39
Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Materi dan bentuk penelitian
Materi tes berupa soal-soal yang terdapat pada materi segi empat. Bentuk tes yang diberikan adalah berupa tes uraian.
Tes uraian adalah sajenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata Arikunto, 2002:162.
Kebaikan-kebaikannya adalah sebagai berikut. 1
Mudah disiapkan dan disusun. 2
Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. 3
Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
4 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan
gaya bahasa dan caranya sendiri. 5
Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan. 3.5.2
Metode penyusunan perangkat tes Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut. 1
Melakukan pembatasan materi yang diujikan. 2
Menentukan tipe soal. 3
Menentukan jumlah butir soal. 4
Menentukan waktu mengerjakan soal.
40
5 Membuat kisi-kisi soal.
6 Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, bentuk lembar jawab, kunci jawaban,
dan penentuan skor. 7
Menulis butir soal. 8
Mengujicobakan instrumen. 9
Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.
10 Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah
dilakukan.
3.6 Analisis Instrumen Penelitian
3.6.1 Validitas Soal
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui validitas soal digunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar, yaitu:
{ }
{ }
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− −
=
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Arikunto, 2006: 170
Keterangan: =
xy
r koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
= N
Jumlah subyek =
X Skor tiap item
= Y
Skor total Apabila harga
xy
r
tabel
r maka soal dikatakan valid.
41
Dari hasil perhitungan diperoleh soal yang dikatakan valid adalah soal nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 sedangkan soal yang tidak valid adalah soal
nomor 1 dan 4 lampiran 15. 3.6.2
Reliabilitas Tes Suatu reliabilitas tes dapat diketahui setelah diujicobakan. Sebuah tes
dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Untuk mengetahui reliabilitas soal uraian dalam penelitian ini digunakan rumus
alpha.
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
− ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
=
∑
2 2
11
1 1
t b
k k
r σ
σ
Arikunto, 2006:
196 Keterangan:
11
r
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
∑
b
σ = jumlah varians butir
2 t
σ = varians total
Apabila harga
11
r
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5 ternyata lebih besar, berarti instrumen tersebut reliabel.
Dari hasil perhitungan diperoleh
=
11
r
0,829 dan =
tabel
r 0,329, maka perangkat tes
dikatakan reliabel lampiran 16.
3.6.3 Taraf Kesukaran
42
Teknik perhitungannya adalah dengan menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus 6 untuk rentang
nilai 0 – 10 untuk tiap item. Untuk menginterprestasikan nilai taraf kesukaran soal uraian dapat
digunakan tolak ukur sebagai berikut: Jika jumlah testi yang gagal mencapai 27, termasuk mudah.
Jika jumlah testi yang gagal antara 28 sampai dengan 72, termasuk sedang. Jika jumlah testi yang gagal 72 keatas, termasuk sukar.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: TK =
100 ×
N W
Keterangan: TK = taraf kesukaran
W = banyaknya testi yang gagal N = banyaknya siswa Arifin, 1991: 135.
Dari perhitungan didapat tiga soal dengan kategori mudah yaitu soal nomor 1, 5, dan 9, sembilan soal dengan kategori sedang yaitu soal nomor 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10,
11, dan 12, serta tidak ada soal dengan kategori sukar lampiran 17. 3.6.4
Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa pandai dan kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal bentuk uraian
adalah:
43
1
2 2
2 1
− +
− =
∑ ∑
i i
n n
X X
ML MH
t Arifin,
2002:141
Keterangan: t
= daya pembeda soal MH
= rata-rata dari kelompok atas ML
= rata-rata dari kelompok bawah
2 1
∑
X = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
2 2
∑
X = jumlah kuadrat deviasi invidual dari kelompok bawah
i
n = 27 x N, dengan N adalah jumlah peserta tes
Klasifikasi daya pembeda adalah: Degreee of freedom df =
1
1
− n
+
1
2
− n
Nilai df dibandingkan dengan t tabel. Jika harga
hitung
t
tabel
t , maka item soal
signifikan. Dari hasil perhitungan didapat soal yang mempunyai daya beda tidak signifikan
yaitu soal nomor 1, 2, dan 4, dan soal yang lain mempunyai daya beda yang signifikan lampiran 18.
Dari analisis instrumen di atas, maka diputuskan soal nomor 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, dan 12 digunakan sebagai soal yang akan digunakan sebagai tes akhir.
44
3.7 Analisis Data Penelitian