30
Komplikasi merupakan perkembangan konflik permulaan, atau konflik permulaan yang bergerak dalam mencapai klimaks, sedangkan klimaks merupakan titik
intensitas tertinggi komplikasi, yang darinya titik hasil out-come cerita akan diperoleh.
3 Akhir Jika pada bagian tengah plot terdapat komplikasi dan klimaks sebagai
akibat adanya konflik atau sebagai pengembangan konflik tertentu, bagian akhir terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari klimaks menuju ke pemecahan
denoument atau hasil ceritanya Sayuti, 2000: 45.
c. Latar
Secara garis besar deskripsi latar menurut Sayuti 2000: 26 dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
Latar tempat ialah hal yang berkaitan dengan masalah geografis, menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa cerita terjadi. Latar waktu berkaitan dengan
masalah historis, mengacu pada saat terjadinya peristiwa. Latar sosial berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan dan merupakan lukisan status yang
menunjukkan hakikat seorang atau beberapa orang tokoh dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya.
d. Judul
Pada hakikatnya judul merupakan hal yang pertama dibaca oleh pembaca fiksi. Judul merupakan elemen lapisan luar suatu fiksi. Oleh karena itu, ia
merupakan eleman yang paling mudah dikenali oleh pembaca Sayuti, 2000: 147.
31
Biasanya, judul dapat mengacu pada sejumlah elemen struktur lainnya. Artinya, judul suatu karya sastra bertalian erat dengan elemen-elemen yang
membangun fiksi dari dalam. Dalam kaitan ini, mungkin sekali judul mengacu pada tema, mengacu pada latar, mengacu pada konflik, mengacu pada tokoh,
mengacu pada symbol cerita, mengacu pada atmosfer, mengacu pada akhir cerita, dan sebagainya Sayuti, 2000:148.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang digunakan untuk menentukan arah pandang pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita sehingga tercipta suatu kesatuan
cerita yang utuh Sayuti, 2000: 158. Lazimnya, sudut pandang yang umum dipergunakan oleh para pengarang dibagi menjadi empat jenis, yakni sebagai
berikut. 1 Sudut pandang first person-central atau akuan sertaan. pada sudut pandang ini
cerita disampaikan oleh tokoh utama karena cerita dilihat dari sudut pandangnya, maka ia memakai kata ganti ‘aku’.
2 Sudut pandang first person peripheral atau akuan tak sertaan. Pada sudut pandang ini tokoh aku biasanya hanya berperan sebagai peran pembantu atau
pengantar tokoh lain yang lebih penting. 3 Sudut pandang thirdperson-omniscient atau diaan maha tahu. Pada sudut
pandang ini pengarang berada di luar cerita, dan biasanya pengarang hanya menjadi seorang pengamat yang maha tahu, bahkan mampu berdialog dengan
pembaca.
32
4 Sudut pandang thirdpersonlimited atau diaan terbatas. Pada sudut pandang ini pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak
berceritanya.
f. Gaya dan Nada