2. Jenis-Jenis Lisensi Hak Cipta
Dari berbagai kepustakaan dapat diketahui bahwa ada dua macam lisensi yang dikenal dalam praktek pemberian lisensi, yaitu:
14
a. Lisensi Umum; Lisensi umum adalah lisensi yang dikenal secara luas dalam praktek,
yang melibatkan suatu bentuk negosiasi antara pemberi lisensi dan penerima lisensi.
b. Lisensi Paksa, Lisensi Wajib Adapun lisensi wajib atau compulsory licenses yang diatur dalam 84
sampai 86 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan pemerintah yang mengatur
tentang lisensi wajib guna mendukung kemajuan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengembangan di Indonesia.
Pada dasarnya, ada empat penggunaan karya cipta yang harus melalui Pemberian Lisensi, yaitu:
15
a. Lisensi Mekanikal Mechanical Licenses Lisensi Mekanikal diberikan kepada Perusahaan Rekaman sebagai
bentuk izin penggunaan karya cipta. Seseorang pencipta lagu dapat melakukan negosiasi langsung atau melalui penerbit musiknya dengan siapa
saja yang menginginkan lagu ciptaannya untuk di eksploitir. Artinya, siapa saja yang ingin merekam, memperbanyak, serta mengedarkan sebuah karya
14
Gunawan Widjaja, Lisensi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001, h. 17
15
Syarifuddin, Perjanjian Lisensi dan Pendaftaran Hak Cipta, Bandung: PT. Alumni, 2013, h. 87
cipta bagi kepentingan komersial, berkewajiban mendapatkan lisensi mekanikal.
Bila sebuah lagu telah di liris secara komersial untuk pertama kalinya dan telah melewati batas waktu yang disepakati bersama, pencipta
lagu dapat memberikan lisensi mekanikal untuk lagu ciptaannya tersebut kepada siapa saja yang memerlukannya untuk dieksploitasi kembali.
Biasanya bentuk rilis album kedua dan selanjutnya ini diterbitkan dalam bentuk album seleksi atau kompilasi.
b. Lisensi Pengumuman Penyiaran Peforming Licenses Lisensi penyiaran adalah salah satu bentuk izin yang diberikan oleh
pemilik hak cipta bagi lembaga-lembaga penyiaran seperti televisi, radio, konser dan lain-lain. Setiap kali lagu ditampilkan atau diperdengarkan
kepada umum untuk kepentingan komersial, penyelenggara siaran tersebut berkewajiban membayar royalti kepada pencipta lagunya. Pemungutan
royalti perforimng rights ini pada umumnya dikelola atau ditangani oleh sebuah lembaga administrasi kolektif hak cipta.
c. Lisensi Sinkronisasi Synchronization Licenses Lisensi ini diberikan untuk kepentingan pengumuman sebuah lagu
dalam bentuk cetakan, baik untuk partitur musik maupun kumpulan notasi dan lirik lagu-lagu yang diedarkan secara komersial. Hal ini banyak
diproduksi dalam bentuk buku nyanyian atau dimuat pada majalah musik dan lain-lain.
d. Lisensi Mengumumkan Lembar Hasil Cetakan Print Licenses
Melalui sebuah
lisensi sinkronisasi,
pengguna dapat
mengeksploitasi ciptaan seseorang dalam bentuk visual image untuk kepentingan komersial. Visual image ini biasanya berbentuk video, DVD,
VCD, MP3, program televisi atau audio visual lainnya. e. Lisensi Luar Negeri Foreign Licenses
Lisensi Luar Negeri ini adalah sebuah lisensi yang diberikan pencipta lagu atau penerbit musik kepada sebuah Perusahaan Agency di
sebuah negara untuk mewakili mereka dalam memungut royalti lagunya atas penggunaan yang dilakukan oleh penggunanya di negara bersangkutan
bahkan di seluruh dunia.
C. Yayasan Karya Cipta Indonesia 1. Sejarah Pendirian Yayasan Karya Cipta IndonesiaYKCI
Yayasan Karya Cipta IndonesiaYKCI adalah sebuah wadah kolektif manajemen yang didirikan pada tanggal 12 Juni 1990 di Jakarta.
YKCI ini berperan sebagai pemegang hak cipta lagu yang di beri kuasa oleh pencipta untuk menarik royalti atas pemakaian karya cipta lagu oleh pelaku
usaha sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta.
YKCI didirikan oleh para pencipta lagu dan para musisi Indonesia, khususnya yang tergabung dalam PAPPRI Persatuan Artis Pencipta Lagu
dan Penata Musik Rekaman Indonesia dengan didukung oleh para sarjana hukum yang menaruh perhatian terhadap persoalan-persoalan hak cipta.