Gambaran Asupan Tiamin pada Siswa yang Mengalami Obesitas diSMP Santo Thomas 1 Medan Tahun 2014

(1)

CURRICULUM VITAE LAMPIRAN 1

Nama : Angelia Agustini Sitanggang

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Agustus 1993

Agama : Katolik

Alamat : Jalan Sei Batu Gingging Ps. X No. 28

Email

Nama Orangtua : Drs. H. Sitanggang, MPd Rosmawati Limbong, SH

Riwayat Pendidikan : 1. SD St.Thomas 5 Medan (1999 – 2005)

2. SMP St. Thomas 1 Medan (2005 – 2008)

3. SMA St. Thomas 1 Medan (2008 – 2011)

4. Fakultas Kedokteran USU (2011 - sekarang) PAS FOTO


(2)

MASTER DATA LAMPIRAN 2

Statistics Jenis

Kelamin Suku

Pekerjaan Ayah

Pekerjaan Ibu

N Valid 40 40 40 40

Missing 0 0 0 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 26 65.0 65.0 65.0

Perempuan 14 35.0 35.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Batak 36 90.0 90.0 90.0

India 1 2.5 2.5 92.5

Jawa 1 2.5 2.5 95.0

Tionghoa 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Status PekerjaanAyah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

Tidak Bekerja 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Status PekerjaanIbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bekerja 22 55.0 55.0 55.0

Tidak Bekerja 18 45.0 45.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Kecukupan Tiamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 16 40.0 40.0 40.0

Kurang 23 57.5 57.5 97.5

Sedang 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

AsupanTiamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .2 2 5.0 5.0 5.0

.3 5 12.5 12.5 17.5

.4 5 12.5 12.5 30.0

.5 4 10.0 10.0 40.0

.6 2 5.0 5.0 45.0

.7 5 12.5 12.5 57.5

.8 1 2.5 2.5 60.0

.9 5 12.5 12.5 72.5

1.0 4 10.0 10.0 82.5


(4)

1.3 3 7.5 7.5 95.0

1.7 1 2.5 2.5 97.5

1.9 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Statistics AsupanTiamin

N Valid 40

Missing 0

Mean .745

Median .700

Mode .3a

Std. Deviation .4063

Variance .165

Range 1.7

Minimum .2

Maximum 1.9

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

SumberTiamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid biskuit coklat oreo 2 5.0 5.0 5.0

bubur buatan pabrik 2 5.0 5.0 10.0

daging ayam goreng 3 7.5 7.5 17.5

daging babi goreng 15 37.5 37.5 55.0

daun pepaya 1 2.5 2.5 57.5

ikan goreng 4 10.0 10.0 67.5

nasi putih 2 5.0 5.0 72.5

susu dancow 7 17.5 17.5 90.0


(5)

telur puyuh 1 2.5 2.5 97.5

tumis ikan teri 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Kode Jenis Kelamin Suku BB (kg) TB (m) BMI Persentil

S1 Laki-laki Batak 72 1.61 27.78 97.9

S2 Laki-laki Batak 69 1.635 25.81 96.5

S3 Perempuan Batak 60 1.507 26.42 96.1

S4 Laki-laki Batak 76 1.619 28.99 98.4

S5 Perempuan Batak 68 1.54 28.67 97.9

S6 Laki-laki Batak 61 1.452 28.93 98.4

S7 Laki-laki Batak 78 1.573 31.52 99

S8 Perempuan Batak 59 1.502 26.15 95.4

S9 Perempuan Jawa 70 1.535 29.71 98.4

S10 Laki-laki Tionghoa 46 1.36 24.87 96.3

S11 Perempuan Batak 61.5 1.52 26.62 96.4

S12 Laki-laki Batak 58 1.52 25.1 96.5

S13 Laki-laki Batak 52 1.445 24.9 95.8

S14 Perempuan Batak 69 1.55 28.72 98.1

S15 Perempuan Batak 84 1.6 32.81 98.8

S16 Laki-laki Batak 61.5 1.6 24.02 96.8

S17 Perempuan Batak 64 1.505 28.26 97

S18 Laki-laki Batak 58 1.465 27.02 97.3

S19 Laki-laki Batak 88 1.555 36.39 99.4

S20 Perempuan Batak 68 1.5 30.22 98

S21 Laki-laki Batak 84 1.625 31.81 98.9

S22 Laki-laki Batak 69 1.565 28.17 98.3

S23 Laki-laki Batak 70 1.665 25.25 95.9

S24 Laki-laki Batak 76 1.655 27.75 97.9

S25 Laki-laki Batak 59 1.48 26.94 97

S26 Perempuan India 64 1.555 26.47 96.2

S27 Perempuan Batak 65 1.53 27.77 96.3

S28 Laki-laki Batak 65 1.59 25.71 95.4

S29 Laki-laki Batak 67 1.57 27.18 96.7

S30 Perempuan Batak 81 1.56 33.28 98.8

S31 Laki-laki Batak 72 1.615 27.6 97

S32 Laki-laki Batak 74.5 1.63 28.04 97.6

S33 Laki-laki Batak 85 1.77 27.13 97.1

S34 Laki-laki Batak 70 1.53 29.9 98.5


(6)

S36 Laki-laki Batak 85 1.68 30.12 98.5

S37 Laki-laki Batak 60 1.51 26.31 96.3

S38 Laki-laki Batak 51 1.425 25.12 95.8

S39 Laki-laki Tionghoa 53 1.47 24.53 96.1

S40 Perempuan Batak 72 1.61 27.78 97.4


(7)

(8)

Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian LAMPIRAN 5


(9)

Salam sejahtera.

Saya, Angelia Agustini Sitanggang, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011, akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Asupan Tiamin pada Siswa SMP Santo Thomas 1 Medan yang Mengalami Obesitas Tahun 2014”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran (S.Ked).

Dalam proses penelitian ini, saya akan melakukan:

1. Pendataan identitas : nama, jenis kelamin, tanggal lahir, dan pekerjaan orangtua.

2. Pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)

3. Wawancara mengenai makanan yang adik makan dalam 24 jam terakhir: nama makanan dan ukuran penyajian (berdasarkan satuan ukuran rumah tangga (URT), misalnya : 1 sendok makan, 1 gelas). Wawancara akan dilakukan sebanyak dua kali, pada hari yang berbeda, untuk melihat variasi asupan makanan Adik pada hari sekolah dan hari libur.

Untuk keperluan tersebut, saya berharap kesediaan Adik menjadi responden dalam penelitian ini dan bersikap kooperatif pada saat wawancara.Partisipasi Adik bersifat sukarela, tanpa paksaan maupun tekanan dari pihak manapun. Setiap data dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

Setelah memahami berbagai hal menyangkut penelitian ini, diharapkan Adik yang terpilih sebagai sukarelawan dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalm penelitian ini.

Medan, September 2014

Peneliti Responden

(Angelia A. Sitanggang) ( )

LAMPIRAN 6


(10)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011 yang bernama Angelia Agustini Sitanggang, dengan judul “Gambaran Asupan Tiamin pada Siswa SMP Santo Thomas 1 Medan yang Mengalami Obesitas Tahun 2014”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, September 2014 Responden

( )

FORMULIR DATA DIRI RESPONDEN LAMPIRAN 7


(11)

Kelas : Nama Lengkap : Nama Panggilan : Tempat, tanggal lahir : Jenis Kelamin :

Suku :

Agama :

Alamat :

No. telp / HP : Pekerjaan Ayah : Pekerjaan Ibu : Berat badan : Tinggi badan :

Food Recall dan Formulir Ingatan Pangan 24 Jam


(12)

Waktu (jam)

Menu Makanan

Ukuran Penyajian*

Kandungan Tiamin (mg)** Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

Selingan

*Ukuran penyajian : 1 piring, 1 sendok makan, ½ mangkok, 1 gelas, 2 potong, dll ** Kandungan Tiamin (mg) tidak perlu diisi responden

LAMPIRAN 9


(13)

LAMPIRAN 10


(14)

DAFTAR BAHAN MAKANAN SUMBER TIAMIN LAMPIRAN 11


(15)

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Arrowroot 0.06 Pisang raja 0.06

Belitung 0.10 Pisang raja sereh (pis. Susu) 0.00

Belitung kukus 0.08 Pisang raja uli 0.05

Beras benir 0.55 Rambutan 0.00

Beras giling 0.12 Salak 0.04

Beras giling pelita I/1 0.26 Salak bali 0.00

Beras giling pelita II/1 0.26 Salak pondoh 0.00

Beras jagung 0.17 Sawo 0.01

Beras ketan hitam 0.20 Sawo duren 0.01

Beras ketan hitam kukus 0.06 Sawo kecik 0.00

Beras ketan hitam tumbuk 0.24 Semangka 0.05

Beras ketan putih 0.16 Sirsak 0.07

Beras ketan putih kukus 0.07 Srikaya 0.08

Beras ketan putih tumbuk 0.28 Srikaya (DKBM P3G '90) 0.08

Beras merah tumbuk 0.21 Sukun muda 0.17

Beras merah tumbuk 0.34

Sukun muda (DKBM P3G

'90) 0.17

Beras merah tumbuk (kukus) 0.06 Sukun tua 0.18 Beras paboiled 0.22 Sukun tua (DKBM P3G '90) 0.18

Beras pecah kulit 0.32 Tempoyak 0.16

Beras rojolele 0.20 Wuni 0.08

Beras setengah giling 0.19 Es krim 0.04

Beras tumbuk pelita I/1 0.34 Keju 0.01

Beras tumbuk pelita II/1 0.40 Kepala susu (krim) 0.03

Gadung 0.10 Mentega 0.00

Gadung (DKBM P3G '90) 0.23 Susu kambing 0.06

Ganyong 0.10 Susu kental lmanis 0.05

Ganyong (DKBM P3G '90) 0.10 Susu kental tak manis 0.05

Gaplek 0.04 Susu kerbau 0.04

Gembili 0.05 Susu sapi 0.03

Gembili (DKBM P3G '90) 0.08

Susu skim (susu tak

berlemak) 0.04

Jali 0.14 Tepung susu 0.29

Jagung giling kuning 0.27

Tepung susu asam untuk

bayi 1.00

Jagung giling putih 0.27 Tepung susu skim 0.35

Jagung harapan 0.19 Yoghurt 0.04

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Jagung kuning 0.12 Lamak babi 0.00

Jagung kuning muda 0.24 Lemak kerbau (lemak sapi) 0.00


(16)

Jagung kuning rebus 0.12 Minyak hati hiu (eulamia) 0.00 Jagung kuning, pipil baru 0.33 Minyak ikan 0.00 Jagung kuning, pipil lama 0.38 Minyak kacang tanah 0.00

Jagung metro 0.16 Minyak kelapa 0.00

Jagung putih, pipil baru 0.33 Minyak kelapa sawit 0.00 Jagung putih, pipil lama 0.38 Minyak wijen 0.00 Jagung segar, kuning 0.24 Bier (4% alkohol) 0.00 Jagung segar, putih 0.24 Coklat manis (batang) 0.03

Jagung titi 0.20 Coklat pahit (batang) 0.05

Jawawut 0.51 Coklat susu (batang) 0.08

Kaburan 0.01 Dodol 0.00

Katul beras 0.82 Gelatin 0.00

Katul jagung 1.20 Gula aren 0.00

Kentang 0.11 Gula kelapa 0.00

Kentang (DKBM P3G '90) 0.09

Gula merah tebu, belum

murni 0.02

Kentang hitam 0.02 Gula pasir 0.00

Keribang 0.00 Jam sele 0.01

Ketan (lihat beras ketan) 0.16

Kopi, bagian yang dapat

larut 0.00

Ketela pohon (DKBM P3G

'90) 0.06 Lemon squash 0.00

Ketela pohon (singkong) 0.06 Limun 0.00

Ketela pohon kuning 0.06 Madu 0.00

Komba (bentul) 0.02 Malasse 0.04

Mi kering 0.00 Serbuk coklat 0.12

Misoa 0.00 Setrup, sirup 0.00

Sente 0.05 Tehh 0.01

Suweg 0.07 Aci aren 0.04

Suweg (DKBM P3G '90) 0.04 Agar laut (DKBM P3G '90) 0.03

Talas 0.13 Agar-agar 0.00

Talas bogor 0.06 Slur 0.03

Talas pontianak 0.02 Bonggol pisang 0.01

Tepung terigu 0.10 Bonggol pisang kering 0.04

Ubi jalar kuning 0.06 Bulung 0.04

Ubi jalar merah 0.09 Bulung jajar (agar jajal) 0.00 Ubi jalar merah (DKBM P3G

'90) 0.13 Bulung sangu 0.00

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Ubi jalar putih (DKBM P3G

'90) 0.17 Cengkeh kering 0.00


(17)

'90)

Ubi kemayung 0.13 Daun cincau 80.00

Ubi manis 0.02 Donge-donge 0.01

Uwi 0.10 Jahe 0.02

Bihun 0.00 Kecap 0.00

Biskuit 0.09 Kelangis 0.05

Cantel 0.38 Kunyit 0.03

Havermout 0.60 Lawi-lawi 0.00

Jagung muda, kuning

rebus/bakar 0.18 Lidah buaya 0.01

Jagung muda, putih

rebus/bakar 0.18 Merica 0.20

Kerupuk aci 0.00 Ragi 0.00

Ketela mie golosor 0.05 Saos tomat 0.09

Ketela oyek 0.06 Bacang 0.00

Macaroni 0.10 Bihun goreng 0.00

Maizena (pati jagung) 0.00 Bubur 0.04

Mi basah 0.00 Bubur beras (Menu Pgln) 0.02

Mi kering 0.01 Bubur kentang (Menu Pgln) 0.02 Pati singkong (tapioka) 0.00 Bubur tepung (Menu Pgln) 0.02 Roti putih 0.10 Bubur wortel (Menu Pgln) 0.00

Roti warna sawo matang 0.15 Buntil 0.04

Tape singkong 0.07 Buras 0.00

Tepung beras 0.12 Cassava stick 0.19

Tepung gaplek 0.04 Cemplon 0.01

Tepung garut (tepung

anowroot) 0.09 Ceriping getuk singkong 0.29

Tepung jagung kuning 0.38 Chilmil 0.00

Tepung jagung putih 0.38 Combro 0.00

Tepung kentang 0.04 Deblo 0.20

Tepung sagu 0.01 Dodongkal 0.00

Tepung sagu 0.01 Gadung kukus 0.03

Tepung sagu ambon 0.95 Ganyong rebus 0.04

Tepung terigu 0.12 Gemblong 0.00

Tipa tipa (emping) 0.26

Gemblong (DKBM P3G

'90) 0.00

Vermicelli 0.10 Gendar goreng 0.16

Akar tonjong 0.02 Geplak 0.00

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Ake toge 0.02 Getuk goreng sukaraja 0.21

Biji jambu mete 0.15 Getuk lindir 0.00


(18)

Biji jambu monyet (mente) 0.02 Gudangan (urapan) 0.06 Bungkil biji karet 0.10 Hunkwe (Menu Pgln) 0.00

Bungkil kacang tanah 0.04 Intip goreng 0.25

Bungkil kelapa 0.00 Intip goreng /kerak nasi 0.25

Jengkol 0.10 Jagung gronto metro 0.03

Jengkol 0.65 Jagung grontol harapan 0.08

Kabau 0.03 Jagung kering dengan kulit 0.38

Kacang arab 0.77 Jagung rebus 0.68

Kacang babi 0.23 Japilus 0.00

Kacang babi bogor 0.00 Jenang 0.00

Kacang babi gude 0.30 Karoket 0.00

Kacang babi kecipir 0.30 Kecimpring singkong 0.34

Kacang bogor 0.18

Kecimpring singkong

goreng 0.34

Kacang endel, biji 0.30 Kelepon 0.00

Kacang gude, biji 0.48 Kemplang goreng 0.31

Kacang gude, biji muda 0.37 Kemplang panggang 0.36

Kacang hijau var. siwalik 0.45 Keremes 0.00

Kacang hijau var. bakti 0.40 Keripik gadung 0.95 Kacang hijau var. tak

diketahui 0.46 Keripik singkong 0.24

Kacang ijo 0.64 Keripik singkong berbumbu 0.31

Kacang kedelai 0.52 Kerupuk sayong 0.01

Kacang kedele basah 0.93 Ketapang 0.07

Kacang kedele kering 1.07 Ketela kukus 0.00

Kacang merah (kacang

galing) 0.60 Ketela tapai 0.00

Kacang merah kering 0.40 Ketupat ketan 0.07

Kacang merah segar 0.15 Ketupat tahu 0.00

Kacang merah tua 0.10 Komba kukus 0.06

Kacang panjang biji 0.57 Kue kutu mayang 0.00

Kacang roay 0.11 Kue apem 0.00

Kacang tanah 0.44 Kue bugis 0.00

Kacang tanah terkupas

selaput 0.30 Kue koya 0.00

Kacang tolo 0.06 Kue mangkok 0.00

Kacang tunggak (kacang tolo) 0.92 Kue pacar cina 0.00

Kacang uci 0.10 Kue pia 0.00

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Kecipir, biji 0.03 Kue satu 0.00

Kelapa muda, air 0.00 Kue semprong 0.00


(19)

Kelapa setengah tua, daging 0.05 Kue tambang 0.00

Kelapa tua, daging 0.10 Laksa 0.00

Kemiri 0.06 Lemper 0.00

Kenari 0.42 Lenting getuk 0.43

Ketumbar 0.20 Leupeut ketan 0.96

Kluwak 0.15 Lopis 0.00

Koro andong 0.29 Lumpia 0.04

Koro benguk, biji 0.30 Martabak 0.00

Koro loke, biji 0.10 Martabak telur 0.00

Koro wedus, biji 0.62 Mi kuning goreng 0.22

Lamtoro (pete cina) biji muda 0.08 Mie + telur (Menu Pgln) 0.04 Lamtoro (pete cina) biji tua 0.23 Mie ayam 0.03

Lamtoro gung / kupasan 0.06 Mie goreng 0.04

Lamtoro var. lokal 0.15

Mie goreng (mie kering

noodle) 0.00

Lamtoro var. tempe 0.17 Mie laksa basah 0.00

Nangka, biji 0.20 Mie laksa kering 0.00

Pala, biji 0.20 Mie sua 0.00

Pete segar 0.17 Misro 0.00

Saga merah terkupas 0.09 Nasi (Menu Pgln) 0.00

Wijen 0.93 Nasi beras giling masak 0.02

Wijen (DKBM P3G '90) 0.95 Nasi beras giling pelita I/1 0.05 Ampas tahu 0.20 Nasi beras giling pelita II/1 0.07 Ampas tahu (DKBM P3G

'90) 0.06 Nasi beras tumbuk pelita I/1 0.08

Biji jambu mete goreng 0.18

Nasi beras tumbuk pelita

II/1 0.10

Bongkrek (tempe bungkil

kelapa) 0.08 Nasi goreng 0.43

Emping (kerupuk melinjo) 0.20

Nasi goreng + telur (Menu

Pgln) 0.03

Kacang tanah tanpa selaput 0.30 Nasi tim (Menu Pgln) 0.00

Kacang ampas 0.05 Nasi uduk 0.00

Kacang babi jadi tempe 0.10 Onde-onde 0.00

Kacang babi kecipir tempe 0.02 Ongol-ongol 0.00

Kacang oncom 0.03 Ongol-ongol sagu 0.06

Kacang tanah goreng 0.40 Opak singkong 0.09

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Kacang tanah rebus dengan

kulit 0.44 Papais 0.00


(20)

Kembang tahu 0.00 Perkedel kentang 0.50

Koro kerupuk, biji 0.11 Pilus 0.00

Kwaci 0.02 Putu 0.00

Lamtoro tempe dengan kulit 0.19 Rarawuan 0.00

Lamtoro tempe 0.20 Risoles 0.00

Oncom 0.09 Roti gambang 0.00

Oncom dan singkong 0.01 Roti isi coklat 0.06

Santan (kelapa diperas) 0.02 Roti isi kacang 0.09 Santan (kelapa diperas

dengan air) 0.00 Roti isi kelapa (manis) 0.00

Saridele, bubuk 0.70 Roti kukus 0.00

Susu kedele 0.08 Sagu ambon 0.00

Tahu 0.06 Serabi 0.00

Tahu (DKBM P3G '90) 0.01 Singkong goreng 0.10

Taokoa (DKBM P3G '90) 0.02 Siomay 0.00

Taokoa 0.05 Soun 0.00

Tauco 0.05 Sriping talas kebumen 0.25

Tempe gembus 0.09 Supermi (Menu Pgln) 0.00

Tempe gembus yogya 0.79

Supermi + telor (Menu

Pgln) 0.03

Tempe gembus (puslitbang) 0.09 Suweg kukus 0.09 Tempe kedelai dan jagung 0.33 Talas kukus 0.05 Tempe kedelai murni 0.19 Tapai beras ketan hitam 0.02 Tempe kedelai pasar 0.17 Tapai beras ketan putih 0.04 Tempe kedele murni 0.17 Ubi jalar goreng 0.32

Tempe koro benguk 0.09 Ubi jalar kukus 0.00

Tempe lamtoro 0.19 Ubi jalar rebus 0.41

Tepung hunkwee (pati kacang

ijo) 0.00 Ubi jalar sayur 0.11

Tepung kacang kedele 0.77 Ubi kemayung kukus 0.02

Angsa 0.10 Ampas tahu kukus 0.07

Ayam 0.08 Biji jambu mete goreng 0.18

Babat 0.15 Botok lamtoro 0.00

Bebek (itik) 0.10 Bubur kacang ijo 0.00

Daging anak sapi 0.14

Bubur kacang ijo (Menu

Pgln) 0.14

Daging babi gemuk 0.58 Emping goreng asin 0.08 Daging babi kurus 0.67 Emping goreng manis 0.10

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Daging domba 0.15 Emping goreng tipis 0.11

Daging kambing 0.09 Goreng oncom 0.00


(21)

Daging kuda 0.07 Kacang babi bogor goreng 0.00 Daging sapi 0.08 Kacang babi bogor rebus 0.00 Dideh (darah ayam) 0.02 Kacang babi kecipir rebus 0.02 Dideh (darah sapi) 0.00 Kacang gude rebus 0.10

Ginjal babi 0.58 Kacang hijau rebus 0.12

Ginjal domba 0.51 Kacang kapri goreng 0.00

Ginjal sapi 0.37 Kacang kedelai goreng 0.40

Ham 0.70 Kacang kedelai rebus 0.20

Hati babi 0.40 Kacang kulit 0.00

Hati sapi 0.26 Kacang merah kering rebus 0.20 Lemak babi (bacon) 0.38 Kacang merah segar rebus 0.10

Otak 0.23 Kacang sari 0.08

Usus sapi 0.08

Kacang sukro (DKBM P3G

'90) 0.06

Daging asap 0.12 Kacang sukro putih 0.00

Daging kornet (corned beef) 0.01 Kacang tanah goreng 0.40 Dendeng daging sapi) 0.10 Kacang tanah rebus 0.00 Kerupuk kulit kerbau 0.00 Kacang tanah rebus 0.10

Sarang burung 0.00 Kacang tanah sangan 0.31

Sosis daging (wosrt) 0.10 Kacang telur 0.00

Sosis hati (leverwosrt) 0.20 Kacang tolo rebus 0.01

Telur ayam 0.10 Kembang tahu rebus 0.00

Telur ayam bagian kuning 0.27 Kripik abadi besar 0.63 Telur ayam bagian putih 0.00 Kripik murni 0.10

Telur ayam lokal 0.31 Kripik murni 0.38

Telur ayam ras 0.12 Kripik oncom 1.13

Telur bebek (DKBM P3G

'90) 0.30 Kripik sedang 0.52

Telur bebek (telur itik) 0.18 Kripik telur 0.86 Telur bebek bagian kuning 0.60 Kripik tempe 0.35 Telur bebek bagian putih 0.01 Kripik tempe goreng 0.10 Telur bebek diasin 0.28 Noga kacang tanah 0.00

Telur penyu 0.11 Oncom hitam goreng 0.27

Telur terubuk 0.10 Oncom hitam tepung 0.28

Bader (tawes) 0.10 Oncom hitam bertepung 0.11 Balong (ikan air tawar) 0.05 Oncom merah goreng 0.24 Bambangan 0.07 Oncom merah sayur (tumis) 0.08

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Bandeng 0.05 Pepes oncom 0.08

Banjar 0.03 Pepes oncom / ampas tahu 0.11


(22)

Bekasang 0.05 Rempeyek 0.10

Belida 0.10 Rempeyek kacang tanah 0.10

Belut air laut 0.06 Rempeyek kacang tolo 0.02 Belut air tawar 0.00 Rempeyek kacang uci 0.05

Beunteur 0.02 Tahu goreng 0.10

Cue selar kuning 0.10

Tahu goreng (DKBM P3G

'90) 0.01

Cumi-cumi 0.08 Tahu goreng (Menu Pgln) 0.60

Cumi-cumi segar 0.08 Tauco 0.00

Ekor kuning 0.05 Tauco cap beruang 0.35

Gabus 0.02 Tauco cap das 0.29

Gabus segar 0.04 Tauco cap meong 0.46

Hiu 0.05 Tauji cap singa 0.15

Hiu, ikan hiu 0.01 Tempe goreng 0.48

Ikan layagn 0.05 Tempe goreng (Menu Pgln) 0.77

Ikan balong 0.05 Tempe murni goreng 0.24

Ikan mas 0.05 Tempe pasar goreng 0.10

Ikan mujair segar 0.03 Tempe sayur 0.02

Ikan segar 0.05 Abon sapi 0.17

Kacangan 0.07 Abon sapi asli 0.13

Kakap 0.05 Ati ayam (buras) 0.00

Kembung 0.05 Ati ayam (ras) 0.00

Keong 0.00 Ayam goreng (Menu Pgln) 0.16

Kepiting 0.05

Ayam goreng buras mbok

berek 0.19

Kerang 0.01 Ayam paha lengkap kalasan 0.10

Kerang (DKBM P3G '90) 0.01 Ayam paha pasundan 0.37

Keru-keru 0.01 Ayam paha sukabumi 0.36

Kodok 0.14 Ayam pasundan 0.16

Kura-kura 0.20 Ayam ras dada chuch toxas 0.52

Kuro 0.04 Ayam ras dada kentucky 0.19

Lais 0.05 Ayam ras dada pioner 0.10

Layur 0.04 Ayam ras paha church 0.66

Lemuru 0.05 Ayam ras paha kentucky 0.50

Lidah 0.03 Ayam sayap church 0.44

Mayong 0.10 Ayam sayap kentucky 0.73

Mujahir 0.03 Ayam sukabumi 0.60

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Paling, belut 0.10 Babi lawar 0.10

Rusip 0.04 Ceker ayam (buras) 0.00


(23)

Seluang 0.03 Daging puyuh (goreng) 0.00

Sidat 0.00 Dendeng bekicot 0.48

Tembang 0.05 Paru goreng 0.00

Teri 0.24 Penyu lawar 0.10

Teri segar 0.05 Penyu sate 0.10

Udang segar 0.01 Penyu serapah 0.06

Cakalang asin 0.06 Pizza sapi 0.07

Calo peda 0.00 Rawon 0.09

Dendeng ikan mujair 0.27 Rempelo ayam 0.00

Gabus kering 0.10 Rempelo ayam (goreng) 0.00

Ikan asin kering 0.01 Rendang 0.12

Ikan tombo asin 0.09 Rujak cingur 0.16

Kerang dendeng 0.27 Sapi rendang 0.12

Kerupuk ikan, dengan pati 0.00 Sate ayam 0.13 Kerupuk udang, dengan pati 0.04 Sate daging kambing 0.13

Lais sale 0.03 Sate daging lembu 0.15

Mujahir dendeng 0.27 Sate kuah 0.06

Peda banjar 0.00 Sate kulit 0.00

Pepetek 0.50 Sate perut lembu 0.05

Petis ikan 0.00 Sate usus 0.11

Petis udang 0.00 Soto dengan daging 0.10

Pindang banjar 0.10 Soto tanpa daging 0.09

Pindang benggol 0.10 Sus is ragout 0.00

Pindang layang 0.07 Usus ayam goreng 0.57

Pindang selar kecil 0.07 Telur ayam dadar 0.21 Rebon (udang kecil segar) 0.04 Telur bebek dadar 0.35 Rebon kering 0.06 Telur ceplok (Menu Pgln) 0.10 Sardencis dalam kaleng 0.10 Telur dadar (Menu Pgln) 0.10

Selar kering 0.01

Telur dada + terigu (Menu

Pgln) 0.01

Sepat kering 0.00 Telur puyuh 0.00

Sunu asin 0.01 Telur rebus (Menu Pgln) 0.10

Telur ikan 0.30 Bandeng presto 0.14

Tepung ikan 0.00 Belut dendeng goreng 0.48

Terasi 0.24 Belut goreng 0.00

Terasi merah 0.00 Cumi-cumi goreng 0.09

Teri bubuk 0.10 Dendeng mujahir goreng 0.19

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Teri kering 0.15 Empek kapal selam 0.33

Teri kering sekali tawar 0.10 Empek kelesan 0.25


(24)

Teri tepung 1.12 Empek-empek belida 0.03

Udang kering 0.14 Gurame asam manis 0.10

Andaliman 3.00

Ikan mas goreng (Menu

Pgln) 0.50

Andewi 0.14

Ikan mas semur (Menu

Pgln) 0.05

Baligo 0.04 Ikan tongkol (tuna) 0.00

Bayam 0.08 Ikan tongkol masak kuah 0.00

Bayam (DKBM P3G '90) 0.04 Kerupuk udang 0.01

Bayam merah 0.08 Lele dumbo/pecak 0.00

Bunga pepaya jantan 0.01 Mujahir acar kuning 0.15

Caisin 0.04 Mujahir goreng 0.12

Caisin (DKBM P3G '90) 0.04 Mujahir pepes 0.00

Daun bawang 0.09 Pecak lele 0.12

Daun beluntas 0.02 Pepes ikan mas 0.13

Daun gandaria 0.00 Petis 1.02

Daun jambu mete muda 0.00 Petis udang 1.02

Daun kacang panjang 0.28 Tenggiri 0.00

Daun katuk 0.10 Teri Balado 0.13

Daun kecipir 0.28 Teripang dendeng goreng 1.37

Daun kedondong 0.06 Acar timun 3.00

Daun kelor 0.21 Bayam kukus 0.02

Daun kemangi 0.06 Bayam rebus 0.27

Daun ketela rambat (ubi jalar) 0.12 Botok lamtoro 0.40

Daun koro 0.28 Brongkos 0.01

Daun labu siam 0.08 Buncis rebus 0.25

Daun labu waluh 0.14 Buntil daun talas 0.00

Daun lunca 0.14

Gado-gado (DKBM P3G

'90) 0.10

Daun lobak 0.07 Gudeg 0.15

Daun lompong tales 0.08 Gulai pakis 0.35

Daun mangkokan 0.06

Kac. Panjang rebus (Menu

Pgln) 0.00

Daun melinjo 0.09 Keredok 0.08

Daun oyong 0.08 Ketoprak 0.05

Daun pakis 0.00 Kripik bayam 0.16

Daun pepaya 0.15 Pecel 0.28

Daun pete cina 0.04 Sayur asem 0.10

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Daun singkong 0.12

Sayur daging ayam (Menu

Pgln) 0.08


(25)

Pgln)

Daun tales 0.11

Sayur kacang merah (Menu

Pgln) 0.40

Daun tespong 0.05 Sayur lodeh 0.14

Eceng 0.08 Sayur lodeh (Menu Pgln) 0.32

Genjer 0.07 Sayur sop 0.10

Kangkung 0.07 Sayur sosin (Menu Pgln) 0.08

Kemangi 0.08 Sayur soup (Menu Pgln) 0.08

Krokot 0.03

Sayur tahu sosin (Menu

Pgln) 0.03

Kucai 0.11

Sayur tahu toge (Menu

Pgln) 0.02

Kucai muda (lokio) 0.11

Sayur telur wortel (Menu

Pgln) 0.07

Pe-cai 0.08 Sayur tempe (Menu Pgln) 0.03

Peterseli 0.11 Semur jengkol 0.00

Prei (daun bawang) 0.11

Semur jengkol kacang

kedele 0.14

Seledri 0.03 Semur telur (Menu Pgln) 0.09

Bawang bombay 0.03 Soto bandung 0.05

Bawang merah 0.03 Soto banjar 0.05

Bawang putih 0.22 Soto betawi 0.04

Bit 0.02 Soto kudus 0.06

Boros kunci 0.08 Soto madura 0.06

Boros laja 0.08 Soto padang 0.22

Buncis 0.08 Soto pekalongan 0.29

Buncis (DKBM P3G '90) 0.05 Soto pemalang 0.13

Cabe gembor merah 0.21 Soto sukoraja 0.04

Cabe hijau besar 0.05 Soto sulung 0.08

Cabe merah besar (kering) 0.40 Toge goreng 0.05 Cabe merah besar (segar) 0.05 Tumis jagung sayur 2.26 Cabe rawit (segar) 0.24 Tumis bayam (Menu Pgln) 0.06

Gambas oyong 0.03 Tumis bayam + santan 0.01

Jagung muda, termasuk

tongkol 0.08

Tumis kangkung (Menu

Pgln) 0.20

Jamur kuping kering 0.11 Tumis ketang (Menu Pgln) 0.10

Jamur kuping segar 0.10

Tumis labu siam (Menu

Pgln) 0.02

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Jantung pisang segar 0.05

Tumis teri + buncis (Menu

Pgln) 0.13


(26)

Kacang buncis (buah) 0.08 Enfamil 0.00 Kacang gude (buah muda) 0.41 Es krim (coconut milk) 0.00

Kacang kapri (biji segar) 0.34 LLM 0.00

Kacang panjang biji 0.13 Lactogen 0.00

Kapri muda 0.20 Morinaga 0.00

Kecipir (buah muda) 0.24 Promil 0.00

Keluwih, kelawi 0.10 Promina 0.32

Kembang turi 0.13 S.G.M 0.00

Ketimun 0.03 Sustagen HP 0.00

Kool kembang 0.11 Susu full cream 0.60

Kool merah, kool putih 0.06 Anak mas rasa ayam 0.75 Koro kerupuk (buah) 0.11 Anak mas rasa keju 0.75

Koro wedus (buah muda) 0.09 Bakpau 0.09

Kulit melinjo 0.07 Bakso 0.00

Labu air 0.04 Berondong 1.44

Labu siam 0.02 Bika ambon 0.00

Labu waluh 0.08 Biskuit mahal 0.15

Leunca buah (daun leunca) 0.10 Biskuit mahal (Menu Pgln) 1.50

Lobak 0.03 Biskuit murah 0.06

Melinjo 0.10 Cake (bolu) 0.06

Nangka muda 0.07 Cake coklat (bolu) 0.45

Pare (paria) 0.08 Castangel 0.00

Pepaya muda 0.02 Chiki snack rasa coklat 0.00

Rebugn 0.15 Chiki snack rasa rendang 0.00

Sawi 0.09 Coklat (Menu Pgln) 0.03

Selada 0.04 Cucur 0.02

Selada air 0.08 Dawet 0.00

Taoge kacang ijo 0.07 Donat 0.00

Taoge kacang kedele 0.23 Enting gepuk 0.62

Taoge kacang tunggak 0.07 Es mambo 0.00

Tebu terubuk 0.08 Es pung-pung (es puter) 0.00

Tekokak 0.08 Es sirup 0.00

Tekokak kering 0.40 Geplak 0.12

Terong 0.04 Geplak jahe 0.12

Terong belanda 0.04 Gurandil 0.19

Tomat (sari air tomat) 0.05 Gurandil jahe 0.20

Tomat masak 0.06 Japilus 0.17

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Tomat muda 0.07 Kelepon 0.09

Wortel 0.06 Kolek pisang (Menu Pgln) 0.02


(27)

Anggur 0.10 Koya 0.00

Apel 0.04 Koya mirasa 0.19

Arbei 0.03 Kue ali 0.13

Asam masak dipohon 0.34 Kue bagea kualitas I 0.08

Belimbing 0.03 Kue bagea kualitas II 0.20

Bengkuang 0.04 Kue bakpia 0.31

Buah atung 0.29 Kue bakwan 0.08

Buah mentega (bisbul) 0.00 Kue bawang 0.07

Buah nona 0.08 Kue bika ambon kualitas I 0.10 Cempedak 0.00 Kue bika ambon kualitas II 0.08

Duku 0.05 Kue brem 0.34

Durian 0.10 Kue cake tape 0.38

Embacang 0.03 Kue cucur bayao 0.03

Erbis 0.00 Kue dodol bali 0.28

Gandaria 0.03 Kue hello kity 1.00

Jambu air 0.00 Kue karo 0.00

Jambu biji 0.02 Kue wijen 0.92

Jambu bol 0.02 Lapis legit 0.26

Jambu monyet (buah) 0.02 Ledre pisang 0.41

Jeruk bali 0.04 Lempog durian 0.05

Jeruk garut (jeruk keprok) 0.07 Lupis ketan 0.09

Jeruk manis 0.08 Mendoan 0.05

Jeruk manis (air sari jeruk) 0.08 Mendut/mata kebo 0.00

Jeruk nipis 0.04 Mpek-mpek 0.16

Kedondong masak 0.08 Nopia spesial 0.17

Kemang 0.08 Peremen 0.00

Kesemek 0.05 Permen (Menu Pgln) 0.00

Kokosan 0.04 Pisang getuk 0.55

Langsat 0.07 Pisang goreng 0.00

Mangga gedong 0.08 Pisang kripik lampung 0.34

Mangga golek 0.08 Pudding (Menu Pgln) 0.00

Mangga harumanis 0.08 Putu cangkir 0.06

Mangga indramayu 0.06 Rujak cingur 0.10

Mangga kopek 0.03 Sagon 0.00

Mangga muda 0.06 Satru ponorogo 0.41

Manggis 0.03 Sempril sagu 0.09

Menteng 0.00 Suwir-suwir 0.13

Nama Makanan Tiamin Nama Makanan Tiamin

Nanas 0.08 Taro 0.00

Nangka masak dipohon 0.07 Wafer 0.00


(28)

Pepaya 0.04 Wedang jahe 0.00

Pisang ambon 0.08 Wedang jeruk 0.00

Pisang angleng (pis.

Ampyang) 0.08 Widaran 0.13

Pisang lampung 0.00 Wingko babat 0.08


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dalam

Angka dan Buku. Diunduh dari

Benson, L.J. 2010.The Role of Parental Employment in Childhood Obesity.Dissertation. Faculty of Graduate School. University of Maryland.

College Park. Diunduh dari

Best Book. 2010. A-Z Multivitamin untuk Anak dan Remaja. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Budiyanto. 2002. Obesitas dan Perkembangan Anak. Jakarta: Grafindo Persada. Centers for Disease Control and Prevention. 2000. Body Mass Index:

Considerations for Practitioners. Diunduh dari

Centers for Disease Control and Prevention. 2002. 2000 CDC Growth Charts for The United States: Methods and Development.Diunduh

dari

Centers for Disease Control and Prevention. 2014. Health Effects of Childhood

Obesity. Diakses dari:

23 April 2014.

Dahlan, M.S. 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta:Salemba Medika.

Damms-Machado, A., G. Weser, dan S.C. Bischoff. 2012. Micronutrient Deficiency in Obese Subjects Undergoing Low Calorie Diet. Nutrition

Journal, 11: 34. Diunduh dari

Densupsoontorn, N., P. Jirapinyo, dan C. Kangwanpornsiri. 2013. Micronutrient Deficiencies in Obese Thai Children. Asia Pacific Journal of Clinical

Nutrition, 22.3: 497-503. Diunduh dari:


(30)

Grober, U. 2013. Mikronutrien: Penyelarasan Metabolik, Pencegahan, dan Terapi. Penerjemah: Amalia Hadinata dan Nurul Aini. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Higdon, J., B. Delege, dan C. Bates. 2013. Thiamine.Linus Pauling Institute.

Oregon State University. Diakses dari

Hutahaean, G.D.M. 2014.Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah.Skripsi.Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Indra, M.R. 2006.Dasar Genetik Obesitas Viseral.Jurnal Kedokteran Brawijaya XXII (1).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Awas, Kelebihan Gizi Bahaya Lho!.Antara News. Jakarta.

Kim. 2013. Vitamin B1 (Thiamin). Wellness Journal.Diakses dari

Kimmons, J.E., H.M.Blanck, B.C. Tohill, J.Zhang, L.K.Khan. 2006. Associations Between Body Mass Index and The Prevalence of Low Micronutrient Levels Among US Adults. MedGenMed, 8(4): 59. Diakses dari:

23 April 2014.

Kopelman, P.G. 2000. Obesity as a Medical Problem.Nature Vol. 404. Diakses

dari:

April 2014

Muwakhidah dan Dian.2008. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Obesitas pada Remaja.Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621.1 (2):133-140.

Patrini, C., A. Griziotti, dan L. Ricciardi. 2004. Obese Individuals as Thiamin Storers. International Journal of Obesity, 28: 920-924. Diunduh dari:

Preedy, V.R. 2013.B Vitamins and Folate : Chemistry, Analysis, Function and Effects.Cambridge : The Royal Society of Chemistry.

Rahayu, I.D. 2010. Vitamin B1 (Tiamin). Universitas Muhammadiyah Malang.

Diunduh dari:

Rahmawati, Nuri. 2009. Hubungan antara Aktivitas Fisik, Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fastfood) an Keterpaparan Media dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta Selatan Tahun 2009. Skripsi.FKM.Universitas Indonesia. Jakarta.

Rusdiana. 2004. Vitamin. USU digital library.Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan.


(31)

Sartika, R.A.D. 2011.Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia.Makara Kesehatan 15 (1): 37-43.

Setiawati, dan Elga C. 2011. Hubungan Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. Stikes Jenderal A. Yani Cimahi.

Soehardjo, dan C.M. Kusharto. 2010. Prinsip – Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

Tanaka, T. et al. 2010. Thiamine Prevents Obesity and Obesity-Associated Metabolic Disorders in OLETF Rats. J Nutr Sci Vitaminol (Tokyo), 56 (6):

335-346. Diunduh dari:

William, M.H. 2007.Nutrition for Health, Fitness, & Sport 8th Ed. New York: Mc Graw Hill.

World Health Organization. 1999. Thiamine deficiency and its prevention and

control in major emergencies. Diakses dari

World Health Organization. 2014. Obesity. WHO. Diakses dari


(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

1. Siswa Obesitas

Siswa obesitas adalah siswa SMP Santo Thomas 1 Medan yang mengalami obesitas (IMT ≥ persentil ke – 95) pada rentang usia 10-12 tahun dan bersedia diteliti. Pada penelitian ini, data siswa yang mengalami obesitas diambil sebagai data primer dengan melakukan perhitungan IMT.

Cara ukur :

IMT = Berat badan (kilogram) (Tinggi badan (meter))2

Hasil perhitungan IMT kemudian diplot ke dalam kurva tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan jenis kelamin.

Alat ukur :Timbangan, meteran tinggi badan, program Excel Body Mass Index Calculator (Metric version)

Hasil Pengukuran :

IMT Keterangan

IMT < persentil 5 Underweight / kurus IMT persentil 5 – 85 Normal

IMT persentil 85 – 95 Overweight / gemuk IMT > persentil 95 Obesitas

Skala Ukur :Skala ordinal Asupan Tiamin

• Sumber • Jumlah


(33)

2. Asupan Tiamin

Asupan tiamin adalah jumlah tiamin yang dikonsumsi siswa obesitas dari makanan dengan satuan milligram per hari (mg/hari).

Sumber tiamin adalah makanan atau olahan pangan yang mengandung tiamin, bukan food supplement.

Jumlah tiamin adalah total kandungan tiamin dalam suatu porsi makanan.

Cara ukur :.Metode food recall 24 jam. Recall 24 jam dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada recall 24 jam hari biasa dan recall 24 jam pada hari libur. Pertimbangan dilakukan recall pada hari biasa dan libur adalah untuk melihat gambaran kebiasaan makan dan konsumsi responden pada hari biasa di sekolah dan pada waktu libur di luar sekolah.

Alat ukur :Formulir Ingatan Pangan 24 jam dan Software Nutrisurvey. Hasil pengukuran :

a. Kurang = buruk  ≤ 80% AKG b. Cukup = sedang  80-100% AKG c. Normal = baik  ≥100% AKG Skala ukur :skala ordinal


(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – November tahun 2014.

4.2.2. Tempat Penelitian

Kejadian obesitas paling banyak didapati pada awal peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda, yaitu usia menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adanya perbedaan yang cukup signifikan antara siswa-siswi SMP swasta dan negeri, dari segi gaya hidup, sosial ekonomi, dan budaya, juga menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam memilih tempat melakukan penelitian ini, yaitu SMP Santo Thomas 1, yang berlokasi di Jalan. S. Parman no. 109 Medan Petisah.

4.3.Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Siswa SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014 yang mengalami obesitas (IMT ≥ persentil ke-95).

Kriteria inklusi penelitian adalah :

1. Usia 10-12 tahun, baik laki-laki maupun perempuan.

2. IMT ≥ persentil ke- 95.


(35)

Kriteria eksklusi penelitian adalah : 1. Mengkonsumsi food supplement.

2. Sedang dalam program penurunan berat badan.

4.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini merupakan siswa SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

Untuk menentukan besar sampel dalam penelitian ini, digunakan rumus :

Keterangan :

n = jumlah sampel minimum

Zα = standar deviat baku (untuk kesalahan 5 %, nilai Zα = 1,96)

P = proporsi / prevalensi Q = (1 – P)

d = presisi

Dengan menggunakan data prevalensi obesitas pada anak usia 5-12 tahun di Sumatera Utara (Riskesdas, 2013) yaitu sebesar 9,1%, tingkat kepercayaan 95%, dan presisi penelitian sebesar 10%, besar sampel minimal yang diperlukan adalah 32 siswa. Sampel diambil secara consecutive sampling.

n = �∝ 2

P Q �2

n = 1,96

2 x 0,091 (10,091) 0,12

n = 31,77 n = 32


(36)

4.4.Metode Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer.

Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi menggunakan formulir ingatan pangan dan pengukuran antropometri (berat dan tinggi badan) anak.

2. Data sekunder.

Data sekunder yang diambil untuk penelitian ini adalah prevalensi obesitas pada anak usia 5-12 tahun di Sumatera Utara dalam Riskesdas 2013.

4.5.Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dan dianalisis dengan program komputer, diantaranya :Excel BMI Calculator (Metric Version), NutriSurvey, dan Statistical Program for Social Science (SPSS), yang meliputi entry, editing, coding, dan analisis data.

Pengolahan dan penyajian data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing.

Proses editing dilakukan setelah kuesioner terkumpul.Editing data dilakukan dengan pemeriksaan kelengkapan, kesinambungan, dan keseragaman data. 2. Koding.

Proses koding dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu dengan simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban (pengkodean).

3. Tabulasi.

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data dalam suatu tabel. Pengolahan dilakukan secara elektronik menggunakan program SPSS.

Data yang telah diolah, kemudian dianalisis dengan analisis univariat, untuk menggambarkan distribusi subjek menurut karaketeristiknya.Selanjutnya hasil analisis akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Santo Thomas 1 yang berlokasi di Jalan S.Parman No.109 Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

SMP Santo Thomas 1 memiliki dua puluh lima ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang wakil kepala sekolah, satu perpustakaan, satu Unit Kesehatan Sekolah (UKS), serta masing-masing laboratorium untuk pelajaran Bahasa, Fisika, Biologi, dan Komputer. Di sekolah yang satu lokasi dengan SMA Santo Thomas 1 Medan ini, terdapat sebuah aula milik Yayasan Pendidikan Katolik Don Bosco, lapangan olahraga, serta kantin yang menjual makanan/minuman baik dalam bentuk kemasan maupun yang dipersiapkan sendiri.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini merupakan siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP Santo Thomas 1 Medan, tahun ajaran 2014/2015, yang indeks massa tubuhnya diatas persentil ke-95 menurut grafik CDC 2000.

Total responden adalah 40 orang siswa. Responden dipilih dengan teknik consecutive sampling, dimana karakteristik responden disesuaikan dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi penelitian.

Dari hasil pengukuran IMT yang dilakukan pada enam kelas dengan total siswa 260 orang, didapati 40 orang (15.4%) dikategorikan obesitas dan selebihnya (84.6%) dikategorikan tidak obesitas. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.1.


(38)

Tabel 5.1. Distribusi Responden Obesitas

Kategori Jumlah Persentase (%)

Obesitas 40 15.4

Tidak Obesitas 220 84.6

Total 260 100

Deskripsi karakteristik responden secara umum yang dinilai pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, suku, dan status pekerjaan orangtua.

5.1.2.1.Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dari total 40 orang responden, distribusi responden laki-laki lebih banyak jumlahnya yaitu sebesar 65% (26 orang) dibanding responden perempuan sebesar 35% (14 orang).

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 26 65

Perempuan 14 35

Total 40 100

5.1.2.2.Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

Berdasarkan suku dari responden penelitian, suku dibagi atas empat kelompok yang terdiri dari suku Batak, India, Jawa, dan Tionghoa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa suku mayoritas dari responden yaitu 90% (36 orang) merupakan suku Batak., dan 10% lagi merupakan gabungan suku Tionghoa (5%), India dan Jawa (5%).


(39)

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Suku

Suku Jumlah Persentase (%)

Batak 36 90

India 1 2.5

Jawa 1 2.5

Tionghoa 2 5

Total 40 100

5.1.2.3.Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua

Dari hasil penelitian diketahui bahwa status pekerjaan ayah responden yang terbanyak adalah bekerja yaitu sebanyak 39 orang (97.5%).Keterangan lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ayah

Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Bekerja 39 97.5

Tidak Bekerja 1 2.5

Total 40 100

Berdasarkan status pekerjaan dari ibu responden penelitian, didapati jumlah yang tidak berbeda terlalu jauh antara ibu yang bekerja dan tidak bekerja.

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Bekerja 22 55

Tidak Bekerja 18 45


(40)

5.1.3. Deskripsi Gambaran Asupan Tiamin Responden

Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan, maka status asupan tiamin pada responden dari hasil penelitian dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu baik, cukup, dan kurang. Dari total responden yang diteliti, responden dengan asupan tiamin yang kurang dari AKG yang dianjurkan mendominasi sebanyak 57.5% (23 orang). Sedangkan 40% (16 orang) dari total responden sudah mengkonsumsi tiamin sesuai dengan AKG yang dianjurkan. Dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6.Distribusi Responden Berdasarkan Status Asupan Tiamin

Status Asupan Tiamin Jumlah Persentase (%)

Kurang (< 80% AKG) 23 57,5

Cukup (80%-100%) 1 2.5

Baik (>100%) 16 40

Total 40 100

5.1.4. Deskripsi Makanan Sumber Tiamin yang Dikonsumsi Responden

Dari hasil perhitungan food recall 24 jam sebanyak dua kali pada responden, diperoleh informasi bahwa daging babi merupakan jenis makanan dengan sumber tiamin yang paling banyak dikonsumsi responden yang mencapai 37.5%.


(41)

Tabel 5.7. Distribusi Makanan Sumber Tiamin yang Dikonsumsi Responden

Jenis Makanan Jumlah Persentase (%)

Biskuit coklat 2 5

Bubur buatan pabrik 2 5

Daging ayam 3 7.5

Daging babi 15 37.5

Daun pepaya 1 2.5

Ikan goreng 4 10

Nasi putih 2 5

Susu dancow 7 17.5

Susu milo coklat 2 5

Telur puyuh 1 2.5

Tumis ikan teri 1 2.5

Total 40 100

5.2. Pembahasan

5.2.1. Gambaran Umum Responden

Hasil pengukuran IMT menurut usia dan jenis kelamin pada 260 siswa di enam kelas SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014, menunjukkan bahwa sebanyak 15.4% (40 orang) siswa mengalami obesitas. Selanjutnya, siswa yang mengalami obesitas tersebut disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang kemudian dimasukkan sebagai responden penelitian.

Dari total 40 responden penelitian yang mengalami obesitas, 65% (26 orang) berjenis kelamin laki-laki dan 35% (14 orang) responden berjenis kelamin perempuan. Dalam penelitian mengenai faktor risiko obesitas pada anak usia 5-15 tahun yang dilakukan oleh Sartika (2011), hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa anak laki-laki memiliki risiko mengalami obesitas sebesar 1.4 kali dibanding anak perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh anak perempuan lebih sering membatasi makan untuk alasan penampilan.


(42)

Karakteristik suku juga dinilai dalam penelitan ini, dimana didapati hasil bahwa responden didominasi oleh suku batak yang mencapai 90% (36 orang) dan selebihnya merupakan suku Jawa, India, dan Tionghoa. Hal ini dapat disebabkan oleh populasi di daerah Sumatera Utara yang mayoritasnya adalah suku Batak.

Dari hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa sebanyak 55% (22 orang) ibu responden bekerja dan 45% (18 orang) merupakan ibu rumah tangga atau tidak bekerja. Rahmawati (2009) menyatakan pekerjaan orang tua berperan dalam pola pemberian makanan dan pengurusan makanan dalam keluarga.Orangtua yang tidak mempunyai banyak waktu dan perhatian yang berlebih kepada anaknya, biasanya mempunyai rasa bersalah yang lebih. Dalam hal ini orangtua biasanya akan memberikan makanan yang berlebihan yang mengandung gula dan lemak. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Anderson, Butcher, & Levine (2003); Cawley dan Liu (2007) dalam disertasi Benson (2010) yang menyatakan bahwa saat-saat ibu yang didedikasikan untuk pekerjaan akan mengurangi jumlah waktu ibu untuk mempersiapkan makanan dengan gizi seimbang, dan mengarah pada kecenderungan untuk menyediakan makanan cepat saji.

5.2.2. Gambaran Asupan Tiamin

Nilai rata-rata asupan tiamin siswa yang mengalami obesitas di SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014, belum sesuai dengan AKG yang dianjurkan. Dimana, AKG yang dianjurkan untuk anak pada rentang usia 9-13 tahun menurut Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academies dalam Buku Nutrition for Health, Fitness, & Sport Ed.8 adalah sebesar 0.9 mg/hari, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh dari penelitian hanya sebesar 0.745 mg/hari.

Perhitungan asupan tiamin per individu juga cenderung dikategorikan kurang (<80% AKG) pada 57.5% (23 orang) responden.Responden dikategorikan asupan tiaminnya baik (>100% AKG) sebanyak 40% (16 orang) dan kategori cukup (80%-100% AKG) sebanyak 2.5% (1 orang).

Dari data tersebut, maka dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden yang merupakan siswa yang mengalami obesitas di SMP Santo


(43)

Thomas 1 Medan, memiliki asupan tiamin harian dibawah rata-rata serta dikategorikan kurang dari AKG yang dianjurkan.

Pada penelitian ini juga diperoleh asupan tiamin harian tertinggi pada responden penelitian adalah sebesar 1.9 mg/hari dan terendah senilai 0.2 mg/hari.

Menurut penelitian Damms-Machado, Weser, dan Bischoff (2012), prevalensi defisiensi mikronutrien pada individu yang mengalami obesitas lebih tinggi dibanding individu kontrol dengan berat badan normal pada usia dan jenis kelamin yang sama, salah satu mikronutrien tersebut adalah vitamin B1 atau tiamin. Sedangkan menurut Kimmons (2006), pada individu overweight atau obesitas dengan konsumsi total energi yang adekuat, level mikronutrien yang rendah merupakan hasil dari asupan nutrisi (makanan, suplemen) yang tidak adekuat dan/atau berhubungan dengan penyerapan atau metabolisme nutrien. Aspek overweight atau obesitas dilaporkan telah mengubah absorpsi, distribusi, metabolisme, dan/atau ekskresi mikronutrien.Metabolisme tiamin pada orang obesitas berubah, yang mengarah pada penurunan penyerapan seluler dan peningkatan konservasi intraseluler.

5.2.3. Makanan Sumber Tiamin yang Dikonsumsi Responden

Menurut WHO (1999), tiamin secara alami terdapat di semua jaringan tumbuhan dan hewan, tetapi dalam konsentrasi yang rendah. Pada tumbuhan, tiamin secara predominan tedapat dalam bentuk bebas, dan pada hewan hampir keseluruhan (95-98%) merupakan bentuk fosforilasi.

Berdasarkan tabel Daftar Analisis Bahan Makanan, FK UI, 1992 dan Food Composition Table for Use in East Asia, FAO, 1972 dalam Buku A-Z Multivitamin untuk Anak dan Remaja, sumber tiamin tertinggi terdapat pada ragi, dimana dalam 100 gram ragi, terkandung 6000 mg tiamin.

Menurut Preedy (2012) dalam bukunya “B Vitamins and Folate : Chemistry, Analysis, Function and Effects”, sumber makanan mengandung tiamin lainnya adalah sereal dari biji-bijian yang tidak dibuang kulitnya, ketela, produk biji-bijian yang difortifikasi, kacang-kacangan, dan daging babi. Produk sereal dari gandum utuh juga mengandung nutrisi yang signifikan dari tiamin. Kacang


(44)

polong dan kacang-kacang lainnya juga merupakan sumber tiamin yang baik, kandungannya akan semakin meningkat jika benihnya semakin matang. Di negara maju kebanyakan makanan sumber tiamin difortifikasikan ke dalam sereal dan roti, serta makanan fungsional lainnya (Preedy, 2012).

Dari hasil perhitungan food recall 24 jam sebanyak dua kali pada responden, diperoleh informasi bahwa daging babi merupakan jenis makanan dengan sumber tiamin yang paling banyak dikonsumsi responden yang mencapai 37,5%.Tiap 100gr daging babi, mengandung 0.9 mg tiamin.

Ada juga jenis makanan lainnya dengan kandungan tiamin yang dikonsumsi responden yaitu biskuit coklat, bubur buatan pabrik, daging ayam, daging babi, ikan goreng, nasi putih, susu, telur puyuh, tumis ikan teri, daun pepaya.

Biskuit coklat, bubur dan susu buatan pabrik merupakan makanan olahan pabrik yang dapat difortifikasikan atau ditambahkan kandungan tiamin ke dalamnya. Menurut Preedy (2012) dalam bukunya “B Vitamins and Folate: Chemistry, Analysis, Function and Effects”, fortifikasi tiamin ke dalam makanan akan mengkompensasi kehilangan tiamin yang terjadi selama proses penyajian dan hal ini juga merupakan upaya untuk mencegah defisiensi tiamin. Nilai kandungan tiamin yang ditambahkan pada makanan olahan pabrik bisa mencapai dua kali dari nilai kandungan tiamin pada makanan alami.

Jenis makanan lain, seperti nasi putih dengan bahan dasar beras, sebenarnya memiliki kandungan tiamin dengan nilai yang rendah, yaitu berkisar antara 0,2-0,3 mg tiap 100gr. Kandungan ini akan berkurang lagi dengan proses penyajiannya yang dimasak, menjadi 0,1 mg tiap 100gr nasi putih. Nasi putih merupakan salah satu sumber makanan mengandung tiamin yang dikonsumsi responden dengan nilai yang cukup tinggi, karena frekuensi konsumsinya berkisar antara 2-6 kali per hari.Pada beberapa responden juga didapati konsumsi nasi putih dalam jumlah yang cukup banyak dalam sekali makan, bisa mencapai 2-3 piring.

Makanan sumber tiamin yang dikonsumsi responden merupakan jenis makanan yang sering dimakan sehari-hari.Konsumsi daging babi ataupun


(45)

olahannya, yang merupakan sumber tiamin dengan nilai kandungan yang cukup tinggi bisa didapatkan dengan mudah di area sekolah responden, baik di kantin sekolah maupun area di sekitar luar sekolah.


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Nilai distribusi responden merupakan siswa yang mengalami obesitas di SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014 adalah sebesar 15,4%.Responden secara keseluruhan berlatar belakang suku batak dengan mayoritas orangtua yang bekerja.

2. Hanya terdapat 16 orang (40%) siswa dengan asupan tiamin dikategorikan baik (>100% AKG), 1 orang (2,5%) siswa dikategorikan cukup (80-100% AKG), dan 23 orang (57,5%) dikategorikan kurang (<80% AKG) asupan tiamin hariannya.

3. Daging babi merupakan jenis makanan dengan sumber tiamin yang paling banyak dikonsumsi siswa SMP Santo Thomas 1 Medan yang mengalami obesitas tahun 2014.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa SMP Santo Thomas 1 Medan yang mengalami obesitas tahun 2014 dapat disarankan:

1. Agar orangtua dan pihak sekolah lebih aktif lagi dalam mengurangi frekuensi obesitas pada siswa SMP Santo Thomas 1 Medan, dengan memperhatikan aktivitas fisik dan asupan makanan hariannya, khususnya sumber makanan mengandung tiamin.

2. Agar siswa SMP Santo Thomas 1, baik yang obesitas maupun yang tidak obesitas, secara rutin melakukan pengontrolan berat badan dan tinggi badan untuk mencapai indeks massa tubuh yang ideal sesuai dengan jenis kelamin dan usianya.

3. Agar peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan metode yang lebih rinci dan mendalam lagi.


(47)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obesitas

2.1.1. Definisi Obesitas

Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penumpukan terlalu banyak atau akumulasi lemak yang abnormal yang dapat mempengaruhi kesehatan (WHO, 2014).

Obesitas adalah sebuah kondisi klinis yang berhubungan dengan kelainan metabolik, seperti resistensi insulin, diabetes mellitus tipe – 2, steatosis, hipertensi, dan dislipidemia (Tanaka et al., 2010).

2.1.2. Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas

Menurut Kopelman (2000), obesitas bukanlah suatu kelainan tunggal, melainkan kelainan heterogen dengan penyebab yang multipel, diantaranya : 1. Genetik

2. Faktor lingkungan 3. Energi ekspenditur 4. Asupan energi 5. Budaya

6. Nutrisi pada masa fetal

Selain faktor di atas, faktor lain yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah: faktor psikis, kesehatan, obat-obatan, dan perkembangan (Muwakhidah dan Dian, 2008).

2.1.3. Kriteria Obesitas pada Anak

Menurut Hutahaean (2014), untuk mengetahui apakah seorang anak obesitas atau tidak, maka terlebih dahulu dihitung IMT anak tersebut. Cara mengukur dan menginterpretasikan kalkulasi IMT untuk anak ialah sebagai berikut.Pertama ialah mengukur BB dan TB dengan akurat. Kedua menghitung


(48)

IMT dengan rumus : BB/TB2 (kg/m2). Tahap ketiga yaitu meninjau ulang hasil persentil IMT berdasarkan usia.

Persentil IMT berdasarkan usia digunakan untuk menafsirkan nilai IMT. Kriteria IMT pada anak berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kriteria ini berbeda dari yang digunakan untuk menginterpretasikan IMT pada dewasa yang tidak mengambil perhitungan berdasarkan usia atau jenis kelamin. Usia dan jenis kelamin dipertimbangkan untuk anak-anak dikarenakan ada dua alasan yaitu jumlah lemak tubuh berbeda-beda sesuai usia dan jumlah lemak tubuh berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Tahap keempat adalah menentukan tingkat obesitas.Untuk anak-anak pada masa tumbuh kembang (2-20 tahun), penentuan obesitas ditentukan menggunakan grafik CDC 2000 (terlampir).Setelah data dimasukkan ke grafik maka dapat ditentukan posisi persentilnya.Untuk persentil ke 85-95 dikategorikan dalam overweight dan untuk persentil ≥ 95 dikategorikan dalam obesitas.

Tabel 2.1. Kategori Status Berat Badan pada Anak (2-20 Tahun)

Kategori Rentang Persentil

Underweight Kurang dari persentil ke- 5

Normal Antara persentil ke – 5 hingga kurang dari persentil ke – 85

Overweight Antara persentil ke – 85 hingga kurang dari persentil ke – 95

Obesitas Sama dengan atau lebih dari persentil ke – 95

Sumber : Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2000

2.1.4. Dampak Obesitas

Menurut Budiyanto (2002), kegemukan (obesitas) dapat menimbulkan terjadinya berbagai macam jenis penyakit yang serius, antara lain :

1. Diabetes Mellitus (DM)


(49)

3. Gangguan ortopedi 4. Penyakit jantung

5. Coronary Artery Disease 6. Penyakit Ginjal

7. Gall bladder disorder dan bahkan risiko kematian

Obesitas pada anak sampai saat ini masih merupakan masalah yang kompleks.Penyebabnya multifaktorial sehingga menyulitkan penatalaksanaannya.Obesitas pada anak berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab penyakit dan kematian karena masalah kardiovaskuler dan diabetes mellitus (Lumoindong, Umboh, dan Masloman, 2013).

Menurut CDC (2014), obesitas pada anak memiliki dampak segera dan dampak jangka panjang terhadap kesehatan.

1. Dampak segera / immediate effects

a. Peningkatan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti kolesterol dan tekanan darah tinggi. Pada sampel dari populasi anak usia 5-17 tahun, 70% anak obesitas setidaknya memiliki satu faktor risiko untuk penyakit kardiovaskuler.

b. Remaja obesitas memiliki kecenderungan menjadi pradiabetes, yaitu suatu kondisi dimana kadar gula darahnya mengindikasikan risiko yang cukup tinggi untuk berkembang menjadi diabetes.

c. Anak-anak dan remaja obesitas berisiko tinggi mendapat masalah tulang dan persendian, sleep apnea, dan masalah psikologika seperti stigmatisasi dan harga diri.

2. Dampak jangka panjang / long-term effects

a. Anak-anak dan remaja obesitas sama seperti orang dewasa yang obesitas, bahkan lebih berisiko terhadap masalah kesehatan orang dewasa, seperti penyakit jantung, diabetes tipe – 2, stroke, beberapa jenis kanker, dan osteoartritis. Sebuah penelitian menunjukkan anak yang mengalami


(50)

obesitas mulai usia 2 tahun cenderung menjadi obesitas pada saat beranjak dewasa.

b. Overweight dan obesitas dikaitkan dengan peningkatan berbagai tipe kanker, diantaranya kanker yang menyerang payudara, kolon, endometrium, esofagus, ginjal, pankreas, gall bladder, tiroid, ovarium, serviks, dan prostat, multiple myeloma, dan limfoma Hodgkin.

Tidak hanya berdampak terhadap fisik, obesitas juga turut mempengaruhi psikologis seseorang, khususnya anak. Berdasarkan artikel oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013), dampak kegemukan pada psikologis anak antara lain rasa percaya diri yang rendah dan lebih lanjut dapat menyebabkan stres. Sering kali anak-anak yang punya masalah obesitas menjadi sasaran intimidasi, baik secara fisik maupun psikis (bullying) berupa cemoohan dan diskriminasi dari teman-teman sebayanya karena “bentuk fisik berbeda”.

2.1.5. Pencegahan Obesitas

CDC (2014) menyatakan ada beberapa cara untuk mencegah terjadi obesitas, diantaranya :

1. Gaya hidup yang sehat, makanan yang sehat dan aktivitas fisik, dapat menurunkan risiko obesitas dan perkembangan penyakit-penyakit yang terkait.

2. Kebiasaan makan dan aktivitas fisik pada anak dan remaja dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti keluarga, komunitas, sekolah, perlindungan anak, penyedia layanan kesehatan, keagamaan, pemerintah, media, serta industri makanan dan hiburan.

3. Sekolah memainkan peranan penting dalam membangun lingkungan yang baik dan sesuai dengan peraturan dan praktik yang mendukung kebiasaan hidup sehat. Sekolah juga menyediaan kesempatan untuk siswanya belajar dan mempraktikkan tentang makanan sehat dan kebiasaan berolahraga.


(51)

2.2.Tiamin

2.2.1. Struktur dan Sifat Kimia Tiamin

Tiamin relatif mempunyai susunan kimia yang sederhana, terdiri dari sebuah pirimidin dan suatu cincin tiazol. Dalam dunia perdagangan tiamin tersedia dalam bentuk hidrokhlorid, kristal putih yang padat dan stabil dalam bentuk kering, larut dalam air dan agak larut dalam 95% alkohol. Dalam larutan asam, vitamin B1 tersebut sangat stabil pada temperatur sampai 120ºC.Dalam larutan biasa vitamin pecah sangat cepat apalagi dengan pemanas (Soehardjo, dan C.M. Kusharto, 2010).

Gambar 1. Struktur Kimia Tiamin

2.2.2. Fungsi Tiamin

Bentuk koenzim aktif utama tiamin adalah tiamin difosfat (TPP), fungsinya antara lain (Grober, 2013):

1. Metabolisme karbohidrat/energi (mitokondria)

a. Penggabungan metabolit karbohidrat dalam siklus asam sitrat (trikarboksilat) melalui dekarboksilasi oksidasi piruvat (hasil akhir glikolisis) menjadi asetil-KoA yang dimediasi oleh asam alfa-lipoat/piruvat dehidrogenase bergantung tiamin (pyruvate dehydrogenase – PDH).

b. Konversi alfa-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA yang dimediasi oleh asam alfa-lipoat/alfa-ketoglutarat dehidrogenase bergantung tiamin (siklus asam sitrat).


(52)

c. Jalur pentosa fosfat (transketolase bergantung tiamin) : Pembentukan NADP untuk biosintesis reduktif dan pembentukan pentosa (misalnya ribosa-5-fosfat) untuk sintesis ribonukleotida berenergi tinggi (misalnya ATP, GTP).

2. Penghambatan glikosilasi protein (pembentukan AGE) dan aktivasi faktor transkripsi NF-kB yang diinduksi oleh AGE (benfotiamin).

3. Sistem saraf : Stimulasi/konduksi impuls pada sistem saraf pusat/perifer, metabolisme neurotransmiter sistem serotonergik, adrenergik, dan kolinergik (misalnya pelepasan asetilkolin), efek antinosiseptif.

4. Metabolisme asam amino : Degradasi asam amino rantai-bercabang, seperti leusin, isoleusin, dan valin.

5. Sistem imun.

Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein, dan asam nukleat, peran utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat (Almatsier, 2004).

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah banyak dilakukan, tiamin yang dikonsumsi dalam jumlah tertentu dapat mencegah timbulnya katarak, komplikasi penyakit diabetes dan vaskular.Tiamin juga digunakan sebagai terapi pada beberapa penyakit seperti Alzheimer, penyakit jantung kongestif, kanker, penyakit metabolik, maple syrup urine disease,tiamin – responsive megaloblastic anemia, (Linus Pauling Institute, 2013).

2.2.3. Sumber Tiamin

Kebanyakan makanan hanya mengandung sedikit tiamin.Namun, tiamin dapat ditemukan dalam makanan yang diperkaya, seperti roti dan sereal.Sumber tiamin ini adalah ragi, daging babi, tanaman polong, dan gandum.Kekurangan tiamin terjadi bila makanan tersebut tidak terdapat dalam menu makanan sehari-hari.


(53)

Tabel 2.2. Nilai Vitamin B1 (Tiamin) Berbagai Bahan Makanan (mg/100gr)

Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg

Ragi

Beras tumbuk

6000 0,34

Kacang kedelai Kacang hijau

0,93 0,64

Beras giling 0,26 Kacang merah 0,60

Beras merah 0,34 Kacang panjang 0,33

Beras ketan hitam tumbuk 0,24 Tempe kedelai murni 0,17

Jagung kuning 0,12 Daging sapi muda 0,14

Havermouth 0,60 Hati ayam 0,36

Roti gandum utuh 0,14 Hati sapi 0,30

Roti biasa 0,10 Jantung 0,35

Ubi jalar merah 0,13 Ginjal 0,30

Kacang kapri 0,34 Kuning telur bebek 0,60

Daun kacang panjang 0,28 Kuning telur ayam 0,27 Taoge kacang kedelai 0,23 Ikan selar segar 0,37 Sumber : Daftar Analisis Bahan Makanan, FK UI, 1992 dan Food Composition Table for Use in East Asia, FAO, 1972 dalam Buku A-Z Multivitamin untuk Anak dan Remaja

2.2.4. Asupan Harian yang Dianjurkan

Menurut Kim (2013), kebutuhan tiamin bergantung kepada banyak faktor; pada orang yang sehat, dibutuhkan sekitar 0,5 mg tiamin per 1000 kalori yang dikonsumsi, dikarenakan vitamin B1 dibutuhkan untuk metabolisme energi. Maka,

kebutuhan bergantung kepada berat badan, jumlah konsumsi kalori, dan jumlah vitamin B1 yang disintesis oleh bakteri usus, yang mana sangat bervariasi pada tiap individu.


(54)

Tabel 2.3. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk tiamin: Dietary Reference Intakes (DRI)

Kelompok Usia AKG (mg/hari) Bayi

0 – 6 bulan 7 – 12 bulan

0,2 0,2 Anak

1 – 3 tahun 4 – 8 tahun

0,5 0,6 Laki-laki

9 – 13 tahun 14 – 18 tahun 19 – 30 tahun 31 – 50 tahun 51 – 70 tahun >70 tahun 0,9 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 Perempuan

9 – 13 tahun 14 – 18 tahun 19 – 30 tahun 31 – 50 tahun 51 – 70 tahun >70 tahun 0,9 1,0 1,1 1,1 1,1 1,1 Hamil

≤ 18 tahun 19 – 30 tahun 31 – 50 tahun

1,4 1,4 1,4 Menyusui

≤ 18 tahun 19 – 30 tahun 31 – 50 tahun

1,4 1,4 1,4

Sumber : Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academies dalam Buku Nutrition for Health, Fitness, & Sport Ed.8


(55)

2.3. Obesitas dan Tiamin

Kejadian malnutrisi umumnya sering dikaitkan dengan penyakit dan/atau keadaan gizi buruk.Selama beberapa tahun terakhir, penelitian semakin banyak menunjukkan bukti bahwa obesitas juga dapat berhubungan dengan defisiensi zat gizi yang penting. Prevalensi defisiensi mikronutrien lebih tinggi pada individu yang mengalami obesitas dibanding individu dengan berat badan normal pada usia dan jenis kelamin yang sama. Beberapa mikronutrien tersebut diantaranya: zinkum, selenium, folat, tiamin atau vitamin B1, B12, A, E, dan D

(Damms-Machado, 2012).

Kimmons (2006) melaporkan lebih dari 60% penduduk Amerika mengalami overweight atau obesitas, suatu kondisi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi, dislipidemia, diabetes tipe-2, penyakit jantung coroner, dan kanker tertentu. Pada individu overweight atau obesitas dengan konsumsi total energi yang adekuat, level mikronutrien yang rendah merupakan hasil dari asupan nutrisi (makanan, suplemen) yang tidak adekuat dan/atau berhubungan dengan penyerapan atau metabolisme nutrien.

Aspek overweight atau obesitas dilaporkan telah mengubah absorpsi, distribusi, metabolisme, dan/atau ekskresi mikronutrien.Metabolisme tiamin pada orang obesitas mengalami perubahan, yang mengarah pada penurunan penyerapan seluler dan peningkatan konservasi intraseluler.Menurut penelitian pada orang obesitas yang dilakukan oleh Patrini, Griziotti, dan Ricciardi (2004), kelebihan berat badan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan energi pada subjek obesitas mengarahkan kita untuk menyadari fakta bahwa subjek obesitas mengkonsumsi tiamin relatif sedikit dibanding kebutuhannya.


(56)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Sartika (2011), satu dari sepuluh anak di dunia mengalami kegemukan.Kegemukan adalah keadaan dimana terjadi penumpukan terlalu banyak atau akumulasi lemak yang abnormal yang dapat mempengaruhi kesehatan (WHO, 2014).Dahulu, kegemukan atau obesitas merupakan masalah di negara maju, namun sekarang menjadi masalah yang cukup serius pula di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Obesitas dapat diukur melalui Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu berat badan (BB) dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan (TB) dalam satuan meter.Untuk penduduk kawasan Asia Pasifik, WHO mengkategorikan gemuk atau overweight jika IMT ≥ 23 kg/m2, sedangkan kegemukan atau obesitas jika IMT ≥ 25 kg/m2.

Berbeda dengan orang dewasa, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC, 2000) pada anak dan remaja pada rentang usia 2-20 tahun, IMT diinterpretasikan berdasarkan usia dan jenis kelamin, hal ini disebabkan karena jumlah lemak tubuh berubah sesuai dengan usia dan jenis kelamin. IMT diatas persentil ke 95 merupakan indikator obesitas.

Obesitas telah mewabah ke seluruh dunia dan prevalensinya bervariasi antar negara.Beberapa penelitian melaporkan terjadinya peningkatan prevalensi obesitas pada anak (Indra, 2006). Kelompok anak hingga remaja awal (sekitar 10-14 tahun) merupakan kelompok usia yang berisiko mengalami masalah gizi baik masalah gizi kurang maupun gizi lebih (Sartika, 2011).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), prevalensi masalah kelebihan berat badan pada anak umur 5-12 tahun secara nasional adalah 18,8 %, terdiri dari gemuk 10,8 % dan sangat gemuk (obesitas) 8,0 %. Untuk provinsi Sumatera Utara sendiri,


(57)

didapati prevalensi obesitas yang cukup tinggi pada anak umur 5-12 tahun yakni 21,2%, terdiri dari gemuk 12,1% dan obesitas 9,1%.

Maraknya makanan siap saji, gaya hidup sedentary (kurang aktivitas), dan meningkatnya media komunikasi tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga sampai di kota-kota kecil di seluruh daerah di Indonesia, mampu mempengaruhi perubahan perilaku makan dan perilaku hidup sehat pada anak-anak sehingga beberapa dari mereka menjadi gemuk sampai akhirnya menderita kegemukan (obesitas). Keadaan ini menjadi semakin parah bila orang tua menganggap bahwa anak dengan obesitas itu sehat dan lucu (Setiawati dan Elga, 2011).

Umumnya, individu yang menderita obesitas percaya bahwa mereka dalam status “over-nutritious” atau gizi berlebih.Faktanya, pada saat mereka mengkonsumsi energi berlebih, sejumlah penelitian telah menemukan bahwa anak dan remaja obesitas mengalami defisiensi beberapa mikronutrien penting, diantaranya asam askorbat, zat besi, serta tiamin (Densupsoontorn, Jirapinyo, dan Kangwanpornsiri, 2013).

Tiamin, dikenal juga dengan B1 atau aneurin, sangat penting dalam

metabolisme karbohidrat. Fungsi metabolik tiamin antara lainpada reaksi oksidasi piruvat - asetil KoA, reaksi oksidasi α-ketoglutarat dan reaksi transketolasi – Heksosa Monofosfat (Rahayu, 2010). Semakin tinggi karbohidrat yang dikonsumsi seseorang, maka semakin tinggi pula tiamin yang harus dikonsumsi.

Defisiensi tiamin mengakibatkan reaksi yang bergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat dibatasi, sehingga menimbulkan penumpukan substrat untuk reaksi tersebut, misalnya piruvat, gula pento dan derivat α- ketoglutarat dari asam amino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin (Rusdiana, 2004).

Pentingnya asupan tiamin yang adekuat khususnya bagi individu dengan obesitas yang tinggi asupan karbohidratnya, serta penelitian yang terkait masih relatif sedikit, mendorong peneliti untuk melihat gambaran asupan tiamin pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Thomas 1 tahun 2014 yang mengalami obesitas.


(58)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asupan tiamin pada siswayang mengalami obesitas di SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran asupan tiamin pada siswa yang mengalami obesitas di SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi siswa yang mengalami obesitas di SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014.

2. Untuk mengetahui tingkat kecukupan tiamin pada siswa yang mengalami obesitas di SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014.

3. Untuk mengetahui sumber makanan yang mengandung tiamin yang dikonsumsi siswa yang mengalami obesitas di SMP Santo Thomas 1 Medan tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi pihak sekolah, menyadari dampak dari obesitas dan pentingnya asupan tiamin yang adekuat.

2. Bagi siswa, mengetahui cara melakukan pengukuran IMT, dampak obesitas, serta pentingnya asupan tiamin yang adekuat.

3. Bagi masyarakat, sebagai tambahan informasi mengenai obesitas dan konsumsi tiamin.

4. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi tentang asupan tiamin pada anak yang mengalami obesitas.

5. Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang asupan tiamin pada anak yang mengalami obesitas.


(59)

ABSTRAK

Umumnya, individu yang menderita obesitas berpikir bahwa mereka dalam status gizi berlebih. Faktanya, pada saat mereka mengkonsumsi energi berlebih, sejumlah penelitian lain telah membuktikan bahwa anak dan remaja obesitas mengalami defisiensi beberapa mikronutrien penting, salah satunya tiamin. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran asupan tiamin pada siswa SMP Santo Thomas 1 Medan yang mengalami obesitas tahun 2014.

Jenis penelitian ini bersifat survei deskriptif dengan metode Cross Sectional, menggunakan formulir ingatan pangan 24 jam terhadap 40 responden. Responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis menggunakan program komputer yaitu SPSS dan Nutrisurvey.

Pada penelitian ini diperoleh sebanyak 23 orang (57,5%) responden berada pada kategori kurang dalam hal asupan tiaminnya (<80% AKG), dan hanya 16 orang (40%) responden dikategorikan baik.Secara keseluruhan, didapati bahwa nilai rata-rata asupan tiamin responden hanya sebesar 0,745 mg/hari, dengan mayoritas responden berada pada kategori mengkonsumsi tiamin dibawah rata-rata yaitu 23 orang (57,5%) responden. Asupan tiamin responden yang terendah adalah 0,2 mg/hari dan yang tertinggi sebesar 1,9 mg/hari. Melalui perhitungan food recall 24 jam sebanyak dua kali pada responden, didapati bahwa daging babi merupakan jenis makanan dengan sumber tiamin paling banyak dikonsumsi responden hingga mencapai 15 orang (37,5%).

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa responden mengkonsumsi tiamin kurang dari kebutuhan yang dianjurkan.Orang tua dan pihak sekolah disarankan untuk lebih proaktif lagi dalam memperhatikan konsumsi harian anak, khususnya makanan sumber tiamin.


(60)

ABSTRACT

Generally, obese individuals believe that they are in an over-nutritious state. In fact, however, while they might be consuming excess energy, a number of studies have found obese children and adolescents to be deficient in several important micronutrients, like thiamine. The aim of the research was to know the description of thiamine intake in junior high school students of St. Thomas 1 Medan who are obese in 2014.

This research is a descriptive cross sectional study, using the 24-hour food recall form toward 40 respondents. Respondents were chosen based on inclusion criteria and exclusion criteria with consecutive sampling technic. The data collected is then processed and analyzed using SPSS and Nutri survey computer program.

The results of this study showed as many as 23 people (57.5%) of respondents were in the poor category in terms thiamine intake (<80% RDA), and only 16 people (40%) of respondents considered good. Overall, it was found that the average value of the respondents thiamine intake amounted to only 0.745 mg / day, with the majority of respondents are in the category of consumption of thiamine is below average at 23 people (57.5%) of respondents. Lowest intake of thiamine respondents was 0.2 mg / day and the highest was 1.9 mg / day. Through the calculation of 24-hour food recall as much as twice the respondents, it has been found that pork is a kind of food with the most widely consumed by therespondents up to 15 people (37.5%).

From these results, we conclude that the respondents consume thiamine less than the recommended requirements. We can advise parents and schools to be more proactive in caring for student daily consumption, especially the source of thiamine in food.


(61)

GAMBARAN ASUPAN TIAMIN

PADA SISWA YANG MENGALAMI OBESITAS

DI SMP SANTO THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2014

Oleh :

ANGELIA AGUSTINI SITANGGANG NIM : 110100277

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(62)

GAMBARAN ASUPAN TIAMIN

PADA SISWA YANG MENGALAMI OBESITAS

DI SMP SANTO THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

ANGELIA AGUSTINI SITANGGANG NIM : 110100277

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(1)

saya dalam menjalani tiap hal yang saya lakukan, termasuk penyusunan dan

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

8.

Abang, kakak, adik dan keponakan saya, Heryanto Siburian, S.E., Dewi

Amorita Sitanggang, S.E., Vivi Novita Sitanggang, MSc., Tomu Juliana

Sitanggang, S.E., Moniquel Sitanggang, Mona Agatha Sitanggang, dan Elaine

Siburian, yang selalu mengarahkan dan memberi semangat dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9.

Sahabat-sahabat saya, Christie, Gina, Yoka, Debby, Tarsisia, Alex, Dian,

Ruben, Jepe, yang selalu mampu memberikan hiburan di kala lelah dan jenuh

timbul saat proses pendidikan.

10.

Teman-teman Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2011, terkhususnya Ira,

Oliv, Nena, Regina, Choky, Dedek, dan Yandi, yang selalu menjadi

penyemangat selama menjalani program pendidikan.

11.

Seluruh keluarga dan teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu, saya

ucapkan terima kasih atas segala dukungannya.

Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis

ilmiah ini.Namun, saya berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai

salah satu sumber pengetahuan ataupun referensi untuk penelitian selanjutnya.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.Semoga Tuhan Yang Maha Esa

melimpahkan berkat-Nya kepada kita semua.

Medan, Desember 2014

Penulis

Angelia Agustini Sitanggang

NIM. 110 100 277


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1.

Tujuan Umum ... 3

1.3.2.

Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Obesitas ... 4

1.4.1. 2.1.1. Definisi Obesitas... 4

1.4.2. 2.1.2. Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas ... 4

1.4.3. 2.1.3. Kriteria Obesitas pada Anak ... 4

1.4.4. 2.1.4. Dampak Obesitas ... 5

1.4.5. 2.1.5. Pencegahan Obesitas ... 7

2.2. Tiamin ... 8

2.2.1. Struktur dan Sifat Kimia Tiamin ... 8

2.2.2. Fungsi Tiamin ... 8

2.2.3. Sumber Tiamin ... 9

2.2.4. Asupan Harian yang Dianjurkan ... 10

2.3. Obesitas dan Tiamin ... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 13

1.4.6. 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 13

1.4.7. 3.2. Definisi Operasional ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

1.4.8. 4.1. Jenis Penelitian ... 15

1.4.9. 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

4.2.1. Waktu Penelitian ... 15

4.2.2. Tempat Penelitian ... 15


(3)

1.4.10. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.3.1 Populasi Penelitian ... 15

4.3.2 Sampel Penelitian ... 16

1.4.11. 4.4. Metode Pengumpulan Data ... 17

1.4.12. 4.5. Metode Analisis Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 18

1.4.13. 5.1. Hasil Penelitian ... 18

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 18

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 18

5.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 19

5.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku ... 20

5.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orangtua ... 20

5.1.3. Deskripsi Gambaran Asupan Tiamin Responden... 21

5.1.4. Deskripsi Makanan Sumber Tiamin yang Dikonsumsi Responden ... 21

1.4.14. 5.2. Pembahasan ... 22

5.2.1. Gambaran Umum Responden ... 22

5.2.2. Gambaran Asupan Tiamin Responden ... 23

5.2.3. Makanan Sumber Tiamin yang Dikonsumsi Responden . 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

1.4.15. 6.1. Kesimpulan ... 27

1.4.16. 6.2. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul

Halaman

2.1. Kategori Status Berat Badan pada Anak (2-20 Tahun) ... 5

2.2. Nilai Vitamin B1 (Tiamin) berbagai bahan makanan (mg/100gr) ... 10

2.3. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk Tiamin ... 11

5.1. Distribusi Responden Obesitas ... 19

5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 19

5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Suku ... 20

5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ayah ... 20

5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu ... 20

5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Status Asupan Tiamin ... 21

5.7. Makanan Sumber Tiamin yang Dikonsumsi Responden ... 22


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Judul

Halaman


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

Lampiran 1 :

Curriculum Vitae

Lampiran 2 :

Master Data

Lampiran 3 :

Ethical Clearance

Lampiran 4 :

Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 :

Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 6 :

Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 7 :

Formulir Data Diri Responden

Lampiran 8 :

Food Recall dan Formulir Ingatan Pangan 24 Jam

Lampiran 9 :

Kurva Tumbuh Kembang Anak Laki-laki (2-20 Tahun) CDC

2000

Lampiran 10 : Kurva Tumbuh Kembang Anak Perempuan (2-20 Tahun) CDC

2000

Lampiran 11 : Daftar Bahan Makanan Sumber Tiamin