Implikasi Yuridis Penyatuan Beberapa Terdakwa Oleh Penuntut Umum Dalam

49 1 1 satu unit sepeda Motor Yamaha Jupiter Z Nopol AD 5275 EA Hitam Orange Tahun 2004, dikembalikan kepada Muh Irfan Bayu Prasetya ; 2 1 satu unit sepeda Motor Yamaha Mio Soul GT Nopol AD 6717 VW dikembalikan kepada Saksi Eni Puji Lestari; 3 Fotokopi BASTK berita acara serah terima kendaran, tetap terlampir dalam berkas perkara;

c. Membebankan kepada para terdakwa membayar biaya perkara masing- masing

sejumlah Rp. 2.000,- dua ribu rupiah;

B. Implikasi Yuridis Penyatuan Beberapa Terdakwa Oleh Penuntut Umum Dalam

Satu Berkas Dakwaan Pada Perkara Nomor: 89Pid.B2014PN.Byl 1. Hasil Penelitian Mengkaji mengenai implikasi yuridis konstruksi hukum terhadap penjatuhan vonis, harus dilihat ancaman pasal yang didakwakan, tuntutan maupun putusan yang dijatuhkan. Implikasi yuridis akan diketahui ketika membandingkan ketiga dokumen yakni dakwaan, tuntutan dan putusan tersebut. Sebelum membahas lebih jauh, berikut ini adalah hasil pencermatan terhadap ketiga dokumen yang dimaksud. Bahwa terkait pelanggaran hukum yang dilakukan oleh para terdakwa dalam kasus pemerasan seperti yang tercantum dalam Perkara Nomor: 89Pid.B2014PN.Byl, Jaksa Penuntut Umum menjatuhkan dakwaan tunggal yaitu para terdakwa telah melanggar Pasal 368 ayat 1 KUHP jo Pasal 365 ayat 2 ke-2 KUHP. Dengan dakwaan tersebut, maka Jaksa mengajukan tuntutan yaitu para terdakwa masing-masing terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Pemerasan” sebagai mana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 368 ayat 1 KUHP jo Pasal 365 ayat 2 ke-2 KUHP. Menjatuhkan pidana kepada para 50 terdakwa masing-masing dengan pidana penjara selama 8 delapan bulan dikurangi selama para terdakwa ditahan dengan perintah tetap ditahan; Menyatakan barang bukti berupa 1 satu Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z Nopol : AD-5275-EA hitam orange tahun 2004;- Dikembalikan kepada saksi korban Muh. Irfan Bayu Prasetya; 1 satu Sepeda Motor Yamaha mio Soul GT Nopol : AD-6717- VW;- Dikembalikan kepada saksi Eni Puji Lestari; Fotokopi BASTK Berita Acara Serah Terima Kendaraan. Menetapkan supaya para terdakwa masing-masing dibebani memba yar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- dua ribu rupiah; Berdasarkan tuntutan tersebut, Hakim menyampaikan putusannya yaitu menjatuhkan pidana kepada Terdakwa I. Wachyu Nugroho Bin Alimin, II. Sukisno Alias Ciu, III. Sri Wahyuni Alias Leni oleh karena itu dengan pidana penjara masing masing selama 6 enam bulan dan menetapkan para terdak wa tetap ditahan serta membebankan kepada para terdakwa membayar biaya perkara masing- masing sejumlah Rp. 2.000,- dua ribu rupiah; Berdasarkan dakwaan Penuntut Umum menuntut pidana terdakwa dengan dakwaan tunggal dengan ancaman pidana penjara yang dimulai dari dakwaan tindak pidana yang terberat sampai kepada dakwaan tindak pidana yang teringan. Dokumen tuntutan penuntut umum di atas penuntut umum menuntut terdakwa Terdakwa I. Wachyu Nugroho Bin Alimin, II. Sukisno Alias Ciu, III. Sri Wahyuni Alias Leni oleh karena itu dengan pidana penjara masing masing selama 6 enam bulan. Tuntutan tersebut dikarenakan terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana pemerasan. Amar putusan tersebut menyatakan putusan bahwa terdakwa I. Wachyu Nugroho Bin Alimin, II. Sukisno Alias Ciu, III. Sri Wahyuni Alias Leni telah terbukti secara sah dan menyakinkan terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “pemerasan”. Terdakwa 51 dijatuhi pidana penjara selama 8 delapan bulan oleh Majelis Hakim. Dakwaan yang diajukan Penuntut Umum yang terbukti adalah dakwaan tunggal. Ancaman untuk tindak pidana pencurian dalam dakwaan tersebut dengan ancaman pidana penjara pada dakwaan primer maksimal 12 tahun pidana penjara dan dakwaan subsidair maksimal maksimal 7 tahun pidana penjara. Namun Penuntut Umum menuntut terdakwa hanya pidana penjara vonis 8 bulan pidana penjara. 2. Pertimbangan Hakim Berdasarkan dakwaan, tuntutan dan putusan, dapat dinyatakan bahwa terkait penyatuan terdakwa oleh Jaksa Penuntut Hakim dalam kasus pemerasan yang dilakukan para terdakwa, Hakim menyatakan bahwa hal tersebut dapat dilaksanakan dalam upayanya untuk menyingkat waktu pelaksanaan sidang dan penghematan biaya. Selain itu Hakim juga menyatakan bahwa pelaksanaan penyatuan terdakwa dalam sidang perkara pemerasan juga telah disetujui oleh para terdakwa. Dengan demikian secara hukum hal ini tidak bertentangan atau melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Bentuk dakwaan yang dibuat Penuntut Umum adalah bentuk dakwaan tunggal dengan dakwaan melanggar Pasal 368 ayat 1 KUHP jo Pasal 365 ayat 2 ke-2 KUHP. Penuntut umum mengajukan tuntutan pidana yang menyatakan terdakwa I. Wachyu Nugroho Bin Alimin, II. Sukisno Alias Ciu, III. Sri Wahyuni Alias Leni telah terbukti bersalah melakukan “Tindak Pidana Pemerasan ” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 368 ayat 1 KUHP jo Pasal 365 ayat 2 ke-2 KUHP. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 8 delapan dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan. 52 Bentuk dakwaan penuntut umum merupakan dakwaan tunggal di mana pembuktian dakwaan dilakukan secara berurut dengan dimulai pada dakwaan tindak pidana yang diancam dengan pidana terberat sampai kepada dakwaan tindak pidana yang diancam dengan pidana ringan hingga dakwaan yang dipandang terbukti. Proses pembuktian yang dilakukan Majelis Hakim berkaitan dengan dakwaan Penuntut Umum yakni dipertimbangkan terlebih dahulu dakwaan primernya, apabila dakwaan primer terbukti, maka dakwaan subsider selanjutnya tidak perlu dibuktikan, namun apabila dakwaan primer tidak terbukti, maka dakwaan selanjutnya barulah akan dipertimbangkan dan seterusnya. Dakwaan tunggal yang melanggar Pasal 368 ayat 1 KUHP jo Pasal 365 ayat 2 ke-2 KUHP yang memiliki unsur – unsur : 1. Unsur “Barang Siapa” Bahwa yang dimaksud dengan “Barang siapa” adalah unsur yang menunjuk pada subyek hukum atau pelaku dari suatu tindak pidana yang mampu bertanggung jawab dandapat mempertanggung jawabkan perbuatannya karena pada hakekatnya subyek hukum mempunyai hak dan kewajiban yang dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya. Apakah orang sebagai subyek hukum tersebut adalah Para Terdakwa haruslah dibuktikan terlebih dahulu mengenai adanya perbuatan akibat dari tindak pidana yang terjadi;. Menimbang, dalam perkara ini Para Terdakwa “Wachyu Nugroho Bin Aliman, Sukisno Alias Ciu, Sri Wahyuni alias Leni” sebagai subyek hukum selama persidangan dapat menjawab dengan baik segala sesuatu yang berkaitan dengan Dakwaan yang diajukan kepadanya, dengan demikian para Terdakwa adalah Subyek Hukum yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan demikian unsur “Barang siapa” telah terpenuhi; 2. Unsur ”Dengan Maksud Menguntungkan Diri Sendiri Atau Orang Lain Secara Melawan Hukum” 53 Bahwa yang dimaksud dengan Menguntungkan Diri Sendiri Atau Orang Lain adalah dengan dilakukanya perbuatan tersebut maka si pelaku akan memperoleh manfaat dari perbuatanya tersebut, baik untuk diri pelaku ataupun orang lain ; Bahwa makna kata secara melawan hukum artinya adalah melawan hak atau tidak berhak atau bertentangan dengan hukum; Menimbang, bahwa perbuatan secara melawan hukum harus dengan tegas dibuktikan. Pelaku melakukan perbuatan itu tanpa hakkekuasaan. Jika digabung dari perbuatan pelaku tidak dapat menunjukan suatu ketentuan hukum yang berlaku bagi dasarnya bahwa ia sah memiliki barang tersebut. Dalam persidangan terungkap bahwa para terdakwa Baik itu terdakwa I, Terdakwa II, Terdakwa III masing masing tidak ada yang memiliki alasan yang sah menurut hukum untuk memiliki atau menguasai sepeda motor saksi korban, perbuatan para terdakwa selaku pihak yang tidak memiliki hak untuk menguasai sepeda motor saksi korban, mengambil dengan cara melawan hak yakni dengan cara melakukan tipu muslihat seolah olah sepeda motor saksi korban adalah sepeda motor yang akan ditarik oleh dealer karena tidak membayar angsuran kredit, dan para terdakwa juga mengaku ngaku sebagai petugas polisi pada saat menggambil sepeda motor saksi korban; 3. Unsur ”Memaksa Seseorang Dengan Kekerasan Atau Ancaman Kekerasan Untuk Memberikan Barang Sesuatu Yang Seluruhnya Atau Sebagian Kepunyaan Orang Lain, Atau Supaya Membuat Hutang Maupun Menghapus Piutang ” Bahwa yang dimaksud dengan memaksa disini adalah melakukan tekanan pada seseorang sedemikian rupa, sehingga orang itu mau melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendaknya sendiri. Sedangkan pengertian barang adalah semua benda yang berwujud , baik begerak maupun tidak begerak, selain itu benda benda yang bernilai uang pada benda benda yang tidak bernilai uang, asal bertentangan dengan pemiliknya melawan hukum, juga dapat dimaknai yang sama. 54 Barang tersebut haruslah sebagian atau seluruhnya harus milik orang lain. Mengambil barang yang tidak dimiliki seeorang tidak dapat dikenakan dengan pasal ini. Dalam persidangan terungakap Para terdakwa secara terarah telah memilih saksi korban yang dengan sadar mereka ketahui adalah anak yang masih dibawah umur, adapun tujuan para terdakwa tersebut memilih saksi korban dalam perbuatan merampas barang yang berupa sepeda motor yang saat kejadian dikendarai oleh saksi korban tanpa plat nomor. Dengan alasan bahwa para terdakwa adalah petugas polisi para terdakwa berhasil menakut nakuti saksi korban dan menggambil motor yang dikendarai saksi korban, hingga berada dalam kekuasaan para terdakwa. Setelah motor milik saksi korban berada dalam pengguasaan para terdakwa, para terdakwa menyerahkan selembar kertas dan meminta saksi korban untuk mengambil motornya tersebut di kantor polisi. Berdasarkan uraian di atas Unsur ” Memaksa Seseorang Dengan Kekerasan Atau Ancaman Kekerasan Untuk Memberikan Barang Sesuatu Yang Seluruhnya Atau Sebagian Kepunyaan Orang Lain, Atau Supaya Membuat Hutang Maupun Menghapus Piutang ” telah terpenuhi; 4. Unsur ”Perbuatan Tersebut Dilakukan Oleh Dua Orang Atau Lebih Dengan Bersekutu”; - Bahwa uraian dari unsur Pencurian Dilakukan Oleh Dua Orang Atau Lebih, dalam hal ini kedua orang atau lebih tersebut harus bertindak sedagai pembuat atau turut melakukan. Dalam persidangan terungkap bahwa para terdakwa dalam melakukan aksinya mengambil sepeda motor milik saksi korban, sangatlah tertata masing masing Terdakwa telah memiliki tugas yang jelas, sehingga perbuatan terdakwa tersebut dapat terlaksana dengan baik; Bahwa para terdakwa ada yang bertugas menyediakan motor sebagai fasilitas untuk melaksanakan aksinya, ada yang bertugas menghentikan korban, ada yang bertugas menyediakan kertas Foto Copy BASTKB, dan ada juga yang bertugas mengawasi keadaan atau situasi. 55 Dengan demikian Unsur Unsur Pencurian Dilakukan Oleh Dua Orang Atau Lebih telah terpenuhi; Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 368 ayat 1 KUHP Jo Pasal 365 ayat 2 Ke 2 KUHP, telah terpenuhi, maka terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana di dakwakan dalam dakwaan tunggal Penuntut Umum;- Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Oleh karena terdakwa mampu bertanggung jawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. Terhadap unsur – unsur barang siapa, mengambil barang sesuatu, yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain, dengan maksud dimiliki secara melawan hukum, telah dipertimbangkan dalam mempertimbangkan dakwaan primer dan telah dinyatakan terpenuhi, oleh karenanya majelis mengambil alih seluruh pertimbangan dakwaan tersebut sehingga dengan demikian menyatakan usnur – unsur tersebut telah terpenuhi. Terpenuhinya semua unsur dakwaan subsidair tersebut di atas, terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar ketentuan Pasal 368 ayat 1 KUHP Jo Pasal 365 ayat 2 Ke 2 KUHP tentang pemerasan, maka majelis hakim berketetapan untuk menjatuhkan putusan pidana berupa pidana penjara selama 8 delapan bulan dikurangi masa penahanan. Perkara di atas terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana yaitu Pasal 368 ayat 1 KUHP Jo Pasal 365 ayat 2 Ke 2 KUHP, dengan unsur-unsur : a. Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagaian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat 56 hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara maksimum 9 tahun. b. Ketentuan Pasal 365 ayat kedua, ketiga dan keempat berlaku bagi kejahatan ini. Terkait Ketentuan Pasal 365 ayat 2, ayat 3 dan ayat 4 berlaku dalam tindak pidana ini. 1. Unsur obyektif, yang meliputi unsur-unsur : a. Memaksa b. Orang lain. c. Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. d. Untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang yang seleruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain. e. Supaya memberi hutang. f. Untuk menghapus piutang. 2. Unsur subyektif, yang meliputi unsur - unsur : a. Dengan maksud. b. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. 3. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Unsur memaksa. Dengan istilah memaksa dimaksudkan adalah melakukan tekanan pada orang, sehingga orang itu melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehenda kn ya sendiri b. Unsur untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu barang. Berkaitan dengan unsur itu, persoalan yang muncul adalah, kapan dikatakan ada penyerahan suatu barang? Penyerahan suau barang dianggap telah ada apabila barang yang diminta oleh pemeras tersebut telah dilepaskan dari kekuasaan orang yang diperas, tanpa melihat apakah barang tersebut 57 sudah benar - benar dikuasai oleh orang yang memeras atau belum. Pemerasan dianggap telah terjadi, apabila orang yang diperas itu telah menyerahkan barangbenda yang dimaksudkan si pemeras sebagai akibat pemerasan terhadap dirinya. Penyerahan barang tersebut tidak harus dilakukan sendiri oleh orang yang diperas kepada pemeras. Penyerahan barang tersebut dapat saja terjadi dan dilakukan oleh orang lain selain dari orang yang diperas. c. Unsur supaya memberi hutang. Berkaitan dengan pengertian memberi hutang dalam rumusan Pasal ini perlu kiranya mendapatkan pemahaman yanag benar. Memberi hutang di sini mempunyai pengertian, bahwa si pemeras memaksa orang yang diperas untuk membuat suatu perikatan atau suatu perjanjian yang menyebabkan orang yang diperas harus membayar sejumlah uang tertentu. Jadi, yang dimaksud dengan memberi hutang dalam hal ini bukanlah berarti dimaksudkan untuk mendapatkan uang pinjaman dari orang yang diperas, tetapi untuk membuat suatu perikatan yang berakibat timbulnya kewajiban bagi orang yang diperas untuk membayar sejumlah uang kepada pemeras atau orang lain yang dikehendaki. d. Unsur untuk menghapus hutang. Dengan menghapusnya piutang yang dimaksudkan adalah menghapus atau meniadakan perikatan yang sudah ada dari orang yang diperas kepada pemeras atau orang tertentu yang dikehendaki oleh pemeras. Unsur untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Yang dimaksud dengan menguntungkan diri sendiri atau orang lain adalah menambah baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dari kekayaan semula. Menambah kekayaan disini tidak perlu benar-benar telah terjadi, tetapi cukup apabila dapat dibuktikan, bahwa maksud pelaku adalah untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. 4. Unsur-unsur dalam ketentuan ayat 2 Pasal 368 KUHP : Tindak pidana pemerasan, dimana untuk masuk ketempat melakukan kejahatan dilakukan dengan cara membongkar, merusak atau memanjat, 58 memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau jabatan seragam palsu. Sesuai dengan ketentuan Pasal 368 ayat 2 jo Pasal 365 ayat 2 ke-3 KUHP dengan pidana penjara dua belas tahun. Tindak pidana pemerasan itu mengakibatkan terjadinya luka berat, sebagaimana diatur dalam Pasal 368 ayat 2 jo Pasal 365 ayat 2 ke-4 KUHP ancaman pidananya sama dengan yang diatas, yaitu dua belas tahun penjara. Tindak pidana pemerasan itu mengakibatkan matinya orang. Diatur dalam ketentuan Pasal 368 ayat 2 jo Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana yang lebih berat, yaitu lima belas tahun penjara. Tindak pidana pemerasan tersebut telah menimbulkan luka berat atau kematian serta dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dengan disertai hal-hal yang memberatkan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 365 ayat 1 dan ayat 2 KUHP. Berdasarkan Pasal 368 ayat 2 jo Pasal 365 ayat 4 KUHP tindak pidana pemerasan ini diancam dengan pidana yang lebih berat lagi, yaitu dengan pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun penjara. Berdasarkan ketentuan di atas, maka terdapat enam bentuk tindak pidana pemerasan dengan pemberatan dengan ancaman pidana yang diperberat. Terdakwa telah melakukan tindak pidana pemerasan terhadap 1 satu unit sepeda Motor Yamaha Jupiter Z Nopol AD 5275 EA Hitam Orange Tahun 2004 Irfan Bayu Prasetya, pada hari Selasa tanggal 28 Januari 2014 sekira jam 15.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2014 bertempat di pinggir jalan raya Andong – Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali Terdakwa dituntut Penuntut Umum dengan bentuk dakwaan dakwaan tunggal Pasal 368 ayat 1 KUHP jo Pasal 365 ayat 2 ke-2 KUHP; menjatuhkan pidana kepada para terdakwa masing-masing 59 dengan pidana penjara selama 8 delapan bulan dikurangi selama para terdakwa ditahan dengan perintah tetap ditahan; Terkait penyatuan dari beberapa terdakwa yang telah melakukan tindak pidana pemerasan sesuai dengan putusan Pengadilan Negeri Boyolali tersebut, hal ini dilakukan oleh Penuntut Umum dengan pertimbangan efektifitas dalam penuntutan perkara. Demi alasan persidangan yang cepat, sederhana dan berbiaya murah, penggabungan beberapa berkas dakwaan dengan beberapa terdakwa, sangat mungkin dilakukan. Apalagi Pasal 141 KUHAP mengatur masalah penggabungan dakwaan itu. Selain itu penuntut umum diberi kewenangan untuk mengajukan dakwaan yang berbentuk gabungan atau kumulasi. Baik „kumulasi perkara tindak pidana‟ m aupun sekaligus „kumulasi terdakwa‟ dengan kumulasi dakwaannya. Selain dakwaan tunggal, seharusnya Hakim juga mempertimbangkan dakwaan lain yaitu dakwaan kumulatif seperti yang tercantum dalam pasal 55 ayat 1 KUHP. Majelis Hakim dalam berkesimpulan bahwa unsur ini telah terpenuhi, dengan pertimbangan bahwa: Bahwa para terdakwa I Wachyu Nugroho bin Aliman, terdakwa II. Sukisno alias Ciu, terdakwa III. Sri Wahyuni alias Leni bersama-sama dengan sdr. Totok Wahyudianto pada hari Selasa tanggal 28 Januari 2014 sekira jam 15.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2014 bertempat di pinggir jalan raya Andong – Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Boyolali, telah melakukan perbuatan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain atau supaya membuat hutang 60 maupun menghapuskan piutang, perbuatan tersebut dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu. a. Terdakwa I Wachyu Nugroho Bin Aliman; b. Terdakwa II Sukisno Alias Ciu; c. Terdakwa III Sri Wahyuni Alias Leni Peristiwa tersebut terjadi pada Hari Selasa Tanggal 28 Februari 2014, sekira Pukul 15 .00 WIB, di tepi jalan raya Andong-Klego Boyolali. Awal mula kejadian ketika terdakwa diajak oleh Wahyu melarikan diri untuk mengendarai sepeda motor, dari Solo Terdakwa Membonceng tardakwa Sri, dan Wahyu melarikan diri berboncengan denggan Terdakwa Sukisno, kemudian sesampai di Jl. Andong-Kelego para terdakwa melihat anak kecil menggendarai sepeda motor Yamaha Jupiter Z yang tidak ada plat nomornya. Penggendara sepeda motor tersebut terdakwa minta berhenti, dan setelah berhenti, terdakwa minta agar pengendara sepeda motor tersebut menunjukan STNK dan ternyata pengendara sepeda motor tersebut tidak membawa STNK kendaraanya. Terdakwa menggaku sebagai petugas Polisi yang bertugas mencari sepeda motor yang bermasalah, dan kemudian sepeda motor saksi korban terdakwa ambil dan saksi korban dibonceng oleh Terdakwa Sukisno menuju Pangkalan Ojek Desa Bade, Ketika para terdakwa menggambil sepeda motor saksi korban para terdakwa menggunakan Foto Copy Berita Acara Serah Terima Kendaraan BASTK. Para terdakwa tidak merencanakan perbuatan tersebut sebelumnya, terdakwa melakukan perbuatan ini karena diajak saudara Wahyu yang mengajak menarik motor. Ketika Terdakwa bekerja di PT. Nusantara Sakti Kartosuro setiap melakukan penarikan motor, terdakwa dibekali dengan surat jalan atau surat perintah. Sepeda motor milik saksi korban akhirnya di bawa kerumah Sentot dan dijual dengan harga Rp.1.900.000,- dan masing masing terdakwa mendapat bagian Rp.400.000,- sisanya untuk oprasional dan terdakwa sudah menikmati hasil perbuatan terdakwa. Dari paparan kasus di atas, menurut penulis, pertimbangan Majelis Hakim tidak lengkap. Memang pada bagian awal pertimbangannya mengenai unsur „bersama-sama‟ ini, Majelis Hakim menyebutkan bahwa dalam Pasal 55 61 ayat 1 ke- 1 KUHP unsur „bersama-sama‟ sifatnya adalah alternatif, dimana KUHP mengartikannya sebagai pelaku dader adalah mereka yang melakukan sendiri suatu perbuatan pidana plegen, mereka yang menyuruh orang lain melakukan suatu perbuatan pidana doen plegen, mereka yang turut serta bersama-sama melakukan suatu perbuatan pidana medeplegen dan mereka yang dengan sengaja menganjurkan menggerakkan orang lain untuk melakukan perbuatan pidana uitloking. Majelis Hakim tidak menentukan apakah terdakwa merupakan pelaku dader yaitu seseorang yang melakukan sendiri suatu perbuatan pidana plegen, atau terdakwa merupakan seseorang yang menyuruh orang lain melakukan suatu perbuatan pidana doen plegen, atau terdakwa merupakan orang yang turut serta bersama-sama melakukan suatu perbuatan pidana medeplegen dan atau terdakwa merupakan orang yang dengan sengaja menganjurkan menggerakkan orang lain untuk melakukan perbuatan pidana uitloking. Terkait putusan hakim yang memberikan hukuman terhadap para pidana Terdakwa I. Wachyu Nugroho Bin Alimin, II. Sukisno Alias Ciu, III. Sri Wahyuni Alias Leni oleh karena itu dengan pidana penjara masing masing selama 6 enam bulan, hal ini menunjukkan bahwa hakim kurang memperhatikan terkait peran masing-masing terdakwa, apakah mereka itu yang melakukan, yang menyuruh, atau turut melakukan perbuatan tersebut. Hak ini memang tidak dijabarkan dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum, namun demikian Majelis Hakim hendaknya dapat menyampaikan berbagai pertanyaan terkait peran masing-masing terdakwa, sehingga dalam putusannya hakim dapat menyesuaikan putusan dengan seadilnya. Apabila penulis mengamati kasus di atas, terhadap ketiga terdakwa memang ketiga-tiganya memiliki peran yang sama dalam tindak pidana tersebut, namun demikian apabila dicermati dapat diketahui bahwa Terdakwa I merupakan otak sekaligus pelaku tindak pidana tersebut, sehingga dengan demikian Hakim seharusnya memberikan putusan 62 hukuman yang lebih berat dibanding dengan terdakwa II dan terdakwa III. Sedang untuk Terdakwa II mempunyai peran sebagai pelaksana tindak pemerasaan bersama dengan Terdakwa I, sehingga hukuman yang dijatuhkan seharusnya berbeda dengan Terdakwa I, sementara Terdakwa III mendapat hukuman paling ringan mengingat peran yang paling kecil. Oleh karena itu tindak pidana pemerasan di atas, peran dari Pasal 55 KUHP tentang penyertaan sangat diperlukan dalam hal menjerat orang-orang yang terlihat dalam tindak pidana pemerasan sesuai dengan tanggungjawab masing-masing pelaku. Terdapat putusan yang dijatuhkan kepada terdakwa, penulis memandang bahwa perbuatan terdakwa tidak pantas mendapat hukuman yang sama sesuai putusan Majelis Hakim. Karena penulis berperndapat bahwa peranan ketiga Terdakwa dalam mewujudkan tindak pidana pemerasan masing-masing berbeda. Untuk itu kedepannya penulis berharap bahwa pelaku tindak pidana pemerasan baik sebagai pelaku utama maupun yang turut serta melakukan supaya ditindak diberi sanksi yang tegas supaya tindak pemerasan tersebut dsapat diminimalisir. 64 BAB IV P E N U T U P

A. Simpulan