3. Uji varians dengan Levene’s test. Uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dua atau lebih kelompok data mempunyai varian data yang sama atau tidak.
4. Uji Efek Perlakuan Apabila data memenuhi syarat terdistribusi normal dan varian data
sama maka, digunakan uji statistik parametrik yaitu One Way Anova. Jika variabel hasil transformasi tidak berdistribusi normal atau varians
tetap tidak sama, maka alternatifnya dipilih uji Kruskal-Wallis.
Jika pada uji One Way Anova menghasilkan nilai p0,05, maka dilanjutkan dengan melakukan analisis Least Significant Difference
– test LSD Post Hoc Test untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara
bermakna. Apabila menggunakan uji Kruskal-Wallis dan menghasilkan nilai p 0,05, maka lanjutkan dengan menggunakan uji Mann-Whitney
Test untuk melihat kelompok yang berbeda secara bermakna.
Gambar 7. Rancangan Penelitian.
Populasi
Sampel
Random Alokasi
Kelompok I kontrol
6 ekor tikus putih
Perlakuan pada
kelompok I kontrol
diberikan akuades 1
ml Selama 2
minggu kelompok II
perlakuan 6 ekor tikus
putih
Perlakuan pada
kelompok II ekstrak
daun sambung
nyawa 500 mgkgBB
selama 2 minggu
kelompok III
perlakuan 6 ekor tikus
putih
Perlakuan pada
kelompok III ekstrak
daun sambung
nyawa 1000 mgkgBB
selama 2 minggu
kelompok IV
perlakuan 6 ekor
tikus putih
Perlakuan pada
kelompok IV ekstrak
daun sambung
nyawa 1500
mgkgBB selama 2
minggu kelompok
V perlakuan 6 ekor tikus
putih
Perlakuan pada
kelompok V ekstrak
daun sambung
nyawa 2000
mgkgBB selama 2
minggu Fase Adaptasi 4-7 hari
Pada hari ke-14 mencit di terminasi dan kemudian dibuat preparat histopatologis organ lambung
Analisis hasil
H. Etika Penelitian
Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Peneletian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung, dengan menerapkan perinsip 3R dalam protokol, yaitu:
1. Replacement, adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan
sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengamatan terdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak
dapat digantikan oleh mahluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.
2. Reduction diartikan sebagai pemanfaatan hewan dalam penelitian
sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. 3.
Refinement adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi memelihara hewan dengan baik, tidak menyakiti hewan,
serta meminimalisasi perlakuan yang menyakitkan sehingga menjamin kesejahteraan hewan coba sampai akhir penelitian Ridwan, 2013.
BAB V SIMPULAN dan SARAN
A. Simpulan
Pemberian ekstrak etanol 96 daun sambung nyawa tidak menunjukkan
kerusakan gambaran histopatologis organ lambung pada tikus putih galur Sprague dawley.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan kontrol yang ketat terhadap
jalannya penelitian. 2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis toksisitas sub akut dan kronis dari ekstrak etanol daun sambung nyawa.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan hewan coba yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Akiyama, HF., Iwatsuki, T. 2001. Antibacterial action of several tennis agains Staphylococcus aureus. J of Antimicrobial Chemo. 48:487-91
Arivazhagan, P., Thilakavathy, T., dan Panneerselvam, P. 2000. Antioxidant lipoate and tissue antioxidants in aged rats. Journal of Nutritional
Biochemistry. 11: 122-7.
Astri, Y., Truly, S., Joseph, I., Sigit, Muchtan, S. 2012. Toksisitas akut peroral ekstrak etanol daun dewa Gynura procumbens Lour. Mer terhadap
kondisi lambung tikus jantan dan betina galur wistar. MKB. 441:38 - 43
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Depkes RI.
2008. Profil
Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan
Lingkungan.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Donatus, I.A. 2001. Toksikologi Dasar. Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM.
Eatau, D.L., Klaassen C.D. 2001. Principle of Toxicology. Casarett and Doull’s
Toxicology : The Basic Science of Poison. Ed 6. New Yorks: Mc. Graw Hill.
Eroschenko, V.P. 2010. Atlas Histologi Difiore. ed 11. Jakarta: EGC.
Ganong, W.F. 2002. Fisiologi Kedokteran. ed 2. Jakarta: EGC.