E. Bahan dan alat penelitian
1. Bahan – bahan yang diperlukan untuk penelitian ini adalah:
1. Tikus putih jantan galur Sprague dawley
2. Ekstrak daun sambung nyawa 500 mgkgBB, 1000 mgkgBB,
1500 mgkgBB, 2000 mgkgBB 3.
Pakan standar mencit 4.
Aquadest 5.
Bahan untuk pembuatan preparat histopatologi
2. Alat – alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Kandang mencit dan perlengkapannya
2. Sonde lambung
3. Seperangkat alat bedah minor untuk pengambilan organ tikus
4. Alat untuk pembuatan preparat histopatologi
5. Mikroskop
F. Jalannya Penelitian
1. Metode Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sambung nyawa
Daun sambung nyawa dibersihkan dengan air mengalir dan setelahnya ditiriskan. Kemudian dijemur dengan ditutupi kain berwarna gelap
untuk menghindari kontak langsung dengan matahari. Setelah didapatkan daun yang kering, kemudian daun dibuat serbuk dan diayak
hingga diperoleh serbuk daun sambung nyawa. Sebanyak 500 gram
serbuk diekstrak dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96 sebanyak 1,5 L. Pengadukan dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pada pagi dan sore hari, setelah 3 x 24 jam dilakukan penyaringan. Ampas proses tersebut kembali dimaserasi dengan pelarut etanol 96
sebanyak 1,5 L. Proses maserasi dilakukan sebanyak tiga kali. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan kemudian diendapkan, lalu disaring untuk
selanjutnya diuapkan dengan pengurangan tekanan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental Gofur et al., 2009.
2. Prosedur Pemberian Dosis Ekstrak Daun Sambung nyawa.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Gofur et al. 2009, yang menyatakan bahwa dosis 350 dan 700 mgkgBB telah terbukti efektif
dalam menghambat pertumbuhan sel kanker maka dosis yang akan digunakan pada penelitian diambil dari pertengahan dosis efektif yaitu
500mgKgBB. Dosis untuk kelompok perlakuan kedua yang akan digunakan yaitu 500mgkgBB kemudian dosis kelompok perlakuan
ketiga hasil pengalian 2x dari dosis kedua, yaitu 1000 mgkgBB, sedangkan dosis kelompok perlakuan keempat adalah hasil pengalian
1,5x dari dosis kedua yaitu 1500 mgkgBB, dan dosis kelompok perlakuan kelima merupakan hasil pengalian 4x dosis kedua yaitu 2000
mgkgBB Gofur et al., 2009. a.
Dosis untuk tiap tikus kelompok II 500 mgKgBB x 0,2 Kgberat tikus = 100 mg
b. Dosis untuk tiap tikus kelompok III