11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis
1. Kesadaran Sejarah
a. Pengertian Kesadaran Sejarah
Secara harifiah kata kesadaran berasal dari kata sadar yang berarti insyaf, merasa, tahu mengerti. Jadi kesadaran adalah keinsyafan atau merasa mengerti
atau memahami sesuatu. Menurut Kuper 2000: 162 kesadaran adalah pemahaman sesuatu dengan melibatkan mental menyangkut: ide, perasaan,
pemikiran, kehendak dan ingatan yang terdapat seseorang jika ia sedang memikirkan sesuatu yang ada disekitarnya.
Sejarah adalah adalah studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami manusia di waktu lampau dan telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu
sekarang Widja, 1989: 91, sedangkan menurut Kartonodirjo 1993:14 ia membagi sejarah dalam dua pengertian, yaitu sejarah dalam arti subjektif dan
sejarah dalam arti objektif. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita sedangkan
sejarah dalam arti objektif menunjuk kepada kejadaian atau peristiwa itu sendiri ialah proses sejarah dalam aktualisnya.
Menurut Subagyo 2010: 253 kesadaran sejarah ialah cara bagaimana pikiran sejarahwan bekerja bilamana menganalisa masa lampau. kesadaran sejarah
juga suatu pandangan, pemikiran, atau konstruksi sejarah sebagai daya upaya
yang direncanakan untuk mengerti masa lalu di dalam lingkungan sendiri yang berfungsi mengukur dan mentukan sikap manusi dalam kerangka sejarahnya atau
historical mindedness. Kesadaran sejarah sebagai gejala psikologis dapat didefinisikan sebagai
kontruksi pemahaman terhadap pengalaman masa lalu. Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai dengan pemikiran perspektif waktu yang
secara tajam mampu membedakan dimensi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai juga
penyusunan akumulasi pengalaman masalah secara urut dalam ingatan atau kesadaran.
Kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah dapat dikenali dengan simbol- simbol monumental dalam bentuk spriritual maupun material. Simbol-simbol
monumental dari proses sejarah dalam bentuk spiritual, contohnya: semangat jaman, jiwa jaman, nilai-nilai kultur, dan seterusnya, sedangkan simbol-simbol
monument dari proses sejarah dalam bentuk material contohnya: bangunan sejarah, bangunan monumental candi, arca, dan sebagainya.
Selain itu kesadaran sejarah pada hakikatnya adalah suatu kondisi kejiwaan atau sikap jiwa mental attitude yang menunjukan tingkat penghayatan
pada makna dan hakikat sejarah, sehingga melahirkan dorongan untuk ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah.
Kesadaran sejarah memerlukan pembinaan, melalui sejarah kita bisa menggunakan pikiran sehat, logika, dan imajinasi,dengan menggunakan serajin
dan secermat mungkin bahan-bahan bakunya. Disamping buku-buku sejarah dan
kronologi sejarah, maka diperlukan pula sumber-sumbernya. Salah satu sumber bahan yang sangat penting adalah peninggalan sejarah. Bertolak dari peninggalan
sejarah tersebut, maka dapat digali kekuatan dari zaman lampau untuk kita butuhkan membina bangsa. Peninggalan sejarah melahirkan nilai atau kesadaran
yang akan menjadi guru bangsa yang melanjutkan budaya positif pendahulunya Kardiyat Wiharyanto, 2008.
Dari beberapa rumusan pengertian kesadaran sejarah dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kesadaran sejarah yaitu pemahaman
yang melibatkan ide, perasaan, pemikiran, kehendak, dan ingatan terhadap masa lalu yang merujuk kepada pembinaan budaya bangsa dan nilai-nilai budaya yang
relevan dengan usaha pengembangan kebudayaan itu sendiri sehingga menjadi dorongan untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
b. Indikator Kesadaran Sejarah