Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional, Sistem ekonomi komando, Sistem ekonomi pasar, maupun Sistem ekonomi campuran. Sistem ekonomi yang
diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi
Ekonomi. Demokrasi Ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah hasil pemilihan rakyat.
Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang
sehat guna meningkatkan keejahteraan masyarakat. Landasan perekonomian Indonesia adalah pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD 1945
hasil Amendemen, yang berbunyi sebagau berikut : a Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan; b Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara; c Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat. d Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
1.5 Identifikasi Peluang Bisnis
Suatu usaha dimulai karena adanya suatu peluang bisnis dan ketertarikan pada keuntungan yang diharapkan dari usaha tersebut. Mewujudkan peluang
menjadi kenyataan adalah proses yang memerlukan waktu relatif cukup lama. Waktu yang diperlukan untuk mengatur prasyarat, seperti menjajaki layak
tidaknya suatu usaha tersebut, pencarian sumber modal, ketersediaan bahan baku, sumber daya alam dan tenaga kerja yang tersedia serta ketersediaan pasar untuk
menyalurkan barangjasa yang dihasilkan. Dengan demikian mengidentifikasi peluang-peluang bisnis baru, merupakan suatu hal yang tidak mudah bagi para
pengusaha terutama bagi para pemula. Karakteristik dari hal baru tersebut yang membuat pekerjaan menjadi sulit, karena fakta yang diperoleh untuk
membuktikan kasus atau yang mendukung untuk berinvestasi hanya sedikit. Ada 2 fase pendekatan untuk mengidentifikasikan peluang bisnis, yaitu :
a. Fase menemukan gagasan yaitu : 1. Diri sendiri
Sumber gagasan yang paling dekat dan adalah pada diri sendiri hanya saja membutuhkan kepekaan.
2.Pelanggan Sumber kedua, yaitu diperoleh melalui pelanggan. Kita dapat mengetahui
kekurangan atau kelebihan produk yang mereka beli. Melalui keluhan ataupun kepuasaan yang mereka sampaikan, dari hal itu kita dapat memperoleh ide untuk
membuat produk
sesuai dengan
yang diinginkan
pelanggan. 3.Pasar
Keberhasilan produk disuatu pasar kerap kali dapat melahirkan gagasan yang sukes-sukses. Kita juga bisa melihat peluang dipasar, misalnya produk-produk apa
saja yang banyak dibutuhkan konsumen disuatu pasar yang persediaannya terbatas.
4.Produk yang gagal
Sumber ke 4 lahirnya bisnis adalah produk-produk yang gagal. Dengan adanya produk yang gagal kita bisa mengevaluasi yang mendalam atas produk yang
gagal, sementara dipasar masih ada permintaan yang cukup besar atas produk- produk yang gagal tersebut. Karena masih banyaknya permintaan produsen bisa
menghilangkan ciri-ciri negatifnya.
b. Fase mengidentifikasi gagasan oleh manusia yaitu: 1. Analisis Persoalan
Langkah pertama adalah menganalisis persoalan, mengapa orang yakin bahwa setiap gagasan produk yang dikembangkan akan berhasil dan memberi
profit. 2.
Analisis Situasi
Analisis sitausi ini tujuannya untuk menghasilkan pengetahuan yang perlu untuk menentukan secara tepat apa yang dituntut dalam mengembangkan gagasan
agar sukses dipasaran. 3.Merumuskan
Kalau pengetahuan tentang analisis bisnis sudah mencukupi, mulailah dengan langkah ketiga. Merumuskan dan memeriksa hal-hal yang tidak atau belum
diketahui yang dapat melahirkan atau justru akan memporak-porandakan gagasan bisnis usaha.
4.Mensurvei pelanggan sasaran
Langkah keempat, yaitu melakukan riset mengenai pelanggan sasaran. Supaya berhasil, perusahaan harus bisa memproduksi barang yang sifatnya unik, lain dari
yang lain sehingga lebih diminati dari pada produk pesaingnya.
Contoh usaha yang sukses Majalah BISNIS KITA edisi 101Januari 2005. Mr. Celup,s. Sugiarto, Thomas Linardi dan Mulyadi Wijaya mendapat ide bisnis
jualan makanan seafood dari Malaysia, dimana makanan yang dipesan pelanggan dicelupkan dulu dalam adonan panas sebelum disajikan. Ia mengadaptasi dengan
nama yang unik, karena melalui tahapan celup, maka menamakan usahanya sebagai Mr. Celup’s. Dengan nama itu, Mr. Celup’s pun dikejar-kejar pemikat
yang ingin “mencelup” makanan khas itu. Saat ini, tawaran kerja sama untuk membesarkan nama Mr. Celup’s datang dari berbagai penjuru. Oleh karena itu
saat ini Mr. Celup’s mudah ditemui diberbagai kota di Indonesia. Sekalipun ide
usaha ini tidak orisinil, tetapi dengan pemilihan nama yang unik, bisnis tersebut meledak.
BAB II LINGKUNGAN BISNIS