berada dalam
kategori baik 61,695. 2. Gambaran kondisi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman berdasarkan lima kategori pada kurva normal secara berurutan berada dalam
kategori sedang 51,525, baik 52,203, dan sedang 56,949. 3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah
dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman p 0,05; R
x1-y
= 0,290. 4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga
dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman p 0,05; R
x2-y
= 0,325. 5. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan masyarakat
dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman p 0,05; R
x3-y
= 0,282. 6. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat dengan karakter siswa SMK Negeri kelompok teknologi di kabupaten Sleman p 0,05; R
x1,x2,x3 - y
= 0,376.
86
87
7. Sumbangan efektif ubahan lingkungan sekolah terhadap karakter siswa sebesar 8,40, sumbangan efektif ubahan lingkungan keluarga terhadap karakter siswa
sebesar 10,6, sumbangan efektif ubahan lingkungan masyarakat terhadap karakter siswa sebesar 8, dan ketiga ubahan bebas dapat menjelaskan 14,2
terhadap ubahan terikatnya.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan, antara lain pada metode penelitian yang digunakan, peneliti tidak menggunakan metode
observasi atau pengamatan kepada siswa SMK Negeri kelompok teknologi se- Kabupaten Sleman dikarenakan membutuhkan waktu yang lama. Peneliti hanya
melakukan penelitian terhadap faktor lingkungan siswa SMK Negeri kelompok teknologi se-Kabupaten Sleman, bukan faktor bawaan atau keturunan dikarenakan
membutuhkan metode-metode yang bervariasi dan waktu yang lama, selain itu dalam pelaksanaanya peneliti membagikan kuesioner berupa angket sebanyak dua
kali, hal ini dikarenakan pada pembagian angket pertama data yang didapatkan masih kurang dari yang dibutuhkan. Dari beberapa keterbatasan dalam penelitian
ini diharapkan menjadi suatu masukan dan bahan pertimbangan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
C. Implikasi Penelitian