Penelitian Terdahulu PENGGUNAAN METODE GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN KOREOGRAFI PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMA NEGERI 3 KOTABUMI LAMPUNG UTARA

Berdasarkan pendapat tersebut pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. “Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen penting diantaranya adalah, siswa, guru, tujuan, meteri pelajaran, metode dan evaluasi hasil belajar, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan efektif” Aqib, 2014: 03 .

2.3 Teori Pembelajaran

Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori pembelajaran konstruktivisme menurut beberapa pendapat para ahli. Vygotsky memandang bahwa pengetahuan dibangun secara sosial dalam pengertian bahwa peserta yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan membangun bersama makna suatu pengetahuan. Dengan demikian proses yang terjadi akan beragam sesuai dengan konteks kulturalnya Winataputra, 2012: 6.9. Teori tersebut lebih diperkuat lagi dengan teori pembelajaran kooperatif menurut Lie dalam Mustofa dan Thobroni 2011: 286, sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Selain itu menurut Vygotsky dalam Yamin Martinis 2013: 9 mengemukakan bahwa alat-alat budaya cultural tools, yang mencangkup alat-alat yang nyata dan alat-alat simbolik seperti kerja seni memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan kognitif. Atas dasar tersebut dapat dilihat bahwasanya teori kontruktivisme memiliki peranan pada pertumbuhan dan perkembangan siswa. Teori kontruktivisme dapat diartikan dan diuraikan menurut beberapa tokoh atau para ahli, Menurut Aqib Zainal 2013:66 “Teori kontruktivisme adalah upaya untuk membangun pemahaman ata u persepsi atas dasar pengalaman yang dialami anak”. Sedangkan menurut Vygosky dalam Nurani Yuliani 2013:60 menyatakan bahwa: “Pengetahuan bukan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak”. Berdasarkan kedua pendapat dari teori konstruktivisme tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teori kontruktivisme adalah teori yang dimana pengetahuan dan pemahaman siswa dibangun dan diciptakan oleh siswa itu sendiri melalui pengalaman siswa dalam proses atau melakukan gerak sehingga dapat menciptakan sebuah perubahan. Perubahan merupakan hasil pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari baik dari kehidupannya sendiri maupun dari kehidupan kelompok. Perkembangan pada siswa diperoleh dari proses aktif dengan melibatkan seluruh panca inderanya untuk memperoleh pengetahuan baru berdasarkan penemuan sendiri dari yang bersifat khusus menjadi kompleks, sehingga anak menggali potensinya secara menyeluruh dengan pengaruh lingkungan sebagai bagian interaksi siswa. Dalam hal ini guru memiliki peran untuk memberikan kesempatan pada anak agar berkembang dan memperoleh ilmu