Model Pembelajaran Discovery Learning

Langkah-Langkah Operasional tersebut adalah sebagai berikut menurut Kurniasih dan Sani 2014: 68-71 a. Langkah Persiapan Strategi Discovery Learning 1 Menentukan tujuan pembelajaran 2 Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya 3 Memilih materi pelajaran 4 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif dari contoh-contoh generalisasi 5 Menetukan bahan-bahan belajar yang berupa contoh contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik 6 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstak, ata dari tahap enaktif, ikonik sampai simbolik 7 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik b. Prosedur Aplikasi Strategi Discovery Learning 1 Stimulation Stimulasipemberi rangsangan Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. 2 Problem Statement pernyataanidentifikasi masalah Setelah dilakukan stimulation langkah selanjutnya adalah guru meberikan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satu dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas pertanyaan masalah. 3 Data Collection pengumpulan data Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak- banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan collection berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan ujicoba sendiri dan sebagainya. 4 Data Processing pengolahan data Pengolahan data merupakan kegiatan data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan dan semuanya diolah, diacak, diklarifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. 5 Verification pembuktian Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secar cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. 6 Generalization menarik kesimpulangeneralisasi Tahap generalisasimenarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

B. Penelitian yang Relevan Tabel 4. Penelitian yang Relevan

Nama Judul Hasil Penelitian Yuniar 2013 Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan Model Problem-Based Learning Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VII.D Semester Genap Pada SMP Negeri 1 Pulau Panggung Tahun Pelajaran 20122013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan dari hasil belajar yang diukur dari kognitif adalahh siklus I sebesar 48,57, pada siklus II sebesar 65,75 pada siklus III sebesar 85,71. Ria Novitasari 2013 Perbandingan Pembelajaran Mind Mapping dan Problem Based Learning PBL di SMP Negeri 9 Bandar Lampung Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Mind Mapping dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Ekonomi. Hal ini dapat dilihat melalui nilai rata-rata penggunaan model Problem Based Learning yang lebih tinggi yaitu 75,6 dibandingkan dengan nilai rata- rata Mind Mapping sebesar 69,4. Berdasarkan uji anava diperoleh Sig. O,003 0,05 sehingga ada perbedaan nyata antara hasil belajar yang diberika pembelajaran Mind Mapping dengan Model Problem Based Learning. Fahmi Tamimi 2014 Penerapan model Problem Based Learning PBL untuk meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran tematik kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat tahun ajaran 20132014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model PBL meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berpikir kritis. Dapat dilihat pada presentase sikap percaya diri siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 52,85 dengan kategori sikap percaya diri siswa secar klasikal “cukup baik”, sedangkan siklus II sebesar 75,02 dengan kategori sikap klasikal siswa “baik”. Hal ini menunjuka adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 22,17. Sedangkan untuk keterampilan berpikir kritis siswa dapat diketahui dari presentasi nilai keterampilan berpikir kritis siswa secara klasikal pada siklus I adalah 60 dengan kategori presentase ketuntasan keterampilan berpikir kritis siswa secara klasikal “baik” sedagkan presentase ketuntasan keterampilan berpikir kritis siswa siklus II adalah 80 dengan kategori presentase nilai keterampilan berpikir kritis siswa secara klasikal “baik”. Hal ini menunjukan adanya peningkatan presentase nilai keterampilan berpikir kritis siswa secara klasikal dari siklus I dan II sebesar 20. Dinny Septiany 2014 Penggunaan Model Discovery Learning pada ketimbangan kimia dalam meningkatkan keterampilan berpikir orisinil Hasil penelitiannya menunjukan bahwa rata-rata n-Gain keterampilan berpikir orisinil siswa pada materi kesetimpangan bahan kimia pada kelas yang diterapkan pembelajaran menggunakan model discovery Tabel 4. Penelitian yang relevan Lanjutan learning lebih tinggi dari rata-rata n-gain keterampilan berpikir orisinil siswa pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional di Madrasah Aliyah Negeri 1 Metro. Eni Arinawati 2014 Pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Permadi Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 20132014 Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajatran discovery learning lebih baik daripada siswa yang diajar menggunakan model model pembelajaran langsung Direct Instruction pada siswa kelas V SD Hanny Kruisdiarti 2013 Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Fisika Siswa antara Model Pembelajaran Siklus Belajar Empiris Induktif dengan Pembelajaran Modified Free Discovery- Inquiry Ada perbedaan rrata-rata keterampilan berpikir kritis siswa antara pembelajaran MFDI dengan SBEI. Data kuantitatif yang diperoleh mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran MFDI lebih tinggi dibandingkan pada model SBEI. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara model pembelajaran MFDI dengan model pembelajaran SBEI. Berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh data dikemukakan ahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran MFDI lebih tinggi dibandingkan pada model SBEI.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen variabel bebas dan variabel dependen variabel terikat. Dimana dalam penelitian ini ada dua variabel independen yaitu model pembelajaran Problem Based Learning X1 dan Discovery Learning X2. Variabel dependennya adalah Tabel 4. Penelitian yang relevan Lanjutan kemampuan berpikir kritis Y1 dan hasil belajar Y2 melaui penerapan model pembelajaran tersebut.

1. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 89

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INQUIRY LEARNING PADA SISWA KELAS X IPS MA NEGERI 1 LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/20

1 8 101

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 30

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING.

0 4 43

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING.

4 19 48

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING.

0 4 40

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING.

0 2 22

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

2 11 13