perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
c.    Fasilitas selama Magang Pada  awal  penerimaan  hingga  pelaksanaan  magang  selesai,
mahasiswa  mendapatkan  sambutan  yang  ramah  dari  Pegawai  di  PT. Hasil  Albizia  Nusantara.  Saat  pelaksanaan  magang,  Perusahaan  sangat
membantu  dalam  penyediaan  data  yang  dibutuhkan  oleh  mahasiswa. Perusahaan mengijinkan mahasiswa untuk mengikuti proses pelaksanaan
produksi  dan  pengambilan  gambar  saat  proses  produksi  berlangsung. Fasilitas  yang  didapat  selama  pelaksanaan  magang  kerja  adalah
mahasiswa  mendapatkan  air  minum  teh  setiap  hari,  dalam  penggunaan kamar mandi tidak dibedakan dengan karyawan yang ada pada PT. Hasil
Albizia  Nusantara,  dan  keamanan  akan  kendaraan  yang  dipergunakan mahasiswa.
I. Pembahasan Masalah
PT.  Hasil  Albizia  Nusantara    adalah  perusahaan  manufaktur  yang mengolah  produk  bare  core  yang  memenuhi  pasar  ekspor.  Dalam  bab  ini
penulis  akan  membahas  mengenai  Laporan  Pengendalian  Kualitas  selama bulan Januari 2012 dengan menggunakan data produksi selama bulan Januari
2012.  kegiatan  penelitian  terhadap  suatu  objek  diperlukan  tindakan-tindakan analisis data yang telah dipilih oleh peneliti. Untuk memberikan jawaban atas
penelitian  serta  argumen  di  PT.  Hasil  Albizia  Nusantara  digunakan  alat analisis  yang  tepat  dan  akurat  yang  dapat  memudahkan  pengambilan
keputusan  dalam  menentukan  kebijakan-kebijakan  analisis  pada  PT.  Hasil Albizia  Nusantara  menggunakan  analisis  kuantitatif  yang  didasarkan  pada
data  yang  diperoleh  selama  penelitian.  Teknik  statistik  yang  dipergunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 39
adalah  teknik  yang  menggunakan  peta  control  C-chart  sebagai  langkah  awal untuk  mengetahui  ada  tidaknya  kerusakan  produk  yang  out  of  control.
Perhitungan  analisis  C-chart  pada  perusahaan  PT.  Hasil  Albizia  Nusantara pada bulan Januari 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jumlah Kerusakan produk Bare core
pada proses Laminating  pada PT. Hasil Albizia Nusantara Bulan Januari 2012
No Hari Tanggal
Jumlah produk rusak 1
Senin,02 Januari 2012 9
2 Selasa,03 Januari 2012
72 3
Rabu,04 Januari 2012 24
4 Kamis,05 Januari 2012
10 5
Jumat,06 Januari 2012 11
6 Sabtu,07 Januari 2012
5 7
Senin,09 Januari 2012 4
8 Selasa,10 Januari 2012
25 9
Rabu,11 Januari 2012 20
10 Kamis,12 Januari 2012
18 11
Jumat,13 Januari 2012 18
12 Sabtu,14 Januari 2012
39 13
Senin,16 Januari 2012 19
14 Selasa,17 Januari 2012
16 15
Rabu,18 Januari 2012 11
16 Kamis,19 Januari 2012
23 17
Jumat,20 Januari 2012 25
18 Sabtu,21 Januari 2012
2 19
Selas,24 Januari 2012 5
20 Rabu,25 Januari 2012
20 21
Kamis,26 Januari 2012 35
22 Jumat,27 Januari 2012
16 23
Sabtu,28 Januari 2012 9
24 Senin,30 Januari 2012
11 25
Selasa,31 Januari 2012 4
Sumber : PT.Hasil Albizia Nusantara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 40
a.  Analisis C-chart Perhitungan  analisis  C-chart  menggunakan  elemen  yang  ditunjukan  pada  tabel
3.1 Berdasarkan perhitungan komputer melalui program POM  for windows dapat diketahui bahwa :
1  Rata-rata kerusakan produk
Rata–rata  kerusakan  produk,  dalam  peta  pengendali  C-chart  adalah pembentuk garis center line. Rata-rata kerusakan produk adalah sebesar 18,04
merupakan kondisi yang ideal bagi perusahaan, karena jumlah kerusakan yang berkisar  diantara  garis  center  line  baik  diatas  maupun  dibawah  garis  center
line adalah kondisi yang wajar. 2  Batasan pengawasan
Batas atas UCL =
= 18,04 + 3 = 18,04 + 3 4,24
= 30,7821 Batas bawah LCL   =
= 18,04 - 3 = 18,04 - 3 4,24
=5,2979
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 41
Batas  pengawasan  atas  UCL  merupakan  batas  toleransi  maksimum dan batas bawah merupakan batas toleransi minimum untuk kerusakan produk
sekaligus  yang  akan  membatasi  kondisi-kondisi  yang  ideal  untuk  kerusakan produk. Bagi perusahaan, untuk bulan Januari 2012 ini batas pengendali atas
sebesar  30,7821.  Dan  batas  pengendali  bawah  sebesar  5,2979.  Diharapkan kerusakan  produk  barecore  pada  PT.  Hasil  Albizia  Nusantara  pada  bulan
Januari 2012 tidak lebih besar dari 30,7821 UCL. Apabila melebihi 30,7821 UCL,  maka  akan  tercipta  kondisi  out  of  control.  Apabila  kerusakan  bare
core  pada  perusahaan  tidak  melebihi  30,7821  UCL  dan  tidak  kurang  dari 5,2979 LCL maka dapat dikatakan bahwa kerusakan produk tersebut masih
dianggap wajar dan apabila kerusakan di bawah 5,2979 LCL dapat dianggap prestasi  bagi  perusahaan.  Setelah  melakukan  perhitungan,  dapat  disusun
grafik pengendalian C-chart yang dapat menampakan kerusakan produk yang masih  didalam  garis  pengawasan  dan  yang  berada  di  luar  garis  batas
pengawasan. Bila digambar akan tampak seperti table 3.2 dan  gambar 3.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 42
Table 3.3 Analisis C-chart menggunakan software  pom for windows
Produk bare core pada bulan Januari 2012
sumber : pom for windows
Gambar 3.3 Peta pengendalian C-chart bulan Januari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 43
Dari  perhitungan  tersebut  diketahui  bahwa  batas  atas  pengawasan UCL  sebesar  30,7821  dan  batas  bawah  pengawasan  LCL  sebesar  5,2979.
Rata-rata  kerusakan  sebesar  18,04.  Berdasarkan  gambar  3.3  dapat  dilihat bahwa masih ada beberapa kerusakan produk  yang berada dalam kondisi out
of  control  yang  terjadi  dalam  hari  Selasa  tanggal  3  Januari,  hari  Sabtu  14 Januari  dan  hari  Kamis  tanggal  26  Januari  2012.  Kondisi  out  of  control
menurut  kerusakan  sebagian  besar  dikarenakan  oleh  lima  jenis  kerusakan, yaitu gambling, pecah celah, butjoint tidak rapat, bergelombang dan MC.
1 Gambling adalah jenis kerusakan yang disebabkan oleh ketebalan strip tidak sama pada saat proses top pres.
2 Strip  Pecah  celah  adalah  jenis  kerusakan  yang  disebabkan  pada  saat pengepresan side pres yaitu pengepresan dari samping.
3 Bult  joint  tidak  rapat  adalah  jenis  kerusakan  yang  disebabkan  pada saat  proses  seleksi  bahan  atau  grading  lalai  dalam  menyeleksi  strip
yang cocok. 4 Strip bergelombang adalah jenis kerusakan yang disebabkan oleh strip
yang melengkung. 5 MC  kurang  dari  12    adalah  jenis  kerusakan  yang  disebabkan  kadar
air dalam kayu tidak mencapai 12 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
b.  Diagram Pareto Tabel 3.4
Jenis Kerusakan Produk Bare Core pada proses laminating Bulan Januari 2012
Sampel Jenis Kerusakan
Jumlah Gambling
Strip Pecah Celah
MC kurang
dari 12 Strip
Bergelombang Bult joint
Tidak Rapat
1 5
3 1
9 2
43 14
4 4
7 72
3 14
5 1
1 3
24 4
7 2
1 10
5 7
3 1
11 6
3 2
5 7
3 1
4 8
15 5
1 1
3 25
9 9
4 2
2 3
20 10
10 4
1 1
2 18
11 9
5 1
1 2
18 12
23 7
2 2
5 39
13 11
4 1
1 2
19 14
7 5
1 1
2 16
15 6
3 2
11 16
13 4
1 1
4 23
17 15
4 1
1 4
25 18
2 2
19 1
1 1
1 1
5 20
10 6
4 20
21 21
7 2
2 3
35 22
9 3
1 1
2 16
23 4
2 1
1 1
9 24
5 3
3 11
25 2
2 4
Jumlah 254
90 21
21 56
451
Sumber : PT. Hasil Albizia Nusantara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
Berdasarkan tabel diatas persentase kerusakan yang terjadi adalah sebagai berikut :
Gambling =
x 100 = 56,31
Strip Pecah celah =
x 100 =  21,19
MC kurang 12 =
x 100 =  5
Strip Bergelombang =
x 100 =  5
Bult joint Tidak rapat =
x 100 = 12,41
Dari perhitungan persentase diatas akan terlihat diagram pareto sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
Gambar 3.4 Diagram Pareto
Dari  hasil  perhitungan  persentase  dan  gambar  diagram  pareto  diatas menunjukan  bahwa  kerusakan  pada  proses  produksi  bare  core  bulan  januari
tahun 2012 berupa lima jenis kerusakan yaitu : 1
Persentase  terbesar  adalah  Gambling.  Disebabkan  oleh ketebalan  strip  tidak  sama  pada  saat  proses  top  pres,  selain  itu  bisa  juga
disebabkan  oleh  kesalah  manusia  human  error  yang  melakukan  kelalaian pada saat pengepresan bare core.
2 Kerusakan  terbesar  kedua  yaitu  Strip  pecah  celah.
Disebakan  pada  saat  pengepresan  side  pres  yaitu  proses  pengepresan  dari samping.
3 Kerusakan  terbesar  ketiga  yaitu  bult  joint  tidak  rapat.
Disebakan oleh pada saat sebelum proses laminating yaitu proses grading lalai dalam menyeleksi strip yang cocok.
4 Kerusakan  terbesar  keempat  yaitu  strip  bergelombang.
Disebakan oleh kayu yang melengkung dan tidak kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
5 Kerusakan kelima yaitu MC kurang dari 12 . Disebapkan
kadar air terlalu besar dari 12. d.
Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat cause and effect diagram atau yang disebut fish bone
chart  digunakan  untuk  menganalisa  suatu  masalah  dan  mengetahui  faktor- faktor penyebabnya.Dengan diketahui penyebabnya maka dapat mudah dicari
penyelesaianya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut:
Kurang pelatihan                                      umur mesin tua
kurang konsentrasi sering rusak
banyak trimming instruksi kurang jelas
kayu lapuk metode kurang tepat
Gambar 3.5 Diagram Sebab Akibat
manusia mesin
material metode
Bare core cacat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
Gambar  diagram  diatas  dapat  diketahui  empat  faktor  yang  menjadi  cacat produk bare core yaitu :
1 Manusia
Manusia  atau  tenaga  kerja  merupakan  faktor  dominan  yang menyebabkan  kecacatan  pada  produk  akhir.  Kurangnya  keterampilan
dan konsentrasi dapat mengurangi kualitas  bare  core  yang dihasilkan. Untuk itu perlu adanya pengawasan kinerja karyawan.
2 Mesin
Kondisi  mesin  yang  sudah  tua  dan  sering  rusak  dapat  menurunkan kualitas dan memperlambat produksi. Sehingga perawatan mesin harus
dilakukan secara rutin. 3
Material Material atau bahan baku merupakan faktor utama dalam menentukan
kualitas kain yang dihasilkan. Apabila material yang digunakan kurang baik  menyebabkan  kecacatan  produk,  selain  itu  juga  dapat
mempengaruhi  tidak  lancarnya  suatu  proses  produksi  seperti  kayu lapuk dan banyak trimming.
4 Metode
Metode  juga  tidak  kalah  penting  apabila  sejak  awal  metode  kurang tepat  dan  instruksi  kurang  jelas  maka  akan  menimbulkan  kualitas
produk  tidak  seperti  yang  diinginkan  bahkan  menimbulkan  produk cacat.  Selain  itu  juga  perlu  instruksi  yang  jelas  pada  saat  produksi
sehingga dapat meminimalkan kerusakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan