22 11.
Apakah ada kalimat atau kata yang kalau dicoret tidak mengubah maksud penulisan ? 12.
Apakah perlu ditambah kalimat dalam suatu pasal atau kata dalam suatu kalimat sehingga pasal atau kalimat itu menjadi lebih jelas ?
13. Apakah kalimat atau kata tertentu diubah susunannya sehingga pasal atau kalimat yang
bersangkutan lebih jelas maksudnya ? 14.
Apakah urutan pasal-pasal tertentu perlu dipertukarkan sehingga lebih logis ? 15.
Apakah perlu ditambah pasal-pasal baru ? 16.
Apakah semua hal-hal yang perlu diatur dalam peraturan dimaksud telah dimasukkan ? 17.
Apakah ada salah ketik ? Bagaimana cara pembuat peraturan dapat memastikan adanya partisipasi yang cukup
dalam proses pembuatan peraturan? Menurut Ann Seidman, Robert B. Seidman dan Nalin Abeyeskere,
18
ada dua cara yang sering digunakan, yaitu pengumuman dan komentar, serta pengajuan kepada pembuat peraturan. Dalam sistim pengumuman dan komentar, suatu
lembaga mempublikasikan usulan peraturan dalam surat kabar, dan kemudian mengundang masyarakat luas untuk memberikan komentar-komentar secara tertulis dalam jangka waktu
tertentu. Setelah menerima komentar-komentar, lembaga tersebut mempertimbangkan kembali, dan apabila diperlukan, menyusun kembali peraturan yang bersangkutan.
Setelah lembaga menyetujui dan mengesahkan peraturan tersebut, lembaga harus menyertai peraturan tersebut dengan pernyataan tentang setiap komentar yang diterimanya,
serta tentang disposisi yang diberikannya, disertai dengan alasan-alasannya. Dengan demikian pembentukan hukum in casu Peraturan Daerah yang partisipatif adalah satu
cermin adanya konfigurasi politik yang demokratis, sebab karakter produk hukum senantiasa dipengaruhi oleh konfigurasi politik yang ada. Kepopulisan peraturan daerah inherent pula
dalam semangat menciptakan tata kepemerintahan yang baik good governance.
2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia
Berbicara mengenai HAM sepertinya kita dipaksa harus berbicara mengenai hukum. Padahal pandangan ini menurut Mulya Lubis adalah suatu pandangan yang salah, karena
sesungguhnya HAM itu berurusan dengan segala macam aspek kehidupan kita dari yang kecil
18
Ann Seidman, Robert Seidman dan Nalin Abeyeskere, Penyusunan Rancangan Undang-undang Dalam Perubahan Masyarakat Yang Demokratis, Sebuah Panduan Untuk Pembuat Rancangan Undang-undang.
ELIPS, 2001, hlm. 448.
23 sampai yang besar, dari sosial, ekonomi, politik, hukum serta kultural. Menelaah keadaan
HAM sesungguhnya adalah menelaah totalitas kehidupan : sejauh mana kehidupan kita memberi tempat yang wajar kepada kemanusiaan. Karena HAM itu mencakup segala macam
kehidupan, maka kita sesungguhnya tengah terlibat dalam pembicaraan mengenai keadaan kemasyarakatan kita
19
. Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
20
Di dalam Ketetapan MPR No. XVIIMPR1998, pengertian hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal dan abadi sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa. Kodrati artinya begitu dilahirkan yang bersangkutan sudah memiliki sejumlah hak, sehingga dikatakan melekat. Melekat sebenarnya mengandung arti ada dua
yang terpisahkan kemudian direkat. Universal artinya hak asasi manusia tidak mengenal tempat, berlaku dimana saja manusia berada. Sedangkan abadi menunjukkan waktu yaitu
tidak ada batasan waktu. Contohnya adalah hak untuk hidup. Dalam Bahasa Indonesia kalau tidak menggunakan istilah Hak Asasi Manusia HAM
adalah menggunakan istilah Hak Dasar. Jika ditelusuri istilah ini kalau tidak mengacu kepada istilah dalam bahasa Inggris, mengacu kepada bahasa Belanda. Dalam bahasa Inggris ada 2
istilah : Pertama Human Right, Kedua Fundamental Right. Dari kedua istilah ini menimbulkan penafsiran bahwa kalau begitu ada human right yang tidak fundamental.
Dalam bahasa Belanda juga dikenal 2 istilah, yaitu :
21
1. Mensenrechten …..human right…. hak asasi manusia.
2. Grondrechten…..fundamental right….hak dasar manusia.
Istilah mensenrechten digunakan untuk menunjukkan HAM bagian dari Hukum Internasional. Istilah grondrechten digunakan oleh pakar Hukum Tata Negara. Hal ini dibuktikan dengan
19
Todung Mulya Lubis, Bantuan Hukum… Op.Cit., hal.14-15.
20
Menurut Moh. Mahfud MD dalam buku Dasar dan Stuktur Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta : UII Press, 1993., hal. 141menyebutkan, secara istilah hak azasi itu diartikan sebagai hak yang melekat pada
martabat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dan hak tersebut dibawa manusia sejak lahir ke muka bumi sehingga hak tersbut bersifat fithri kodrati, bukan merupakan pemberian manusia atau negara.
21
Sri Soemantri, Kuliah pada tanggal 19 Oktober 2002.
24 adanya tulisan pakar HTN Prof. Meuwessen yang berjudul ‘Grondrechtens’. Mensen artinya
manusia, rechten adalah hak. Jadi mensenrechten adalah hak manusia. Istilah grondrechten digunakan juga oleh Prof. T. Koopmans. Dari istilah ini
kemudian muncul :
22
a. de klassieke grondrechten atau hak dasar manusia klasik;
b. de sociale grondrechten atau hak dasar manusia sosial.
Sedangkan di Perancis juga terdapat dua istilah : 1.
droits de l’homme, yang sama dengan pengertian human right; 2.
droits fondamentaux, yang sama dengan fundamental right. Demikian juga di Jerman ada istilah Mensenrechte dan Grundrechte.
Menurut kamus Badudu-Zain
23
, asasi Ar adalah dasar yang pokok, sifat yang pokok; Hak Asasi manusia : hak bagi setiap orang manusia yang dapat dituntutnya untuk
diperlakukan bagi dirinya, misalnya keadilan yang harus dilaksanakan bagi setiap orang. Theo Huijbers
24
menyatakan bahwa hak-hak manusia disebut hak-hak asasi, oleh sebab mereka itu dianggap sebagai fundamen yang di atasnya seluruh organisasi hidup
bersama harus dibangun. Hak-hak itu merupakan asas-asas undang-undang. Asas itu sendiri istilah asingnya adalah “beginsel” asal dari perkataan begin artinya
permulaan atau awal. Jadi asas itu adalah mengawali atau menjadi permulaan “sesuatu”. Beginsel menurut S. Wojowasito
25
, artinya : 1.
permulaan; 2.
sifatdasar yang paling sederhana; 3.
asal; titik tolak; 4.
prinsip; keyakinan; dasar. Dengan demikian pengertian asasi dan fundamental atau dasar berdasarkan kamus di atas
adalah sama. Hal ini ditunjang juga oleh pendapat Miriam Budiardjo yang dalam beberapa
22
Ibid.
23
Badudu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1996, hal. 83.
24
Theo Huijbers, Filsafat Hukum. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1995, hal. 102.
25
S. Wojowasito, Kamus Umum Belanda Indonesia. Jakarta : Ichtiar baru-van Hoeve, 1985, hal. 61.
25 tulisannya menyebut : “…asasi fundamental
26
…” atau “ … hak asasi manusia fundamental human right atau human right saja
27
…”. Tetapi menurut Deno Kamelus,
28
Maurice Cranston membedakan antara hak-hak dasar positive right dan hak-hak manusia human right. Hak-hak dasar mencakup berbagai
jenis hak yang didasarkan pada kaidah hukum positif terutama yang bersumber dari konstitusi sebagai negara. Ruang lingkup berlakunya hanya menjangkau setiap warga negara yang
bersangkutan. Hukum positif dipandang satu-satunya sumber hak yang terpenting. Di samping hak-hak dasar, ada juga yang derajatnya lebih tinggi ialah hak-hak
manusia, yang sering juga disebut dengan hak-hak asasi. Dikatakan lebih tinggi karena hak- hak asasi sumbernya bukan hukum positif tetapi mempunyai legitimasi yang lebih dalam dari
itu karena bersifat filosofis, religius dan bahkan historis. Dalam praktek kedua jenis hak tersebut biasanya disebut hak asasi manusia HAM saja.
Dengan legitimasi yang demikian, hak asasi mempunyai landasan moral yang lebih kukuh. Itu pula yang menyebabkan hak asasi mempunyai nilai universil. Universalitas hak-
hak asasi manusia bukan karena hak-hak tersebut eksistensinya diakui internasional tetapi legitimasi moralnya yang kukuh dan landasan moral tersebut lebih kukuh dari hak-hak dasar
yang bersumber dari hukum positif. Selanjutnya yang dimaksud dengan hak-hak dasar manusia klasik adalah hak
fundamental yang melekat pada pribadi manusia individual. Sebagai contoh adalah hak atas hidup dan perkembangan hidup. Hak dasar klasik dibedakan dalam hak-hak kebebasan dan
hak partisipasi. Sedangkan yang dimaksud dengan hak-hak dasar manusia sosial yaitu hak- hak yang melekat pada pribadi manusia sebagai mahluk sosial. Dibagi dalam hak-hak
ekonomis, sosial dan kultural. Rumusan pengertian HAM dalam Ketetapan MPR dengan Undang-undang terdapat
perbedaan. Di dalam Undang-undang tidak terdapat kata “universal” dan “abadi”. Padahal jika ditelusuri berdasarkan perkembangan sejarah filsafat hukum. Hak asasi ini adalah karya
terbesar dari mazhab hukum alam yang beranggapan bahwa hukum yang baik itu adalah bersifat universal dan bersifat abadi.
26
Miriam Budiardjo, Menggapai Kedaulatan Untuk Rakyat. Bandung : Mizan, 1998, hal. 40.
27
Ibid., hal. 50.
28
Deno Kamelus, Profil Pelanggaran Hak Asasi Manusia Dalam Rejim Hukum Perundang-undangan. Dalam Jurnal Hukum, No. 10 Vol 5-1998, hal. 95.
26 Demikian pula rumusan-rumusan klausula HAM dalam UUD 1945 termasuk
perubahannya tidak memenuhi kriteria rumusan HAM menurut Ketetapan MPR. Banyak rumusan dalam UUD 1945 yang tidak menunjukkan “…hak dasar yang melekat pada diri
manusia secara kodrati, universal dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa.” Memang dalam Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen yang kedua terdapat
perkembangan pengakuan HAM yang begitu besar. Bahkan dalam perubahan Kedua UUD 1945 tersebut HAM dijadikan Bab tersendiri yaitu Bab X A tentang Hak Asasi Manusia. Isi
selengkapnya adalah sebagai berikut
29
: Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankna hidup dan kehidupannya. Pasal 28 B
1 Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah. 2
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasaan dan diskriminasi.
Pasal 28 C 1
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2 Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. Pasal 28 D
1 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. 2
Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
3 Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
4 Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
29
Ketetapan-Ketetapan MPR Pada Sidang Tahunan MPR 2000. Jakarta : Sinar Grafika, 2000, hal. 4-8.
27 Pasal 28 E
1 Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
2 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya. 3
Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28 G 1
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
2 Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. Pasal 28 H
1 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. 2
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
3 Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 4
Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Pasal 28 I 1
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan
28 hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
30
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
2 Setiap orang berhak bebas dari perilaku yang brsifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang diskriminatif itu. 3
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
4 Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah. 5
Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
31
Pasal 28 J 1
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2 Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrastis.
2.3 Penegakan Hukum HAM