Pengantar pajak

(1)

SEJARAH

PEMUNGUTAN PAJAK

Terbentuknya Negara

Fungsi Pemerintah


(2)

Terbentuknya Negara

Perkembangan peradaban membuat manusia sebagai mahluk sosial untuk

hidup berkelompok menata pola kehidupan sosial dalam kelompok yang

lebih besar dan menetap dalam suatu daerah yang diakui kelompoknya

dan kelompok besar lainnya pula.

Untuk dapat mengatur kehidupan sosial dan berkelompok menjadi lebih baik,

maka manusia membutuhkan seorang pemimpin yang lebih pintar dan

berkarisma sebagai seseorang yang patut dihormati, ditaati perintahnya

berkarisma sebagai seseorang yang patut dihormati, ditaati perintahnya

dan diteladani sikap dan tingkah lakunya. Adanya ketaatan anggota

kelompok terhadap pemimpinnya menimbulkan dalam kelompok itu suatu

kekuasaan pemerintahan yang sederhana, yang pada akhirnya lambat

laun peraturan itu menjadi peraturan tertulis yang dilaksanakan dan ditaati

setiap anggota kelompok.

Organisasi atau lembaga sangat diperlukan untuk melaksanakan dan

mempertahankan peraturan-peraturan hidup agar dapat berjalan secara

tertib dan lancar akibat semakin kompleksnya masalah kelompok.

Organisasi yang memiliki kekuasaan seperti itulah yang kemudian

dinamakan Negara.


(3)

Konsep dan pengertian Negara sebagai organisasi kekuasaan dipelopori oleh

J.H.A Logemaan :

bahwa keberadaan Negara bertujuan untuk mengatur dan menyelenggarakan

masyarakat yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi.

Harold J.Laski, Max Weber dan Leon Duguit, dalam pengertian yang luas

mengenai Negara :

Negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara

konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.

Negara dalam konteksnya sebagai organisasi kekuasaan

didalamnya terdapat suatu mekanisme atau tata

hubungan kerja yang mengatur suatu kelompok

manusia (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai

dengan kehendak Negara, agar mematuhi aturan yang

telah dibuat Negara.


(4)

Agar Negara dapat mengatur rakyatnya, maka

Negara diberi kekuasaan (

authority)

yang

dapat memaksa seluruh anggotanya untuk

mematuhi segala peraturan/ ketentuan yang

telah ditetapkan oleh negara.

Untuk menghindari adanya kekuasaan yang

sewenang-wenang, disisi lain Negara juga menetapkan cara-cara

dan batas-batas sampai dimana kekuasaan itu dapat

digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh

individu, golongan, organisasi, maupun oleh Negara

itu sendiri.


(5)

TEORI MENGENAI TERJADINYA

SUATU NEGARA

1. Teori Kenyataan

2. Teori KeTuhanan

4. Teori Penaklukan

3. Teori Perjanjian


(6)

Teori Kenyataan

Negara timbul adalah kenyataan. Jika sudah

terpenuhinya unsur daerah kekuasaan,

adanya rakyat, dan pemerintah yang

berdaulat dan diakui oleh rakyat maupun

berdaulat dan diakui oleh rakyat maupun

kelompok besar lainnya maka sudah

terbentuklah suatu Negara. Ini berdasarkan

kenyataan yang telah ada membuat secara

langsung terbentuk suatu Negara.


(7)

Teori KeTuhanan

Adanya suatu Negara adalah atas kehendak

Tuhan. Segala sesuatu, apapun juga itu

tidak akan terjadi apabila Tuhan tidak

menghendakinya. Begitu pun dengan

menghendakinya. Begitu pun dengan

Negara, jika Tuhan berkehendak suatu

Negara timbul, maka timbullah Negara

tersebut.


(8)

Teori Perjanjian

Perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang

tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama

lain tanpa ikatan kenegaraan, untuk hidup

bersama, berkelompok, bekerjasama, dan

bersosialisasi dalam suatu ikatan dan wadah

bersosialisasi dalam suatu ikatan dan wadah

yang dipimpin oleh pemimpin yang sudah diakui

dalam bentuk organisasi kenegaraan. Perjanjian

ini diadakan agar kepentingan bersama dapat

terpelihara dan terjamin, supaya “orang yang satu

tidak merupakan binatang buas bagi orang yang

lain” (

homo homoni lupus

)


(9)

Teori Penaklukan

Suatu Negara timbul karena serombongan manusia

menaklukan daerah rombongan manusia lain.

Agar daerah /rombongan itu tetap dapat dikuasai,

maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa

maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa

negara. Bentuk penaklukan dapat berupa

pemberontakan, peleburan negara jadi satu,

pendudukan daerah yang belum ada rakyatnya

atau pemerintahannya, dan pelepasan diri dari

penjajah.


(10)

UNSUR-UNSUR NEGARA

Daerah atau Wilayah

Unsur Konstitutif

Unsur deklaratif

Memiliki tujuan

rakyat

pemerintah yang berdaulat

Mendapat pengakuan

Dari negara lain


(11)

FUNGSI PEMERINTAH

melaksanakan penertiban

(law and order)

, untuk mencapai tujuan

bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka

Negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara

bertindak sebagai stabilisator.

mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dewasa ini

fungsi ini dianggap penting terutama bagi neara-negara baru.

fungsi ini dianggap penting terutama bagi neara-negara baru.

Pandangan ini di Indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk

membangun melalui suatu rentetan Repelita.

fungsi pertahanan, hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan

serangan dari luar. Untuk ini negara dilengkapi dengan alat-alat

pertahanan.

fungsi menegakkan keadilan, hal ini dilaksanakan melalui badan-badan

pengadilan.


(12)

fungsi pokok ekonomi yang diemban oleh pemerintah

yaitu :

tindakan pemerintah yang menyangkut efisiensi berupa

segala upaya untuk memperbaiki kesalahan pasar. Misalnya

monopoli.

program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya

program pemerintah untuk meningkatkan keadilan. Misalnya

pemerataan pendapatan agar mencerminkan kepentingan

seluruh masyarakat, termasuk golongan miskin.

kebijaksanaan stabilisasi berusaha mengikis fluktuasi yang

tajam dari siklus bisnis dengan cara menekan angka

pengangguran dan inflasi, serta mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi.


(13)

Pemerintah tentunya memerlukan dana, sumber daya alam, dan

sumber daya manusia dalam pembiayaan pelaksanaan fungsinya,

baik fungsi pokok ekonominya maupun fungsi secara keseluruhan.

Modal berupa dana selain dari potensi alam yang dimiliki suatu

negara, juga berasal dari laba perusahaan negara, royalti

negara, juga berasal dari laba perusahaan negara, royalti

pemerintah, restribusi, kontribusi, bea dan cukai, sanksi dan denda

serta berasal dari pajak yang merupakan peran serta warga

negara dalam melaksanakan fungsi pemerintah.

Dari fungsi ekonomi pemerintah yang berhubungan dengan pajak

adalah fungsi nomor 2 yakni keadilan masyarakat, dimana dengan

pajak yang dipungut atas warga negara yang memiliki kemampuan

akan dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat.


(14)

SEJARAH PEMUNGUTAN PAJAK

Pada tahun 509-27 SM di Roma ada beberapa pungutan yang diwajibkan

kepada rakyatnya, dengan sebutan seperti

censor, questor

dan jenis

pungutan lainnya.

Pajak langsung

(tributum)

dipungut pada zaman perang terhadap penduduk

Roma sampai tahun 167 SM.

Setelah abad kedua penguasa Roma mengandalkan pajak tidak langsung

yang disebut

vegtigalia,

seperti

portoria

yakni pungutan atas penggunaan

pelabuhan.

Di zaman Julius Caesar dikenal

centesima rerum venalium

yakni sejenis pajak

penjualan dengan tarif 1% dari omzet penjualan.

Di Italia dikenal

decumae,

yakni pungutan sebesar 10% dari para petani atau

penguasa tanah. Setiap penduduk di Italia, termasuk penduduk Roma


(15)

Di Mesir, pembuatan piramida pada akhirnya dilakukan dalam

bentuk kerja paksa, yang pada mulanya adalah suatu bentuk

pengabdian dan sifatnya sukarela dari rakyat Mesir.

Pada abad ke-14 di Spanyol dikenal dengan istilah

alcabala

, salah

satu bentuk pajak penjualan.

Di benua Amerika, setelah benua tersebut menjadi koloni Inggris,

penduduk koloni mempunyai kewajiban membayar berbagai

pungutan kepada pemerintah kolonial Inggris, yang dikemudian

waktu menjadi penyebab Revolusi Amerika, yaitu setelah

waktu menjadi penyebab Revolusi Amerika, yaitu setelah

diundang-undangkannya

The Stamp act

(1765) dan

The

Townshend Act

(1767).

The Stamp Act

merupakan undang-undang yang mewajibkan

setiap penduduk koloni tersebut untuk membayar pajak atas

pembelian koran, kartu judi, dadu, dan akte perkawinan.

The

Townshend Act

merupakan pemungutan terhadap teh, kertas,

cat, dan kartu.


(16)

PERKEMBANGAN PEMUNGUTAN PAJAK

Pajak pada mulanya dibayar secara natura, yaitu hasil pertanian, hasil hutan dan hasil perkebunan serta barang tambang mulia seperti emas dan perak.

Selain itu juga pajak dapat dibayar dengan tenaga, yaitu dengan melakukan pekerjaan tanpa diberi imbalan.

Kemudian sejalan dengan perkembangan waktu pajak dibayar dengan uang.

Di seluruh dunia telah mengakui bahwa pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara dan sebagai alat mencapai tujuannya, walaupun tidak seluruh negara di dunia mengandalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Ada beberapa negara dunia mengandalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Ada beberapa negara yang memiliki potensi sumber daya alam negaranya sebagai penerimaan negara yang utama.

Sejak zaman sebelum masehi pajak telah dipungut oleh penguasa suatu daerah, untuk kepentingan penguasa. Maka bentuk iuran kepada penguasa tersebut merupakan suatu paksaan, yang tentunya ada yang pro ada yang kontra.

Penentuan siapa yang harus membayar pajak, bagaimana dasar pengenaan pajaknya, dan berapa besar tarif pajak yang dikenakan, ditentukan oleh keinginan penguasa semata. Pada akhirnya beban pajak yang harus dipikul jadi lebih berat, penguasa dengan kesewenangannya menentukan jumlah pajak sesuai kebutuhan penguasa bahkan melebihi yang dibutuhkan.


(17)

sejarah kesewenangan penguasa dan pemungutan

pajak bagi rakyatnya

 Raja Lodwik XIV raja Perancis dan istrinya Marie Antoinette tinggal di Istana Versailles adalah penguasa Perancis yang pada pertengahan abad XVIII secara semena-mena memungut pajak dari penduduknya. Pajak yang dipungut dari rakyatnya hanya untuk kepentingan Lodwik XIV beserta istrinya semata. Karena pemberontakan rakyatnya maka timbul Revolusi Perancis (1778)

 Di Inggris kesewenangan penguasa dalam memungut pajak kepada penduduknya dilakukan oleh Raja John (King John of England). Kemudian karena merasa beban semakin berat atas

kesewenangan raja Pimpinan perwakilan (Baron) memaksakan piagam Magna Charta(1215) kepada rajanya.

 Salah satu pernyataan yang penting dalam piagam tersebut yang berhubungan dengan masalah perpajakan adalah ”... taxes should not be imposed without the consent of the Common Council of the realm”. Pajak tidak seharusnya dibebankan kepada rakyat tanpa adanya izin dari Dewan Majelis perwakilan dari kerajaan.

 Piagam ini merupakan tonggak pembatasan secara bertahap terhadap kekuasaan absolute monarki di Inggris.

 Di Indonesia tidak luput juga kesewenang-wenangan dari penjajah. Pemerintah kolonial Inggris yang menjajah Indonesia dibawah Thomas Stamford Raffles menerapkan kesewenangan

pemungutan pajak dengan Land rent (1813).

 Pemerintahan kolonial Belanda juga melanjutkan kesewenangan dalam pemungutan pajak sehingga makin menyebabkan kesengsaraan rakyat Indonesia. Pajak yang dipungut dari rakyat Indonesia benar-benar hanya digunakan untuk mengisi kas pemerintahan kolonial.


(18)

ahli pemikir di beberapa negara yang memperhatikan

masalah pemungutan pajak oleh pemerintah

Oliver Wendell Colmes, (Amerika Serikat) berpendapat bahwa

taxes are

the price we pay for civilization,

bahwa pajak merupakan harga yang

dibayar untuk suatu peradaban

.

Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa

Oliver membenarkan adanya pungutan pajak sebagai suatu yang harus

dilakukan untuk memajukan suatu Negara.

Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan

nothing is certain but tax and

Benyamin Franklin dengan adanya ungkapan

nothing is certain but tax and

dead,

bahwa tidak ada seorang pun yang tidak akan tersentuh oleh pajak

dan kematian.

F.D. Roosevelt untuk memotivasi warga Amerika Serikat memenuhi

kewajiban perpajakannya berhubung peningkatan kebutuhan dana Negara

dalam menghadapi Perang Dunia II. Slogan lain yang menjadi pendorong

perjuangan rakyat untuk ikut serta dalam penentuan peraturan perpajakan

di Amerika Serikat adalah

No taxation without representation

,

Taxation

without representation is tyranny, Taxation without representation is

robbery


(19)

Konstitusi suatu Negara selalu mensyaratkan bahwa

pengenaan pajak harus berdasarkan undang-undang,

yang telah disetujui oleh rakyat melalui lembaga

perwakilan rakyat.

Ketentuan tentang subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak,

dan prosedur perpajakan merupakan ketentuan yang

harus mendapat persetujuan rakyat karena itu harus

diatur dalam undang-undang.


(20)

Mahkamah Agung Meksiko telah menegaskan bahwa penentuan

unsur-unsur untuk menghitung dasar penghasilan kena pajak

(tax

base)

dan tarif pajak

(tax rate)

merupakan elemen dasar dari

prinsip pembatasan kekuasaan untuk mengenakan pajak yang

pengaturannya harus diatur secara jelas dalam Undang-undang

Pajak.

Mahkamah Agung Estonia telah memberikan penegasan bahwa

Wajib Pajak hanya berkewajiban untuk membayar pajak apabila

dalam undang-undang pajak terdapat ketentuan yang jelas

dalam undang-undang pajak terdapat ketentuan yang jelas

terhadap semua unsur yang menjadi dasar perhitungan pajak, yaitu

dasar perhitungan penghasilan kena pajak

(tax base)

dan tarif

pajak

(tax rate).

Demikian pula Konstitusi Swedia yang menyatakan bahwa

peraturan perpajakan yang bersifat untuk mengenakan pajak harus

ditetapkan melalui parlemen.


(21)

undang-undang tersebut tentunya tidak bisa mengatur seluruh aspek

pemajakan, maka ada yang perlu pendelegasian kekuasaan untuk

mengenakan pajak di Negara tersebut. Pendelegasian wewenang atau

kekuasaan untuk beberapa aspek pemajakan dapat dilakukan kepada

pemerintah selaku pelaksana pemerintahan.

Negara-negara Eropa kontinental mengatur pemerintah hanya berwenang

untuk menerbitkan ketentuan yang bersifat administratif dan prosedural,

seperti :

format dan bentuk Surat Pemberitahuan beserta lampirannya,

format dan bentuk Surat Pemberitahuan beserta lampirannya,

metode penyusutan,

penilaian persediaan,

ketentuan mengenai pembuktian biaya yang diperbolehkan dikurangkan

dari penghasilan kena pajak,

metode akuntansi untuk tujuan perpajakan, dan

prosedur regristasi.


(22)

SEJARAH PERPAJAKAN DI INDONESIA

Kerajaan Mataram, Kediri, Majapahit, dan Pajang mengenal bentuk

pajak tanah dan pajak tidak langsung terhadap barang dagangan.

Pejabat kerajaan pemungut pajak tidak digaji oleh kerajaan maka

seringkali mereka menerapkan pajak secara berlebihan.

Upeti perorangan ataupun kelompok orang diberikan kepada raja atau

penguasa sebagai bentuk penghormatan dan tunduk patuh pada

penguasa sebagai bentuk penghormatan dan tunduk patuh pada

kekuasaan raja atau penguasa suatu wilayah di Indonesia

merupakan bentuk pajak pada zaman kerajaan-kerajaan di

Indonesia tumbuh.

Upeti tersebut berupa hasil bumi, dan pemajakan barang

perdagangan.

Sebagai imbalannya maka rakyat mendapat pelayanan keamanan dan

jaminan ketertiban. Kerajaan Mataram raja-raja sudah


(23)

VOC sebagai badan perdagangan menguasai wilayah Indonesia, dan tidak

memungut pajak di daerah kekuasaannya, seperti Batavia, Maluku, dan

lain-lain. Tetapi mengenakan Pajak usaha, Pajak Rumah, dan Pajak

Kepala kepada pedagang Cina dan pedagang lainnya. Selain itu VOC

memiliki monopoli penjualan candu, garam, pemetikan sarang burung dan

lain-lain yang dijualnya pada

pacht-pacht

yang biasanya dipegang oleh

kapiten.

Gubernur Jenderal Daendels juga mengadakan pemungutan pajak, menarik

pajak dari pintu gerbang dan pajak penjualan barang di pasar

(bazarregten)

termasuk pula pungutan pajak terhadap rumah jadi.

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles (1811-1815)

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles (1811-1815)

menyelenggarakan administrasi dan reorganisasi yang mengeluarkan

banyak uang. Raffles mengadakan pembaruan sistem pajak yang dikenal

dengan

landrente stelsel

, dimana sistem pajak tersebut mengambil contoh

dari Benggala India.

Pada masa penjajahan kolonial pajak merupakan hal yang dieksploitasi untuk

kepentingan penjajah. Pajak dilaksanakan tidak memperhatikan keadilan,

kemampuan, dan hak asasi manusia Indonesia, tetapi menjadi beban

penderitaan dan pengorbanan luar biasa rakyat Indonesia.


(24)

Sejarah Pajak Bumi dan Bangunan

Dimulai dari pengenaan pajak tanah

(Land Rent)

oleh pemerintahan

kolonial Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stanford Raffless pada

abad 19 tepatnya tahun 1813 di pulau Jawa.

Raffles menentukan pajak ini pada individu bukan pada desa. Raffles

membagi tanah atas kelompok-kelompok terhadap tanah kering

membagi tanah atas kelompok-kelompok terhadap tanah kering

dan tanah basah, pengenaan pajaknya adalah rata-rata produksi

pertahun untuk sawah (tanah basah), dan tegalan (tanah kering).

Dalil yang dijadikan dasar adanya pungutan pajak tanah menurut

sejarah, adalah anggapan bahwa semua tanah adalah milik Raja

(souvereign),

dan kepala desa-kepala desa yang berada di bawah

kekuasaan raja semuanya dianggap sebagai penyewa

(Pachters).

Karena itu maka mereka harus membayar sewa tanah

(land rent)


(25)

Tahun 1945 – 1951

Pajak Bumi semula pelaksanaan pemungutannya dengan

cara lama digunakan secara penuh.

Kemudian Pajak Bumi di wilayah negara Republik Indonesia

dengan pusat pemerintahan di Yogyakarta dihapus,

sedangkan di wilayah federal Pajak Bumi terus berlaku.

sedangkan di wilayah federal Pajak Bumi terus berlaku.

1951 Pajak Bumi di negara Republik Indonesia dihapus,

diganti dengan Undang-Undang No.14 tahun 1951, yaitu

Pajak Penghasilan atas Tanah Pertanian (PPTP).


(26)

Tahun 1951 - 1959

UU No.14 tahun 1951, melahirkan Jawatan Pendaftaran

dan Pajak Penghasilan Tanah Milik Indonesia (P3TMI).

Tugasnya adalah melakukan pendaftaran atas tanah-tanah

milik adat yang ada di Indonesia.

Namun karena P3TMI ini ternyata dianggap hanya

Namun karena P3TMI ini ternyata dianggap hanya

mengurus pendaftaran tanah saja, maka namanya

diubah lagi menjadi Jawatan Pendaftaran Tanah Milik

Indonesia (PTMI).

Tugasnya yaitu menjadikan tugas yang sama seperti yang

diatas ditambah kewenangan untuk mengeluarkan Surat

Pendaftaran Sementara terhadap tanah milik yang


(27)

Tahun 1959 - 1985

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (PERPU) No.11

Tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi telah ditetapkan menjadi

Undang-Undang yaitu Undang-Undang No.1 Tahun 1961.

Jawatan yang mengelola Pajak Hasil Bumi dirubah menjadi Direktorat

Pajak Hasil Bumi.

Sesuai dengan SK Menteri Iuran Negara PMPPU 1-1-3 29 November

1965, Direktorat Pajak Hasil Bumi diubah namanya menjadi

Direktorat Iuran Pembangunan daerah (DIT-IPEDA).

Pajak Hasil Bumi (PHB) menjadi Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA).

Pengenaan Iuran pembangunan daerah dilakukan terhadap

tanah-tanah di pedesaan, perkotaan, perhutanan, perkebunan dan


(28)

Tahun 1985 -1995

Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1983 telah diadakan Tax

Reform yaitu diadakan pembaruan dan penggantian atas peraturan

perundang-undangan perpajakan yang selama ini berlaku. Tax

Reform tahun 1983 ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 1984. Dengan

adanya Tax Reform maka sistem perpajakan Indonesia berubah dari

Oficial Assesment

menjadi

Self assesment

.

Tax Reform 1983, melahirkan Undang-Undang No.12 Tahun 1985

tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yang ditetapkan pada

tanggal 27 Desember 1985 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

1986.

Pada tanggal 9 November 1994, telah disahkan Undang-undang No.12

tahun 1994; tentang Perubahan atas Undang-undang No.12 Tahun

1985 tentang PBB, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995.


(29)

Sejarah Pajak Penghasilan

Sebelum 1920

 Pajak pendapatan bagi orang eropa (tax patent duty), dan untuk orang Indonesia adalah Pajak pendapatan yang disebut business tax.

Business Tax tahun 1878 dikenakan untuk pribumi sebesar 2% per tahun dari penghasilan, dan 4% pertahun dari penghasilan orang Asing Asia.

Seluruh orang Indonesia yang ikut serta dalam perdagangan kecil-kecilan atau

eceran baik merupakan subyek dari pajak ini. Yang dikecualikan adalah para petani dan buruh yang bekerja pada tanah pertanian, kepala desa dan pegawai

dan buruh yang bekerja pada tanah pertanian, kepala desa dan pegawai pemerintahan.

Tax Patent Duty adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh dari usaha pertanian, manufakturing, kerajinan tangan, atau kegiatan industri di

Hindia Belanda.

Tarif proporsional, yakni 2% dari pendapatan. Pendapatan minimum tidak

disebutkan dan biaya pengeluaran dari rumah tangga atau pengeluaran pribadi tidak termasuk dalam perhitungan yang dikenakan pajak.

 Pajak Pendapatan untuk pertama kali dipungut di Indonesia berdasarkan Ordonansi Pajak Pendapatan 1908(Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1908). Kemudian ordonansi ini diganti dengan Ordonansi pajak Pendapatan 1920.


(30)

Tahun 1920

The Reseived ordinance on the Income Tax of 1920. Pendapatan menurut pengertian ordonansi ini adalah jumlah keseluruhan yang diterima baik dalam bentuk uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang diperoleh dari barang-barang bergerak atau tidak gerak, atau dari kegiatan perdagangan atau pekerjaan keilmuan atau

pekerjaan lain, baik yang dikerjakan sekali-sekali atau secara kontinyu; kegiatan kantor perusahan, pelayanan, dan dari keruntungan lain yang diperoleh setelah dikurangi ongkos-ongkos pengeluaran.

Prinsip-prinsip dalam UU Pajak Pendapatan:

 pajak diterapkan pada perseorangan, badan, pemegang saham, kerjasamapajak diterapkan pada perseorangan, badan, pemegang saham, kerjasama perdagangan, dan badan hukum lainnya termasuk perusahaan asing yang berkegiatan di Indonesia.

 Penilaian pajak tahunan dihitung menurut sistem fiktif. Pendapatan secara total yang diperoleh dari berbagai sumber sejak tanggal 1 Januari setiap tahun digunakan

sebagai jumlah pendapatan yang nyata apabila wajib pajak tidak mempunyai

sumber pendapatan reguler. Peningkatan atau penurunan pendapatan selama tahun takwim tidak dijadikan sebagai patokan.

 Penghasilan wanita menikah disatukan dengan penghasilan suaminya, kecuali dimana pasangan tersebut tinggal secara terpisah atau mengatur kekayaan terpisah.


(31)

Tahun 1932-1983

Personal Income Tax Ordinance of1932 (Ordonansi Pajak Pendapatan 1932 =

Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1932) pada tahun 1932.

Kemudian diganti menjadi Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 bernama “Pajak Perang” (Oorlogsbelasting). Sejak 1 Januari 1946 diubah menjadi Pajak Peralihan(Overgangsbelasting). kemudian dengan Undang-undang No.21 tahun1957 (LN No.41 tahun195) nama Ordonansi tersebut dengan resmi menjadi Ordonansi Pajak Pendapatan 1944.

Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 ini dalam bentuk aslinya disiapkan di Australia oleh pemerintah Hindia Belanda dalam pelarian, sewaktu Indonesia diduduki Jepang. Ditetapkan bahwa Subyek Pendapatan adalah Orang Pribadi, dan badan. Sedangkan Obyek pajaknya adalah pendapatan bersih. Mulai berlaku sejak 1 Januari 1945. Pada saat yang bersamaan maka “Ordonantie op de Inkomstenbelasting 1932” dinyatakan tidak berlaku.

Perubahan-perubahan maupun tambahan-tambahan yang prinsipil berturut-turut dilakukan oleh pemerintah sejak 1960, terakhir UU no.9 tahun 1970.


(32)

Tahun 1984

Undang-Undang No.7 tahun 1983 tentang PPh yang disyahkan

tanggal 31 Desember 1983, dan berlaku pada tanggal 1 Januari

1984.

Kemudian ada perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun

1983, yaitu disyahkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1991

1983, yaitu disyahkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1991

tentang Pajak Penghasilan.

Tahun 1994 telah lahir pula Undang-Undang No.10 Tahun 1994

tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983

tentang PPh sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

No.7 tahun 1991. Terakhir dirubah lagi dengan UU No.17 tahun

2000 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001.


(33)

Sejarah Pajak Lainnya

 Pajak Rumah Tangga 1908 dalam Undang-undang pajak Rumah Tangga 1908 yang kemudian diubah menjadi UU No.2 tahun 1953 dalam Lembaran Negara RI No.5 tahun 1953. Dasar pengenaan pajak ini adalah nilai sewa dan bangunan, nilai perabot, sepeda motor, dan mobil.

 Pajak Verponding Indonesia tahun 1923 (Verponding Indonesia 1923, Staatsblad 1927 No.151). Pemungutan ditentukan oleh gubernur Jenderal dalam batas-batas atau bagian tempat yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal tadi dari tanah-tanah termasuk juga kolam dan hutan nipah dengan hak milik Indonesia dan dengan hak eigendom atau tanah milik partikelir.

 Ordonansi Pajak Kekayaan 1932, dimana obyeknya adalah emas/logam mulia, mutiara, permata, rumah, tanah, pakaian dan bahan makanan.

 Ordonansi Verponding Indonesia 1928, Obyek pajaknya adalah barang-barang tak gerak, tanah dan hasilnya serta rumah atau bangunan tak bergerak.

 Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor 1934, kemudian melalui PERPU No.376 tahun 1959 dirubah dan ditambah sesuai

 Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor 1934, kemudian melalui PERPU No.376 tahun 1959 dirubah dan ditambah sesuai dengan undang-undang seperti adanya saat ini.

 Ordonansi Pajak Upah 1935(Wages Tax ordinance 1935)

 Ordonansi Pajak Potong 1936

 Ordonansi Pajak Bumi 1939 yang berasal dari Peraturan tentang Ordonansi Landrente 1907.

 Ordonansi Pajak Jalan 1942

 Ordonansi Pajak Radio 1947 (UU No.12 tahun 1947), kemudian diubah dan ditambah menjadi Undang-Undang No.2 tahun1959.

 Pajak Pembangunan I tahun 1947 (UU No.14 Tahun 1947).

 Pajak kopra 1949. Khusus berlaku untuk negara Indonesia Timur.

 UU pajak Penjualan 1951 sebagai pengganti UU Pajak peredaran (UU Darurat No.12 tahun 1950)


(34)

PENGERTIAN DASAR

PENGERTIAN DASAR

PERPAJAKAN

PERPAJAKAN


(35)

PENGERTIAN PAJAK

PENGERTIAN PAJAK

Pajak

Pajak

Ajeg

pungutan teratur pada waktu tertentu

Pa-ajeg

pungutan teratur terhadap hasil bumi sebesar 40% yang dihasilkan petani

untuk diserahkan kepada raja dan pengurus desa.


(36)

Definisi pajak yang diberikan para ahli di bidang keuangan Negara,

Definisi pajak yang diberikan para ahli di bidang keuangan Negara,

ekonomi maupun hukum manca negara

ekonomi maupun hukum manca negara

1. Edwin Robert Anderson Seligman,

1. Edwin Robert Anderson Seligman,

Tax is a compulsory contribution from the person, to the government to

Tax is a compulsory contribution from the person, to the government to

defray the expenses the expenses incurred in the common interest of all

defray the expenses the expenses incurred in the common interest of all

without reference to special benefits conferred.

without reference to special benefits conferred.

Banyak yang berkeberatan atas

Banyak yang berkeberatan atas

without reference

without reference

karena bagaimanapun

karena bagaimanapun

juga uang

juga uang--uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan

uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan

juga uang

juga uang--uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan

uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan

jasa, jadi

jasa, jadi

benefit

benefit

diberikan kepada masyarakat, hanya tidak mudah

diberikan kepada masyarakat, hanya tidak mudah

ditunjukkan apalagi secara perorangan.

ditunjukkan apalagi secara perorangan.

2. Leroy Beaulieu,

2. Leroy Beaulieu,

L’ impot et la contribution, soit directe soit dissimulee, que la Puissance

L’ impot et la contribution, soit directe soit dissimulee, que la Puissance

publique exige des habitants ou des biens pur subvenir aux depenses du

publique exige des habitants ou des biens pur subvenir aux depenses du

gouvernment.

gouvernment.

Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang

Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang

dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk

dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk

menutupi belanja pemerintah.


(37)

3. Ray M. Sommerfeld, Hershel M. Anderson, dan Horace R. Brock : 3. Ray M. Sommerfeld, Hershel M. Anderson, dan Horace R. Brock :

any nonpenal yet compulsory transfer of resources from the private to the public any nonpenal yet compulsory transfer of resources from the private to the public sector, levied on the basis of predetermined criteria and without receipt of a sector, levied on the basis of predetermined criteria and without receipt of a specific benefit of equal value, in order to accomplish some of a nation’s specific benefit of equal value, in order to accomplish some of a nation’s economic and social objectives

economic and social objectives

Pajak adalah suaatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, Pajak adalah suaatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan

bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan

ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas

dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas--tugasnya untuktugasnya untuk menjalankan pemerintahan.

menjalankan pemerintahan.

4. Prof. Dr. P.J.A. Andriani 4. Prof. Dr. P.J.A. Andriani

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan

yang wajib membayarnya menurut peraturan--peraturan dengan tidak mendapatperaturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran

membiayai pengeluaran--pengeluaran umum berhubung dengan tugas negarapengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

untuk menyelenggarakan pemerintahan.

5. Prof. Dr. Rochmat Soemitro SH, 5. Prof. Dr. Rochmat Soemitro SH,

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang

partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang--undang (dapat dipaksakan)undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang langsung dapat

dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.


(38)

Ciri

Ciri--ciri atau unsur pokok yang terdapat

ciri atau unsur pokok yang terdapat

pada pengertian

pada pengertian pajak

pajak

1. Pajak dipungut berdasarkan undang

1. Pajak dipungut berdasarkan undang--undangundang

yang memikul beban pajak adalah rakyat, masalah

yang memikul beban pajak adalah rakyat, masalahtax basetax base dandantax ratetax rate harus melaluiharus melalui persetujuan rakyat yang diwakili oleh lembaga perwakilan rakyat. Hasil persetujuan tersebut persetujuan rakyat yang diwakili oleh lembaga perwakilan rakyat. Hasil persetujuan tersebut dituangkan dalam suatu undang

dituangkan dalam suatu undang--undang yang harus dipatuhi oleh setiap pihak yangundang yang harus dipatuhi oleh setiap pihak yang dikenakan kewajiban perpajakan.

dikenakan kewajiban perpajakan.

2. P

2. Pajak dapat dipaksakanajak dapat dipaksakan

Jika tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan maka Wajib Pajak dapat dikenakan tindakan Jika tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan maka Wajib Pajak dapat dikenakan tindakan hukum oleh pemerintah berdasarkan undang

hukum oleh pemerintah berdasarkan undang--undang.undang. Tindakan hukum atas pelanggaran peraturan perundang

Tindakan hukum atas pelanggaran peraturan perundang--undangan dapat dikenakan sanksiundangan dapat dikenakan sanksi administrasi maupun sanksi pidana fiskal (UU no.16 tahun 2000).

administrasi maupun sanksi pidana fiskal (UU no.16 tahun 2000).

Sanksi administrasi merupakan sanksi yang ditujukan bagi Wajib Pajak yang terlambat atau Sanksi administrasi merupakan sanksi yang ditujukan bagi Wajib Pajak yang terlambat atau tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa maupun Tahunan.

tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa maupun Tahunan.

Tindak pidana fiskal merupakan tindak pidana atau perbuatan yang dilakukan wajib pajak Tindak pidana fiskal merupakan tindak pidana atau perbuatan yang dilakukan wajib pajak yang oleh undang

yang oleh undang--undang diancam pidana , karena melawan atau bertentangan denganundang diancam pidana , karena melawan atau bertentangan dengan hukum, yang dapat merugikan masyarakat dan negara dilakukan dibidang perpajakan. hukum, yang dapat merugikan masyarakat dan negara dilakukan dibidang perpajakan. Tindak pidana fiskal yang melawan atau bertentangan dengan hukum:

Tindak pidana fiskal yang melawan atau bertentangan dengan hukum:

a. alfa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT dengan tidak benar, a. alfa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT dengan tidak benar, b. sengaja tidak memenuhi kewajiban perpajakan yang berakibat merugikan negara, b. sengaja tidak memenuhi kewajiban perpajakan yang berakibat merugikan negara, c. pengulangan tindak pidana

c. pengulangan tindak pidana

d. Sangsi yang dapat dijatuhkan adalah hukuman pidana penjara. d. Sangsi yang dapat dijatuhkan adalah hukuman pidana penjara.


(39)

3. Diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah 3. Diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah

Pemerintah dalam menjalankan fungsinya, seperti melaksanakan ketertiban, Pemerintah dalam menjalankan fungsinya, seperti melaksanakan ketertiban, mengusahakan kesejahteraan, melaksanakan fungsi pertahanan, dan fungsi mengusahakan kesejahteraan, melaksanakan fungsi pertahanan, dan fungsi penegakan keadilan, membutuhkan dana untuk pembiayaannya. Dana yang penegakan keadilan, membutuhkan dana untuk pembiayaannya. Dana yang diperoleh dari rakyat dalam bentuk pajak digunakan untuk memenuhi biaya atas diperoleh dari rakyat dalam bentuk pajak digunakan untuk memenuhi biaya atas fungsi

fungsi--fungsi yang harus dilakukan pemerintah tersebut.fungsi yang harus dilakukan pemerintah tersebut.

4. Tidak dapat ditunjukkannya kontraprestasi secara langsung 4. Tidak dapat ditunjukkannya kontraprestasi secara langsung

Wajib Pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung dengan apa yang telah Wajib Pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung dengan apa yang telah dibayarkannya pada pemerintah.

dibayarkannya pada pemerintah.

Wajib Pajak hanya dapat merasakan secara tidak langsung bentuk

Wajib Pajak hanya dapat merasakan secara tidak langsung bentuk--bentukbentuk kontraprestasi dari pemerintah. Seperti melihat banyak dibangunnya fasilitas kontraprestasi dari pemerintah. Seperti melihat banyak dibangunnya fasilitas umum dan prasarana yang dibiayai dari APBN atau APBD.

umum dan prasarana yang dibiayai dari APBN atau APBD. Merasakan keamananMerasakan keamanan umum dan prasarana yang dibiayai dari APBN atau APBD.

umum dan prasarana yang dibiayai dari APBN atau APBD. Merasakan keamananMerasakan keamanan dan stabilitas negara karena aparatur negara maupun prasarana dan sarana

dan stabilitas negara karena aparatur negara maupun prasarana dan sarana pertahanan dan keamanan negara telah dibiayai dengan pajak.

pertahanan dan keamanan negara telah dibiayai dengan pajak.

5. Berfungsi sebagai budgeter dan regulerend 5. Berfungsi sebagai budgeter dan regulerend

Fungsi budgetair (anggaran), pajak berfungsi mengisi kas negara atau anggaran Fungsi budgetair (anggaran), pajak berfungsi mengisi kas negara atau anggaran pendapatan negara, yang digunakan untuk keperluan pembiayaan umum

pendapatan negara, yang digunakan untuk keperluan pembiayaan umum pemerintah baik rutin maupun untuk pembangunan.

pemerintah baik rutin maupun untuk pembangunan.

Fungsi regulerend adalah pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau alat Fungsi regulerend adalah pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau alat untuk melaksanakan kebijakan yang ditetapkan negara dalam bidang ekonomi untuk melaksanakan kebijakan yang ditetapkan negara dalam bidang ekonomi sosial untuk mencapai tujuan tertentu.


(40)

FUNGSI PAJAK

FUNGSI PAJAK

FUNGSI BUDGETAIR

fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal

pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan

Untuk membiayai tugas-tugas rutin negara dan membiayai pelaksanaan pembangunan nasional.

FUNGSI REGULERENT

Fungsi tambahan

pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu.

pajak dimaksudkan pula sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal mengatur dan bilamana perlu mengubah


(41)

Faktor

Faktor--faktor yang mempengaruhi dan menentukan optimalisasi

faktor yang mempengaruhi dan menentukan optimalisasi

pemasukan dana ke kas Negara melalui pemungutan pajak :

pemasukan dana ke kas Negara melalui pemungutan pajak :

1. Kejelasan dan kepastian peraturan perundang

1. Kejelasan dan kepastian peraturan perundang--undangan perpajakanundangan perpajakan

Undang

Undang--undang yang jelas, sederhana, mudah dimengerti akan memberiundang yang jelas, sederhana, mudah dimengerti akan memberi

penafsiran yang sama bagi wajib pajak dan fiskus, tidak ada salah interprestasi, penafsiran yang sama bagi wajib pajak dan fiskus, tidak ada salah interprestasi, akan menimbulkan motivasi pemenuhan kewajiban perpajakan sebagaimana akan menimbulkan motivasi pemenuhan kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya, hal ini akan memperlancar penerimaan negara dari sektor pajak. mestinya, hal ini akan memperlancar penerimaan negara dari sektor pajak. Kesadaran dan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan akan terbentuk Kesadaran dan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan akan terbentuk dengan peraturan yang tidak berbelit

dengan peraturan yang tidak berbelit--belit.belit.

2. Tingkat intelektual masyarakat 2. Tingkat intelektual masyarakat 2. Tingkat intelektual masyarakat 2. Tingkat intelektual masyarakat

Dengan tingkat intelektual yang cukup baik : Dengan tingkat intelektual yang cukup baik :

-- makin mudah bagi wajib pajak untuk memahami peraturan perundangmakin mudah bagi wajib pajak untuk memahami peraturan perundang--undangan perpajakan yang berlaku.

undangan perpajakan yang berlaku.

-- Wajib pajak dapat melaksanakan administrasi perpajakan, seperti menghitungWajib pajak dapat melaksanakan administrasi perpajakan, seperti menghitung pajak terutang atau mengisi Surat Pemberitahuan

pajak terutang atau mengisi Surat Pemberitahuan

-- dapat memahami bahwa dengan tidak memenuhi peraturan maka akandapat memahami bahwa dengan tidak memenuhi peraturan maka akan menerima sanksi baik sanksi administrasi maupun pidana fiskal. Maka akan menerima sanksi baik sanksi administrasi maupun pidana fiskal. Maka akan diwujudkan masyarakat yang sadar pajak dan mau memenuhi kewajiban diwujudkan masyarakat yang sadar pajak dan mau memenuhi kewajiban perpajakannya.


(42)

3. Kualitas petugas pajak (intelektual, keterampilan, integritas, moral tinggi) 3. Kualitas petugas pajak (intelektual, keterampilan, integritas, moral tinggi)

Kualitas petugas pajak sangat menentukan efektivitas undang

Kualitas petugas pajak sangat menentukan efektivitas undang--undang danundang dan

peraturan perpajakan. Petugas pajak memiliki reputasi yang baik sepanjang yang peraturan perpajakan. Petugas pajak memiliki reputasi yang baik sepanjang yang menyangkut kecakapan teknis, efisien, dan efektif dalam hal kecepatan, tepat dan menyangkut kecakapan teknis, efisien, dan efektif dalam hal kecepatan, tepat dan keputusan yang adil.

keputusan yang adil.

Petugas pajak yang berhubungan dengan masyarakat pembayar pajak harus Petugas pajak yang berhubungan dengan masyarakat pembayar pajak harus memiliki intelektualitas tinggi, terlatih baik, digaji baik, dan bermoral tinggi. memiliki intelektualitas tinggi, terlatih baik, digaji baik, dan bermoral tinggi. Petugas pajak harus berkompeten di bidangnya, dapat menggali obyek

Petugas pajak harus berkompeten di bidangnya, dapat menggali obyek--obyekobyek pajak yang menurut undang

pajak yang menurut undang--undang harus dikenakan pajak, tidak begitu sajaundang harus dikenakan pajak, tidak begitu saja mempercayai keterangan dan laporan keuangan Wajib Pajak.

mempercayai keterangan dan laporan keuangan Wajib Pajak.

4. Sistem administrasi perpajakan yang tepat 4. Sistem administrasi perpajakan yang tepat

Administrasi perpajakan hendaklah merupakan prioritas tertinggi karena Administrasi perpajakan hendaklah merupakan prioritas tertinggi karena Administrasi perpajakan hendaklah merupakan prioritas tertinggi karena Administrasi perpajakan hendaklah merupakan prioritas tertinggi karena

kemampuan pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara efektif bergantung kemampuan pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara efektif bergantung kepada jumlah uang yang dapat diperolehnya melalui pemungutan pajak.

kepada jumlah uang yang dapat diperolehnya melalui pemungutan pajak. Sistem administrasi memegang peran penting. Unit

Sistem administrasi memegang peran penting. Unit--unit penting sebagai kunciunit penting sebagai kunci strategis dalam organisasi pengadministrasian (Kantor Pelayanan Pajak) sebagai strategis dalam organisasi pengadministrasian (Kantor Pelayanan Pajak) sebagai

operating arms

operating arms dari pemerintah harus memiliki sistem administasi pajak yangdari pemerintah harus memiliki sistem administasi pajak yang tepat. Sistem Informasi Pajak yang terintegrasi dengan menggunakan Intranet tepat. Sistem Informasi Pajak yang terintegrasi dengan menggunakan Intranet akan lebih memudahkan konfirmasi antar unit kunci strategis (KPP) dan juga akan lebih memudahkan konfirmasi antar unit kunci strategis (KPP) dan juga

untuk memudahkan Wajib Pajak yang melakukan restitusi, dalam hal penerimaan untuk memudahkan Wajib Pajak yang melakukan restitusi, dalam hal penerimaan jawaban konfirmasi.


(43)

Fungsi regulerend pada

Fungsi regulerend pada

Tax Reform

Tax Reform

Tahun 2000

Tahun 2000

1. pasal 5 UU No.18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai

1. pasal 5 UU No.18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Disamping mengenakan Pajak Pertambahan Nilai maka ada beberapa Barang Disamping mengenakan Pajak Pertambahan Nilai maka ada beberapa Barang Kena Pajak yang dikenakan juga Pajak Atas Barang Mewah.

Kena Pajak yang dikenakan juga Pajak Atas Barang Mewah. Pertimbangan yang mendasari peraturan tersebut adalah bahwa Pertimbangan yang mendasari peraturan tersebut adalah bahwa -- perlunya keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yangperlunya keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi -- perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yangperlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah

tergolong Mewah tergolong Mewah tergolong Mewah

-- perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisionalperlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional -- perlu untuk mengamankan penerimaan negara.perlu untuk mengamankan penerimaan negara.

Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah dalam hal ini Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah dalam hal ini adalah

adalah

-- bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokokbahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok -- barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentubarang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu

-- pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilanpada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi

tinggi

-- barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan statusbarang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status

-- apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, sertaapabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, mengganggu ketertiban masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, seperti minuman beralkohol


(44)

2. pasal 16B UU No.18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai 2. pasal 16B UU No.18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan bahwa pajak terutang tidak dipungut sebagian Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan bahwa pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya baik untuk sementara waktu atau selamanya, atau dibebaskan dari

atau seluruhnya baik untuk sementara waktu atau selamanya, atau dibebaskan dari pengenaan pajak untuk:

pengenaan pajak untuk:

a. kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah Pabean. a. kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah Pabean.

b. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu b. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu c. Impor Barang kena Pajak tertentu

c. Impor Barang kena Pajak tertentu

d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud tertentu dari Luar Daerah Pabean di dalam d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud tertentu dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

Daerah Pabean

e. Pemanfaatan Jasa kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean e. Pemanfaatan Jasa kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean Tujuan diberikannya kemudahan untuk memberikan fasilitas perpajakan yang benar

Tujuan diberikannya kemudahan untuk memberikan fasilitas perpajakan yang benar--benarbenar diperlukan terutama untuk berhasilnya sektor

diperlukan terutama untuk berhasilnya sektor--sektor kegiatan ekonomi yang berprioritas tinggisektor kegiatan ekonomi yang berprioritas tinggi dalam skala nasional, mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing, dalam skala nasional, mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing, dalam skala nasional, mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing, dalam skala nasional, mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing, mendukung pertahanan nasional, serta memperlancar pembangunan nasional.

mendukung pertahanan nasional, serta memperlancar pembangunan nasional. Kemudahan perpajakan yang diatur dalam pasal ini diberikan terbatas untuk: Kemudahan perpajakan yang diatur dalam pasal ini diberikan terbatas untuk:

-- mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Kawasan Berikat dan Entreportmendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Kawasan Berikat dan Entreport Produksi untuk tujuan ekspor (EPTE) atau untuk pengembangan wilayah lain dalam Daerah Produksi untuk tujuan ekspor (EPTE) atau untuk pengembangan wilayah lain dalam Daerah Pabean yang dibentuk khusus untuk maksud tersebut

Pabean yang dibentuk khusus untuk maksud tersebut

-- menampung kemungkinan perjanjian dengan negara atau negara lain dalam bidangmenampung kemungkinan perjanjian dengan negara atau negara lain dalam bidang perdagangan dan investasi

perdagangan dan investasi

-- mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan vaksinmendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaan vaksin--vaksin yangvaksin yang diperlukan dalam rangka Program Imunisasi Nasional


(45)

3. pasal 16C UU No.18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai,

3. pasal 16C UU No.18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai,

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha

atau pekerjaannya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan

atau pekerjaannya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan

pertimbangan untuk mencegah terjadinya penghindaran pengenaan Pajak

pertimbangan untuk mencegah terjadinya penghindaran pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai.

Pertambahan Nilai.

Untuk melindungi masyarakat yang berpenghasilan rendah dari pengenaan

Untuk melindungi masyarakat yang berpenghasilan rendah dari pengenaan

Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri, maka diatur

Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri, maka diatur

batasan kegiatan membangun sendiri dengan Keputusan Menteri

batasan kegiatan membangun sendiri dengan Keputusan Menteri

Keuangan.

Keuangan.

Syarat kegiatan membangun sendiri dikenakan PPN adalah

Syarat kegiatan membangun sendiri dikenakan PPN adalah

dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan

dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan

yang dibangun adalah bangunan untuk tempat tinggal tidak termasuk

yang dibangun adalah bangunan untuk tempat tinggal tidak termasuk

fasilitas penunjang, jika untuk tempat usaha maka termasuk semua fasilitas

fasilitas penunjang, jika untuk tempat usaha maka termasuk semua fasilitas

penunjang

penunjang

luas bangunan 200m2 atau lebih

luas bangunan 200m2 atau lebih

bangunan bersifat permanen

bangunan bersifat permanen


(46)

4. pasal 31A UU No.17 tahun 2000

4. pasal 31A UU No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan

tentang Pajak Penghasilan

..

Kepada Wajib pajak yang melakukan penanaman modal di bidang

Kepada Wajib pajak yang melakukan penanaman modal di

bidang--bidang usaha tertentu dan atau di daerah

bidang usaha tertentu dan atau di daerah--daerah tertentu dapat diberikan

daerah tertentu dapat diberikan

fasilitas perpajakan dalam bentuk :

fasilitas perpajakan dalam bentuk :

– pengurangan penghasilan netto paling tinggi 30% dari jumlah penanamanpengurangan penghasilan netto paling tinggi 30% dari jumlah penanaman yang dilakukan

yang dilakukan –

– penyusutan dan amortisasi yang dipercepatpenyusutan dan amortisasi yang dipercepat –

– kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 tahunkompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 tahun

pengenaan pajak penghasilan atas dividen sebesar 10% kecuali apabila

pengenaan pajak penghasilan atas dividen sebesar 10% kecuali apabila

tarif menurut perjanjian perpajakan yang berlaku menetapkan lebih

tarif menurut perjanjian perpajakan yang berlaku menetapkan lebih

tarif menurut perjanjian perpajakan yang berlaku menetapkan lebih

tarif menurut perjanjian perpajakan yang berlaku menetapkan lebih

rendah.

rendah.

Tujuan diberikannya kemudahan pajak ini adalah untuk mendorong

Tujuan diberikannya kemudahan pajak ini adalah untuk mendorong

kegiatan investasi langsung di Indonesia baik melalui penanaman modal

kegiatan investasi langsung di Indonesia baik melalui penanaman modal

asing maupun penanaman modal dalam negeri di bidang

asing maupun penanaman modal dalam negeri di bidang--bidang usaha

bidang usaha

tertentu dan daerah

tertentu dan daerah--daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam

daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi dalam

skala nasional, khususnya penggalakan ekspor.

skala nasional, khususnya penggalakan ekspor.

Selain itu kemudahan pajak juga diberikan untuk mendorong

Selain itu kemudahan pajak juga diberikan untuk mendorong

pengembangan daerah terpencil, seperti yang banyak terdapat di

pengembangan daerah terpencil, seperti yang banyak terdapat di

kawasan Timur Indonesia, dalam rangka pemerataan pembangunan.

kawasan Timur Indonesia, dalam rangka pemerataan pembangunan.


(47)

ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

Asas Domisili

Pengenaan pajak tergantung pada

tempat tinggal (domisili) Wajib Pajak.

Cara pemungutan pajak yang bergantung

Asas Sumber

Asas Kebangsaan

Cara pemungutan pajak yang bergantung pada sumber dimana obyek pajak diperoleh.

Cara yang berdasarkan kebangsaan menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan dari suatu negara.


(48)

CARA PEMUNGUTAN PAJAK

CARA PEMUNGUTAN PAJAK

Sistem Fiktif

Sistem Nyata

Penghitungan pajak terutang dengan

suatu anggapan

Sistem Nyata

Sistem Campuran

mendasarkan pengenaan pajak pada

penghasilan yang sungguh-sungguh diperoleh

dalam setiap tahun pajak

mendasarkan pengenaan pajaknya atas

kedua stelsel diatas, yaitu nyata dan fiktif


(49)

JENIS PUNGUTAN DI INDONESIA

JENIS PUNGUTAN DI INDONESIA

Pajak Pusat

Pajak Daerah

pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah pusat PPh, PPN, PBB, BM, BPHTB

pungutan wajib atas orang pribadi atau Badan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah tanpa kontraprestai secara langsung yang seimbang

DT I : Kend bmotor Bea Balik Nama

Pemanfaatan air tanah

DT II : Pajak Hotel & restaurant Pajak Hiburan, Reklame

Restribusi Daerah

Penerimaan Bukan Pajak

Bea dan Cukai

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

penerimaan jasa giro, sisa anggaran pembangunan & rutin Royalti di bidang perikanan, kehutanan dan pertambangan Dividen, pembagian laba,

Penerimaan dari pelayanan pemerintah : pendidikan, kesehatan Denda, sanksi, pelelangan


(50)

PENGGOLONGAN JENIS PAJAK

PENGGOLONGAN JENIS PAJAK

Pajak Langsung

Pajak Tidak Langsung

Pajak Subyektif

Pajak Obyektif


(51)

DASAR HUKUM DAN PRINSIP

DASAR HUKUM DAN PRINSIP

PEMUNGUTAN PAJAK

PEMUNGUTAN PAJAK

DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PAJAK

DASAR HUKUM PEMUNGUTAN PAJAK

Asas Keadilan

Asas Keadilan

Asas Keadilan

Asas Keadilan

Asas Yuridis

Asas Yuridis

Asas Ekonomis

Asas Ekonomis

Asas Finansial

Asas Finansial

PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK

PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK

PRINSIP KEADILAN DAN PEMERATAAN

PRINSIP KEADILAN DAN PEMERATAAN (EQUALITY)(EQUALITY)

PRINSIP KEPASTIAN HUKUM

PRINSIP KEPASTIAN HUKUM (CERTAINTY)(CERTAINTY)

PRINSIP

PRINSIP CONVENIENCECONVENIENCE

PRINSIP EFISIENSI ECONOMIC PRINSIP EFISIENSI ECONOMIC


(52)

DASAR HUKUM PEMUNGUTAN

DASAR HUKUM PEMUNGUTAN

PAJAK

PAJAK

Asas Keadilan

Asas Keadilan

Untuk memberikan dasar pada keadilan ini maka dijelaskan dengan

Untuk memberikan dasar pada keadilan ini maka dijelaskan dengan

bermacam

bermacam–

–macam teori yaitu :

macam teori yaitu :

1.

1.

Teori Asuransi

Teori Asuransi

2.

2.

Teori Kepentingan

Teori Kepentingan

3.

3.

Teori Bakti atau Kewajiban Mutlak

Teori Bakti atau Kewajiban Mutlak

4.

4.

Teori Gaya Pikul

Teori Gaya Pikul

5.

5.

Teori Gaya Beli

Teori Gaya Beli

6.


(53)

1. Teori Asuransi

1. Teori Asuransi

Kewajiban Negara adalah melindungi warga negaranya, dari segala

Kewajiban Negara adalah melindungi warga negaranya, dari segala

bentuk ancaman yang akan membuat keselamatan dan keamanan

bentuk ancaman yang akan membuat keselamatan dan keamanan

jiwa, harta bendanya terenggut. Teori ini menekankan pada rakyat

jiwa, harta bendanya terenggut. Teori ini menekankan pada rakyat

sebagai pihak yang dilindungi harus memberikan iuran atau

sebagai pihak yang dilindungi harus memberikan iuran atau

pembayaran kepada Negara.

pembayaran kepada Negara.

P

Pajak disini dianggap sebagai premi, seperti premi asuransi.

ajak disini dianggap sebagai premi, seperti premi asuransi.

Kelemahan dari teori asuransi ini adalah :

Kelemahan dari teori asuransi ini adalah :

– Negara tidak memberi ganti rugi jika Wajib Pajak menderita kerugian

Negara tidak memberi ganti rugi jika Wajib Pajak menderita kerugian

jiwa atau harta benda.

jiwa atau harta benda.

– Negara sebagai Penerima pajak tidak memberikan kontraprestasi secara

Negara sebagai Penerima pajak tidak memberikan kontraprestasi secara

langsung kepada wajib Pajak, sesuai dengan pengertian pajak itu

langsung kepada wajib Pajak, sesuai dengan pengertian pajak itu

sendiri


(54)

2. Teori kepentingan

2. Teori kepentingan

Teori ini menekankan pada keadilan dan keabsahan pemungutan pajak

Teori ini menekankan pada keadilan dan keabsahan pemungutan pajak

berdasarkan kepada besar kecilnya kepentingan masyarakat dalam suatu

berdasarkan kepada besar kecilnya kepentingan masyarakat dalam suatu

Negara. Bahwa penetapan beban pajak yang harus dibayar oleh rakyat

Negara. Bahwa penetapan beban pajak yang harus dibayar oleh rakyat

berdasarkan pada tingkat kepentingan rakyat kepada Negaranya termasuk

berdasarkan pada tingkat kepentingan rakyat kepada Negaranya termasuk

masalah kepentingan akan perlindungan atas jiwa beserta harta bendanya.

masalah kepentingan akan perlindungan atas jiwa beserta harta bendanya.

Makin besar kepentingan penduduk kepada Negara maka makin besar pula

Makin besar kepentingan penduduk kepada Negara maka makin besar pula

perlindungan Negara kepadanya, dan makin berhak pula negara memungut

perlindungan Negara kepadanya, dan makin berhak pula negara memungut

pajak dari rakyatnya.

pajak dari rakyatnya.

Teori ini kurang tepat karena :

Teori ini kurang tepat karena :

tidak ada standar, atau pedoman baku yang dapat mengukur kepentingan

tidak ada standar, atau pedoman baku yang dapat mengukur kepentingan

tidak ada standar, atau pedoman baku yang dapat mengukur kepentingan

tidak ada standar, atau pedoman baku yang dapat mengukur kepentingan

seseorang yang membayar pajak besar dengan yang membayar pajaknya

seseorang yang membayar pajak besar dengan yang membayar pajaknya

kecil dan orang yang tidak membayar pajak.

kecil dan orang yang tidak membayar pajak.

Apakah penggunaan jalan umum yang sudah baik hanya boleh dilalui oleh

Apakah penggunaan jalan umum yang sudah baik hanya boleh dilalui oleh

orang yang telah bayar pajak. Apakah petani miskin yang membutuhkan

orang yang telah bayar pajak. Apakah petani miskin yang membutuhkan

perlindungan harus membayar pajak terlebih dahulu.

perlindungan harus membayar pajak terlebih dahulu.

Ditinjau dari unsur utama dari definisi pajak yaitu bahwa unsur pajak salah

Ditinjau dari unsur utama dari definisi pajak yaitu bahwa unsur pajak salah

satunya adalah tidak ada kontraprestrasi atau imbalan secara langsung

satunya adalah tidak ada kontraprestrasi atau imbalan secara langsung

kepada wajib pajak yang telah membayar pajak pada negara maka adanya

kepada wajib pajak yang telah membayar pajak pada negara maka adanya

kontraprestasi secara langsung pada teori kepentingan ini seperti yang

kontraprestasi secara langsung pada teori kepentingan ini seperti yang

telah dijelaskan diatas telah menggugurkan eksistensi pajak itu sendiri.

telah dijelaskan diatas telah menggugurkan eksistensi pajak itu sendiri.


(55)

3.

3. Teori bakti atau teori kewajiban pajak mutlak

Teori bakti atau teori kewajiban pajak mutlak

Penduduk harus tunduk, patuh kepada negara, karena

Penduduk harus tunduk, patuh kepada negara, karena

negara dalam kenyataannya sejak dahulu sudah ada,

negara dalam kenyataannya sejak dahulu sudah ada,

dan diakui eksistensinya baik oleh penduduk maupun

dan diakui eksistensinya baik oleh penduduk maupun

oleh negara lain.

oleh negara lain.

M

Maka penduduk wajib berbakti pada negara, wajib

aka penduduk wajib berbakti pada negara, wajib

membayar pajak, sebagai rasa bakti kepada negara.

membayar pajak, sebagai rasa bakti kepada negara.

membayar pajak, sebagai rasa bakti kepada negara.

membayar pajak, sebagai rasa bakti kepada negara.

Penganut teori ini menganjurkan untuk membayar pajak

Penganut teori ini menganjurkan untuk membayar pajak

kepada negara dengan tidak mempermasalahkan apa

kepada negara dengan tidak mempermasalahkan apa

yang menjadi

yang menjadi

basic

basic

atau dasar bagi negaranya untuk

atau dasar bagi negaranya untuk

memungut pajak pada penduduknya.

memungut pajak pada penduduknya.

Teori ini mendukung asas keadilan dalam pemungutan

Teori ini mendukung asas keadilan dalam pemungutan

pajak.

pajak.


(56)

4. Teori gaya pikul

4. Teori gaya pikul

Keadilan dan kebenaran negara dalam memungut pajak dari

Keadilan dan kebenaran negara dalam memungut pajak dari

warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan setiap pribadi

warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan setiap pribadi

masyarakatnya, dan bukan pada besar kecilnya kepentingan tiap

masyarakatnya, dan bukan pada besar kecilnya kepentingan

tiap--tiap penduduk, seperti pada teori Kepentingan.

tiap penduduk, seperti pada teori Kepentingan.

Kemampuan dan kekuatan dari pribadi dan suatu entitas yang

Kemampuan dan kekuatan dari pribadi dan suatu entitas yang

membayar pajak merupakan kemampuan dan kekuatan untuk

membayar pajak merupakan kemampuan dan kekuatan untuk

memperoleh penghasilan, harta, kekayaan, dan konsumsi dengan

memperoleh penghasilan, harta, kekayaan, dan konsumsi dengan

tujuan dari itu adalah dapat menghidupi diri sendiri dan kemampuan

tujuan dari itu adalah dapat menghidupi diri sendiri dan kemampuan

untuk memikul beban kehidupan lainnya.

untuk memikul beban kehidupan lainnya.

untuk memikul beban kehidupan lainnya.

untuk memikul beban kehidupan lainnya.

Di Indonesia ajaran teori ini diterapkan kepada Wajib Pajak dengan

Di Indonesia ajaran teori ini diterapkan kepada Wajib Pajak dengan

tidak langsung mengenakan pajak penghasilan atas seluruh

tidak langsung mengenakan pajak penghasilan atas seluruh

penghasilan brutonya.

penghasilan brutonya.

Tetapi pajak dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak (PKP) atau

Tetapi pajak dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak (PKP) atau

Penghasilan Neto Fiskal yaitu Penghasilan Bruto dikurangi

Penghasilan Neto Fiskal yaitu Penghasilan Bruto dikurangi

pengurang (biaya

pengurang (biaya--biaya yang diperkenankan oleh peraturan

biaya yang diperkenankan oleh peraturan

perpajakan) dan kemudian dikurangi (PTKP) Penghasilan Tidak Kena

perpajakan) dan kemudian dikurangi (PTKP) Penghasilan Tidak Kena

Pajak (untuk Wajib Pajak Orang Pribadi).


(57)

5.

5.

Teori Gaya beli

Teori Gaya beli

Teori ini memandang fungsi pemungutan pajak sebagai suatu cara

Teori ini memandang fungsi pemungutan pajak sebagai suatu cara

memanfaatkan gaya beli dari masyarakat untuk kepentingan negara

memanfaatkan gaya beli dari masyarakat untuk kepentingan negara

dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan menyalurkannya

dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan menyalurkannya

kembali ke masyarakat dalam bentuk pemberian fasilitas sosial,

kembali ke masyarakat dalam bentuk pemberian fasilitas sosial,

ekonomi, pertahanan dan keamanan, dengan maksud untuk

ekonomi, pertahanan dan keamanan, dengan maksud untuk

memberikan rasa adil, aman, dan sejahtera bagi masyarakat. Teori

memberikan rasa adil, aman, dan sejahtera bagi masyarakat. Teori

ini lebih menekankan kepada efek yang ditimbulkannya, karena efek

ini lebih menekankan kepada efek yang ditimbulkannya, karena efek

pemungutan pajak yang ditimbulkannya baik seperti

pemungutan pajak yang ditimbulkannya baik seperti

terselenggaranya kepentingan masyarakat maka dianggap sebagai

terselenggaranya kepentingan masyarakat maka dianggap sebagai

dasar keadilan pemungutan pajak.

dasar keadilan pemungutan pajak.

dasar keadilan pemungutan pajak.

dasar keadilan pemungutan pajak.

Negara adalah penyelenggara berbagai kepentingan yang

Negara adalah penyelenggara berbagai kepentingan yang

mendukung kesejahteraan masyarakat dan negara itu sendiri.

mendukung kesejahteraan masyarakat dan negara itu sendiri.

Negara memiliki wewenang dan keabsahan memungut pajak.

Negara memiliki wewenang dan keabsahan memungut pajak.

Negara dapat memanfaatkan kekuatan dan kemampuan beli (gaya

Negara dapat memanfaatkan kekuatan dan kemampuan beli (gaya

beli) masyarakat untuk kepentingan negara yang pada akhirnya

beli) masyarakat untuk kepentingan negara yang pada akhirnya

akan dikembalikan atau disalurkan kembali pada masyarakat, untuk

akan dikembalikan atau disalurkan kembali pada masyarakat, untuk

kesejahteraan masyarakat.


(58)

6. Teori Pembangunan

6. Teori Pembangunan

Untuk Indonesia justifikasi yang paling tepat adalah

Untuk Indonesia justifikasi yang paling tepat adalah

pembangunan. Pajak dipungut negara untuk

pembangunan. Pajak dipungut negara untuk

pembangunan. Pembangunan merupakan pengertian

pembangunan. Pembangunan merupakan pengertian

tentang tujuan suatu negara yaitu masyarakat yang adil,

tentang tujuan suatu negara yaitu masyarakat yang adil,

makmur, sejahtera di semua bidang kehidupan.

makmur, sejahtera di semua bidang kehidupan.

Pembangunan seperti itu tentunya tidak dapat dilakukan

Pembangunan seperti itu tentunya tidak dapat dilakukan

seperti membalikkan telapak tangan, pembangunan

seperti membalikkan telapak tangan, pembangunan

Pembangunan seperti itu tentunya tidak dapat dilakukan

Pembangunan seperti itu tentunya tidak dapat dilakukan

seperti membalikkan telapak tangan, pembangunan

seperti membalikkan telapak tangan, pembangunan

membutuhkan begitu banyak biaya dan pengorbanan.

membutuhkan begitu banyak biaya dan pengorbanan.

Untuk itu negara memiliki keabsahan, wewenang untuk

Untuk itu negara memiliki keabsahan, wewenang untuk

memungut dana dari masyarakat berupa pajak. Karena

memungut dana dari masyarakat berupa pajak. Karena

tujuan utama dari pembangunan adalah untuk rakyat

tujuan utama dari pembangunan adalah untuk rakyat

maka sewajarnya rakyat ikut andil bersama

maka sewajarnya rakyat ikut andil bersama--sama dalam

sama dalam

pembiayaan pembangunan, dengan memenuhi

pembiayaan pembangunan, dengan memenuhi

kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar.

kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar.


(59)

Asas Yuridis

Asas Yuridis

Menyatakan bahwa Hukum Pajak, peraturan perundang

Menyatakan bahwa Hukum Pajak, peraturan

perundang--undangan perpajakan harus dapat memberikan jaminan

undangan perpajakan harus dapat memberikan jaminan

hukum, baik untuk negara maupun bagi warga

hukum, baik untuk negara maupun bagi warga

negaranya, bagi fiskus dan juga bagi Wajib Pajak.

negaranya, bagi fiskus dan juga bagi Wajib Pajak.

Artinya setiap pengenaan dan pemungutan pajak harus

Artinya setiap pengenaan dan pemungutan pajak harus

Artinya setiap pengenaan dan pemungutan pajak harus

Artinya setiap pengenaan dan pemungutan pajak harus

berdasarkan Undang

berdasarkan Undang--undang.

undang.

Undang Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat (2)

Undang Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat (2)

menetapkan : ”Segala pajak untuk keperluan negara

menetapkan : ”Segala pajak untuk keperluan negara

berdasarkan Undang


(60)

Asas Ekonomis

Asas Ekonomis

Pajak yang dibayarkan oleh warga negara

Pajak yang dibayarkan oleh warga negara

selaku Wajib Pajak yang dipungut oleh

selaku Wajib Pajak yang dipungut oleh

fiskus harus diusahakan oleh peraturan

fiskus harus diusahakan oleh peraturan

perpajakan agar supaya:

perpajakan agar supaya:

tidak menghambat lancarnya proses produksi,

tidak menghambat lancarnya proses produksi,

tidak menghambat lancarnya proses produksi,

tidak menghambat lancarnya proses produksi,

distribusi dan perdagangan.

distribusi dan perdagangan.

tidak pernah menghalangi rakyat dalam

tidak pernah menghalangi rakyat dalam

usahanya menuju kebahagiaan, keadilan,

usahanya menuju kebahagiaan, keadilan,

kenyamanan, kesejahteraan dan jangan

kenyamanan, kesejahteraan dan jangan

merugikan kepentingan rakyat banyak.

merugikan kepentingan rakyat banyak.


(61)

Asas Finansial

Asas Finansial

Pajak sebagai penerimaan negara yang menjadi primadona, yang

Pajak sebagai penerimaan negara yang menjadi primadona, yang

digunakan untuk membiayai pemerintah di dalam menjalankan

digunakan untuk membiayai pemerintah di dalam menjalankan

fungsinya, dan untuk tujuan mensejahterakan masyarakat. Untuk

fungsinya, dan untuk tujuan mensejahterakan masyarakat. Untuk

memperoleh penerimaan tersebut maka biaya yang dikeluarkan

memperoleh penerimaan tersebut maka biaya yang dikeluarkan

untuk upaya pengumpulan pajak harus jauh lebih kecil daripada

untuk upaya pengumpulan pajak harus jauh lebih kecil daripada

jumlah pajak yang diperoleh. Dengan kata lain sistem pemungutan

jumlah pajak yang diperoleh. Dengan kata lain sistem pemungutan

pajak harus efisien, biaya yang dikeluarkan dalam hal administrasi,

pajak harus efisien, biaya yang dikeluarkan dalam hal administrasi,

sumber daya manusia, teknologi dan sebagainya tidak sama dengan

sumber daya manusia, teknologi dan sebagainya tidak sama dengan

sumber daya manusia, teknologi dan sebagainya tidak sama dengan

sumber daya manusia, teknologi dan sebagainya tidak sama dengan

jumlah pajak yang diterima negara, atau bahkan defisit.

jumlah pajak yang diterima negara, atau bahkan defisit.

Disamping itu untuk menghindari tertimbunnya tunggakan pajak

Disamping itu untuk menghindari tertimbunnya tunggakan pajak

yang tidak/belum terbayar untuk menambah penerimaan negara

yang tidak/belum terbayar untuk menambah penerimaan negara

maka haruslah selalu diteliti apakah syarat

maka haruslah selalu diteliti apakah syarat--syarat penting telah

syarat penting telah

dipenuhi untuk dapat memungut pajak dengan efektif dan efisien.

dipenuhi untuk dapat memungut pajak dengan efektif dan efisien.


(62)

PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK

PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK

““The four canons of Adam Smith”The four canons of Adam Smith” atau sering juga disebutatau sering juga disebut“The four Maxims”“The four Maxims”, dengan uraian sebagai, dengan uraian sebagai berikut:

berikut:

 Pajak yang harus dibayar oleh seseorang harus jelasPajak yang harus dibayar oleh seseorang harus jelas (certain)(certain), dan tidak mengenal kompromi, dan tidak mengenal kompromi (not arbitrary)

(not arbitrary). Dalam prinsip. Dalam prinsip certaintycertainty ini, kepastian hukum yang dipentingkan adalah yangini, kepastian hukum yang dipentingkan adalah yang mengenai subyek, obyek, besarnya pajak, dan juga ketentuan mengenai waktu

mengenai subyek, obyek, besarnya pajak, dan juga ketentuan mengenai waktu pembayarannya. (CERTAINTY)

pembayarannya. (CERTAINTY)

 pembagian tekanan pajak diantara subyek subyek pajak masingpembagian tekanan pajak diantara subyek subyek pajak masing--masing hendaknya dilakukanmasing hendaknya dilakukan seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya masing

masing--masing, dibawah perlindungan pemerintah. Dalam prinsip ini tidak diperbolehkanmasing, dibawah perlindungan pemerintah. Dalam prinsip ini tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama Wajib Pajak. Dalam keadaan yang suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama Wajib Pajak. Dalam keadaan yang sama, para Wajib Pajak harus dikenakan pajak yang sama pula (EQUALITY)

sama, para Wajib Pajak harus dikenakan pajak yang sama pula (EQUALITY)

 Every tax ought to be levied at the time, or in the manner, in which it is most likely to beEvery tax ought to be levied at the time, or in the manner, in which it is most likely to be convenient for the contributor to pay it.

convenient for the contributor to pay it. Teknik pemungutan pajak yang dianjurkan iniTeknik pemungutan pajak yang dianjurkan ini (convenience of payment)

(convenience of payment) menetapkan bahwa pajak hendaknya dipungut pada saat yangmenetapkan bahwa pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi para Wajib Pajak yaitu saat sedekat

paling baik bagi para Wajib Pajak yaitu saat sedekat--dekatnya dengan detik diterimanyadekatnya dengan detik diterimanya penghasilan yang bersangkutan. (CONVENIENCE)

penghasilan yang bersangkutan. (CONVENIENCE)

 Every tax ought to be so contrived as both to take out and to keep out of the pockets of theEvery tax ought to be so contrived as both to take out and to keep out of the pockets of the people as little as possible over and above what it brings into to public treasury of the state. people as little as possible over and above what it brings into to public treasury of the state. Prinsip ini menetapkan bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat

Prinsip ini menetapkan bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat--hematnya,hematnya, jangan sekali


(63)

Cerminan prinsip

Cerminan prinsip--prinsip tersebut dapat dicontohkan secara umumprinsip tersebut dapat dicontohkan secara umum halhal--halhal sebagai berikut:

sebagai berikut:

 Fiskus diberi jaminan oleh undangFiskus diberi jaminan oleh undang--undang perpajakan yang telah disetujui olehundang perpajakan yang telah disetujui oleh rakyat dalam hal yang menyangkut: hak

rakyat dalam hal yang menyangkut: hak--hak fiskus dalam melakukanhak fiskus dalam melakukan

pengadministrasian pajak bagi Wajib Pajak, wewenang pemeriksaan pajak, pengadministrasian pajak bagi Wajib Pajak, wewenang pemeriksaan pajak, wewenang penagihan pajak, wewenang penyitaan sampai dengan wewenang wewenang penagihan pajak, wewenang penyitaan sampai dengan wewenang pelelangan.

pelelangan.

 Melakukan penyempurnaan sistem perpajakan, dimana didalamnya termasukMelakukan penyempurnaan sistem perpajakan, dimana didalamnya termasuk kedalam masalah administrasi pajak, pemeriksaan pajak, pelayanan untuk Wajib kedalam masalah administrasi pajak, pemeriksaan pajak, pelayanan untuk Wajib Pajak, dan juga peraturan perundang

Pajak, dan juga peraturan perundang--undangannya mengenaiundangannya mengenai tax basetax base dandan taxtax rate,

rate, untuk mengatasi masalah penghindaran pajak baik legal maupun ilegal yanguntuk mengatasi masalah penghindaran pajak baik legal maupun ilegal yang dilakukan oleh Wajib Pajak (

dilakukan oleh Wajib Pajak (tax avoidancetax avoidance maupunmaupun tax evasion).tax evasion). AktivitasAktivitas dilakukan oleh Wajib Pajak (

dilakukan oleh Wajib Pajak (tax avoidancetax avoidance maupunmaupun tax evasion).tax evasion). AktivitasAktivitas

tersebut dilakukan oleh Wajib Pajak untuk menghindarkan diri dari pemenuhan tersebut dilakukan oleh Wajib Pajak untuk menghindarkan diri dari pemenuhan kewajiban perpajakan sebagaimana yang telah ditentukan dalam undang

kewajiban perpajakan sebagaimana yang telah ditentukan dalam undang--undangundang pajak.

pajak.

 Adanya jaminan hukum bagi Wajib Pajak, untuk diperlakukan secara adil denganAdanya jaminan hukum bagi Wajib Pajak, untuk diperlakukan secara adil dengan berdasar pada prinsip

berdasar pada prinsip--prinsip sistem perpajakan. Wajib Pajak harus pulaprinsip sistem perpajakan. Wajib Pajak harus pula mendapat jaminan hukum, agar supaya tidak diperlakukan dengan semena

mendapat jaminan hukum, agar supaya tidak diperlakukan dengan semena--menamena oleh fiskus. Segala sesuatu harus diatur dengan tegas dan jelas, baik kewajiban oleh fiskus. Segala sesuatu harus diatur dengan tegas dan jelas, baik kewajiban maupun hak wajib pajak di dalam peraturan perundang

maupun hak wajib pajak di dalam peraturan perundang--undangan.undangan.

 Jaminan kerahasiaan data Wajib Pajak yang telah diketahui oleh fiskus karenaJaminan kerahasiaan data Wajib Pajak yang telah diketahui oleh fiskus karena adanya pemeriksaan maupun dalam laporan SPT, dan jangan sampai ada adanya pemeriksaan maupun dalam laporan SPT, dan jangan sampai ada penyalahgunaan data Wajib Pajak yang ada pada fiskus.


(1)

Nilai Ekspor

Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk

semua biaya yang diminta atau seharusnya

diminta oleh eksportir.

Nilai Impor

Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang

Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang

menjadi dasar penghitungan bea masuk

ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak

berdasarkan ketentuan dalam peraturan

prundang-undangan Pabean untuk impor BKP,

tidak termasuk PPN yang dipungut menurut UU

ini.


(2)

B. Dasar Pengenaan Pajak Khusus

1. Nilai Lain

– pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah harga jual atau penggantian setelah laba kotor (identik dengan harga pokok BKP/JKP);

– pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah harga jual atau penggantian setelah dikurangi laba kotor (identik dengan harga pokok BKP/JKP);

penggantian setelah dikurangi laba kotor (identik dengan harga pokok BKP/JKP);

– penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata;

– penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film;

– persediaan BKP yang masih tersisa pada saat pembubaran

perusahaan sepanjang PPN atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan adalah harga pasar wajar;


(3)

• aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk

diperjualbelikan yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan adalah harga pasar wajar;

• kendaraaan bermotor bekas adalah 10% dari harga jual

(ketentuan baru dalam KMK-567/KMK.04/2000);

• penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata

adalah 10% dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya adalah 10% dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih;

• jasa pengiriman paket adalah 10% dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih;

• jasa anjak pulang adalah 5% dari jumlah seluruh imbalan yang diterima berupa service charge, provinsi, dan diskon;


(4)

• penyerahan BKP dan atau JKP dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP dan atau JKP antar cabang adalah harga jual atau penggantian setelah dikurangi laba kotor (identik dengan harga pokok BKP/JKP);

• penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang adalah harga lelang.

Pajak Masukan sehubungan dengan :

• penyerahan kendaraan bermotor bekas;

• penyerahan kendaraan bermotor bekas;

• penyerahan jasa yang dilakukan oleh pengusaha biro perjalanan dan pariwisata;

• penyerahan jasa pengiriman paket; dan

• penyerahan jasa anjak piutang,

• Tidak dapat dikreditkan karena dalam PPN yang dibayar telah diperhitungkan dengan Pajak Masukan atas perolehan


(5)

2. Jasa Persewaan Ruangan

• Pengenaan PPN atas jasa persewaan ruangan diatur dalam SE-14/PJ.53/2003 tanggal 3 Juni 2003 yang mengatur Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atas Service Charge dalam rangka kegiatan jasa persewaan ruangan dimana yang menjadi DPP adalah Penggantian, yaitu sebesar nilai tagihan Service

Charge yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa.

Dengan demikian, total DPP atas jasa persewaan ruangan terdiri dari :

• 100% dari seluruh harga sewa ruangan;

• 100% dari service charge dan/atau additional charge

dan/atau overtime charge;


(6)

3. Membangun sendiri tidak dalam kegiatan

usaha/pekerjaan

Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan ini adalah

sebesar 40% dari seluruh pengeluaran pada

bulan yang bersangkutan (termasuk PPN).

Sehingga PPN yang dibayar sehubungan

Sehingga PPN yang dibayar sehubungan

dengan kegiatan membangun sendiri dihitung

dengan mengalikan 10% x 40% x jumlah