10
kontemporer Amuk sehingga nantinya diharapkan siswa mampu mengapresiasikan puisi tersebut dengan baik.
Setelah membaca penelitian yang ketiga, yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santikadan dikaitkan dengan judul penulis maka penulis menemukan persamaan dari segi
metode penelitian yang digunakan. Hasil yang diharapkan setelah penelitian ini juga sama yakni menekankan pada kemampuan siswa dalam menelaah atau menganalisis unsur-
unsur pembangun puisi. Perbedaannya sendiri terletak pada objek yang diteliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santika, puisi yang dijadikan objek
penelitian adalah puisi Bali Anyar sedangkan penulis menjadikan puisi kontemporer Amuk sebagai objek penelitian.
2.2. Landasan Teori
Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Karya sastra itu merupakan
struktur yang bermakna. Karya sastra itu merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah
merupakan sistem semiotic atau ketandaan yang mempunyai arti, medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas netral. Teori yang digunakan dalam analisis makalah ini
menggunakan teori menurut Riffaterre. Teks atau puisi menurut Michael Riffaterre adalah pemikiran yang dibakukan melalui mediasi bahasa. Dalam semiotik,Riffaterre
memperlakukan semua kata menjadi tanda. Langkah-langkah dalam memahami sebuah teks dalam hal ini puisi menurut Michael Riffaterre ada 4, yaitu:
Pembaca harus menemukan kata kunci atau matriks yang terdapat dalam sebuah sajak
atau teks.Pembaca juga harus melakukan pembacaan secara heuristik, yaitu sesuai dengan
11
kompetensi bahasa dan struktur kebahasaannya. Seorang pembaca dituntut untuk
melakukan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan pada tingkat makna.Seorang pembaca harus menemukan hubungan intertekstualitas antara karya sastra tersebut.
Seorang pembaca harus mencari sumber teks atau yang lazim disebut hipogram dan harus mencari model dan varian.
Untuk memahami sebuah teks harus mencari unsur-unsur yang ada di dalamnya yaitu unsur-unsur estetik dan unsur-unsur ekstra estetik yang terdapat dalam sebuah karya
sastra.untuk mengetahui unsur kepuitisan dan makna luar yang terkandung dalam teks puisi, penulis mengguakan teori strukturalisme. Sedangkan untuk memaknai atau
memberi makna dalam setiap sajak penulis menggunakan teori semiotoc. Semiotik adalah teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol
sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory semua tanda
atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis
menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-
tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah
Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Memaknai to sinify dalam hal ini tidak dapat
dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan to communicate. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu
hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.
12
Metode yand digunakan dalam menganalisis puisi ini yaitu dengan menganalisis sajak- sajak kedalam unsur-unsur yang memperhatihan hubungan keseluruhan unsur-unsur yang
ada.Kemudian setiap unsur sajak diberi makna yang sesuai dengan konvensi puisi.setelah itu memaknai keseluruhan teks puisi berdasarkan analisis tersebut. Studi sastra bersifat
semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang
memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur sajak atau hubungan dalam internal antara unsur-unsurnya akan dihasilkan
bermacam-macam makna.
Semiotik seperti yang diungkapkan oleh Rachmat Djoko Pradopo yaitu bahwa bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau
ketandaan,yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas netral seperti bunyi pada seni musik ataupun warna pada lukisan.
Warna cat sebelum digunakan dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti apa-apa sedangkan kata-kata bahasa sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah
merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat bahasa atau ditentukan oleh konvensi-konvensi masyarakat. Lambang-lambang atau
tanda-tanda kebahasaan itu berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh konvensi masyarakat. Bahasa itu merupakan sistem ketandaan yang berdasarkan atau
ditentukan oleh konvensi perjanjian masyarakat. Sistem ketandaan itu disebut dengan semiotik. Begitu pula ilmu yang mempelajari sistem tanda-tandaiti disebut semiotika
2009:121.
Dalam menganalisis struktur kepuitisan ada beberapa kriteria yaitu :
13
1. Pilihan Kata
Kata-kata di dalam sajak adalah kata-kata yang sama sekali berbeda dengan teks dalam bentuk yang lain. Kata-kata dalam sajak memiliki peran sangat esensial karena ia tidak
saja harus mampu menyampaikan gagasan, tetapi juga dituntut untuk mampu menggambarkan imaji sang penyair dan memberikan impresi ke dalam diri pembacanya,
karena itu kata-kata dalam puisi lebih mengutamakan intuisi, imajinasi, dan sintesis. Pilihan kata yang tedadap dalam puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar:
PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
14
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Deru Campur Debu,1959:36
Pilihan kata yng digunakan seorang Chairil Anwar sangat indah, karena kata-kata yang digunakan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami misalnya dalam sajak yang
berjudul “Penerimaan”. Selain itu penyusunan kata-katanya sangat tepat dan pemilihan untuk pembentukan sebuah sajak memperhatikan kesesuaiaan kata yang digunakan serta
penyusunan antar kata sangat indah.
2. Bahasa Kiasan
Bahasa kiasan merupakan alat yang dipergunakan penyair untuk mencpai spek kepuitisan atau sebuah kata yang mempunyai arti secara konotatif tidak secara sebenarnya. Dalam
penulisan sebuah sajak bahasa kiasan ini digunakan untuk memperindah tampilan atau bentuk muka dari sebuah sajak. Basasa kiasan dipergunakan untukmemperindah sajak-sajak yang
ditulis seorang penyair. Bahasa sajak ang tedapat dalampuisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:
a Repetisi
Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam sajak terdapat
dalam:
Kalau kau mau ku terima kau kembali
15
...
Kalau kau mau kuterima kembali
b Simile atau Persamaan
Simile atau Persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Dalam sajak terdapat dalam:
..
Bak kembang sari sudah terbagi ...
c Pesonifikasi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati seolah- olah hidup. Dalam sajak terdapa dalam:
...
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
3. Citraan
Citraan adalah satuan ungkapan yang dapat menimbulkan hadirnya kesan keindrawian atau kesan mental tertentu. Unsur citraan dalam sebuah puisi merupakan unsur yang sangat
penting dalam mengembangkan keutuhan puisi, sebab melaluinya kita menemukan atau dihadapkan pada sesuatu yang tampak konkret yang dapat membantu kita dalam
menginterpretasikan dan menghayati sebuah puisi secara menyeluruh dan tuntas.
16
Citraan dalam puisi terdapat 7 jenis citraan, yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak, citraan perabaan, citraan penciuman, citraan pencecapan, dan citraan suhu.
Penggunaan citraan dalam puisi melibatkan hampir semua anggota tubuh kita, baik alat indra maupun anggota tubuh, seperti kepala, tangan, dan kaki. Untuk dapat menemukan sumber
citraan yang terdapat dalam puisi, pembaca harus memahami puisi dengan melibatkan alat indra dan anggota tubuh untuk dapat menemukan kata-kata yang berkaitan dengan citraan.
Dalam sajak “Penerimaan” citraan yang digunakan misalnya yaitu citraan penglihatan tedapat dalam”aku msih tetap sendiri, sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi. Cermin dapat
dilihat dengan indera mata sehingga menggunakan citraan penglihatan.
4. Sarana Retorika
Sarana retorik pada dasarnya merupakantipu muslihat piiran yang mempergunakan susunan bahasa yang khas sehingga pendengar erasa dituntut untuk berpikir. Dalam
menyampaikan sebuah ide atau gagasan Chairil Anwar cenderung pada aliran realisme dan ekspresionis.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas saya sebagai penulis dapat menyimpulkan bahwa teori semiotic adalah merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak
khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam
struktur sajak atau hubungan dalam internal antara unsur-unsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.
17
BAB III METODE PENELITIAN