19
dimana:
Cr
y
= Tanggapan seleksi sifat y terhadap seleksi yang dilakukan pada sifat x I
= Intensitas seleksi total I
jantan
+ I
betina
2 h
x
= Kecermatan seleksi sifat x ℎ
hy = Kecermatan seleksi sifat y
ℎ r
gxy
= Korelasi genetik antara sifat x dan y
py
= Simpangan baku Phenotipik dari sifat y
Tanggapan seleksi dari sifat yang berkorelasi sering pula disebut sebagai tanggapan seleksi tidak langsung. Seleksi dengan cara ini sering dilakukan bila
untuk mendapatkan kriteria seleksi dari sifat yang dinginkan sangat sulit atau tidak mungkin diduga, sehingga seleksi dilakukan terhadap sifat yang lain yang
jelas mempunyai korelasi positif Hardjosubroto, 1994. Sifat-sifat berkorelasi sering dikatakan sebagai “sifat indikator” untuk sifat yang diinginkan Warwick,
dkk., 1995.
2.7. REML Restricted Maximum Likelihood
Pendugaan komponen ragam, seperti ragam genetik aditif, ragam lingkungan permanen, dan ragam lingkungan temporer menggunakan metoda
REML dengan Multivariate Maternal Genetik effect, perangkat lunak yang digunakan program VCE 4.2 Groeneveld, 1998. REML dikembangkan oleh tuan
Petterson dan Thompson 1971 sebagai modivikasi dari ML Maximum Likelihood untuk menghindari penyimpangan ragam dari ML, karena ML tidak
memperhitungkan derajat bebas yang menyebabkan tidak terduganya standar error. Kelebihan REML adalah dapat digunakan untuk menganalisis data yang
tidak seimbang unbalance, dapat menduga data blok yang hilang dan dapat memadukan informasi dari tetua.
2.8. Manfaat
Mitochondr ial DNA mtDNA
dalam Pemuliaan Ter nak Domba
Mamalia Mitochondrial DNA adalah molekul yang berbentuk melingkar yang kecil yang hanya memiliki antara 15 – 20 kb, terdiri dari 37 coding gen
20
untuk 22 transfer-RNA, 2 ribosomal-RNA dan 13 mesenger-RNA. Pada bagian coding terdapat cytochrom b, bagian inilah biasanya digunakan untuk penelitian
phylogenetic. Tidak seperti DNA yang berasal dari inti sel, yang diwariskan dari kedua tetua, dan terjadi rekombinasi diantara gen dan membentuk kombinasi baru.
Mitochondria DNA kadang–kadang tidak mengalami perubahan dari tetua kepada keturunannya. Rekombinasi pada mt-DNA hanya berupa pengulangan copy dari
mt-DNA itu sendiri, oleh karena itu laju mutasi pada mt-DNA pada ternak lebih tinggi dari pada pada DNA yang berasal dari inti sel. Mt-DNA memiliki kekuatan
yang sangat tinggi untuk menduga kemajuan dari seekor betina, lebih jauh dari itu mt-DNA dijadikan sebagai alat untuk menelusuri jalannya suatu kemajuan genetik
dari para tetua pendahulunya dari berbagai species beratus-ratus generasi kebelakang. Pada manusia mt-DNA dapat digunakan utnuk menduga identitas
individu. Berdasar dari kecepatan perubahan dari sequence Mt-DNA, maka sering
digunakan untuk mencari hubungan genetik di antara kerabat dari suatu individu dalam kelompok di dalam species yang sama, dan juga untuk mengidentifikasi
kuantitas dari phylogeny hubungan proses evolusi, seperti phylogenetik di antara species yang berbeda, menentukan sejauhmana hubungan kekerabatan
suatu species.
2.9. Sinkronisasi Estrus Penyerentakan Berahi