Tahap dan Metode Beberapa tahap yang dilakukan dalam

5

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu penelitian Secara administratif, lokasi penelitian untuk mengidentifikasi mata air berada di Kecamatan Cidahu di bagian DAS Cimandiri, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2006 sampai November 2006. Pengolahan data dan analisis dilaksanakan di Laboratorium Hidrometeorologi Institut Pertanian Bogor. Tahap Awal dari penelitian ini dimulai dengan penyiapan proposal dilanjutkan dengan pengumpulan data dan penyajian hasil yang akan ditampilkan secara visual meliputi keseluruhan mata air hasil survey. Pengolahan data debit mata air menggunakan rekaman dengan kurun waku ≥ 1 tahun.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis data, yaitu data spasial dan data non spasial. a Data spasial, meliputi : ƒ Peta Rupa Bumi dengan skala 1 : 25.000 yang diproduksi oleh BAKOSURTANAL pada tahun 2003, yang didalamnya terdapat beberapa layer seperti: jalan, sungai, kontur 25 meter, administrasi desa dan informasi penutupan lahan. ƒ Peta Hidrogeologi dengan skala 1 : 100.000 yang diproduksi oleh Direktorat Tata Geologi Bandung pada tahun 1990. Infomasi layer yang dapat diambil dari peta ini meliputi : litologi, sebaran akifer, dan jenis tanah. ƒ Citra Landsat dengan resolusi 30 meter yang diakses secara gratis dari http:glcfapp.umiacs.umd.edu. Data landsat yang digunakan adalah data Landsat Tm path 122 row 65 akuisisi pada tanggal 28 Juli 1991 dan Landsat Etm path 122 row 65 akuisisi pada tanggal 12 Mei 2001. ƒ Data GPS yang diambil dari hasil survei lapangan yang menghasilkan beberapa infomasi, yaitu: posisi mata air, trak jalan, dan informasi tutupan lahan. b Data Non Spasial, meliputi : ƒ Data curah hujan yang didapatkan dari Balai PSDA Cisadea- Cimandiri, Kabupaten Sukabumi. Data curah hujan yang didapat meliputi tahun 1984 sampai 2005. ƒ Data debit mata air Cikubang 2001-2006. ƒ Data statistik Kecamatan Cidahu tahun 1996, meliputi informasi jumlah penduduk, wilayah administrasi dan potensi mata air. ƒ Profil melintang litologi mata air Cikubang yang diperoleh dari PT. Aqua Golden Mississipi.

3.2.2 Alat

Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini, adalah: ƒ GPS Global Position System untuk survei dan mengambil data dilapang ƒ Software Arc-View untuk analisa data spasial ƒ Microsoft Office; Excel, Word, Powerpoint.

3.3 Tahap dan Metode Beberapa tahap yang dilakukan dalam

penelitian ini, yaitu: a Tabulasi data Data yang digunakan berupa data spasial dan non spasial. Untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan cara survey ke lokasi penelitian dan interview dengan stakeholder yang berhubungan dengan mata air Cidahu. Sedangkan untuk kebutuhan data sekunder didapatkan dari beberapa instansi terkait. b Validasi data Setelah semua data spasial dan non spasial terkumpul, tahap selanjutnya dengan melakukan pengkoreksian data dengan beberapa referensi. Referensi ini meliputi data yang didapatkan dari data statistik kecamatan, dan data hasil browsing dari internet yang berkaitan dengan mata air Cidahu. c Pengolahan data ƒ Data spasial yang masih berupa data peta digital tematik akan didigitasi secara on screen digitasi menggunakan Arcview untuk mendapatkan data SIG sesuai 6 dengan parameter yang akan dianalisa. Parameter hidrogeologi yang mencakup jenis tanah, litologi, dan sebaran akifer. Pembuatan peta topologi yang berisi informasi layer jalan, sungai, batas administrasi untuk menunjukkan lokasi penelitian. Sedangkan layer kontur akan diturunkan menjadi peta kelerengan, ketinggian tempat dan sebaran sub das. ƒ Data raster dianalisa dari data citra satelit landsat untuk penutupan lahan Tahun 1991 dan 2001. Pengklasifikasian dilakukan secara unsupervised tak terbimbing dengan pembagian 50 kelas dan disederhanakan lagi dengan validasi data dari data GPS menjadi tujuh kelas, yaitu: hutan, perkebunan, tegal, sawah, pemukiman, tanah terbuka dan awan. Data non spasial yang berupa data curah hujan dan debit setalah dilakukan validasi selanjutnya akan dipolakan dengan grafik. ƒ Pengolahan karakteristik statistik data curah hujan meliputi nilai maksimum, minimum, dan penentuan tipe iklim. Metode untuk menganalisa tren perubahan curah hujan jumlah bulan basah dan jumlah bulan kering dalam skala waktu tahunan yang digunakan yaitu klasifikasi Schmidt Ferguson. Klasifikasi ini menggunakan data curah hujan bulanan paling sedikit sepuluh tahun. Klasifikasi Schmidt Ferguson terbagi atas : BB = bulan basah yaitu bulan dengan hujan 100 mm BL = bulan lembab yaitu bulan dengan hujan 60-100 mm BK = bulan kering yaitu bulan dengan hujan 60 mm Penentuan dalam metode klasifikasi Schmidt Ferguson pada BB, BL, BK tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata- ratanya. Diasumsikan data curah hujan bulanan dalam masing-masing tahun tersebut diartikan dengan jumlah bulan basah, ditambah jumlah bulan kering sama dengan 12 bulan. Hasil dari kaitan tren perubahan curah hujan jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah pada setiap stasiun disajikan dalam bentuk grafik dengan persamaan linier. ƒ Analisa deret waktu debit yang mencakup nilai maksimum, minimum dan pola tren musiman. Untuk mata air tertentu yang memiliki rekaman data untuk kurun waktu ≥ 1 tahun. Dalam penelitian ini dipillih data debit mata air Cikubang. d Overlay data Tahap akhir penyajian peta spasial secara visual dari berbagai parameter yang telah dikombinasikan dengan proses union data. e Intepretasi dan Lay out a. Pengeplotan dalam bentuk grafik deret waktu linier data curah hujan bulanan yang didapat dari stasiun curah hujan yang berada di sekitar mata air, hal ini dilakukan untuk mengetahui pola tren yang ada. b. Mengidentifikasi adanya keterkaitan pola musiman antara curah hujan terhadap debit mata air. c. Penyajian yang membandingkan penampang melintang geologi yang diperoleh dari peta hidrogeologi dan Mata Air Cikubang dari PT Aqua. d. Mengidentifikasi daerah resapan mata air. 7

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH

PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Lokasi penelitian skripsi ini dilakukan di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Secara geografis Kecamatan Cidahu terletak pada 106° 42 11 - 106° 46 15 BT dan 6° 42 25 - 6° 48 11 LS Gambar 1. Secara administrasi, pemerintahan Kecamatan Cidahu dibatasi dengan daerah lain Kecamatan Cidahu dalam Angka, 1996, yaitu : Sebelah utara : Gunung Salak Kabupaten Bogor Sebelah selatan : Kecamatan Cicurug dan Kecamatan Parungkuda Sebelah barat : Kecamatan Parakansalak Sebelah timur : Kecamatan Cicurug Gambar 1. Peta administrasi Kecamatan Cidahu Tabel 1. Luas wilayah per desa di Kecamatan Cidahu Daerah Cidahu berada di wilayah lereng selatan Gunung Salak, dengan ketinggian antara 500 – 800 mdpl. Kecamatan Cidahu memiliki luas sebesar 3541 ha. Wilayah Kecamatan Cidahu terletak 37 km sebelah barat dari kota Sukabumi, 100 km arah barat Bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat dan 112 km arah timur dari Jakarta Anonymous, 1996. Jumlah penduduk di wilayah ini sekitar 54 ribu orang dan menyebar dalam delapan desa. Tingkat kepadatan penduduk sekitar 3200 orangkm Tabel 2, tingkat pendidikan sekitar 80 penduduk mengenyam pendidikan setingkat SD Lampiran 2. Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah bertani yaitu 88 Lampiran 3, namun demikian 65 tidak memiliki lahan Lampiran 4 . Nama Desa Kecamatan Kabupaten Luas Ha Cidahu Cidahu Sukabumi 1649 Girijaya Cidahu Sukabumi 504 Tangkil Cidahu Sukabumi 315 Jayabakti Cidahu Sukabumi 341 Pasir Doton Cidahu Sukabumi 164 Babakan Pari Cidahu Sukabumi 186 Pondokaso Tonggoh Cidahu Sukabumi 124 Pondokaso Tengah Cidahu Sukabumi 258

Dokumen yang terkait

Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi

0 5 114

Potensi mata air Mungup ii untuk kebutuhan air irigasi di Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali

1 12 131

PUBLIKASI ILMIAH KAJIAN POTENSI AIRTANAH UNTUK Kajian Potensi Airtanah Untuk Kebutuhan Domestik Air Masyarakat di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.

0 3 18

KAJIAN POTENSI AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DI KECAMATAN Kajian Potensi Airtanah Untuk Kebutuhan Domestik Air Masyarakat di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.

0 8 13

ANALISIS POTENSI MATA AIR KARST UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA BASUHAN KECAMATAN EROMOKO Analisis Potensi Mata Air Karst Untuk Kebutuhan Air Domestik Penduduk Desa Basuhan Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.

1 11 19

ANALISIS POTENSI MATA AIR KARST UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA BASUHAN KECAMATAN EROMOKO Analisis Potensi Mata Air Karst Untuk Kebutuhan Air Domestik Penduduk Desa Basuhan Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri.

0 3 15

POTENSI MATA AIR UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN DOMESTIK (STUDI KASUS MATA AIR LAU BULUH DI DESA CINTA RAKYAT KECAMATAN MERDEKAKABUPATEN KARO).

0 2 22

POLA PERSEBARAN DAN POTENSI MATA AIR DI BENTUK LAHAN KARST DI KECAMATAN GIRIWOYO KABUPATEN WONOGIRI Pola Persebaran dan Potensi Mata Air di Bentuk Lahan Karst di Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri.

0 4 15

POLA PERSEBARAN DAN POTENSI MATA AIR DI BENTUK LAHAN Pola Persebaran dan Potensi Mata Air di Bentuk Lahan Karst di Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri.

0 3 14

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA MATA AIR (UMBUL) Analisis Potensi Obyek Wisata Mata Air (Umbul) dalam Rangka Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.

0 1 19