BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Kepatuhan Ibu Hamil dalam Konsumsi Tablet Fe
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, yaitu sebanyak 54,2. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Rahmawati 2012 tentang kepatuhan konsumsi zat besi, yaitu sebagian besar ibu hamil sebanyak 58,9, tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi. Namun penelitian
ini berbeda dengan hasil penelitian Fuadi dan Bangun 2013, yang menyatakan bahwa sebanyak 53,5 ibu hamil memiliki tingkat kepatuhan tinggi dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dalam
kategori tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 54,2, dengan alasan yang banyak dikemukakan ibu hamil, diantaranya adalah karena faktor ketidak cocokan
dengan tablet Fe tersebut. Ibu mengatakan jika meminum tablet Fe, ibu mengalami mual, muntah, dan pusing. Beberapa ibu juga mengaku misalnya lupa meminum
tablet Fe dan tidak diingatkan oleh suami, adik atau kakak yang tinggal dalam satu rumah dengan ibu hamil, sehingga untuk satu bulan masih tersisa beberapa tablet
yang diberikan oleh petugas kesehatan. Ibu hamil yang baru pertama kali hamil menyebabkan ibu tidak tahu dan tidak
mengerti tentang cara mengkonsumsi tablet Fe. Kebanyakan ibu tidak mau mengkonsumsi tablet Fe disebabkan efek dari tablet Fe yaitu perasaan mual sehingga
68
Universitas Sumatera Utara
ibu malas untuk meminum tablet Fe. Hal ini dikarenakan ibu tidak mempunyai pengalaman kapan dan bagaimana cara mengkonsumsi tablet Fe agar ibu tidak
merasakan mual. Pengalaman merupakan batasan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
mengulang kembali pengalaman yang dimiliki. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai perilaku yang positif dibandingkan dengan perilaku sebelumnya
Azwar, 2008. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yekta, bahwa
30,3 ibu hamil dalam penelitiannnya mengalami efek samping berupa mual setelah mengkonsumsi tablet besi dan menganggap efek tersebut sebagai masalah yang
paling sering mengganggu kepatuhan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bidan yang bekerja di wilayah
kerja puskesmas Tanjung Rejo diperoleh jumlah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas sebanyak 69 ibu hamil dan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di
Puskesmas diberikan penyuluhan tentang tablet Fe. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap bidan yang membuka praktek sendiri, dijumpai ibu hamil yang
melakukan kunjungan kebidan ditemukan sebanyak 75 ibu hamil, dan bidan mendapat informasi dari ibu hamil bahwa tablet Fe yang diberikan dikonsumsi
sedangkan dari Puskesmas tidak dikonsumsi karena rasanya kurang cocok dan menimbulkan pusing, mual dan muntah, sehingga ibu tidak mau mengkonsumsi tablet
Fe dari Puskesmas, dan tablet Fe yang diberikan masih ada bersisa. Dan alasan yang
Universitas Sumatera Utara
lain karena jarak ke Puskesmas jauh sehingga ibu hamil lebih memilih berobat ke bidan praktek.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan, dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain. Menurut Sudarwati 1998, perhitungan
kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar. Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau
ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas
kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya. Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien akan mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah
merasa jenuh atau bosan maka dia merasa tidak perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut Sarwono, 1997
Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat
yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap pelayanan kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku Siti, 2013. Seseorang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe disebabkan karena orang
tersebut tidak atau belum mengetahui tentang manfaat tablet Fe dan dampak jika tidak teratur mengkonsumsi tablet Fe. Tetapi mungkin juga karena kurangnya
dukungan dari suami dan keluarga dalam mengkonsumsi tablet Fe. Pengetahuan ibu hamil yang baik tentang tablet Fe maka cenderung patuh dalam mengkonsumsi tablet
Universitas Sumatera Utara
Fe. Sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang tablet Fe maka tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe Siti, 2013.
Menurut Niver 2002 Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi antara lain adalah : 1 Kesadaran dari individu,
2 Tingkat pengetahuan yang tinggi dari individu, 3 Masyarakat tahu tentang kegunaan dan fungsi dari tablet zat besi dalam kehamilan dan 4 Motivasi dari
tenaga kesehatan dan keluarga. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan ibu hamil meminum
tablet zat besi antara lain adalah Niver, 2002 : 1 Individu tidak merasa dirinya sakit, 2 Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang ditimbulkan,
3 Kelalaian ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam meminum zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama, 4 Adanya efek samping seperti rasa
mual, dan rasa nyeri pada lambung, dan 5 Kurang diterimanya rasa, warna dan beberapa karakteristik lain dari suplemen besi.
Menurut Depkes RI 1999, rendahnya perilaku kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet zat besi disebabkan karena efek yang dialami selama minum
tablet zat besi seperti konstipasi, mual, perubahan warna tinja menjadi hitam dan adanya keluhan lemah dan pusing yang masih terjadi pada responden. Faktor lain
karena ibu tidak merasa dirinya sakit, ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan
dampak yang ditimbulkan, kelalaian ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari dalam kurun waktu yang cukup lama, kurang diterimanya rasa dan aroma
tablet zat besi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi
perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan
besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.
Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena anemia Afnita, 2004.
Menurut RISKESDAS 2010, hingga sekarang cakupan distribusi dan kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet besi masih rendah. Diharapkan ibu hamil dapat
mengonsumsi tablet Fe lebih dari 90 tablet selama kehamilan. Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor
baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo 2003 terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan, faktor–faktor
Predisposisi Predisposing faktors yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seesorang, antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, faktor pemungkin Enabling factors seperti sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, serta
jarak sarana pelayanan kesehatan, serta faktor–faktor penguat Reinforcing factors adalah faktor–faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Oleh karena itu penyampaian informasi pada waktu kehamilan khususnya tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe sangat penting untuk dapat merubah
Universitas Sumatera Utara
perilaku masyarakat terutama pada ibu hamil. Pelatihan bagi tenaga kesehatan dan kader masyarakat tentang konseling tablet Fe sangat diperlukan guna menunjang
peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe Siti , 2013.
5.2 Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2014
Karakteristik ibu hamil terdiri dari umur, pendidikan, frekuensi kunjungan,
pendapatan, paritas dan pengetahuan. Berdasarkan hasil bivariat, karakteristik ibu hamil yang memiliki hubungan dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe
adalah pendidikan dan pengetahuan. Namun berdasarkan analisis multivariat karakteristik ibu hamil yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil
mengkonsumsi tablet Fe adalah pendidikan, paritas dan pengetahuan.
5.2.1 Pengaruh Pendidikan Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2014
Pada Variabel pendidikan, yang memiliki pendidikan rendah, sebanyak 61,9 yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, dengan nilai p = 0,001 p0,05, yang
artinya ada pengaruh pendidikan terhadap kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi.
Hasil ini berbeda dengan penelitian Rumiati 2014, pendidikan tinggi dan rendah sama–sama mempunyai tingkat kepatuhan yang baik mengenai konsumsi
tablet Fe, meskipun ada beberapa yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Hasil penelitian menunjukan pendidikan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan ibu dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh Rahmawati 2012,
Universitas Sumatera Utara
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepatuhan konsumsi tablet besi r=0,032; p = 0,817.
Berdasarkan hasil analisis multivariat, pendidikan merupakan faktor yang paling mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe dengan nilai
exp β = 6,337 dengan 95 CI=2,139-18,775, yang berarti kemungkinan ibu hamil yang memiliki pendidikan rendah memiliki 6,33 kali tidak patuh dalam konsumsi
tablet Fe dibanding ibu hamil dengan pendidikan tinggi. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu hamil yang memiliki pendidikan
rendah sebanyak 61,9 yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga
pengetahuan tentang pengertian tablet Fe, manfaat tablet Fe, terutama pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe tidak dipahami oleh ibu hamil tersebut.
Pada ibu hamil menderita anemia faktor pendidikan sangat berpengaruh dimana ibu hamil yang mempunyai tingkat pendidikan dan pengetahuan kurang, akan
menyebabkan ibu hamil selalu menderita anemia dan tidak merasakan bahwa anemia dalam kehamilan butuh perhatian khusus. Salah satu yang dapat memberikan
pengetahuan pada ibu hamil tentang anemia adalah bidan sebagai tenaga kesehatan yang bersentuhan langsung dengan ibu hamil.
Rendahnya pendidikan akan berpengaruh terhadap atau penerimaan informasi yang masuk apalagi informasi yang bersifat baru dikenal ibu hamil termasuk perihal
tablet Fe. Selain itu tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi
Universitas Sumatera Utara
akan memberikan tanggapan yang lebih rasional dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan sama sekali. Informasi dapat
diperoleh dari bangku sekolah, dan lingkungan sekitar semakin banyak informasi yang diperoleh ibu hamil tentang tablet Fe maka pengetahuan yang dimiliki akan
semakin meningkat Siti, 2013. Teori yang dikemukakan oleh Wipres 2007, menyatakan bahwa makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi pola kehidupannya termasuk dalam hal kesehatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin diikuti
dengan tingginya pengetahuan termasuk pengetahuan tentang kehamilannya, zat-zat apa yang diperlukan sehingga terdorong untuk lebih patuh dalam mengkonsumsi
tablet zat besi ketika hamil. Tablet zat besiFe bagi ibu hamil sangat dibutuhkan karena kebutuhan zat besi Fe pada saat hamil sangat tinggi dan perlu dipersiapkan
sedini mungkin sebelum hamil sampai saat melahirkan, dalam mengkonsumsi tablet zat besi Fe pada ibu hamil sebanyak satu tablet zat besi Fe setiap hari. Kebutuhan
zat besi meningkat pada saat hamil dan melahirkan dimana ketika hamil seorang ibu tidak saja dituntut memenuhi kebutuhan zat besi untuk dirinya saja tetapi juga harus
memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya Depkes, 1998. Tablet Fe diberikan pada ibu hamil pada saat kunjungan pemeriksaan
kehamilan yang diharapkan ibu datang sebanyak empat kali atau lebih. Pemberian tablet Fe bermanfaat untuk memperbaiki anemia besi pada ibu hamil, pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
tablet besi diberikan pada trimester II sampai ibu melahirkan karena pada trimester I keadaan ibu sering mual, muntah sehingga agak sulit untuk mengkonsumsi obat.
Tablet besi folat yang mengandung 200 mg ferous sulfat atau setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat per tablet yang dikemas dalam bungkus
alumunium berisi 30 tablet untuk satu bulan dengan dosis pencegahan 1 x 1 tablet per hari dan dosis pengobatan 3 x 1 per hari diberikan selama tiga bulan atau tiga
bungkus selama kehamilan. Dengan pemberian dalam jumlah yang cukup pada ibu selama kehamilan diharapkan ibu hamil tidak mengalami anemia Depkes RI, 2009.
Kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia sebagaimana tujuan adalah memantau kemajuan kehamilan
dan memastikan kesehatan ibu dan bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidak
normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembenahan, mempersiapkan persalinan
cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan
pemberian ASI Eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal Depkes RI, 2001.
Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga
pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang lebih tanggap adanya masalah defesiensi zat besi Fe pada ibu hamil dan bisa mengambil tindakan secepatnya
Universitas Sumatera Utara
Kodyat, 1993. Tingkat pendidikan turut pula menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai pengetahuan tentang zat besi Fe yang mereka
peroleh. Keadaan defesiensi zat besi pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak faktor antara lain tingkat pendidikan ibu hamil. Tingkat pengetahuan ibu hamil yang
rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga pengetahuan tentang zat besi Fe menjadi terbatas dan berdampak pada terjadi defesiensi zat besi Fe Suhardjo,
1990.
5.2.2 Pengaruh Paritas terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2014
Selanjutnya berdasarkan variabel paritas, yang memiliki paritas lebih banyak adalah anak ≥2, 61,4 yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, dengan nilai p =
0,035 p0,05, yang artinya ada pengaruh paritas terhadap kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Ballada Santi 2007 di Kabupaten Kuningan menunjukkan bahwa sebagian besar paritas 2 yang merupakan paritas
aman, semakin banyak paritas semakin rendah kadar Hb. Paritas sangat kuat terhadap kejadian anemia hasil yang sama juga dilakukan oleh Ismiati 2005 yang
memperoleh hasil semakin tinggi paritas akan semakin meningkat risiko komplikasi pada kehamilan termasuk anemia.
Salah satu yang berpengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu hamil adalah paritas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering ibu itu melahirkan, maka resiko
ibu untuk menderita anemia akan semakin besar Darlina, 2003. Paritas adalah
Universitas Sumatera Utara
jumlah kelahiran sebelumnya pada ibu hamil yang multipara akan mengalami peningkatan plasma darah yang lebih besar sehingga meningkatkan risiko anemia
Ariyantheny , 2009 Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama
kehamilan maupun melahirkan. Merupakan suatu faktor yang diasumsikan mempunyai hubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Jumlah paritas adalah
banyaknya bayi yang dilahirkan seorang ibu dalam keadaan hidup maupun lahir mati Sitti, 2012.
Berdasarkan hasil analisis multivariat, paritas mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe dengan nilai exp β = 2,206 dengan 95 CI= 1,058-
4,602, yang berarti kemungkinan ibu hamil yang memiliki paritas ≥2 banyak anak, memiliki peluang 2,20 kali tidak patuh dalam konsumsi tablet Fe dibanding ibu hamil
dengan ibu hamil yang memiliki paritas 2 anak sedikit anak. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu hamil memiliki paritas ≥2 anak
61,4 yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini menunjukkan adanya kecendrungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran paritas, maka akan semakin
tinggi angka kejadian anemia. Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah paritas. Terlalu banyak anak 2 dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit dalam kehamilan sampai melahirkan diantaranya adalah anemia. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan
akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemis. Paritas 2 merupakan paritas beresiko mengalami anemia dalam kehamilan Murtini, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Jika persediaan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Hendaknya
menjadi pertimbangan bagi pihak puskesmas, mungkin dalam bentuk penyuluhan kepada wanita usia subur WUS untuk memperhatikan jarak kehamilan agar tidak
kurang dari 2 tahun, seperti dengan cara menganjurkan untuk ikut KB. Karena jarak kehamilan yang dekat akan berpengaruh pada kondisi kesehatan ibu ataupun janin
yang dikandung. Selain itu ibu hamil yang mempunyai paritas lebih dari satu merasa tidak
perlu memperhatikan kehamilannya yang berikutnya, karena ibu hamil merasa kehamilan sebelumnya baik-baik saja. Ibu hamil merasa tidak perlu mengkonsumsi
tablet Fe karena dengan makan yang banyak kebutuhan zat besi sudah terpenuhi. Pengetahuan ibu hamil yang rendah dapat mempengaruhi penerimaan informasi
sehingga pengetahuan tentang pengertian tablet Fe, manfaat tablet Fe, terutama pengetahuan tentang pentingnya tablet Fe tidak dipahami oleh ibu hamil tersebut.
Menurut Kramer 1987 hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan faktor hormonal. Pada penelitian ini
tidak menunjukkan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia. Hal ini secara uji statistik juga
tidak bermakna p 0.05. Penelitian ini menunjukkan responden paritas dua atau tiga berpeluang lebih patuh dibandingkan dengan responden yang memiliki paritas
satu. Dengan asumsi bahwa responden yang mempunyai paritas lebih dari satu sudah
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pengalaman dan mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memelihara kesehatannya.
Menurut penelitian Prameta 2012 diketahui bahwa dari 20 responden yang mempunyai resiko tinggi terdapat 3 responden 14,3 yang mengkonsumsi tablet
darah lengkap. Sedangkan dari 14 responden yang tidak beresiko terdapat 12 responden 85,7 yang mengkonsumsi tablet Fe lengkap. Adanya hubungan yang
bermakna antara paritas dengan konsumsi tablet Fe membuktikan bahwa benar ibu- ibu yang pernah melahirkan tiga kali atau lebih cenderung jarang memperhatikan
kehamilannya dibandingkan dengan ibu-ibu yang pernah melahirkan kurang dari tiga kali. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan erat antara paritas ibu hamil dengan
konsumsi tablet Fe. Menurut WHO 2001 semakin sering ibu melahirkan maka semakin banyak
perdarahan yang terjadi sewaktu proses melahirkan. Penelitian lain Royston dan Amstrong 1989 persalinan berulang–ulang akan meningkatkan resiko pada ibu
karena komplikasi persalinan seperti perdarahan rupture uteri dan infeksi meningkat secara bermakna mulai dari persalinan ketiga dan seterusnya.
Anemia bisa terjadi pada ibu dengan paritas tinggi terkait dengan keadaan biologis ibu dan asupan zat besi. Asupan lebih beresiko bila terkait dengan jarak
kehamilan yang pendek. Anemia dalam hal ini akan terkait dengan kehamilan sebelumnya dimana apabila cadangan besi didalam tubuh berkurang maka kehamilan
akan menguras persediaan besi didalam tubuh dan akan menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Anemia pada kehamilan lebih banyak disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
defisiensi zat besi, oleh karena itu ada kemungkinan ibu hamil mendapatkan sumber zat besi tidak hanya dari tablet Fe, tetapi juga berasal dari sumber makanan lain yang
banyak mengandung zat besi Sitti, 2012. Setiap kehamilan akan menyebabkan cadangan besi berkurang oleh karena itu
pada setiap akhir kehamilan diperlukan 2 tahun untuk mengembalikan cadangan zat besi ketingkat normal dengan syarat bahwa selama masa tenggang waktu tersebut
kesehatan dan gizi dalam kondisi yang baik. Maka sebaiknya jarak persalinan terakhir dengan jarak persalinan berikutnya minimal 2 tahun. Dengan adanya tenggang waktu
tersebut diharapkan ibu dapat mempersiapkan keadaan fisiknya dengan cara melengkapi diri dengan memakan-makanan yang mengandung protein dan zat besi
serta bergizi tinggi untuk menghindari terjadinya anemia disamping itu memberikan kempatan kepada organ–organ tubuh untuk memulihkan fungsi faal maupun
anatomisnya Manuaba, 2007. Menurut Manuaba 2007 Makin pendek jarak kehamilan makin besar
kematian maternal bagi ibu dan anak, terutama jika jarak tersebut 2 tahun dapat terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan seperti anemia berat, partus lama, dan
perdarahan.Oleh karena itu seorang wanita memerlukan waktu 2-3 tahun untuk jarak kehamilannya agar pulih secara fisiologis akibat hamil atau persalinan sehingga dapat
mempersiapkan diri untuk kehamilan dan persalinan berikutnya. Sedangkan menurut Edmundson, 1997, menyatakan bila wanita membatasi jumlah anak maka bukan
saja dapat meningkatkan gizi keluarganya melainkan juga dapat mengurangi resiko terjadinya anemia pada ibu.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2014
Berdasarkan variabel pengetahuan dapat dijelaskan bahwa yang memiliki pengetahuan kurang, sebanyak 70,0, tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan
nilai p = 0,018 p0,05, yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi.
Hasil ini berbeda dengan penelitian Handayani 2014, yang menyatakan dari 80 orang ibu hamil, pengetahuan terbanyak adalah cukup baik dan yang patuh
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 93,6. Menurut penelitian Rahmawati 2012, pengetahuan ibu hamil berada pada kategori sedang yaitu 42,9, berdasarkan
analisis, diketahui adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi r = 0,370;p=0,005.
Berdasarkan hasil analisis multivariat, pengetahuan mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet Fe dengan nilai exp β = 2,559 dengan 95 CI=
1,176-5,569, yang berarti kemungkinan ibu hamil yang memiliki pengetahuan rendah, memiliki peluang 2,55 kali tidak patuh dalam konsumsi tablet Fe dibanding
ibu hamil dengan ibu hamil yang memiliki pengetahuan tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan sebagian besar ibu hamil
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 70,0, tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Pengetahuan ibu hamil yang rendah disebabkan karena kurangnya informasi selama
kehamilan. Kurangnya pemahaman yang baik mengenai manfaat tablet zat besi, dan
Universitas Sumatera Utara
tidak mengetahui dampak yang timbulkan jika kekurangan tablet besi seperti anemia defisiensi besi. Selain itu, rendahnya pengetahuan disebabkan karena kurangnya
kemampuan ibu untuk memahami informasi yang diberikan petugas kesehatan. Dimana jika mengkonsumsi zat besi bersamaan dengan makanan atau minuman yang
mengandung vitamin C akan meningkatkan absorbsi dari tablet tersebut dan sebaliknya jika dikonsumsi bersamaan dengan susu yang mengandung kalsium Ca
2+
akan menghambat penyerapan tablet zat besi Depkes RI, 1999. Pada pengamatan dilapangan diketahui bidan sudah memberikan penjelasan
zat–zat yang dapat menghambat dan membantu penyerapan zat besi, namun dilapangan masih dijumpai ibu hamil yang tidak menuruti apa yang diinformasikan
bidan dan ada juga yang menuruti apa yang diinformasikan bidan, diantara ibu hamil ditemukan ada beberapa yang minum tablet Fe, bersamaan dengan teh manis dan ada
juga yang mengkonsumsi bersamaan dengan jus jeruk. Penyerapan zat besi dapat maksimal apabila saat minum tablet Fe dengan
memakai air minum yang sudah dimasak, selain itu tablet Fe sebaiknya dikonsumsi pada malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek mual. Tablet
besi baik dikonsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk membantu penyerapan dari zat besi ini. Selain mengkonsumsi tablet Fe ibu hamil juga dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi. Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-
kacangan dan sayuran berwarna hijau tua misalnya daging, unggas, ikan, kerang, telur, sereal, bayam dan lain-lain Saputra, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Subarda 2011, ibu hamil dengan pengetahuan rendah mempunyai peluang lebih tinggi untuk tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe dibandingkan
dengan ibu hamil yang memiliki pengetahuan tinggi. Menurut Silalahi 2007 bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pengertian, penyebab, akibat, dan penanggulangan
anemia merupakan predisposisi ibu untuk berperilaku sehat dalam hal menangggulangi anemia pada diri sendiri.
Menurut Notoatmodjo 2010, pengetahuan merupakan faktor penting terbentuknya perilaku seseorang, karena perilaku yang didasari pengetahuan akan
lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dengan pengetahuan tentang anemia yang baik diharapkan ibu hamil akan patuh dalam
meminum tablet zat besi sehingga dapat mencegah anemia dalam kehamilan. Menurut Niver 2002, faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu
hamil meminum tablet zat besi antara lain pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi yang didapatkan dari penyuluhan yang diberikan bidan pada
waktu ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC. Selain pengetahuan latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi. Hal yang sama dinyatakan oleh Soekirman 1990, bahwa Pengetahuan dapat
membentuk suatu sikap ibu hamil dan menimbulkan suatu prilaku pada ibu hamil dalam mematuhi dalam mengkonsumsi tablet zat besi Fe setiap harinya. Tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang zat besi Fe yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe. Tanpa adanya
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan tentang zat besi Fe maka ibu sulit menanamkan kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan sumber zat besi Fe yang penting bagi kesehatan.
Namun pada kenyataannya menurut Puspasari 2008, tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi meminumnya secara rutin, hal ini disebabkan faktor
ketidaktahuan akan pentingnya tablet Fe tersebut untuk kehamilannya. Akibat hal tersebut memberi dampak yang bagi penyerapan zat besi. Penyerapan zat besi yang
kurang baik mengakibatkan tidak terjadi peningkatan kadar Hb sesuai yang diharapkan.
Menurut Kristiyanasari 2010, selain dengan mengkonsumsi tablet Fe, untuk meningkatkan kadar Hb dalam darah dapat juga dikonsumsi melalui makanan
yang mengandung zat besi. Untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu sekitar 45-50 mghari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi
dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan sereal. Besi
non hemoglobin harus dikonsumsi bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Pengaruh Kinerja Bidan terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2014
Berdasarkan analisis bivariat, yang menyatakan kinerja bidan baik sebanyak 52,8, yang patuh mengkonsumsi tablet Fe, dan yang menyatakan kinerja bidan
kurang, sebanyak 57,9, tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Dari analisis diperoleh nilai p = 0,728 p0,05, yang artinya tidak ada pengaruh kinerja bidan terhadap
kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Yani 2012 diwilayah kerja
puskesmas Kuta Alam kota Banda Aceh. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 68 orang ibu hamil, 6 orang 8,8 menyatakan peran bidan masih kurang baik dan 4 orang
4,5 diantaranya tidak mengonsumsi tablet Fe. Namun hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Kautsar 2013, yang
menunjukan bahwa ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe p = 0,0280,05 dan penelitian Susanti 2002 di Pekalongan
yang menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelayanan petugas dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe.
Hasil penelitian yang ditemukan di lapangan menunjukkan sebagian besar ibu hamil mengatakan bahwa kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Rejo adalah baik sebanyak 52,8, ibu hamil mengatakan kalau memeriksakan diri ke Puskesmas selalu mendapatkan tablet Fe dan diberi penjelasan tentang
pentingnya tablet Fe selama hamil. Hanya saja tablet Fe yang diberikan oleh bidan Puskesmas tidak dikonsumsi dengan benar oleh ibu hamil dengan alasan bahwa
Universitas Sumatera Utara
tablet Fe yang diberikan tidak cocok atau menimbulkan rasa mual, muntah dan pusing sehingga ibu tidak mengkonsumsi tablet tersebut. Ibu Hamil memeriksakan
kehamilannya ke bidan yang membuka praktek sendiri. Ibu hamil mendapatkan tablet yang mengandung zat besi dan ibu hamil tersebut merasa lebih cocok
mengkonsumsi tablet yang diberikan oleh bidan yang membuka praktek sendiri, karena tablet tersebut tidak menimbulkan rasa mual, sehingga ibu hamil mau
mengkonsumsinya. Banyak hal yang membuat ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi zat besi Fe
yang terdapat dalam tablet tambah darah yang diprogramkan pemerintah. Salah satunya adalah gangguan saluran pencernaan dapat berupa mual Sehingga hal ini
perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dari pemberian pelayanan kesehatan misalnya bidan dan dokter Depkes, 2001.
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan bahwa kinerja bidan di Puskesmas menunjukkan sebagian besar sudah baik. Setiap ibu hamil yang
melakukan kunjungan kehamilannya yang pertama untuk diperiksa, ibu hamil diberikan buku panduan kesehatan ibu dan anak KIA. Bidan memberi pelayanan
kesehatan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil seperti memeriksa tekanan darahnya, menimbang ibu hamil dan mengisi buku KIA secara lengkap.
Bidan juga melakukan pemeriksaan klinis ibu hamil, apakah ibu hamil tersebut mengalami anemia atau tidak. Jika tanda-tanda anemia ditemukan barulah
dilakukan pemeriksaan Hb ibu hamil tersebut. Setelah selesai pemeriksaan setiap ibu hamil diberikan tablet besi Fe. Bidan juga mengadakan kegiatan di setiap
Universitas Sumatera Utara
Posyandu yang ada di 9 sembilan Desa di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo diantaranya adalah senam ibu hamil di desa Cinta Rakyat dan Desa Saentis,
Pemeriksaan Ibu hamil gratis USG gratis di Poskesdes yang ada di Desa Tanjung Rejo dan begitu juga di Desa yang lainnya. Disamping kegiatan itu bidan juga
memberikan penyuluhan tentang gizi ibu hamil dan kegiatan lainnya. Sehingga ibu hamil merasa tertarik dengan kegiatan itu dan mau mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam hal ini petugas kesehatan sangatlah berperan untuk memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang tablet zat besi selama kehamilan. Hal
tersebut merupakan upaya untuk menanggulangi dampak kekurangan tablet zat besi selama kehamilan yang bisa berdampak buruk pada janinnya. Diharapkan jika ibu
hamil sudah memiliki pengetahuan tentang tablet zat besi Fe yang jelas dan lengkap akan mengurangi angka anemia defesiensi selama kehamilan.
Salah satu petugas kesehatan yang terlibat dalam pengelolaan anemia pada ibu hamil adalah bidan. Bidan memegang peranan penting dalam setiap kunjungan
antenatal care, bidan harus mengenal kehamilan risiko tinggi khususnya anemia kurang gizi dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil. Bidan juga
dapat berperan sebagai customer, komunikator, motivator, fasilitator dan konselor. Bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan
penyuluhan pada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir. Bidan
dapat berpraktek dirumah sakit, klinik, unit-unit kesehatan lingkungan pemukiman dan unit pelayanan lainnya. Dalam melaksanakan praktek bidan harus mampu
Universitas Sumatera Utara
memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan, terhadap wanita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum maupun massa interval, melaksanakan pertolongan
persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan balita dalam rangka menyiapkan sumber daya manusiagenerasi
penerus yang berkualitas. Asuhan tersebut termasuk tindakan pemeliharaan, pencegahan deteksi serta intervensi dan rujukan pada keadaan resiko tinggi termasuk
kegawatan para ibu dan anak misalnya anemia pada ibu hamil IBI, 2006. Sebagai pemberi pelayanan, bidan membantu ibu hamil mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Bidan harus melakukan pemeriksaan status anemia pada kunjungan pertama ibu hamil, melakukan anamnesis riwayat
kesehatan dan mengisi KMS ibu hamil atau buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak atau kartu ibu secara lengkap, memeriksa kadar Hb. Pemeriksaan Hb dapat dilakukan jika
ada tanda-tanda anemia IBI, 2006. Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan Notoatmodjo, 2003. Dengan meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia diharapkan akan terjadi perubahan perilaku ke arah yang mendukung
kesehatan. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang rendah tentang tablet
zat besi selama kehamilan antara lain petugas kesehatan yang kurang memberikan informasi kepada ibu hamil. Kurang jelasnya informasi yang diberikan petugas
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, kurangnya kemampuan ibu hamil untuk memahami informasi yang diberikan petugas kesehatan Notoadmodjo, 2003.
Menurut Puspasari 2008, perilaku petugas sangat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi, karena petugas selalu memberikan
motivasi untuk mengkonsumsi tablet zat besi sampai habis. Beberapa cara dapat dilakukan petugas kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil, diantaranya
melalui penyuluhan yang dilakukan di Puskesmas, Posyandu dan media PKK Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, kegiatan ini sudah dilakukan oleh para bidan
dan kader kesehatan yang ada di Kecamatan diwilayah kerja Puskemas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan.
Selain petugas kesehatan peran serta keluarga sangat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi selama kehamilannya. Upaya
yang dilakukan dengan mengikutkan peran serta keluarga adalah sebagai faktor dasar penting yang ada berada disekeliling ibu hamil dengan memberdayakan anggota
keluarga terutama suami untuk ikut membantu para ibu hamil dalam meningkatkan kepatuhannya mengkonsumsi tablet besi. Upaya ini sangat penting dilakukan, sebab
ibu hamil adalah seorang individu yang tidak berdiri sendiri, tetapi ia bergabung dalam sebuah ikatan perkawinan Puspasari, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN