Teknik Analisis Data Penelitian

78

G. Teknik Analisis Data Penelitian

Menurut Lexy J. Moleong 2005: 280, analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang dirumuskan oleh data. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori diatas. Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Hubberman dalam Sugiyono 2007: 247-253 adalah masa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Gambar 3. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman 1. Reduksi data Data yang diperoleh dari lapangan baik hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi sangat banyak, sehigga perlu direduksi yaitu dirangkai dan dipilih yang pokok sesuai dengan fokus penelitian, kemudian disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang hasil yang telah diperoleh. Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Penarikan kesimpulanverifikasi 79 2. Penyajian data Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal serta sulit dipahami membuat sukar untuk melihat gambaran secara keseluruhannya untuk kemudian diambil keputusan. Data tersebut perlu disajikan dari hasil reduksi data dalam laporan yang sistematis, mudah dibaca dan dipahami baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya. 3. Penarikan kesimpulan Hasil dari data yang telah diredukasi akan ditarik suatu kesimpulan yang bersifat tentatif, lalu diverifikasi selama penelitian berlangsung. Sehingga, akan didapatkan kesimpulan yang menjamin kredibilitas dan objektivitas hasil penelitian. Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi obyek penelitian. Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat transkrip hasil wawancara, dengan cara memutar kembali rekaman hasil wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan kata-kata yang didengar sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian 80 atau mengabaikan katakata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan bahasa informan. Abstraksi yang sudah dibuat dalam bentuk satuan-satuan yang kemudian dikelompokkan dengan berdasarkan taksonomi dari domain penelitian. Analisis Domain menurut Sugiyono 2009:255, adalah memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyekpenelitian atau situasi sosial. Peneliti memperoleh domain ini dengan cara melakukan pertanyaan grand dan minitour. Sementara itu, domain sangat penting bagi peneliti, karena sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Mengenai analisis taksonomi yaitu dengan memilih domain kemudian dijabarkan menjadi lebih terinci, sehingga dapat diketahui struktur internalnya. Upaya untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian maka peneliti melakukan perpanjangan pengamatan yaitu kembali meneliti pada November-Desember 2014 dan berlanjut Januari 2015. Untuk hasilnya adalah tahapan yang digunakan dalam menyusun rencana pengembangan sekolah masih ajeg atau sama hanya pada kurikulum saja akibat penetapan kurikulum 2013 lalu. Namun keadaan tersebut tidak memberi pengaruh banyak terhadap tahapan penyusunan RPS karena pada program kurikulum yang telah ditetapkan sudah mencakup kebutuhan kurikulum 2013. 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

Pada tahun 1997 Drs. Suparno menjabat sebagai kepala sekolah. Drs. Suparno yang juga selaku kepala yayasan YPLP PGRI mengemukakan bahwa yayasan tidak boleh dipegang sebatas satu yayasan saja. Akibat dari keputusan tersebut maka yayasan yang menaungi perguruan tinggi yaitu Universitas PGRI Yogyakarta dan SMA PGRI 1 Kasihan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul akhirnya diputuskan untuk terpisah. Namun kemandirian SMA PGRI 1 Kasihan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul akhirnya menimbulkan perpecahan dimana Drs. Suparno hengkang dan meninggalkan kedudukannya dalam yayasan PGRI. Dalam berita tersebut santer terdengar adanya sengketa lahan seluas 19 petak yang mengakibatkan hengkangnya Drs. Suparno. Setelah kejadian tersebut SMA PGRI 1 Kasihan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul mengalami keterpurukan dengan ditunjukkan menurunnya jumlah siswa yang masuk. Kemudian setelah lengsernya kepemimpinan Drs. Suparno, Drs. Panut mengisi kedudukan kepala sekolah selama dua periode lebih. Ketika SMA PGRI 1 Kasihan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul dibawah pimpinan Drs. Panut, animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya masih tergolong tinggi namun ternyata keadaan tersebut tidak di dukung dengan kualitas pendidikannya, terlebih sering terjadinya tindak kriminal