Hubungan Antara Kekerasan Verbal dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja

yang mampu mengontrol berbagai aspek dalam dirinya sehingga dapat mengatur tujuan dalam hidup yang mengarah pada keberhasilan Rohayati, 2011. Kepercayaan diri tidak dapat datang begitu saja, tetapi perlu dipelajari dan dibentuk oleh orangtua Afiatin dan Andayani, 1998. Berdasarkan paparan yang telah disampaikan diatas, peneliti menduga bahwa terdapat hubungan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja. Peneliti menduga bahwa remaja yang sering mendapatkan kekerasan verbal dari orangtuanya, akan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Berikut ini adalah skema hubungan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja: Gambar 1.1 : Skema hubungan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja. Tidak melakukan kekerasan verbal. Memberikan kasih sayang, perhatian dan merawat dengan baik. Melakukan kekerasan verbal terhadap anak. Harga diri rendah Harga diri tinggi Kepercayan diri rendah Kepercayaan diri tinggi Keluarga sebagai pondasi primer dalam pembentukan kepribadian remaja

E. Hipotesis

Berdasarkan pada uraian diatas, hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah hipotesis negatif, yaitu: Semakin tinggi tingkat kekerasan verbal yang diterima oleh remaja, maka tingkat kepercayaan diri remaja semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kekerasan verbal yang diterima oleh remaja, maka tingkat kepercayaan diri remaja semakin tinggi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah korelasional. Menurut Suryabrata 2011 penelitian korelasional memiliki tujuan untuk mencari sejauh mana variasi- variasi dalam suatu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain yang didasarkan pada koefisien korelasi. Sama halnya dengan Narbuko dan Achmadi 2007 yang mengatakan bahwa jenis penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Menurut Narbuko dan Achmadi 2007 ciri- ciri dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan beberapa variabel dalam pengukurannya dan jenis penelitian ini akan menunjukkan ada atau tidaknya hubungan dari variabel-variabel yang telah ditentukan tersebut.

B. Variabel Penelitian

Menurut Suryabrata 2011 variabel adalah sesuatu yang akan dijadikan objek pengamatan penelitian. Sedangkan menurut Siregar 2013 variabel merupakan konsep yang memiliki berbagai macam nilai, berupa nilai kuantitatif maupun kualitatif. Sejalan dengan itu, Purwanto Sulistyastuti 2007 mengatakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu konsep yang akan mengalami berbagai variasi nilai. Terdapat beberapa jenis variabel penelitian. Jenis variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan dependen. Menurut Purwanto Sulistyastuti 2007, variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi pengaruh pada perubahan variabel dependen. Sedangkan variabel dependen atau variabel tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Sesuai dengan judul “Hubungan Antara Kekerasan Verbal Pada Remaja Dengan Kepercayaan Diri”, maka variabel dari penelitian ini terdiri dari 2 dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas : Kekerasan verbal 2. Variabel tergantung : Kepercayaan diri

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Hadi dalam Murbani, 2010 definisi operasional adalah batasan-batasan dalam suatu variabel yang secara konkrit berhubungan dengan realitas dan merupakan manifestasi dari apa yang akan diamati oleh peneliti. Sedangkan menurut Purwanto Sulistyastuti 2007, definisi operasional merupakan jembatan antara suatu teori dengan hasil observasi yang ada. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Kekerasan Verbal Kekerasan verbal adalah tindakan lisan seseorang yang meliputi penyampaian kata-kata kasar, penghinaan, memarahi, mengomel dan membentak secara berlebihan, serta memberikan ancaman terhadap orang lain. Subyek yang mendapatkan skor tinggi dalam skala ini, menunjukkan bahwa tingkat kekerasan verbal yang diterima oleh subyek tergolong tinggi. Sebaliknya, subyek yang mendapatkan skor rendah dalam skala ini menunjukkan bahwa tingkat kekerasan verbal yang diterima subyek tergolong rendah. 2. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berperilaku sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan dapat mengatasi masalah dengan sikap dan pandangan-pandangan positif. Subyek yang mendapatkan skor tinggi dalam skala ini, menunjukkan bahwa subyek memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Sebaliknya, subyek yang memiliki skor rendah dalam skala ini memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.

D. Subyek Penelitian

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua remaja yang memenuhi kriteria, yaitu yang berumur 11-18 tahun. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subyek sebanyak 116 siswa SMA di Magelang yang terdiri dari kelas XI IPS 1, XI IPA, XI IPS 2, dan kelas XII IPA 1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Siregar 2013 purposive sampling adalah suatu metode yang digunakan untuk menetapkan responden yang akan dijadikan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 60 siswa. 60 siswa yang menjadi sampel adalah siswa-siswi SMA kelas X IPS 1 sejumlah 31 siswa dan siswa-siswi SMA kelas X IPS 2 sejumlah 29 siswa.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Menurut Siregar 2013 metode pengumpulan data merupakan proses pengumpulan antara data primer dan sekunder pada sebuah penelitian. Pengumpulan data merupakan suatu proses yang penting karena data-data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala yang berisi pernyataan yang berkaitan dengan kekerasan verbal dan kepercayaan diri. Pernyataan tersebut dibuat oleh peneliti melalui bentuk –bentuk kekerasan verbal dan aspek kepercayaan diri. Metode skala itu sendiri merupakan suatu metode dengan memberikan pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa untuk mengungkap suatu atribut melalui respon yang muncul dari pertanyaan yang diajukan Azwar, 2012. Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Siregar 2013 skala Likert adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang mengenai suatu fenomena. Skala Likert sendiri memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Sedangkan menurut Purwanto Sulistyastuti 2007, skala Likert digunakan untuk mengukur opini atau respon dari responden