24 Nilai Nominal x 36
36 Tingkat Diskonto x Jangka Waktu
5. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar dimuka.
Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai
6. Pajak Penghasilan PPh atas diskonto dikenakan secara final sebesar
15. 7.
SBI diterbitkan tanpa warkat scripless. 8.
SBI dapat diperdagangkan dipasar sekunder.
2.1.6. Indeks Harga Saham
Saat ini di Bursa Efek Indonesia BEI terdapat 7 tujuh jenis indeks. 1.
Indeks Harga Saham Individual IHSI, merupakan indeks untuk masing- masing saham yang didasarkan pada harga dasarnya.
2. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG atau juga dikenal dengan Jakarta
Composite Index JCI, mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan
saham preferen yang tercatat di BEI. 3.
Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor. Semua perusahaan yang tercatat di BEI diklasifikasikan kedalam 9 Sembilan
Universitas Sumatera Utara
25 sektor yang didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEI
yang disebut JASICA Jakarta Stock Exchange Industrial Classification. 4.
Indeks LQ-45, terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai
likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut.
5. Jakarta Islamic Index JII, terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah
islam. Dewan pengawas syariah PT. DIM Danareksa Investment Management terlibat dalam menetapkan kriteria saham-saham yang masuk
dalam JII. 6.
Indeks Papan Utama Main Board IndeksMBX, diperuntukkan bagi perusahaan dengan track record yang baik.
7. Indeks Papan Pengembangan Development Board IndexDBX, untuk
mengakomodasi perusahaan-perusahaan yang belum bisa memenuhi persyaratan Papan Utama, tetapi masuk pada kategori perusahaan berprospek.
Disamping itu Papan Pengembangan diperuntukkan bagi perusahaan yang mengalami restrukturisasi atau pemulihan performa. Dari berbagai jenis indeks harga
saham tersebut, dalam penelitian ini hanya menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai objek penelitian karena IHSG merupakan proyeksi dari
pergerakan seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Indeks Harga Saham Gabungan pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983
Universitas Sumatera Utara
26 sebagai indikator pergerakan harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia baik saham biasa maupun saham preferen. Anoraga dan Piji 2001 : 100-104 mengatakan, secara sederhana yang disebut
dengan indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Demikian juga dengan indeks harga saham,
indeks disini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah suatu harga saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan
dengan suatu waktu tertentu. Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham
kita memerlukan juga dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berlaku
merupakan waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan waktu dasar. Pergerakan nilai indeks akan menunjukkan perubahan situasi pasar yang terjadi.
Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang biasanya
menunjukkan keadaan yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan yang lesu ditunjukkan dengan indeks harga
saham yang mengalami penurunan. Untuk mengetahui besarnya Indeks Harga Saham Gabungan, digunakan rumus
sebagai berikut Anoraga dan Pakarti, 2001: 102 :
Universitas Sumatera Utara
27
∑ ∑
Dimana : ∑
: Total harga semua saham pada waktu yang berlaku ∑
: Total harga semua saham pada waktu dasar
2.2 Review Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian
ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan berbeda maka terdapat
banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai refrensi untuk saling melengkapi.
1 Ana Oktaviana 2007
Secara bersama-sama ada pengaruh yang sangat signifikan antara Nilai Tukar RupiahUs Dollar dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta periode 2003 – 2005. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel 50,286
3,285 dan signifikansi sebesar 0,0000. 2
Moh Mansur 2009 Tingkat Suku Bunga SBI dalam periode tahun 2000 sampai 2002 ternyata
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta . Pengaruh yang signifikan diberikan oleh
Universitas Sumatera Utara
28 kurs Dollar AS dan besarnya pengaruh kurs Dollar AS terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta sebesar 51,55 dengan arah pengaruh negatif.
3 Mudji Utami 2003
Dalam penelitian mudji utami variable independennya adalah profitabilitas perusahaan, suku bunga, laju inflasi, dan nilai tukar mata uang, sedangkan
variable depedennya adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian tersebut menggunakan alat analisis regresi, hasil penelitian ini menyebutkan
kan bahwa secara empiris terbukti bahwa Profitabilitas, Tingkat Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar secara bersama-sama mempengaruhi harga saham
secara signifikan selama krisis ekonomi dan secara empiris terbukti bahwa secara parsial Tingkat Suku Bunga berpengaruh signifikan negatif dan Nilai
Tukar Rupiah terhadap Dollar amerika berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham selama krisis ekonomi.
4 Mohammad agung 2007
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat karakteristik responden dengan masing-masing variable yang diteliti.
Sedangkan dari analisis kuantitatif dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variable
Nilai Tukar RupiahUS Dollar dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek tahun 2007 – 2009.
Universitas Sumatera Utara
29 Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah :
Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu
Persamaan Perbedaan
• Variable yang digunakan berdasarkan penelitian-penelitian
sebelumnya yaitu antara variable- variable makroekonomi Nilai
Tukar RupiahUS Dollar dan Tingkat Suku Bunga SBI dengan
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
• Jangka waktu penelitian 3 tahun dari tahun 2011 – 2013.
• Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda multiple regression analysis model dengan
persamaan kuadrat terkecil Ordinary Least Square.
2.3. Kerangka Konseptual