C U T I

- Selama menjalankan wajib kerja : wajib kerja sarjana Undang-undang No. 8 Tahun 1971, wajib kerja tenaga paramedic Undang-undang No.18 Tahun 1964 dll; - Selama menjadi pegawai bank perusahaan milik negara. Catatan: Khusus untuk pamong desa perhitungan masa kerja dihitung penuh. Cara memperhitungkan masa kerja: Hasil terakhir perhitungan masa kerja yang kurang dari 1 satu bulan dihapuskan. Contoh : Seeorang mempunyai masa kerja: - sebagai wajib militer : 2 th 3 bulan 21 hari - sebagai wajib kerja sarjana : 1 th 1 bulan 11 hari ------------------------- 3 th 4 bulan 32 hari Yang dapatdiperhitungkan penetapan gaji pertama adalah 3 tahun 5 bulan. 2 Masa Kerja Setengah Masa kerja yang diperhitungkan ½ setengah adalah masa kerja badan hokum di luar badan-badan pemerintah baik badan hokum swasta asing yang tiap-tiap kali tidak kurang dari 1 satu tahun secara terus menerus dengan ketentuan bahwa masa kerja tersebut diperhitungkan sebanyak-banyaknya 10 sepuluh tahun. Cara memperhitungkan: Contoh : Seseorang mempunyai masa kerja pada perusahaan swasta berbentuk badan hukum. - pada perusahaan swasta A selama 11 bulan - pada perusahaan swasta B selama 9 bulan ----------- Jumlah = 20 bulan Dalam hal demikian masa kerja tersebut tidak dapat diperhitungkan karena tiap-tiap kali kurang dari 1 satu tahun. Untuk masa kerja yang diperhitungkan ½ setengah maka perhitungan masa kerja pada setiap instansi yang kurang dari 1 satu bulan dihapuskan.

D. C U T I

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 241976, cuti bagi pegawai negeri dapat dibagi dalam : a. Cuti Tahunan Cuti tahunan diberikan kepada pegawai untuk tiap-tiap tahun selama 12 duabelas hari kerja bagi pegawai yang telah bekerja paling sedikit 6 enam bulan kecuali guru. Bagi yang menjalankan istirahat di tempat yang sulit dicapai 15 karena komunikasi, dapat diperpanjang sekurang kurangnya 1 satu minggu, dan dalam hal luar biasa dapat diperpanjang lagi 1 satu minggu. b. Cuti Besar Cuti besar diberikan kepada setiap pegawai yang telah bekerjasekurang- kurangnya 6 enam tahun terus menerus dan lamanya cuti dimaksud adalah 3 tiga bulan, dengan menerima gaji penuh beserta tunjangan lainnya. c. Cuti Sakit 1 Cuti sakit diberikan kepada pegawai yang sakit dengan keterangan dokter antara 2 dua hari kerja sampai 12 dua belas hari kerja. 2 Cuti sakit lebih dari 12 dua belas hari kerja dan paling lama 1 satu tahun dapat diberikandiizinkan kepada pegawai yang telah bekerja sekurang- kurangnya 6 enam bulan terus-menerus, dengan surat keterangan dokter yang disahkan oleh Dinas Kesehatan setempat. Selama menjalankan cuti sakit, diberikan gaji dengan ketentuan: - Untuk 6 enam bulan pertama, menerima gaji penuh, kecuali tunjangan jabatan. - Untuk 6 enam bulan berikutnya menerima 23 gaji. - Untuk pegawai yang menderita penyakit yang sifatnya kronis misalnya paru-paru, kusta, atau sakit jiwa yang dinyatakan oleh dokter dan disahkan oleh Dinas Kesehatan dapat diberikan diizinkan cuti sakit paling lama 3 tiga tahun dengan pemberian gaji: a untuk 1 satu tahun pertama menerima gaji penuh, beserta tunjangan lainnya. b Untuk 1 satu tahun kedua, menerima 23 gaji beserta tunjangan lainnya, c Untuk 1 satu tahun ketiga, menerima separoh gajinya beserta tunjangan lainnya. - Untuk pegawai yang belum bekerja sekurang-kurangnya selama 6 enam bulan terus-menerus, cuti sakit hanya dapat diberikan diizinkan selama 45 empat puluh lima hari kerja, dengan menerima gaji penuh beserta tunjangan lainnya. d. Cuti Alasan Penting 1 Kepada seorang pegawai yang sudah bekerja terus-menerus selama 6 enam bulan dapat diberikan diizinkan cuti karena alas an penting. Cuti ini diberikan apabila hak cuti lainnya sudah tidak memungkinkan lagi. 2 Yang termasuk dalam cuti karena alas an penting ialah apabila: - Ibu, bapak, anak, mertua, istrisuami dari pegawai yang bersangkutan meninggal di tempat lain. 16 - Mengurus sesuatu warisan di tempat lain. - Melangsungkan perkawinan di tempat lain. - Saudara atau keluarga lain yang tidak tersebut di atas meninggal di tempat lain. - Kedatangan yang bersangkutan sangat diharapkan, karena yang meninggal tidak mempunyai seorang keluarga pun. - Anak atau keluarga lainnya ada di tempat lain berada dalam keadaan sakit keras; sedangkan menurut surat keterangan dokter, kedatangan pegawai yang bersangkutan sangat dapat diharapkan. 3 Izin cuti karena alas an penting diberikan atas dasar permohonan dengan menunjukkan bukti kebenaran salah satu alasannya. 4 Cuti karena alas an penting itu dapat diberikan diizinkan menurut keperluan paling lama 2 dua bulan. 5 Izin cuti ini dapat diperpanjang sampai 3 tiga bulan, apabila lokasi yang dituju sulit dicapai. 6 Selama menjalankan cuti ini diberikan gaji penuh beserta tunjangan lainnya. e. Cuti di Luar Tanggungan Negara 1 Cuti ini dapat diberikan dengan persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara BAKN. 2 Selama menjalankan cuti ini tidak diberikan gaji, dan masa kerja selama cuti tidak dihitung. 3 Pengangkatan kembali setelah selesai menjalankan cuti ini dapat dilakukan, apabila ada formasi dan dengan persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. f. Cuti Hamil 1 Seorang pegawai wanita yang telah kawin denagan sah, dan akan melahirkan dapat diberikan cuti hamil selama 3 tiga bulan, dengan ketentuan: a. 1 ½ bulan sebelum melahirkan, b. 1 ½ bulan sesudah melahirkan. 2 Cuti 3 tiga bulan tersebut, bila dipandang perlu menurut surat keterangan dokter dapat diperpanjang lagi selama 1 ½ bulan, 3 Selama menjalankan cuti diberikan gaji beserta tunjangan lainnya, 4 Untuk mendapatkan cuti harus mengajukan permohonan, 5 Untuk pegawai wanita yang untuk pertama kalinya akan melahirkan dan menggunakan istirahat tersebut, perlu dilampirkan surat nikah dari pegawai yang bersangkutan guna menentukan dapat tidaknya diberikan izin istirahat tersebut, 6 Untuk pegawai wanita yang mengalami keguguran abortus dapat diberikan diizinkan menjalankan istirahat tersebut selama 1 ½ bulan. 17 Bilamana dipandang perlu oleh dokter, izin dimaksud dapat diperpanjang menurut kebutuhan dan pemeriksaan dokter. 7 Untuk kelahiran Yang keempat dan seterusnya tidak diberikan cuti hamil, tetapi diberikan cuti di luar tanggungan negara. 8 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1976 pasal 8 guru tidak diperbolehkan mengambil cuti tahunan. 9 Kepala sekolah menyampaikan permintaan cuti pegawai guru kepada Dinas P dan K Kecamatan untuk diproses dan dilanjutkan ke instansi yang lebih tinggi tingkatannya dan berwenang mengolahnya melalui hieraki yang berlaku. 10 Kepala sekolah mencatat pemberian cuti tersebut dalam buku cuti format PEG.9.

E. KESEJAHTERAAN PEGAWAI