Prosedur Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satu model pembelajaran efektif dan dapat merangsang keaktifan peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono 2009: 61, “model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward- nya”. Hal ini didukung dari teori belajar konstruktif yang diungkapkan oleh Pidarta 2007: 218. Pada teori belajar ini peserta didik dibiasakan bertindak seperti ilmuwan. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik. Dalam kaitan pembelajaran fisika, pembelajaran kooperatif ini memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan pemahaman konsep fisika. Berdasarkan hasil penelitian Khoridah 2007 mengungkapkan adanya pengaruh positif model pembelajaran kooperatif terhadap pemahaman konsep fisika. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif menjadi pertimbangan serius untuk digunakan di dalam kelas.

2.6.1 Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya 2006: 248 di dalam buku Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menjelaskan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: 1 penjelasan materi; 2 belajar dalam kelompok; 3 penilaian; dan 4 pengakuan tim. 1 Penjelasan Materi Tahap ini diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman peserta didik terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai. Untuk kegiatan selanjutnya, peserta didik akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok. Pada tahap ini, guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab, serta demonstrasi. Pada tahap ini juga, guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik peserta didik. 2 Belajar dalam Kelompok Pada tahap ini, guru melakukan pembentukan kelompok yang heterogen. Melalui tahapan ini, peserta didik didorong untuk melakukan tukar menukar informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama-sama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat. 3 Penilaian Penilaian dalam tahap ini, dapat dilakukan dengan tes atau kuis baik secara individu maupun kelompok. Tes ini nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap peserta didik ataupun kelompok. 4 Pengakuan Tim Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka. 2.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 2.6.2.1 Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEPIKIR KRITIS SISWA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

0 9 165

PENGEMBANGAN E DIAGNOSTIC TEST UNTUK MENGIDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

7 23 135

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS.

0 4 10

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MULTI REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS - repository UPI S FIS 1200330 Title

0 1 3

MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK (2)

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

0 0 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING (PENGAJUAN SOAL) TIPE WITHIN SOLUTION POSING PADA HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI SMA NEGERI 2 BANGKALAN

0 0 5

1 INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FLUIDA STATIS DI SMA

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA SMA KARTIKA WIJAYA SURABAYA

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS KELAS XI IPA 2 SMA HANGTUAH 4 SURABAYA SKRIPSI

0 0 20