Pencurian dan penjarahan liar yang sering dilakukan baik siang ataupun malam hari serta baik perorangan maupun kelompok, harus menciptakan penanganan dan
perhatian yang sangat serius. Kerana bagaimanapun pencurian kayu Perhutani merupakan perbuatan yang sangat melanggar hukum.
Mengingat begitu pentingnya eksistensi hutan bagi kelangsungan hidup dan keseimbangan lingkungan maka perbuatan-perbuatan yang merusak kelestarian hutan
khususnya pencurian kayu dan penjarahan liar harus segera ditangani agar kelestarian hutan tetap terjaga. Berkaitan dengan hal tersebut pihak kehutanan
maupun masyarakat harus saling bekerjasama dalam menjaga kelestarian hutan. Khususnya para petugas yang tergabung dalam Kesatuan Pemangkuan Hutan harus
secara bersungguh-sungguh dalam menangani kasus pencurian kayu Perhutani karena perbuatan tersebut sangat merugikan negara serta masyarakat.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut peneliti mengambil judul
“Penanganan Pencurian Kayu di Kesatuan Pemangkuan Hutan Telawa” dan
mengadakan penelitian di kawasan hutan Telawa dimana kawasan tersebut merupakan kawasan hutan yang rawan terjadinya pencurian dan penjarahan liar.
1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Masalah kerusakan hutan adalah masalah yang harus segera ditangani sedini mungkin, mengingat eksistensi hutan sangat penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan yang merupakan lingkungan hidup yang langsung berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Adapun kerusakan hutan dapat disebabkan oleh bermacam-
macam faktor yaitu kerusakan hutan yang disebabkan karena pencurian kayu dan penebangan liar yang disebabkan karena masyarakat menganggap bahwa hutan
adalah milik bersama, jadi mereka mengadakan perencekan dengan tanpa merasa bersalah, kerusakan hutan juga dapat disebabkan karena penggembalaan liar dan
kebakaran hutan. Kerusakan hutan harus ditangani secepat mungkin agar keseimbangan
lingkungan dapat diciptakan kembali, karena bila dibiarkan rusak berkepanjangan dapat mengakibatkan keseimbangan lingkungan menjadi terganggu, dengan rusaknya
hutan dapat menyebabkan erosi, tanah tandus dan bencana banjir serta kekeringan di musim kemarau.
Kesatuan Pemangkuan Hutan adalah petugas pemerintah yang tergabung dalam satu kesatuan yang disebut Perhutani yang bertugas menjaga dan melindungi hutan
dari kerusakan baik yang disebabkan oleh perbuatan manusia, binatang ternak, daya- daya alam maupun hama serta penyakit yang menimbulkan kerusakan hutan.Selain
hal tersebut pihak Perhutani juga bertugas menjaga hak-hak negara, masyarakat dan parorangan atas hutan, kawasan hutan , hasil hutan, investasi serta perangkat yang
berhubungan dengan pengelolaan hutan. Dalam hal penanganan kerusakan hutan khusususnya yang disebabkan oleh
pencurian dan penjarahan liar tentunya tidak dilakukan sendiri oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan tetapi dengan bantuan pihak kepolisian serta bantuan
masyarakat. Dengan adanya berbagai permasalahan yang menyebabkan kerusakan hutan
serta berbagai pihak yang berwenang mengatasi kasus kerusakan hutan baik yang disebabkan oleh manusia ataupun faktor yang lain.Maka sudah barang tentu
dibutuhkan kerjasama yang baik antar semua pihak yang terkait yaitu antara pihak Perhutani dengan Polri dan dengan masyarakat sekitar hutan.
Sehubungan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan kerusakan hutan, maka dalam penelitian ini hanya membatasi masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan penanganan kerusakan hutan akibat pencurian dan penjarahan liar oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan. Bagaimana proses penanganan tersebut, apa faktor
yang menghambat penanganan kasus pencurian dan penjarahan liar yang dilaksanakan oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan Telawa.
1.3 Perumusan Masalah