Hasil Belajar Tinjauan Pustaka

d. Synthesis mengorganisasikan, merencanakan, membentukbangunan baru. e. Evaluation menilai. f. Application menerapkan. 2. Affective Domain a. Receiving sikap menerima. b. Responding memberikan respon. c. Valuing nilai. d. Organization organisasi. e. Characterization karakterisasi. 3. Psychomotor Domain a. Initiatory level. b. Pre-routine level. c. Routiniezed level. Beberapa tingkatan taraf untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran yaitu sebagai berikut. 1. Istimewamaksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekalioptimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76 - 99. 3. Baikminimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60 - 75. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60. Djamarah, 2006: 107. Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan lekas menghilang, berartihasil pengajaran itu tidak efektif. Guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan ituakan masih diingat kelak oleh subjek belajar, setelah lewat satu minggu, satu bulan,satu tahun dan seterusnya. 2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.Sardiman, 2007: 49 Suatu pengajaran disebut berhasil baik jika pelajaran itu membangkitkan proses belajar efektif. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Dimyati dan Mudjiono, 2006: 11

2.1.2 Motivasi Berprestasi

Motivasi sebagai faktor inner batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan Ahmadi, 200: 83. Manusia memiliki motivasi tertentu dalam setiap perbuatan yang dilakukan. B. Uno 2010: 3 berpendapat bahwa motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Individu yang memiliki motivasi akan memiliki energi atau kekuatan untuk berbuat dalam usama mencapai suatu tujuan. Suryabrata 2002: 70 menambahkan bahwa motif adalah keadaan dalam diri individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Disimpulkan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang menunjuk pada suatu dorongan dalam diri individu untuk bertindak demi tercapainya suatu tujuan. Menurut B. Uno 2013: 1-3, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan tersebut yaitu motif atau tujuan individu tersebut yang hendak dicapai. Motivasi dapat mempengaruhi tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan individu, dalam usaha mencapai suatu tujuan. Menurut Sumadi suryabrata dalam Djaali 2007: 101 , motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Adapun Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya motivasi, McClelland mengemukakan bahwa diantara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh makanan. Karena penelitian ini mengacu pada motivasi berprestasi, Dengan demikian motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis kebutuhan untuk berprestasi yang terdapat di dalam diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu Djaali, 2007: 103. Koontz Moekijat, 2001: 5 menyebutkan motivasi menunjukkan dorongan dan usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi biasanya didefinisikan sebagai sesuatu yang memberi energi dan mengarahkan perilaku. Tentu saja, ini merupakan definisi umum, definisi yang dapat diaplikasikan untuk banyak faktor yang mempengaruhi perilaku. Semua perilaku termotivasi, bahkan perilaku siswa yang memandang keluar jendela dan menghindari tugas. Kesediaan siswa untuk belajar adalah hasil dari banyak faktor. Mulai dari kepribadian siswa dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugastugas sekolah, hadiah yang didapat karena telah belajar, situasi belajar mendorong siswa untuk belajar dan sebagainya. Syah 2008: 136 berpendapat bahwa motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah. Motif berprestasi ini mengarah terhadap kepentingan masa depan dibandingkan masa lalu atau masa kini dan individu akan menjadi lebih kuat dalam menghadapi kegagalan karena dirinya dapat memperkirakan situasi yang akan datang untuk memperolah prestasi yang lebih baik. Dari keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut. 1. Pendekatan kebutuhan. Maslow Hamalik, 2000: 109 melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-tingkat. Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu ialah sebagai berikut. a. Kebutuhan fisiolois, yakni kebutuhan primer yang harus dipuaskan lebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang dan tempat berlindung. b. Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang atau benda. c. Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan perasaan berpartisipasi. d. Kebutuhan berprestasi yakni kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang. Jenis-jenis kebutuhan tersebut dapat menjadi dasar dalam upaya menggerakkan motivasi belajar peserta didik. Upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut melalui proses pembelajaran hanya dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu. 2. Pendekatan Fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep- konsep motivasi, yakni: penggerak, harapan, dan insentif Hamalik, 2000: 110. Penggerak, adalah yang memberi tenaga tetapi tidak membimbing, harapan adalah keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. Salah satu jenis harapan ialah motif berprestasi, ialah harapan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menantang dan sulit. Clelland, Hamalik, 2000: 110. Sedangkan insentif ialah obyek tujuan yang aktual, dapat diberikan dalam bentuk konkret atau simbolik.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 41

PENGARUH MINAT BACA SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TEHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 13 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 25 78

PENGARUH TINGKAT INTELLIGENCE QUOTIENT, SIKAP TENTANG MATA PELAJARAN DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMAN 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 81

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 2 108

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 5 107

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA ICT DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 79

PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 15 103

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 81

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

2 7 15

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP SIKAP BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA

0 0 13