Bahan Beracun Berbahaya
108
C MATERI
BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
1. Pengertian Bahan Beracun dan Berbahaya
Masalah limbah menjadi perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah Indonesia, khususnya sejak dekade terakhir ini, terutama akibat perkembangan
industri yang merupakan tulang punggung peningkatan perekonomian Indonesia. Penanganan limbah merupakan suatu keharusan guna terjaganya kesehatan
manusia serta lingkungan pada umumnya. Namun pengadaan dan pengoperasian sarana pengolah limbah ternyata masih dianggap memberatkan bagi industri.
Keanekaragaman jenis limbah akan tergantung pada aktivitas industri serta penghasil limbah lainnya mulai dari penggunaan bahan baku, pemilihan proses
produksi, pemilihan jenis mesin dan sebagainya, akan mempengaruhi karakter limbah yang tidak terlepas dari proses industri itu sendiri. Sebagian dari limbah
industri tersebut berkategori hazardous waste yang di Indonesia diatur oleh PP No. 18 Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999. Padanan kata untuk hazardous
waste yang digunakan di Indonesia adalah limbah berbahaya dan beracun disingkat menjadi limbah B3 b3jabar.id.or.id.
Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan berkembangnya perindustrian akan meningkatkan jumlah dan jenis bahan kimia yang beredar dilapangan,
kebanyakan dari bahan kimia baru tersebut seringkali tidak teruji dan memiliki kemungkinan berkategori B3 sehingga diperlukanlah suatu peraturan yang
mengatur peredaran bahan kimia tersebut sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan
Bahan Beracun Berbahaya
109
atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Pada prinsipnya
B3 adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan,
apapun jenis sisa bahannya. Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah PP
No. 19 Tahun 1994 yang dibaharui dengan PP No. 12 Tahun 1995 dan diperbaharui kembali dengan PP No. 18 Tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999
yang dikuatkan lagi melalui Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tanggal 26 November
2001 tentang
Pengelolaan Limbah
B3 www.ikaittsttt.orgpagesdownloadPPLimbahB3.pdf
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3
serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali www.king’s_weblog.com. Dari hal ini jelas
bahwa setiap kegiatanusaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, harus
memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan
rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
Gambar 26. Limbah B3 Mencemari Lingkungan Sumber: azamul.wordpress.com
Bahan Beracun Berbahaya
110
2. Sumber, Jenis, dan Kategorisasi Bahan Beracun dan Berbahaya