Analisis Rasio Keuangan TINJAUAN PUSTAKA
produksi akan lancar karena perusahaan bisa membayar semua tagihan jangka pendek dengan baik Wira, 2011:
73 . b.
Acid Test Ratio Acid Test Ratio atau Quick ratio yang dihitung
dengan mengurangi persediaan dengan aset lancar, kemudian membagi sisanya dengan utang lancar seperti
dinyatakan berikut ini: �
= Aset Lancar
− Persediaan utang lancar
Persediaan pada umumnya merupakan aset lancar perusahaan
yang paling tidak likuid sehingga
persediaan merupakan aset, di mana kemungkinan besar akan terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio yang
mengukur kemampuan
suatu perusahaan
untuk membayar
kewajiban jangka
pendek tanpa
mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting Brigham dan Houston, 2013: 135.
2. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan
kinerja fundamental
perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Konsep profitabilitas
dalam teori keuangan sering dilakukan sebagai indikator
kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Dimensi konsep likuiditas antara lain Harmono, 2009: 110 :
a. Net Profit Margin
Net Profit Margin adalah rasio yang didapat dari membagi keuntungan bersih dengan total penjualan
seperti dinyatakan berikut ini: =
Laba bersih setelah pajak Penjualan
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang dapat diperoleh setiap penjualan. Semakin besar
rasio ini nilai semakin baik karena menunjukkan perusahaan yang sangat menguntungkan Wira, 2011:
71. b.
Gross Profit Margin Gross Profit Margin adalah rasio yang didapat dari
membagi laba usaha laba kotor. Gross Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut:
= Laba Kotor
Penjualan Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang
dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Perbedaan Gross Profit Margin dengan Net Profit Margin yaitu
rasio ini hanya menghitung laba dari kegiatan inti perusahaan, yaitu operasi bisnis. Semakin besar nilai
rasio ini semakin baik karena menunjukkan perusahaan menghasilkan laba usaha besar dari penjualan yang
sama Wira, 2010: 71 c.
Return On Asset Return On Asset adalah rasio yang dihitung dengan
membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset perusahaan. Return On Asset dinyatakan dalam
persentase. Return On Asset dapat dinyatakan seperti ini:
� =
Laba bersih setelah pajak Total aset
Rasio Return On Asset juga digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Return On
Asset menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba, karena
aset merupakan wujud dari sejumlah dana yan diinvestasikan, maka Return On Asset sering disebut
juga Return On Investment. Semakin besar nilai Return On Asset semakin baik,
karena untuk aset yang sama perusahaan menghasilkan keuntungan lebih besar. Untuk menghasilkan Return On
Asset yang
tinggi, perusahaan
dituntut untuk
mengalokasikan investasinya pada aset yang lebih menguntungkan Wira, 2011: 72
d. Return On Equity
Return On
Equity mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham
perusahaan. Rasio
ini juga
dipengaruhi oleh besar-kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini
juga akan semakin besar. Return On Equity dinyatakan dalam persentasi. Return On Equity dirumuskan seperti
ini Sartono, 2010: 124: � =
Laba setelah Pajak Modal Sendiri
3. Leverage
Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar utang jangka panjang. Struktur modal
optimal akan terjadi jika biaya modal juga optimal. Indikator yang umum digunakan untuk menentukan komposisi struktur
modal optimal antara lain Harmono, 2009: 112: a.
Debt Ratio Debt to Assets Ratio Debt Ratio adalah rasio yang dihitung dengan
membagi total utang jangka panjang dan pendek dengan total aset. Debt Ratio dapat dirumuskan seperti
berikut: =
Total Utang Total Aset
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh utang. Semakin rendah
nilai Debt Ratio akan semakin baik, sedangkan Debt Ratio lebih besar dari 1 sebaiknya dihindari, karena jika
kreditor menagih dan semua aset dijual pun tidak mampu menalangi utang Wira, 2011: 75.
b. Debt To Equity Ratio
Debt To Equity Ratio adalah rasio yang dihitung dengan membagi total hutang dengan total ekuitas
modal. Debt To Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
� =
Total Utang Total Ekuitas Modal
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proprosi modal sendiri yang rendah untuk
membiayai aktiva Sartono, 2010: 121. 4.
Aktivitas Aktivitas mencerminkan perputaran aktiva mulai dari kas
dibelikan persediaan, untuk perusahaan manufaktur persediaan tersebut diolah sebagai bahan baku sampai menjadi produk jadi
kemudian dijual baik secara kredit maupun tunai yang pada akhirnya menjadi kas kembali. Aktivitas dapat diukur
menggunakan tingkat perputaran aktiva perusahaan, baik secara parsial maupun secara total. Aktivitas dapat dijadikan
indikator kinerja manajemen yang menjelaskan tentang sejauh mana efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi perusahaan
yang dilakukan oleh manajemen Harmono, 2009: 107. Adapun tingkat aktivitas perputaran investasi modal kerja dan
investasi aset tetap yaitu: a.
Inventory Turnover Ratio Inventory Turnover Ratio mengukur seberapa cepat
tidaknya persediaan terjual dalam suatu periode waktu misalnya satu tahun. Inventory Turnover Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut Wira, 2011: 74: �
� =
Harga Pokok Penjualan Rata
− rata Penjualan Angka rasio yang rendah mungkin menunjukkan
terlalu banyak persediaan. Angka rasio yang tinggi menunjukkan
barang cepat
terjual, sehingga
meminimalkan biaya penyimpanan Wira, 2011: 74. b.
Total Asset Turnover Total Asset Turnover menunjukkan bagaimana
efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.
Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran
elemen aktiva itu sendiri. Total Asset Turnover dapat dihitung sebagai berikut Sartono, 2010: 120:
� =
Penjualan Total Aktiva