kanamisin tidak lebih dari 10 mcg. Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral Suyitno, 2008, hlm.163.
Kontraindikasi OPV adalah pada individu yang menderita immune deficiency, bayi yang mengidap HIV, tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian
polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh Depkes, 2009, hlm.32.
d. Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin dibuat PT Biofarma Bandung setiap dosis 0,5 ml mengandung tidak kurang dari 1000 infective
unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan
dengan aqua bidest steril. Indikasi vaksin untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas pada usia 9-11 bulan. Diulang pada usia 6-7 tahun. Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan
maksimum 8 jam. Efek samping adalah hingga 15 pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. Terjadi encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per
1 juta dosis yang diberikan. Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian vaksin
campak walaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi anak yang mengalami malnutrisi, demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas atau diare, alergi berat
terhadap kanamycin dan erithomycin, mengidap virus HIV Depkes, 2009, hlm.33.
Universitas Sumatera Utara
e. Vaksin Hepatitis B PID Prefil Injection Device
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat noninfecious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
menggunakan tehnologi DNA rekombinan. Vaksin ini merupakan suspense berwarna putih. Indikasi adalah untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B PID dibuat oleh PT Biofarma Bandung dengan kemasan 1 box vaksin terdiri dari 100 HB PID dengan berbentuk
cairan. Komposisi HB PID setiap 0,5 mengandung HbsAg 10 mcg yang teradopsi pada aluminium hidroksida 9,25 mg. Seluruh formulasi mengandung thimerosal 0,01 wv
sebagai pengawet. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID secara intra
muskuler sebaiknya pada anterolateral paha, pemberian sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu. Efek
samping yaitu reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2
hari. Kontraindikasi HB PID tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang Depkes, 2009, hlm.34.
Penggunaan uniject HB menggantikan vial telah dibuktikan lebih menguntungkan terutama segi sterilitas, tidak boros, mudah dan cepat penggunaannya
dan dapat menjangkau sasaran bayi usia 0-7 hari pada saat persalinan dan melalui kunjungan neonatus KN Depkes, 2006, hlm.2.
6. Program Pengembangan Imunisasi