Jenis-jenis Euthanasia Euthanasia Ditinjau Dari Undang-Undang N0. 39 Tahun 1999 Tentang HAM Dan Dilihat Dari Segi Hukum Pidana

BAB III EUTHANASIA DITINJAU BERDASARKAN HUKUM PIDANA

A. Jenis-jenis Euthanasia

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang jenis-jenis euthanasia yang dibedakan dalam berbagai bentuk pendapat sarjana. Seperti pendapat “Comnisie” yang membedakan bentuk euthanasia itu sebagai berikut : 1. Vrijwilige euthanasia yang dilakukan dengan adanya permintaan yang nyata-nyata dan sungguh-sungguh dari sipasien. 2. Onvrijwilige euthanasia yqaitu adanya permintaan yang nyata dan sungguh-sungguh dari sipasien. 3. Passive euthanasia yang maksudnya dalam hal itu tidak ada lagi digunakan alat-alat ataupun perbuatan yang dapat memperpanjang hidup si pasien. 4. Active euthanasia yang dimaksudkan dalam hal ini menggunakan alat-alat ataupun perbuatan yang memperpendek hidup si pasien. 17 H. Ali Ajkbar membedakan euthanasia dalam dua jenis yaitu : 1. Euthanasia aktif, dilakukan dengan menghentikan segala alat-alat pembantu sehingga jantung dan pernafasan tidak dapat bekerja dan berfungsi lagi, atu memberikan obat penenang dengan dosis yang melebihi dan juga akan menghentikan fungsi jantung. 2. Euthanasia pasif dilakukan bila penderita gawat darurat tidak diberi obat sama sekali. 18 17 .Agus Salim Bachtiar.Hukum Pidana dan Euthanasia, dalam Temu Ilmiah VII Perhuki Wilayah Sumut, Medan.1990, hal 34 49 Universitas Sumatera Utara Jenis-jenis euthanasia lain yang dikemukan R. Soeprono dengan membaginya dalam 4 jenis yaitu : 1. Euthanasia sukarela, si pasien meminta, member iizin untuk menghentikan atau meniadakan perawatan yang memperpanjang hidup. 2. Euthanasia terpaksa, memberikan pasien mati tanpa sepengetahuan si pasien sebelumnya dengan cara menghentikan atau meniadakan perawatan untuk memperpanjang hidup. 3. Marcy killing sukarela, dengan sepengetahuan dan persetujuan pasien diambil tindakan yang menyebabkan kematian. 4. Marcy killing terpaksa, tindakan sengaja diambil tanpa sepengetahuan atau persetujuan si apsien mempercepat kematian. 19 Keempat jenis euthanasia ini ada perbedaan-perbedaab yang dapat memberi petunjuk atau sikap berdasarkan norma, moral dan etik yang harus dijadikan pegangan. Pro dan kontra mengenai euthanasia ini terdapat di masyarakat denagn alasan yang berbeda-beda dalam hubungannya dengan kode etik kedokteran R. Soeprono mengatakan segal perbuatan dokter terhadap si pasien, bertujuan memelihara kesehatan dan kebahagiannya. Berkaitan dengan masalah euthanasia ini, J.E Sahetapy, didalam tulisannya pada majalah Badan Pembinaan Hukum Nasional, membedakan euthanasia ini dalam 3 jenis yaitu : 1. Action to permit death to occur,yaitu kematian dapat terjadi karena si pasien dengan sungguh-sungguh dan secara cepat meninginkan kematian. 18. Suwarto.Perkembangan Euthanasia dan Permasalahannya Di Indonesia, Majalah Hukum Triwulan Projusitatia, Bandung. Hal 17 19 . Ibid, hal 17 Universitas Sumatera Utara 2. Failure to take action to prevent death, yaitu kematian terjadi karena kelalaian atau kegagalan dari seorang dokter dalam mengambil suatu tindakan untuk mencegah adanya kematian. 3. Positive action to cause death, yaitu tindakan yang positif dari dokter untuk mempercepat kematian. 20 Masih ada lagi jenis euthanasia yang lebih spesifik selain yang telah dijelaskan diatas yaitu : 1. Euthanasia pasif, yaitu dimana dokter atau tenaga kesehatan lain dengan sebgaja tidak lagi memberikan bantuan medis kepada pasien yang dapat memperpanjang hidupnya. 2. Auto euthanasia, yaitu dimana seorang pasien menolak tegas denagn sadar umtuk menerima perawatan medis, dan ia mengetahui bahwa hal ini akan memperpendek hidup pasien ataupun untuk mengakhiri hidup pasien. 21 Euthanasia aktif dibagi lagi menjadi : 1. Euthanasia aktif secara langsung direct, dimana dokter atau tenaga kesehatan lainnya melakukan suatu tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, sehingga secara logis biasa dapat diperhitungkan ataupun diharapakn bahwa pasien diperpendek atau diakhiri. 20 .Prakoso Djoko, Djaman Nirwanto, Euthanasia Hak atas Manusia dan Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jkarta, 1948.hal 72 21 .Amien Fried, Eythanasia Suatu Masalah Etis Medis Juridis, Ditinjau dari segi Juridis, dalam Simposium Euthanasia, Jakrta, 1984 Hal 8 Universitas Sumatera Utara 2. Euthanasia aktif secara tidak langsung indirect, dimana dokter atau tenaga kesehatan lainnya tanpa maksud untuk memperpendek atau mengakhiri hidup pasien, melakukan suatu tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien dengan diketahui adanya resiko bahwa tindakan medis ini dapat mengakibatkan diakhirinya hidup pasien. 22 Jadi dalam euthanasia pasif dapat dilihat bahwa pasien benar-benar tidak lagi diberikan bantuan medis oleh dokter karena penyakit yang dideritanya tidak dapat lagi disembuhkan sedangkan dalam auto euthanasia itu sendiri pasien sadar bahwa penyakitnya itu tidak mungkin lagi dapat disembuhkan. Untuk itu pasien sendiri yang menolak perawatan medis terhadap dirinya pengobatan yang sia-sia. Dari penolakan tersebut ia membuat “cocodicil” atau suatu pernyataan medis 23. Pada dasarnya euthanasia aktif itu sendiri adalah pelaksanaan yang paling tidak disetujui oleh kalangan masyarakat. Karena dokter yang melakukan euthanasia dengan tindakan medis untuk memperpendek umur dan mempercepat kematian si pasien. Serta dalam hal ini dokter melihat pasien dalam keadaan sekarat dan tidak ingin melihatnya bertambah lebih menderita lagi, lalu dokter mengambil jalan dengan euthanasia aktif yakni dengan memberikan injeksi kepada pasien agar menjalani kematian dengan tenang. 22 Ibid, hal 8 23 Ibid, hal 8 Universitas Sumatera Utara Ditinjau dari sudut permintaan, euthanasia dibedakan atas : 1. Euthanasia Volunir atau euthanasia sukarela atas permintaan pasien adalah euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien secara sadar dan diminta berulang-ulang. 2. Euthanasia Involuntir tidak atas permintaan pasien adalah euthanasia yang dilakukan pda pasien yng sudah tidak sadar dan biasanya yang meminta adalah keluaraga si pasien. 24 Ada yang memandang euthanasia ini dari sudut lain dan membaginya atas 4 kategori : 1. Tidak ada bantuan dalam proses kematian tanpa maksud memperpendek hidup pasien. 2. Ada bantuan dalam proses kematian tanpa maksud memperpendek hidup pasien. 3. Tidak ada bantuan dalam proses kematian tanpa tujuan memperpendek hidup pasien. 4. Ada bantuan dalam proses kematian dengan tujuan memperpendek hidup pasien. Berdasarkan adanya bermacam-macam pendapat tentang behtuk dan jenis- jenis euthanasia ini dari beberapa pendapat lainnya, maka dapatlah disimpulkan bahwa euthanasia itu ada 2 jenis yaitu : 1. Euthanasia aktif. 2. Euthanasia pasif. 24 . Hanafiah M. Yusuf, amir amri. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi Kedua. USU Press 1998. Hal 132 Universitas Sumatera Utara Seperti yang telah dijelaskan bahwa euthanasia aktif ini tidak disetujui oleh masyarakat karena dianggap suatu pembunuhan dan bersifat amoral. Euthanasia aktif ini juga disebut euthanasia rels, yaitu si pasien meminta, member izin, persetujuan untuk menghentikan atau meniadakan perawaran yang memperpanjang hidupnya. Sementara euthanasia pasif ini dokter tidak melakukan pencegahan maupun pengobatan dalam merawatnya. Tindakan seperti ini sudah banyak terjadi didalam masyarakat dan sudah selayaknya masyarakat mengetahui lebih banyak lagi mengenai keberadaan euthanasia di Indonesia sekarang ini.

B. Euthanasia Dalam KUHP