Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausaha Memulai Usaha Kecil di Sekitar Super Swalayan Tasbih

(1)

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG

WIRASWASTAWAN MEMULAI USAHA KECIL DI SEKITAR SUPER SWALAYAN KOMPLEK TASBIH MEDAN

1. Cara pengisian kuesioner

1. Mohon memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dengan caramemberikan tandacheck(√ ) pada kolom jawaban yang telahdisediakan.
 2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurutBapak/Ibu/Saudara. Adapun makna tanda setuju tersebut adalah sebagaiberikut :

a. SS= Sangat Setuju b. S = Setuju

c. KS = Kurang Setuju d. TS= Tidak Setuju

e. STS = Sangat Tidak Setuju

3. Setelah melakukan pengisian mohon Bapak/Ibu/Saudara mengembalikan kepada yang menyerahkan kuesioner.

2.. Identitas responden : Nama :

Jenis Kelamin : Status :

Umur :

Pendidikan terakhir anda : Lama Berjualan:


(2)

Modal

No Pernyataan SS S RG TS STS

1

Jumlah modal yang saya butuhkan untuk memulai usaha kecil di sekitar super swalayan kompleks tasbih Rp. 10.000.000 – Rp. 20.000.000.

2

Saya merasa tidak sulit dalam

mendapatkan modal.

3 Saya memulai usaha dengan modal sendiri.

4

Saya memperoleh modal dari keluarga atau teman saya.

5

Modal diperoleh dari lembaga

keuangan.

Peluang

No Pernyataan SS S RG TS STS

6

Lokasi ini mudah dijangkau dan ramai

oleh pengunjung Super Swalayan.

7 Saya membuka usaha di lokasi ini

karena adanya jaminan keamanan.

8

Jumlah konsumen yang membeli

makanan di lokasi cukup banyak/ramai.


(3)

Pendidikan

No Pernyataan SS S KS TS STS

9

Pendidikan terakhir saya sudah cukup untuk memulai profesi berdagang usaha kuliner di sekitar Super Swalayan.

10

Menurut saya mengikuti pelatihan non formal (kursus dan seminar) dapat memperlancar dalam memulai dan menjalankan usaha kecil di sekitar Super Swalayan.

11

Saya mempunyai pengetahuan bisnis yang luas tentang bagaimana mngelola usaha saya

Emosional

No Pernyataan SS S KS TS STS

12 Alasan saya menjalankan usaha ini karena keinginan saya sendiri

13

Keuntungan yang cukup besar

mendorong saya untuk membuka usaha ini.

14

Usaha yang saya jalani sekarang merupakan usaha turun temurun dari keluarga.

15 Alasan saya menjalankan usaha ini

karena tidak mempunyai pekerjaan lain 16 Saya memulai usaha karena kurangnya


(4)

Memulai Usaha

No Pernyataan SS S KS TS STS

17

Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih saya memilih untuk memulai usaha di Super Swalayan.

18

Untuk memaksimalkan pendapatan, saya dengan memulai usaha di Super Swalayan.

19

Saya menggunakan ide dan

kemampuan yang saya miliki untuk memulai usaha di Super Swalayan.

20

Saya bebas memilih waktu kerja saya ketika saya memulai usaha di Super Swalayan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Abdinagoro, Bramantoro.2004.Langkah-langkah

MenjalankanBisnis.Republika, Jakarta Selatan.

Adi Sutanto. 2000. Kewiraswastawan. PT Ghaliab Indonesia dengan UMM Press, Jakarta Barat.

Anoraga, Pandji. 2004. Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Rineka Cipta, Jakarta. Barney, Jay, William, Ouchi. 2004. Organization Economic. Edisi revisi,

Jossey- Bass Publishet, London

Frinces, Heflin, 2011. Be An Entrepreneur, Graha Ilmu, Yogyakarta. Hendro, 2011.Dasar-Dasar Kewirausahaan. Erlangga, Jakarta. Iwantono, Sutrisno. 2003. Kiat Sukses Berwirausaha. PT. Gramedia

Widiasarana, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi : Bagaimana Melihat dan Menulis Tesis, Edisi 3, Erlangga, Jakarta. Lupiyoadi, Rambat. 2007. Entrep reneurship: from Mindset to Str ategy.

Jakarta: lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Mowen, John,C dan Michael Minor.2004. Perilaku Konsumen. Jilid Kedua.

Jakarta: Erlangga

Sarosa, Pietra.2003. Kiat Praktis Membuka Usaha. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Soetadi, Iskandarini. 2010. Kewirausahaan. USU Press, Medan.

Sutrisno.2003. Kewir ausahaan: Manajemen Usaha Kecil. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis, edisi kelima, Alfabeta, Jakarta

.

Sulipan. 2005. Mengemb angkan Kemamp uan dalam Bidang Usaha,(28

Oktober 2015).

Sulisyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Suryana. 2010. Kewir ausahaan: Pedoman P r aktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.


(6)

______, 2013.Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.

Zimmerer, W, Thomas, 2008. Kewirausanaan Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5 Buku 1, Salemba empat, Jakarta.

http:/

http://www.usahakecilmenengah di akses tanggal 28 Oktober 2015 J URNAL

JJ, Van Vuuren (2007). A Critical Analysis Of The Influnce Of Start-Up Factors In Small Bussinesses and Entreprenuerial Ventures In South Africa.J our nalDepartement of Businesses Management, University of Johannesburg, South Africa. Vol 7 No.2

Putra Aditia Rano, 2012. Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang. Jurnal.Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, Vol. 01 No.1 (September 2012).

Siregar Gustina, Salman, Wati Lena, 2014.Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga, Jurnal Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Vol.19 No. 1 (Oktober 2014).

Yulius Tria, Hattammimi Jury, 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi Wanita Berwirausaha Memulai Bisnis Online (Studi Pada Mahasiswi Sekolah Bisnis di Bandung). J ur nal. Program Studi Magister Manajemen Universitas Telkom. Vol 1 No 3 (Desember 2014).

Warren Byabashaija, Isaac Katono, Robert Isabalija, 2010. The Impact of College Entrepreneurial Education on Entrepreneurial Attitudes and Intention to Start a Business in Uganda. International Journal of Business and Management,(April 2010)

SKRIPSI

Nisa, Khairun. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita di Pasar Petisah Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan.


(7)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi empiris dengan pendekatan penelitian asosiatif.Metode studi empiris merupakan metode penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman, objek yang diteliti lebih di tekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi orang mengenai kejadian.Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah asosiatif.

Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2010:69) adalah penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Di mana hubungan antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.

Dalam metode ini akan diamati secara seksama aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data primer yang menunjang penyusunan laporan penelitian ini. Data-data yang diperoleh selama penelitian ini akan diolah, dianalisis dan diproses dengan teori-teori yang telah dipelajari, sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti, dan dari gambaran objek tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.


(8)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah UKM di sekitar Super Swayalan Kompleks Tasbih.Waktu penelitian dilakukan dari bulan November-Januari 2016.

3.3 Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian

Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor modal, peluang, pendidikan dan emosional kewirausahaan yang mendorong untuk memulai usaha dan dalam hal ini UKM di sekitar Super Swalayan Kompleks Tasbih.

Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: X1 :Modal

X2 :Peluang X3 :Pendidikan X4 : Emosional Y :Memulai Usaha

3.4 Definisi Operasional Variabel

Peneliti menggunakan variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :


(9)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

1 Modal (X1)

Sejumlah dana yang akan digunakan dalammemulai usaha baik untuk usaha kecil maupun besar untuk perkembangan berjalannya usaha.

a. Modal awal b. Sumber modal c. Jumlah modal d. Perolehan modal e. Penambahanmodal

Likert

2 Peluang (X2)

Suatu kesempatan yang diindenfikasi, dirinci untuk melihat potensi usaha wirausahawan dan diimplementasi untuk memberikan keuntungan bagi wirausahawan sendiri.

a. Lokasi yang strategis

b. Jaminan keamanan c. Konsumen ramai

Likert

3 Pendidikan (X3)

Keahlian (skill) dan teknik-teknik yang diperoleh oleh wirausahawan dalam memulai usaha kecil.

a. Tingkat pendidikan b. Jenis pendidikan

nonformal

c. PengetahuanBisnis

Likert

4 Emosional (X4)

Suatu tindakan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi

pikirandalam

mengambil keputusan dalam memulai usaha yang meliputi: dorongan pribadi, karena tidak mempunyai pekerjaan.

a. Dorongan pribadi b. Usaha sampingan c. Usaha turun

temurundari keluarga

d. Tidak mempunyai pekerjaan lain

Likert

4 Memulai Usaha (Y)

Keinginan seseorang untuk berusaha membangun serta mengembangkan usaha.

a. Penghasilan yang tidak terbatas b. Memaksimalkan

kemampuan c. Bebas mengatur

Waktu Kerja

Likert


(10)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2010:92).

Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2010) 3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, kemudian ditarik kesimpulan.Populasi dalam penelitian ini adalah usaha kuliner di sekitar Super Swalayan Kompleks TasbihMedan yang berjumlah tiga puluh tiga (33) usaha kuliner.

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi.Karena jumlah populasi yang sedikit, peneliti mengambil seluruh jumlah populasi yang berjumlah 33responden sebagai sampel.Penarikan sampel yang digunakan adalah Sampling jenuh digunakan bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dapat dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.


(11)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : a) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh pada lokasi penelitian.Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data a. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha Kuliner di sekitar Super Swalayan.

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di sekitar Super Swalayan untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.


(12)

c. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini dilakukan kepada UKM kuliner di sekitar Ruko Tasbih 2 dengan jumlah 30 responden.Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows(Situmorang, Muslich:2014:86).

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut : a. Jika r hitung> r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung< r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Tabel 3.3 Uji Validitas

No Pernyataan Rhitung Keterangan

1 X1.1 0.405 Valid

2 X1.2 0.820 Valid

3 X1.3 0.737 Valid

4 X1.4 0.527 Valid

5 X1.5 0.492 Valid

6 X2.1 0.733 Valid

7 X2.2 0.445 Valid

8 X2.3 0.521 Valid

9 X3.1 0.377 Valid


(13)

11 X3.3 0.922 Valid

12 X4.1 0.794 Valid

13 X4.2 0.792 Valid

14 X4.3 0.630 Valid

15 X4.4 0.635 Valid

16 X4.5 0.719 Valid

17 Y.1 0.719 Valid

18 Y.2 0.374 Valid

19 Y.3 0.636 Valid

20 Y4 0.620 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas diketahui bahwa seluruh variabel telah melewati uji validitas, dikarenakan nilai rhitung-nya sudah lebih besar dari rtabel sebesar 0.361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha Jumlah Butir Pernyataan

0.933 20

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui bahwa variabel telah lulus uji reliabilitas, dikarenakan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.80 yakni 0.933.

3.10 Teknik Analisis

Metode analisis data pada penelitian ini adalah: 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif


(14)

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisisa data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik dan kolmogrov-smirnov.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna di antara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilaiTolerence dan VIF (Varians Inflation Factor) melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence>0,1 atau nilai VIF<5, maka tidak terjadi multikolinearitas.


(15)

Metode ini ditujukan untuk menentukan hubungan linier antar variabel bebas yang terdiri dariModal (X1),Peluang(X2), Pendidikan (X3), dan Emosional (X4) dengan variabel terikat Memulai Usaha Kecil (Y). Sehingga dapat diketahui pengaruh terhadap memulai usaha kecil di sekitar Super Swalayan Kompleks Tasbih.Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + e Dimana: Y = Memulai Usaha Kecil

a = Konstanta b1-b4= Koefisien Regresi X1 = Modal

X2 = Peluang X3 = Pendidikan X4 = Emosional e = Standard Error 3.12 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji - F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

1. H0:βi = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.


(16)

2. H1:βi≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

1. H0 diterima jika F hitung< F tabelpada α= 5%

2. H0 ditolak jika F hitung> F tabelpada α= 5%

2. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

1. H0:µi= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. H1:µi≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1.H0 diterima jika t hitung< t tabelpada α= 5%

2. H0 ditolak jika t hitung>t tabel pada α= 5%

3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.Jika Koefisien Determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R² < 1. Sebaliknya, jika R² semakin kecil (mendekatinol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Metode Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang disebar kepada 33 responden pengusaha UMK yang berwirausaha di sekitar Swalayan Super Komplek Taman Setiabudi Indah Medan. Jumlah pernyataan seluruhnya berjumlah 20 pernyataan, dengan 5 butir pernyataan untuk variabel Modal (X1), 3 butir pernyataan untuk variabel Peluang (X2), 3 butir pernyataan untuk variabel Pendidikan (X3), dan 5 butir pernyataan untuk variabel Emosional (X4), serta 4 butir pernyataan untuk variabel Memulai Usaha (Y). 1. Analisis Deskriptif Responden

Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada 33 responden, telah didapatkan gambaran umum mengenai responden mengenai usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama berusaha yang tersaji pada Tabel 4.1, 4.2 , 4.3, dan 4.4 berikut:

Tabel 4.1

Analisis Deskriptif RespondenUsia USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<20 TAHUN 4 12.1 12.1 12.1

21-30 TAHUN 10 30.3 30.3 42.4

31-40 TAHUN 12 36.4 36.4 78.8

>40 TAHUN 7 21.2 21.2 100.0

Total 33 100.0 100.0


(18)

Tabel 4.2

Analisis Deskriptif Responden berdasarkan Jenis Kelamin J.KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PRIA 15 45.5 45.5 45.5

WANITA 18 54.5 54.5 100.0

Total 33 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016) Tabel 4.3

Analisis Deskriptif Responden berdasarkan Pendidikan PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SLTA/SDRJT 12 36.4 36.4 36.4

DIPLOMA 10 30.3 30.3 66.7

SARJANA 11 33.3 33.3 100.0

Total 33 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016) Tabel 4.4

Analisis Deskriptif Responden berdasarkan Lama Usaha LAMA.USAHA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

0-1 TAHUN 5 15.2 15.2 15.2

1-2 TAHUN 7 21.2 21.2 36.4

2-3 TAHUN 21 63.6 63.6 100.0

Total 33 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan data yang terlampir pada Tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4 di atas diketahui bahwa mayoritas pengusaha berada pada rentang usia 31-40 tahun sebanyak 36.4%, dan 21-30 tahun sebanyak 30.3%; sedangkan berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa pengusaha wanita sebanyak 54.5% dan pengusaha pria


(19)

sebanyak 45.5%; kemudian berdasarkan pendidikan, diketahui bahwa mayoritas pengusaha berlatar belakang pendidikan SLTA/Sederajat sebanyak 36.4%, kemudian Sarjana sebanyak 33.3%, dan Diploma sebanyak 30.3%; dan berdasarkan lama usaha, diketahui bahwa mayoritas pengusaha yang berjualan di sekitar Swalayan Super Tasbih sudah berjualan selama 2-3 tahun sebanyak 63.6%, kemudian 1-2 tahun sebanyak 21.2%, dan 0-1 tahun sebanyak 15.2%. 2. Analisis Deskriptif Variabel

Setelah mengetahui karakteristik dari responden, maka selanjutnya akan menampilkan hasil olahan data yang merupakan gambaran dari hasil penelitian berdasarkan jawaban responden, yang ditampilkan pada Tabel 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, dan 4.9 berikut:

a. Variabel Modal (X1)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Modal (X1) No

Item

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 1 3.0 18 54.5 14 42.4

2 0 0 0 0 4 12.1 27 81.8 2 6.1

3 0 0 0 0 6 18.2 26 78.8 1 3.0

4 0 0 0 0 5 15.2 23 69.7 5 15.2 5 0 0 0 0 3 9.1 16 48.5 14 42.4 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan data yang terlampir pada Tabel 4.5 diketahui bahwa:

1. Pada butir pernyataan 1 yaitu Jumlah modal yang saya butuhkan untuk memulai usaha kecil di sekitar super swalayan kompleks tasbih Rp. 10.000.000 – Rp. 20.000.000, diketahui 3.0% menjawab kurang setuju, 54.5% menjawab setuju, dan 42.4% menjawab sangat setuju.


(20)

2. Pada butir pernyataan 2 yaitu Saya merasa tidak sulit dalam mendapatkan modal, diketahui 12.1%menjawab kurang setuju, 81.8% menjawab setuju, dan 6% menjawab sangat setuju.

3. Pada butir pernyataan 3 yaitu Saya memulai usaha dengan modal sendiri, diketahui 18.2%menjawab kurang setuju, 78.8% menjawab setuju, dan 3.0% menjawab sangat setuju.

4. Pada butir pernyataan 4 yaitu Saya memperoleh modal dari keluarga atau teman saya, diketahui 15.2%menjawab kurang setuju, 69.7% menjawab setuju, dan 15.2% menjawab sangat setuju.

5. Pada butir pernyataan 5 yaitu Modal diperoleh dari lembaga keuangan, diketahui 9.1%menjawab kurang setuju, 48.5% menjawab setuju, dan 42.4% menjawab sangat setuju.

b. Variabel Peluang (X2)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Peluang (X2) No

Item

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 4 12.1 24 72.7 5 15.2 2 0 0 0 0 14 42.4 7 21.2 12 36.4 3 0 0 0 0 14 42.4 4 12.1 15 45.5 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan data yang terlampir pada Tabel 4.6 diketahui bahwa:

1. Pada butir pernyataan 1 yaitu Lokasi ini mudah dijangkau dan ramai oleh pengunjung Super Swalayan, diketahui 12.1%menjawab kurang setuju, 72.7% menjawab setuju, dan 15.2% menjawab sangat setuju.

2. Pada butir pernyataan 2 yaitu Saya membuka usaha di lokasi ini karena adanya jaminan keamanan, diketahui 42.4%menjawab kurang setuju, 21.2% menjawab setuju, dan 36.4% menjawab sangat setuju.


(21)

3. Pada butir pernyataan 3 yaitu Jumlah konsumen yang membeli makanan di lokasi cukup banyak/ramai, diketahui 42.4%menjawab kurang setuju, 12.1% menjawab setuju, dan 45.5% menjawab sangat setuju

c. Variabel Pendidikan (X3)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Pendidikan (X3) No

Item

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 13 39.4 20 60.6

2 0 0 0 0 0 0 2 6.1 31 93.9

3 0 0 0 0 0 0 2 6.1 31 93.9

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan data yang terlampir pada Tabel 4.7 diketahui bahwa: 1. Pada butir pernyataan 1 yaitu Pendidikan terakhir saya sudah cukup untuk

memulai profesi berdagang usaha kuliner di sekitar Super Swalayan, diketahui 39.4% menjawab setuju, dan 60.6% menjawab sangat setuju. 2. Pada butir pernyataan 2 yaitu Menurut saya mengikuti

pelatihan non formal (kursus dan seminar) dapat memperlancar dalam memulai dan menjalankan usaha kecil di sekitar Super Swalayan, diketahui 6.1% menjawab setuju, dan 93.9% menjawab sangat setuju.

3. Pada butir pernyataan 3 yaitu Saya mempunyai pengetahuan bisnis yang luas tentang bagaimana mngelola usaha saya, diketahui 6.1% menjawab setuju, dan 93.9% menjawab sangat setuju

d. Variabel Emosional (X4)

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Emosional (X4) No

Item

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 7 21.2 24 72.7 2 6.1

2 0 0 1 3.0 4 12.1 23 69.7 5 15.2 3 0 0 1 3.0 4 12.1 26 78.8 2 6.1


(22)

4 0 0 0 0 5 15.2 23 69.7 5 15.2 5 0 0 0 0 1 3.0 18 54.5 14 42.4 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan data yang terlampir pada Tabel 4.8 diketahui bahwa:

1. Pada butir pernyataan 1 yaitu Alasan saya menjalankan usaha ini karena keinginan saya sendiri, diketahui 21.2%menjawab kurang setuju, 72.7% menjawab setuju, dan 6.1% menjawab sangat setuju.

2. Pada butir pernyataan 2 yaitu Keuntungan yang cukup besar mendorong saya untuk membuka usaha ini, diketahui 3.0% menjawab tidak setuju, 12.1%menjawab kurang setuju, 69.7% menjawab setuju, dan 15.2% menjawab sangat setuju.

3. Pada butir pernyataan 3 yaitu Usaha yang saya jalani sekarang merupakan usaha turun temurun dari keluarga, diketahui 3.0% menjawab tidak setuju, 12.1%menjawab kurang setuju, 78.8% menjawab setuju, dan 6.1% menjawab sangat setuju.

4. Pada butir pernyataan 4 yaitu Alasan saya menjalankan usaha ini karena tidak mempunyai pekerjaan lain, diketahui 15.2%menjawab kurang setuju, 69.7% menjawab setuju, dan 15.2% menjawab sangat setuju.

5. Pada butir pernyataan 5 yaitu Saya memulai usaha

karena kurangnya pendapatan pokok yang saya dapat, diketahui 3.0%menjawab kurang setuju, 54.5% menjawab setuju, dan 42.4% menjawab sangat setuju.

e. Variabel Memulai Usaha (Y) Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Memulai Usaha (Y) No

Item

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %


(23)

2 0 0 0 0 3 9.1 20 60.6 10 30.3 3 0 0 0 0 1 3.0 19 57.6 13 39.4 4 0 0 1 3.0 4 12.1 25 75.8 3 9.1 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan data yang terlampir pada Tabel 4.9 diketahui bahwa:

1. Pada butir pernyataan 1 yaitu Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih saya memilih untuk memulai usaha di Super Swalayan, diketahui 6.1%menjawab kurang setuju, 60.6% menjawab setuju, dan 33.3% menjawab sangat setuju.

2. Pada butir pernyataan 2 yaitu Untuk memaksimalkan

pendapatan, saya dengan memulai usaha di Super Swalayan, diketahui 9.1%menjawab kurang setuju, 60.6% menjawab setuju, dan 30.3% menjawab sangat setuju.

3. Pada butir pernyataan 3 yaitu Saya menggunakan ide dan kemampuan yang saya miliki untuk memulai usaha di Super Swalayan, diketahui 18.2%menjawab kurang setuju, 57.6% menjawab setuju, dan 39.4% menjawab sangat setuju.

4. Pada butir pernyataan 4 yaitu Saya bebas memilih waktu kerja saya ketika saya memulai usaha di Super Swalayan, diketahui 3.0% menjawab tidak setuju, 12.1%menjawab kurang setuju, 75.8% menjawab setuju, dan 9.1% menjawab sangat setuju.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yang pertama adalah uji normalitas. Ada dua


(24)

pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. 1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016) Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas


(25)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016) Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional terhadap Memulai Usahaadalah berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar histogram yang tidak terlihat menceng ke kiri maupun ke kanan. Sedangkan pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal dapat dilihat pada scatterplot, terlihat titik-titik yang mengikuti garis diagonal.

2. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal.Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal.


(26)

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 33

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 1.02027490

Most Extreme Differences

Absolute .159

Positive .159

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .913

Asymp. Sig. (2-tailed) .375

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.375, dan diatas nilai signifikan (0.01), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai Kolmogrov-Smirnov Z yakni 0.913 lebih kecil dari 1.97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:


(27)

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot Uji heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik ScatterPlot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi memulai usaha, dengan variabel Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional.

2. Uji Glejser

Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya, jika nilai signifikansi antara variabel


(28)

independen dengan absolut residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4.11 Uji Glejser

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 1%, jadi disimpulkan model regresi tidak memengaruhi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.505 3.047 .494 .225

MODAL .202 .085 .692 1.386 .224

PELUANG .062 .052 .202 1.185 .246

PENDIDIKAN -.119 .160 -.157 -.748 .460

EMOSIONAL -.190 .084 -.734 -1.263 .232


(29)

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -12.964 6.545 -1.981 .058

MODAL .384 .182 .396 2.109 .044 .326 3.067

PELUANG -.071 .112 -.070 -.631 .533 .943 1.060

PENDIDIKAN .841 .343 .334 2.455 .021 .624 1.604

EMOSIONAL .519 .180 .605 2.880 .008 .261 3.838

a. Dependent Variable: MEMULAI.USAHA

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari variabel Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional terhadap Memulai Usaha lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.NilaiTolerance dari variabel bebas yakni, kreativitas dan motivasi lebih besar dari 0.1 (Tolerance>0.1), ini berarti tidak terdapat multikolienaritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.1.3 Uji Hipotesis a. Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yakni Memulai Usaha.Model hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : b1,b2,= 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Memulai Usaha.


(30)

Ha : b1,b2, ≠ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Memulai Usaha.

Ftabel dapat dilihat pada α = 0,05

Dengan derajat pembilang = k-1= 5-1=4

Derajat penyebut = n-k = 33-5 = 28, Ftabel 0.05 (3, 28) = 2.95

Tabel 4.13 Hasil Uji-F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 70.023 4 17.506 14.715 .000b

Residual 33.311 28 1.190

Total 103.333 32

a. Dependent Variable: MEMULAI.USAHA

b. Predictors: (Constant), EMOSIONAL, PELUANG, PENDIDIKAN, MODAL

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung (14.715) > Ftabel (2.95), maka model regresi dinyatakan layak. Nilai signifikan 0.000 < 0.05, maka model regresi dinyatakan layak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yakni Memulai Usaha.

b. Uji t (Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel independen (bebas) secara parsial (masing-masing) terhadap variabel terikat dan mengetahui variabel bebas mana yang berpengaruh paling dominan.Dengan kriteria pengambilan keputusan:


(31)

H0 diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 5% Ha diterima jika t-hitung > t-tabel pada α = 5%

Nilai Ttabel dapat dilihat pada α = 5% yang diperoleh dari n-k n = jumlah sampel yaitu 33 responden

k = jumlah variabel yang digunakan yaitu 5 maka nilai Ttabel 5% (24) adalah 1.701

Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -12.964 6.545 -1.981 .058

MODAL .384 .182 .396 2.109 .044

PELUANG -.071 .112 -.070 -.631 .533

PENDIDIKAN .841 .343 .334 2.455 .021

EMOSIONAL .519 .180 .605 2.880 .008

a. Dependent Variable: MEMULAI.USAHA

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 4.14 maka model persamaan substrukturnya sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y = -12.964 + 0.384X1 – 0.071X2 + 0.841X3 + 0.519X4 + e


(32)

a. Variabel Modalberpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Memulai usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.044) < (0.05), dan nilai thitung (2.109) > ttabel (1.701).

b. Variabel Peluang berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Minat Memulai Usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0.533) > (0.05), dan nilai thitung (-0.631) < ttabel (1.701).

c. Variabel Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Memulai Usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0.021) < (0.05), dan nilai thitung (2.455) > ttabel (1.701).

d. Variabel Emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Memulai Usaha, hal ini terlihat daru nilai signifikansi (0.08) < (0.05), dan nilai thitung sebesar (2.880) > ttabel (1.701).

c. Uji Koefisien Determinan (R2)

Pengujian koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat.Koefisien determinan berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R 2 ≥ 1). Berikut ini adalah hasil pengujian Koefisien Determinan (R2) yang ditampilkan pada Tabel 4.13:

Tabel 4.15

Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .823a .678 .632 1.09072

a. Predictors: (Constant), EMOSIONAL, PELUANG, PENDIDIKAN, MODAL b. Dependent Variable: MEMULAI.USAHA


(33)

a. R=0.832 berarti hubungan variabel faktor Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional dengan variabel terikat yakni Minat Memulai Usaha adalah sangat erat.

b. Adjusted R Square sebesar 0.632 atau 63.2% minat memulai usaha dapat dijelaskan oleh variabel Modal, Peluang, Pendidikan, dan Emosional; sedangkan sisanya sebesar 36.8% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari penelitian ini. c. Standard Error of Estimate (standar deviasi) artinya menilai ukuran variasi dari

nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 1.09072, yang mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.2 Pembahasan

Pengaruh Modal terhadap Minat Memulai Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin cukup modal, maka akan semakin tinggi minat seseorang untuk membuka usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Suryana (2010:5) dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral dan modal mental yang dilandasi agama.

Pengaruh Peluang terhadap Minat Memulai Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar


(34)

swalayan super.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peluang yang semakin besar, tidak berpengaruh terhadap minat memulai usaha, dikarenakan ketiga variabel lain, yakni modal, pendidikan, dan emosional.Karena ketersediaan peluang tidak dapat membuat seseorang untuk memulai usaha tanpa didukung adanya modal, pendidikan, dan emosional dari wirausahawan tersebut.Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Pandji (2004:243), peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha.Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai. Penelitian ini berbeda dikarenakan menurut deskripsi jawaban responden Pada butir pernyataan 2 yaitu Saya membuka usaha di lokasi ini karena adanya jaminan keamanan, diketahui 14 orang (42.4%) menjawab kurang setuju, bahwa terdapat isu keamanan yang muncul sehingga menyebabkan kurangnya minat untuk memulai usaha.Pada butir pernyataan 3 yaitu Jumlah konsumen yang membeli makanan di lokasi cukup banyak/ramai, diketahui 14 orang (42.4%) menjawab kurang setuju, bahwa walaupun Komplek Tasbih dan Swalayan Super ramai, tapi hampir 50% pemilik usaha menyatakan bahwa tidak cukup banyak orang yang membeli makanan di usaha mereka, yang menunjukkan bahwa hal tersebut membuat


(35)

mereka juga menjadi tidak semangat untuk berusaha dan memaksimalkan usahanya.

Pengaruh Pendidikan terhadap Minat Memulai Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan pendidikan yang dimiliki oleh wirausahawan, baik itu formal maupun nonformal, akan meningkatkan minat seseorang untuk memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nisa (2015) yang meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi minat usaha fashion wanita di Pasar Petisah Medan, yang menunjukkan bahwa faktor pendidikan adalah salah satu faktor yang memengaruhi, dan juga hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Menurut Hartono (2005:20) kesejahteraan hidup harus dicapai melalui kerja keras dan semangat sesuai kemampuan pribadi. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia belum tentu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi perwujudan kehidupan kehidupan sejahtera yang mereka idam-idamkan. Agar pekerjaan menjadi efektif, manusia harus banyak belajar melalui pendidikan maupun pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.

Pengaruh Emosional terhadap Minat Memulai Usaha


(36)

positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor emosional adalah faktor yang dominan memengaruhi minat memulai usaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar faktor emosional, maka akan semakin tinggi minat seseorang untuk memulai usaha. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Menurut Hendro (2011:61) ada beberapa faktor yang mempengaruhi emosional untuk memilih menjadi wirausaha, antara lain: Dorongan pribadi; Usaha sampingan; Usaha turun temurun keluarga; dan Tidak mempunyai pekerjaan lain.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa :

1. Secara bersama-sama, faktor modal, peluang, pendidikan, dan emosional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan.

2. Secara parsial, diketahui bahwa faktor emosional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan. Faktor emosional merupakan faktor dominan memengaruhi minat memulai usaha. Kemudian diketahui bahwa faktor pendidikan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan, lalu bahwa faktor modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan. Sedangkan faktor peluang berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap minat memulai usaha di sekitar Swalayan Super Tasbih Medan.

3. Berdasarkan nilai koefisien determinasi, diketahui bahwa 63.2% minat memulai usaha dipengaruhi oleh faktor modal, peluang, pendidikan, dan emosional, sedangkan 36.8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar dari penelitian ini.


(38)

5.2 Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Minat memulai usaha harus ditumbuhkan di masyarakat Indonesia, khususnya kota Medan, sehingga dapat membantu meningkatkan kemandirian dan kemampuan bersaing dengan kota-kota lainnya.

2. Masyarakat khususnya generasi muda diharapkan dapat mampu menumbuhkembangkan kualitas pendidikan dan faktor emosional sehingga akan semakin menumbuhkan para pengusaha muda di Medan.

3. Peneliti lainnya diharapkan dapat menambah beberapa variabel lain yang mendukung minat memulai usaha sehingga semakin mendekati kesempurnaan.


(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Usaha Kecil dan Cir i-cir i Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp 1 miliyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum (Iwantono: 2003:4). Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak melebihi Rp 200 Juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis-jenis usaha.Menurut Kementrian Negara Koperasi dan


(40)

UMKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak RP 100 Juta. Sedangkan menurut (Biro Pusat Statistik) BPS (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang termasuk pengusaha.

2.1.2 Ciri-ciri Usaha Kecil

Menurut istilah umum ketenagakerjaan (http://www.usahakecilmenengah) ciri-ciri industri berskala kecil adalah:

1. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus menjadi pimpinan (single ownership and management).

2. Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat kekeluargaan.

3. Tidak mampu menyediakan jaminan (collateral) yang berguna untuk mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

4. Administrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang teratur, dan belum berbadan hukum.

Menurut Hutasuhut dalam (www.smeru.or.id) ciri-ciri dan watak usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri.

2. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berperstasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai


(41)

tekad dan kerja keras.

3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan secara tepat dan cermat.

4. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik.

5. Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.

Menurut Suryana (2013:233) kelemahan perusahaan kecil dapat dikategorikan kedalam dua aspek, yaitu yang mencakup hal-hal berikut:

1. Aspek kelemahan struktural

Kelemahan struktural merupakan kelemahan dalam struktur perusahaan, misalnya dalam bidang manajemen dan organisasi, pengendalian mutu,pengadopsian dan penguasaan tekhnologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses pasar. Jadi, kelemahan struktural adalah kelemahan usaha kecil dalam manajemen, organisasi, tekhnologi, sumber daya, dan pasar. Kelemahan faktor struktural yang satu saling terkait dengan faktor yang lain,kemudian membentuk lingkaran kebergantungan yang tidak berujung dan membuat usaha kecil terdominasi dan rentan.

2. Kelemahan Kultural.

Kelemahan kultural adalah kelemahan dalam budaya perusahaan yang kurang mencerminkan perusahaan sebagai “corporate culture”.Kelemahan kultural berdampak terhadap terjadinya kelemahan struktural. Kelemahan kultural menyebabkan kurangnya


(42)

akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh hasil permodalan, pemasaran, dan bahan baku, seperti: a) Informasi peluang dan cara memasarkan produk

b) Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan mudah didapatkan

c) Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan permodalan dan pemasaran.

d) Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik, desain, kualitas maupun kemasannya.

e) Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang terjangkau.

2.2 Wirausahawan dan Ciri-ciri Wirausahawan 2.2.1 Pengertian Wirausahawan

Wirausaha atau entrepreneur yang berasal dari bahasa Perancis yaitu “entrepende” yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba ( trying). Kata “entrepende” diartikan juga sebagai “di antara pengambil” ( between taker ) atau “perantara” (go-between).

Menurut Frinces (2011:8) dalam Bahasa Indonesia yang sederhana wirausaha dapat dimaknai sebagai sebuah kemampuan (an ability) yang di dalamnya termasuk dalam artian ‘usaha (effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lain sebagainya untuk menyelesaikan suatu tugas (task).

Para ahli mendefenisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang berbeda-beda. Dari segi karateristik perilaku, wirausahawan (enterpreuer) adalah


(43)

mereka yang mendirikan, mengolola, mengembangkan perusahaan atau usaha milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Defenisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemauan normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan mentah (materials), dan tenaga kerja (labour) untuk dapat menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, dan pergembangan organisasi usaha.

Wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang yang mempunyai kombinasi unsur-unsur dan elemem-elemen internal yang memiliki kombinasi motivasi, visi, komunikasi, dan dorongan semangat, serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.Dalam kontek bisnis wirausahawan merupakan seorang pengusaha, tapi tidak semua pengusaha adalah wirausahawan.Karena wirausahawan itu merupakan salah satu pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung jawab resiko yang mempunyai visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha (Suryana, 2010:4).

Kewirausahaan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan / masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil


(44)

resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno, 2003:3). Menurut Hendro (2011:61) setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki unsur pokok, yaitu :

1. Kemampuan ( hubungannya dengan IQ dan skill ), dalam membaca peluang, dalam berinovasi, dalam mengelola, dan dalam menjual. 2. Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental), dalam mengatasi

ketakutannya, dalam mengendalikan resiko, dan untuk keluar dari zona kenyamanan.

3. Keteguhan hati (hubungannya dengan mo tivasi diri), keuletan, pantang menyerah, teguh akan keyakinan, dan kekuatan akan pikiran bahwa anda juga bisa.

4. Kreatifitas yang menelurkan sebuah insp irasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan pengalaman / experiences).

Kewirausahaan (entrepreneurship) menurut Hendro (2011:30) adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada didalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup anda di masa mendatang. Kewirausahaan itu adalah:

1. Ilmu Pengetahuan ( Knowledge )

Kewirausahaan itu adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba di lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya. 2. Kepribadian atau Sikap


(45)

Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap positif, kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan tidak mudah puas diri.

3. Filosofi

Kewirausahaan bisa digolongkan dalam sebuah filosofi hidup atau landasan hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.

4. Skill atau Keterampilan

Karena kewirausahaan adalah penggabungan dua konsep penting dari pengetahuan dan pengalaman yang dira sakan serta dilakukan me lalui jatuh bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya menjadi se buah keahlian dalam menjalankan roda bisnis.

5. Seni atau Art

Dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan logika.

6. Profesi

Menjadi wirausahawan juga merupakan sebuah profesi, sebuah pilihan hidup yang harus dilakukan secara.

7. Naluri

Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.


(46)

Menjadi wirausahawan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan cita-cita yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa.

9. Pilihan hidup seseorang

Menjadi wirausaha agar mampu menghidupi keluarganya sudah menjadi pilihan hidup bagi setiap orang.

Menurut Zimmerer (2008:26) bahwa terdapat keragaman budaya dalam membentuk struktur kewirausahaan, antara lain :

1. Wirausahawan muda, adalah wirausaha yang banyak didominasi oleh generasi muda yang memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka yaitu mereka yang berumur awal 20-an tahun.

2. Wirausahawan wanita, banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor– faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi keluarga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

3. Wirausahawan minoritas yaitu kaum minor itas di negara kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja dilapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari– hari.Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin


(47)

maju, dan arena mereka membentuk organisasi minoritas di kota–kota tertentu.

4. Wirausahawan imigran yaitu kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai dari berdagang kecil–kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

5. Wirausahawan paruh waktu yaitu orang yang memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja paruh waktu tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih profesi, dan berhenti menjadi pegawai dan beralih bisnis yang merupakan hobinya. 6. Bisnis rumahan, sekarang bisnis rumahan lebih beragam, para

wirausahawan rumahan yang modern lebih cenderung menj alankan perusahaan-perusahaan jasa atau perusahaan-perusahaan berteknol ogi tinggi dengan tingkat keberhasilan bisnis rumahan cukup tinggi.

7. Bisnis keluarga, bisnis yang pengendalian keuangannya dilakukan oleh satu atau lebih anggota keluarga. Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis cabang dan usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dahulu oleh Bapak setelah usaha Bapak ini maju dibuka


(48)

cabang baru dan di kelola Ibu. Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda.

8. Wirasutri, adalah sepasang suami-istri wirausahawan yang bekerja bersama sebagai rekan kerja dalam bisnis mereka. Wirasutri di buat dengan cara menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing–masing orang. Orang–orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi tertentu dari bisnis–bisnis yang sudah ada.

9. Wirausahawan sosial, adalah wirausaha yang menggunakan berbagai keahlian mereka tidak hanya untuk membuat bisnis menjadi menguntungkan, tetapi juga untuk mencapai tujuan sosial dan lingkungan bagi kebaikan bersama.

2.2.2 Ciri-Ciri Wirausahawan

Menurut Sulipan (2005), memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai semangat dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.

2. Mempunyai kemampuan dalam menilai kesempatan-kesempatan didalam berwirausaha.

3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalan mengejar suatu keuntungan.


(49)

digeluti.

5. Mempunyai cara menganalisa yang tepat, sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.

6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan.

7. Membawa teknik baru dalam mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif, dan efesien.

8. Berusaha tidak komsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh di dalam kegiatan bidang usahanya.

Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai kemauan yang kuat untuk berusaha.

2.Mempunyai perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam berusaha. 3.Percaya pada kenyakinan terhadap diri sendiri untuk maju.

4.Bertanggung jawab atas kemampuan, dan kemajuan dalam bidang 
usahanya.

5.Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang usahanya. 6. Berpikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.

7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.

Menurut Adi Sutanto, (2000:11) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wiraswatawan yang berhasil mempunyai karakter atau ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kreatif dan inovatif. 2. Berambisi tinggi. 3. Energetic. 4. Percaya diri.


(50)

6. Bekerja keras dan berpandangan kedepan. 7. Berani menghadapi resiko.

8. Banyak inisiatif dan bertanggung jawab. 9. Senang mandiri dan bebas.

10. Bersikap optimis.

11. Berpikiran dan bersikap positif, yang memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga.

12. Beriman dan berbuat kebaikan sebagai syarat kejujuran pada diri sendiri. 13. Berwatak maju.

14. Bergairah dan mampu menggunakan daya gerak dirinya. 15. Ulet, tekun dan tidak cepat putus asa.

16. Memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya. 17. Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak. 18. Menghargai waktu.

19. Bersedia melakuka n pekerjaan rendahan (pengorbanan).

20. Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang ada pada dirinya sendiri.

2.2.3 Manfaat Membuka Usaha Sendiri

Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepusaan diri.Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan.Budaya (culture) perusahaan yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong orang untuk segera mencari kebebasan.Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan.Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yangdilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa


(51)

didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut: 1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas

Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan.Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang dibuat oleh pemilik perusahaan.Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha. 2. Memaksimalkan kemampuan
K em am puan yang dim aksud bisa berupa ide

ataupun kemampuan yang lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi dengan ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas beraksi, akan tetapi maju tidaknya


(52)

usaha tersebut tergantung dalam mengelola usaha tersebut. 3. Bebas mengatur waktu kerja

Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli.Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan.Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah.Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut di rumah.Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu luangnya.Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap mental yang mandiri

Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan.Sikap mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat.Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya.Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi.Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan


(53)

kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi.Self Management (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh wirausahawan untuk memberi contoh para bawahan atau karyawannya.

2.2.4 Faktor -faktor yang mendorong wir ausahawan memulai usaha K ecil.

Faktor apa sebenarnya yang mengerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang dipublikasi pada media, pengakuan ini bukanlah suatu hal yang mudah didapatkan.Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin menjadi wirausahawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan lebih efisien (Abdinagoro, 2004:2).

Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun (Pandji, 2004:243), maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Modal

Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain-lain. Akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi orang yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang yang mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua orang tersebut, ketika akan memulai usahajelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwawirausahaan, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan.


(54)

Sedangkan menurut Situmorang (2009:176), suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha itu akan terancam gagal.

Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan suatau aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan atau forecasting yang baik. Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyeknya. Pada umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung pada harga tanah. Semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut.

Modal kerja dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai aktivitasnya sehari-hari.Walaupun perusahaan mempunyai aktiva tetap, tetapi tidak memiliki modal kerja, maka perusahaan tersebut dikatakan perusahaan mati.Kehidupan perusahaan sangat bergantung pada modal kerjanya.

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan sehari-hari. Secara umum, modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam operasi dan net working capital menunjukan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.


(55)

Modal kerja disini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis seperti membeli mesin dan bahan baku, sewa ruangan, merekrut karyawan, dan melakukan pemasaran.Estimasi dari modal kerja tergantung pada rencana produksi dan penjualan dari bisnis tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar pula modal kerja.

Pengelolaan modal kerja akan sangat menetukan posisi keuangan perusahaan, sehingga dalam setiap penggunaan modal kerja dapat tercapai tujuan suatu perusahaan jika adanya suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dalam modal kerja tersebut. Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba. Sebaliknya modal kerja yang jumlahnya terlalu besar dari yang dibutuhkan akanmengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana.

Menurut Suryana (2010:5) dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral dan modal mental yang dilandasi agama.

a. Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya.


(56)

b. Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan sehingga dapat terbentuk citra.

c. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.

d. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini akan terbentuk apabila modal-modal diatas sudah dimiliki.

Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel modal adalah:

1. Kebutuhan modal 2. Sumber modal 3. Penggunaan modal 2. Peluang

Banyak orang membayangkan dirinya mengolola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan-keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan.Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha.Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya.Peluang atau kesempatan tidak datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan.Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran


(57)

yang ingin dicapai.

Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1. Menemukan gagasan.

2. Mengindefikasi peluang yang ada.

3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan.

Menurut Soetadi (2010:31) berikut ini adalah beberapa informasi sederhana cara jitu memberanikan diri kita untuk memulai memanfaatkan peluang wirausaha yang ada untuk berwirausaha dengan sukses dan berhasil :

1. Melakukan riset pasar.

2. Menyusun rencana untuk memulai usaha dengan benar.

3. Memahami dan mematuhi aturan, baik dari yang telah kita buat sendiri atau jenis peraturan lainnya yang diluar wewenang kita (misalnya peraturan daerah).

4. Dan melakukan strategi pemasaran dengan tepat sasaran. 3. Pendidikan

Pendidikan salah satu faktor yang diperlukan dalam memulai dan menjalankan usaha, baik usaha kecil maupun usaha menengah.Pendidikan diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yang meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha.Pada umumnya hanya sedikit yang mempunyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UKM atau kursus.

Menurut Hartono (2005:20) kesejahteraan hidup harus dicapai melalui kerja keras dan semangat sesuai kemampuan pribadi.Pekerjaan yang dilaksanakan


(58)

oleh manusia belum tentu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi perwujudan kehidupan kehidupan sejahtera yang mereka idam-idamkan. Agar pekerjaan menjadi efektif, manusia harus banyak belajar melalui pendidikan maupun pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.

Menurut Bongsu menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberi pengetahuan yang lebih baik dalam mengelola usahanya.

4. Emosional

Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendakinya.Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan.Dengan dorongan emosi maka orang dapatbertindak sesuai dengan keinginannya.Faktor emosional adalah fenomena kelas mental yang secara unik dikarakteristikkan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan suasana hati konsumen (Mowen dan Minor, 2004: 208).

Menurut Hendro (2011:61) ada beberapa faktor yang mempengaruhi emosional untuk memilih menjadi wirausaha, antara lain:

1. Dorongan pribadi

Yang dimaksud dengan dorongan pribadi adalah pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik lingkungan ataupun keluarga.

2. Usaha sampingan


(59)

diperoleh dari pekerjaan pokok atau pekerjaan utama tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Usaha turun temurun keluarga

Meneruskan usaha keluarga yang sudah ada sangat berperan penting dalam menumbuhkan atau mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan berkarier sebagai wirausaha, karena keluarga berfungsi sebagai konsultan pribadi, dan mentornya.

4. Tidak mempunyai pekerjaan lain

Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pension, dan menganggur atau belum kerja, akan dapat membuat seseorang memilih jalan hidupnya menjadi wirausaha, karena memang sudah tidak ada pilihan lagi untuknya.

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N o

Peneliti (Tahun

Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian

Alat

Analisis Hasil Penelitian

1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha dalam Memulai Usaha Pakaian Wanita di Pasar Petisah Medan Independen:Kemandirian, modal, emosional, pendidikan Dependen:memulai usaha Analisis Regresi Linear Berganda

1. Dari hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab analisis dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan baik secara simultan/bersama-sama maupun secara

parsial/individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap wanita pengusaha dalam memulai usaha pakaian wanita di Pasar Petisah Medan.


(60)

2 Siregar Gustina, Salman, Wati Lena (2014) Strategi Pengembangan Usaha Tahu Rumah Tangga

Independent: Faktor Internal (kekuatan dan kelemahan), Faktor Eksternal (Peluang danAncaman). Dependent: Strategi Pengembangan Usaha. Analisis Deskriptif

Kekuatan yang dimiliki usaha tahu memilik skor 1,862, Kelemahan usaha tahu memiliki skor 0,426, Peluang memiliki skor 1,158, dan Ancaman memiliki skor 1,004

3 Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi wanita Berwirausaha Melalui Bisnis Online (Studi Pada Mahasiswi Sekolah Bisnis di Bandung)

Independen: Faktor keluarga, faktor pengalaman, peluang, faktor pengangguran, faktor keinginan pribadi. Dependen: memulai bisnis online Analisis Regresi Linear Berganda

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima faktor yang terbentuk dalam memotivasi wanita berwirausaha melalui bisnis online khususnya pada mahasiswa sekolah bisnis di Bandung adalah faktor keluarga, faktor pengalaman, peluang, faktor pengangguran, faktor keininginan pribadi.

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun Penelitian)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat

Analisis Hasil Penelitian

4 Putra Aditia Rano (2012) Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri Padang Independent: Faktor lingkungan faktor harga diri, faktor peluang, faktor kepribadian, faktor visi, faktor pendapatan dan percaya diri. Dependent:Minat Berwirausaha. Analisis Regresi Linier Berganda

Faktor yang menentukan minat berwirausaha yaitu faktor lingkungan, harga diri, peluang, kepribadian, visi, pendapatan,percaya diri. 5 Warren Byabashaija, Isaac Katono, Robert Isabalija (2010)

The Impact of College Entrepreneurial Education on Entrepreneurial Attitudes and Intention to Start a Business in Uganda

Independent: Personality Factors, Situational Factors (employability,future commitments),Entreprenial Action Dependent: Entrepreneurial Education. Attitudes Variable, Start Up

Analisis Multivariate

Memulai bisnis akan menarik di kedua sisi antara pengusaha dan instruktur untuk mengetahui beberapa alasan untuk memulai atau menunda bisnis mereka sendiri secara internal dan eksternal sehingga dapat menambah wawasan terhadap pelaksanaan wirausaha kedepannya.


(61)

(Lanjutan) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti (Tahun Penelitian)

Judul Penelitian Variabel

Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian

6

JJ Van Vuuren (2007)

A CRITICAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF START-UP

FACTORS IN SMALL BUSINESSES AND ENTREPRENEURIAL VENTURES IN SOUTH AFRICA Independen: personal management and involvement, role models,effective time management, support (partners and advisor) Dependen:

Starting up the small bussines analysing the factors that influence start-up, it can make potential entrepreneurs aware of the importance of considering these factors in the start-up and growth of their businesses. 1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor start-up di usaha kecil dan usaha kewirausahaan di Afrika Selatan menemukan empat kategori besar faktor start-up. Faktor-faktor ini adalah: manajemen pribadi dan keterlibatan; panutan; manajemen waktu yang efektif; dan dukungan dari mitra dan penashat.

2.4 Ker angka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dalam hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diindentifikasi melalui proses wawancara, obsevasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2009:44).

Memulai usaha bukanlah perkara yang mudah. Ada orang memulai usaha karena tidak ada pilihan lain selain membuka usaha sendiri, karena pendidikan yang rendah membuat dia sulit dalam mencari pekerjaan. Dan ada juga orang


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, atas berkat dan karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausaha Memulai Usaha Kecil Di Sekitar Super Swalayan Tasbih ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas segala bantuan, bimbingan, dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terimakasih terutama untuk kedua orang tua

penulis, ayahanda Ir. H. Edwin Roza dan Ibunda Hj. T. Lisa Syafitri atas

perhatian, doa, dukungan, pengorbanan, serta kasih sayang yang begitu besar selama ini tanpa mengenal lelah. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA, selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2.

Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi dan Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi,

selaku Ketuadan sekretarisProgram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(2)

4. Bapak Drs. Ami Dilham, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam proses penulisan serta penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Setri Hiyanti, MSi selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen, Staff dan Civitas Akademi di lingkungan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, atas semua jasa yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

7. Saudara kandung saya M. Rizki Asdani, Erli Wahyuni dan Namira

Shafinazh atas segala Doa, kasih dan sayang, serta motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada Penulis.

8. Kepada teman saya Revina, Ary, Lisa, Ichwan, terima kasih telah

mendengarkan keluh kesah penulis, memberi semangat kepada penulis.

9. Buat teman-temanku Manajemen 13: Nazlila, Emir, Hafiz, Tia, Izen,

Desy, dan semua teman yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat bagi peneliti khususnya.

Medan, Maret 2016 Penulis


(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG WIRAUSAHA MEMULAI USAHA KECIL DI SEKITAR SUPER

SWALAYAN KOMPLEKTASBIH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausaha untuk memulai usaha kecil di sekitar Super Swalayan Komplek Tasbih.Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan data primer sebagai sumber data, yaitu kuesioner yang disebarkan kepada 33 orang responden.Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong wirausaha untuk memulai usaha kecil adalah modal, peluang, pendidikan, dan emosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama, diketahui variabel faktor modal, peluang, pendidikan, dan emosional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat memulai usaha. Secara parsial, variabel faktor emosional, pendidikan, dan modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhdaap minat memulai usaha kecil, sedangkan peluang berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap minat memulai usaha kecil.

Kata Kunci: memulai usaha, wirausahawan, modal, peluang, pendidikan, emosional.


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS FACTORS INFLUENCED PEOPLE TO START A SMALL BUSINESS AROUND OF SUPER SUPERMARKET

TASBIH COMPLEX

This research aim is to understand and analyse factors that influenced people to start a small business around of Super Supermarket Tasbih Complex. This is a research that used primary data as data source, which is questionnaires that were given to 33 people as samples. This research used multiple linear regression analysis. Research shows that factors which influenced people to start a new business are capital, opportunity, education, and emotional. Research shows that simultaneously capital, opportunity, education, and emotional are positively and significantly affecting people to start a small business. Partially, emotional, education, or capital is affecting people to start a small business. However, opportunity affects negatively but insignificant to start a small business.

Keywords: start business, entrepreneur, capital, opportunity, eduation, and emotional.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL……… iii

DAFTAR GAMBAR ..……….iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. ... L atar Belakang ... 1

1.2. ... P erumusan Masalah ... 6

1.3. ... T ujuan Penelitian ... 6

1.4. ... M anfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Pengertian Usaha Kecil dan Ciri-ciri Usaha kecil ... 8

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil ... 8

2.1.2 Ciri-ciri Usaha Kecil ... 9

2.2. Pengertian Wirausahawan dan Ciri-ciri Wirausahawan ... 11

2.2.1 Pengertian Wirausahawan... 11

2.2.2 Ciri-ciri Wirausahawan ... 17

2.2.3 Manfaat Membuka Usaha Sendiri ... 19

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil ... 22

2.3. Penelitian Terdahulu ... 29

2.4. Kerangka Konseptual ... 31

2.5. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1. Jenis Penelitian ... 35

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian ... 36

3.4. Definisi Operasional Variabel... 36

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 38

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.7... Jenis dan Sumber Data ... 39

3.8 ... M etode Pengumpulan Data ... 39 3.9 ... U


(6)

3.12 Uji Hipotesis... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1. Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Metode Analisis Deskriptif ... 46

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 53

4.1.3 Uji Hipotesis ... 59

4.2. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1. Kesimpulan ... 67

5.2. Saran ... 68