18 mempertahankan nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata uang asing
tertentu. Intervensi tersebut memerlukan cadangan devisa yang relatif besar. Tekanan terhadap nilai tukar valuta asing, yang biasanya bersumber dari defisit
neraca perdagangan, cenderung menghasilkan kebijakan devaluasi.
2.1.4. Tingkat Suku Bunga
Menurut Wardane 2003 dalam Prawoto dan Avonti 2004, suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah
bunga yang harus dibayar per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Menurut Samuelson dan Nordhaus
1995:197 dalam Wardane, suku bunga adalah biaya untuk meminjam uang, diukur dalam Dolar per tahun untuk setiap dolar yang dipinjam.
Menurut Keynes, dalam Prawoto dan Avonti 2004, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang ditentukan dalam pasar uang. Perubahan
tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun
tergantungan pada tingkat bunga bila tingkat bunga naik maka surat berharga akan menderita capital loss atau gain.
Menurut Karl dan Fair 2001:635 suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh
dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah 2004:80 adalah harga dari pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
19 Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga
merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant 1997 : 471 suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant 1997 : 99-100 suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga
nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam, sedangkan suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya
beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut
Samuelson dan Nordhaus 1995 suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
Menurut Prasetiantono 2000 mengenai suku bunga adalah jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat
mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk
mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan deposito dan tabungan. Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun.
Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi
Universitas Sumatera Utara
20 dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak
tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang
berfungsi sebagai lembaga intermediasi perantara, kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup
tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selalu tinggi Prasetiantono, 2000 : 99-101
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal terutama dari sektor bisnis. Tabungan
adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan
ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung,dan sebaliknya.Tinggi
rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.
Dalam kasus Akuntansi 1996:69, disebutkan bahwa interest bunga, kepentingan, hak merupakan : [1] beban atas penggunaan uang dalam satu periode,
dan [2] suatu pemilikan atau bagian kenyataan dalam suatu perusahaan, usaha dagang, atau sumber daya. Unsur-unsur didalam tingkat suku bunga.
Universitas Sumatera Utara
21 1.
Syarat Jatuh Tempo Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo. Pinjaman terpendek adalah
pinjaman satu malam. Surat-surat berharga jangka pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Surat-surat berharga jangka panjang umumnya
memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan jangka pendek. 2.
Risiko Ada pinjaman yang pada hakikatnya tidak memiliki risiko, sementara lainnya sangat
bersifat spekulatif. Obligasi-obligasi dan tagihan-tagihan pemerintah didukung dengan penuh kepercayaan, oleh kredit dan kekuatan pajak dari pemerintah. Unsur-
unsur ini dapat dipercaya karena bunga pinjaman pemerintah akan benar-benar dibayar. Risiko menengah terdapat pada pinjaman atas kredit-kredit perusahaan yang
kondisinya baik, sedangkan investasi yang berisiko mempunyai peluang gagal atau tidak dibayar yang sangat tinggi termasuk investasi pada perusahaan yang hampir
bangkrut. 3.
Likuiditas Aktiva akan disebut “likuid” apabila dapat ditukarkan dengan kas secara cepat dan
hanya menimbulkan kerugian nilai yang sedikit. Sebagian besar surat berharga, termasuk saham biasa, obligasi perusahaan dan pemerintah, dapat diukur dengan kas
secara cepat mendekati nilai sekarang. Aktiva tidak likuid termasuk aktiva-aktiva unik yang tidak memiliki pasar yang berkembang baik.
Universitas Sumatera Utara
22 4.
Administrasi Biaya-biaya administrasi, waktu serta ketelitian yang diperlukan untuk administrasi
berbagai jenis pinjaman, sangatlah berbeda. Pinjaman dengan biaya administrasi yang tinggi akan mempunyai bunga 5 sampai 10 per tahun lebih besar dari tingkat
bunga lainnya.
2.1.5. Sertifikat Bank Indonesia