Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi Pada Usaha Tahu dan Tempe di Kecamatan Medan Selayang.
NO. KEC.
JUMLAH UNIT KAPASITAS
PROD HARI JUMLAH
T.K. TAHU
TEMPE TAHU
TEMPE TAHU
TEMPE TAHU
TEMPE TAHU
TEMPE TAHU
TEMPE
1 Medan
Barat 5
- -
1. 100.000 ptng 4
2. 150.000 ptng 6
3. 100.000 ptng -
5 4. 150.000 ptng
- 7
- -
5. 100.000 ptng 4
2 Medan
Timur -
1 -
- 1.000 bngks
- -
4 -
3 Medan
Deli 3
1 -
1. 100.000 ptng 800 bngks
- 4
4 2. 150.000 ptng
- -
5 -
- 3. 100.000 ptng
5 4
Medan Tuntungan
1 -
- 150.000 ptng
- -
5 -
- 5
Medan Labuhan
- -
1 -
- Th 100.000 ptng
- -
4 Tmp 800 bngks
6 Medan
Polonia 1
- -
100.000 ptng -
- 5
- -
7
Medan Selayang
3 4
1 1. 146.960 ptng
1. 1.500 bngks Th 13.325 ptng
10 4
4 2. 194.000 ptng
2. 400 bngks Tmp 2.500 bngks
12 4
3. 86.650 ptng 3. 350 bngks
10 4
4. 300 bngks 4
8 Medan
Perjuangan 2
- -
1. 80.000 ptng -
- 4
- -
2. 150.000 ptng 10
9 Medan
Helvetia 1
- 1
100.000 ptng -
Th 100.000 ptng 5
- 10
Tmp 500 bngks 10
Medan Sunggal
1 -
- 100.000 ptng
- -
5 -
- 11
Medan Tembung
- -
1 -
- 80.000 ptng
- -
4 12
Medan Petisah
- 1
- -
1.000 bngks -
- 5
- 13
Medan Baru
1 -
- 194.000 ptng
- -
7 -
- JUMLAH
18 7
4
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan Tahun 2007
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 2, di atas dapat dilihat bahwa pada kecamatan Medan Selayang paling banyak mengusahakan tahu dan tempe. Dimana jumlah produksi ynag
dihasilkan oleh pengusaha tahu dan tempe di kecamatan Medan Selayang lebih besar di bandingkan dengan kecamatan yang lain. Jumlah tenaga kerja terkecil
yaitu 4 orang dan terbanyak yaitu 12 orang. Jumlah produksi terkecil untuk tahu yaitu sebesar 80.000 potong hari dan untuk tempe sebesar 300 bungkus hari.
Jumlah produksi terbesar untuk tahu yaitu sebesar 194.000 potong hari, dan untuk tempe sebesar 2.500 bungkus hari.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana saluran pemasaran tahu dan tempe di daerah penelitian ?
2. Bagaimana fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pada setiap saluran
pemasaran ? 3.
Berapa besar biaya pemasaran, sebaran harga Price spread, margin pemasaran dan share margin di daerah penelitian ?
4. Apakah sistem pemasaran sudah efisien di daerah penelitian ?
5. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh produsen tahu dan tempe
dalam memasarkan tahu dan tempe?
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengetahui saluran pemasaran tahu dan tempe di daerah penelitian. 2.
Mengetahui fungsi-fungsi pemasaran di daerah penelitian. 3.
Mengetahui besar biaya pemasaran, sebaran harga price spread, margin pemasaran dan share margin di daerah penelitian.
4. Mengetahui efisiensi pemasaran di daerah penelitian.
5. Mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh produsena tahu dan tempe
dalam memasarkan tahu dan tempe di daerah penelitian.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi Pembuat Kebijakan, terutama dalam bidang industri pembuatan tahu dan tempe.
2. Sebagai bahan informasi dan bahan refrensi bagi pihak-pihak yang
berhubungan dengan penelitian ini. 3.
Sebagai bahan informasi bagi pengusaha tahu dan tempe dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka I. TAHU
Tahu pertama kali dibuat oleh masyarakat Thionghoa di daratan Cina. Tahu sudah mulai dikenal masyarakat Thionghoa sejak 2200 tahun yang lalu,
tepatnya sejak Dinasti Han memegang kekuasaan. Kata ”tahu” sendiri sesungguhnya berasal dari bahasa Cina, yakni : ”tao-hu” atau ”teu-hu”. Suku kata
“tao“ atau “teu“ berarti kacang kedelai, sedangkan “hu” berarti hancur menjadi bubur. Dengan demikian secara harafiah, tahu adalah makanan yang bahan
bakunya kedelai yang dihancurkan menjadi bubur Santoso, 1993. Karena itu, hingga kini tahu selalu identik dengan masyarakat Thionghoa.
Di cina, tahu sudah merakyat dan menjadi makanan yang sangat populer. Pembuatan tahu di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh para pedagang dan
imigran Cina yang datang dan menetap di Indonesia. Sebelum populer di Asia Tenggara, tahu terlebih dahulu menyebar ke Jepang dan dikenal dengan nama
”tofu” Agromedia, 2007. Pembuatan tahu dan tempe membutuhkan bahan baku kedelai. Dalam hal
ini, Indonesia merupakan penghasil kedelai yang cukup besar, bahkan terbesar di ASEAN. Meskipun begitu Indonesia masih memerlukan impor kedelai.
Diperkirakan separuh lebih produksi kedelai dan kedelai impor diolah menjadi tahu dan tempe Santoso,1993.
Pemakaian kedelai impor untuk pembuatan tahu dan tempe ini selain mutunya yang bagus, juga persediaannya selalu ada di pasaran. Hal ini berbeda
Universitas Sumatera Utara
dengan kedelai lokal yang persediaannya hanya musiman, sehingga menyulitkan para pembuat tahu dan tempe Agromedia, 2007.
Tahu seringkali disebut daging tidak bertulang karena kandungan gizinya, terutama mutu protein, setara dengan daging hewan. Tahu dapat dimanfaatkan
menjadi aneka ragam masakan, mulai dari sekedar digoreng begitu saja sampai dengan dijadikan masakan istimewa bagi kaum elit seperti : tahu burger, lapis tahu
gulung, cake pisang tahu dan sebagainya Santoso, 1993. Komposisi zat gizi tahu dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Zat Gizi dalam 100 gram Tahu
NO. ZAT GIZI
JUMLAH TAHU
1 Energi
63 kalori 2
Air 86,7 gram
3 Protein
7,9 gram 4
Lemak 4,1 gram
5 Karbohidrat
0,4 gram 6
Serat 0,1 gram
7 Abu
0,9 gram 8
Kalsium 150,0 mg
9 Besi
2,2 mg 10
Vitamin B
1
0,04 mg 11
Vitamin B
2
0,02 mg 12
Niacin 0,4 mg
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI Tahun 1993
Kadang-kadang ada beberapa perajin tahu yang menggunakan bahan pengawet berbahaya untuk mengawetkan tahu buatannya. Salah satu jenis
pengawet yang sering digunakan adalah Formalin. Formalin merupakan merek dagang dari formaldehid yang sudah dilarutkan dalam air. Biasanya, kadar
formaldehid adalah 30-40. Sebenarnya, Formalin lebih banyak digunakan untuk mengawetkan mayat manusia dan untuk industri penyamakan kulit dan offset
binatang.
Universitas Sumatera Utara
Jika dikonsumsi, Formalin bisa menyebabkan iritasi pada lambung dan usus, alergi, diare, serta mual. Konsumsi makanan yang mengandung Formalin
dalam jumlah banyak juga bisa memicu timbulnya beberapa jenis kanker karena Formalin bersifat karsinogenik. Karena itu, kita harus cermat dalam memilih tahu
yang bebas pengawet. Tahu yang tidak berformalin jika ditekan akan hancur dan rasanya agak asam Agromedia, 2007.
Sebelum usaha tahu dan tempe didirikan, aspek pengetahuan dan keterampilan teknologi tahu dan tempe harus dikuasai dulu. Langkah berikutnya
membuat perencanaan yang meliputi perencanaan pemasaran, penentuan dan pemilihan lokasi usaha, perencanaan tata letak, sarana pengolahan, dan
penanganan limbahnya. Usaha yang direncanakan itu nantinya harus dianalisis dan kemudian besarnya keuntungan yang akan diperoleh dihitung dengan cermat
Suprapti, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Adapun langkah-langkah pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
1. Penyortiran