pembentukan folikel Verakunpiya dalam Tang dan Affandi, 2001. Vitamin E diangkut dari jaringan periferal selama vitelogenesis berlangsung walaupun
kandungan plasma vitelogenin tidak dipengaruhi, diduga bahwa lipoprotein mungkin terlibat dalam pengangkutan vitamin E selama masa vitelogenesis
tersebut Izquierdo, 2001. Vitamin ini merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak dan diperlukan dalam proses reproduksi oleh tikus. Oleh karena itu,
vitamin E juga disebut suatu senyawa antisterilitas Budiyanto, 2002.
2.4 Asam Lemak Omega 3 dan Omega 6
Omega 3 biasa disebut dengan asam lemak linolenat dan omega 6 biasa disebut dengan asam lemak linoleat. Kedua asam lemak ini termasuk ke dalam
asam lemak esensial, essential fatty acids EFAs. EFA ditemukan dalam lemak tak jenuh rantai banyak Martoharsono, 1988. Di dalam tubuh, EFA yang
merupakan komponen fosfolipid berperan penting sebagai struktur membran sel yang akan mempengaruhi fluiditasnya Hepher et al., 1990, dalam Yanto, 2000
yang kemudian akan mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim tertentu pada membran sel. Asam lemak essensial juga sebagai bahan dasar dalam produksi
senyawa-senyawa prostanoid seperti prostaglandin Ibeas et al., 1994a dalam Yanto, 2000. Selanjutnya, prostanoid tersebut berperan pada fungsi fisiologis
tubuh, termasuk reproduksi.
Pakan induk yang kekurangan asam lemak esensial menghasilkan laju pematangan gonad yang rendah Tang dan Affandi, 2001. Induk yang
mendapatkan makanan yang kekurangan asam lemak esensial akan menghasilkan telur dengan derajat tetas telur yang rendah dan sebagai larva yang dihasilkan
abnormal Watanabe et al., 1984 dalam Watanabe, 1988. Kebutuhan akan asam lemak essensial omega 3 dalam tubuh sedikit. Keseimbangan komposisi asam
lemak, dalam hal ini jumlah yang tinggi dari asam lemak tak jenuh rantai banyak n-
6 dan jumlah yang rendah dari asam lemak n-3 bersama-sama dengan tersedianya jumlah fosfor yang sedikit dalam makanan induk yang berdasarkan
pada tepung kacang kedelai, dapat juga secara langsung mengurangi kualitas pemijahan Watanabe et al., 1995 dalam Izquierdo, 2001.
Asam lemak esensial dapat bersumber dari lemak nabati dan hewani pada pakan ikan. Pada pembuatan pakan ikan, minyak ikan biasanya digunakan sebagai
sumber asam lemak n-3, minyak jagung sebagai sumber asam lemak n-6 dan minyak kelapa sebagai sumber asam lemak jenuh Yanto, 2000. Kebutuhan ikan
air tawar dan di daerah panas adalah dari jenis asam lemak n-6 atau campuran asam lemak n-6 dan n-3 Steffans, 1997 dalam Yanto, 2000.
2.5 Kualitas Air